Share

CHAPTER TWENTY EIGHT

Raefal masuk ke dalam ruangan tanpa mengatakan apa pun, bahkan tak ada sapaan ramah atau sekedar basa-basi yang dia lontarkan untuk Aradi. Aku menghela napas panjang, dari tatapan mata dan sikap juteknya ini, aku tahu dia sedang kesal atau mungkin marah.

“Hai, Fal. Bagaimana kabarnya?”

Aradi yang berinisiatif melontarkan pertanyaan, lagi-lagi membuatku tak enak hati jika mengingat betapa baiknya seniorku yang satu ini. Bahkan dia menolak saat aku berencana untuk membayar biaya rumah sakit ini. Terlebih dia begitu antusias dan peduli pada keadaan Raffa.

“Baik,” jawab Raefal terkesan ketus.

“Hm, aku udah periksa keadaan Raffa. Demamnya masih cukup tinggi, tapi jangan khawatir kami akan terus mengecek kondisinya. Untuk beberapa hari ini dia harus menjalani rawat inap di sini.”

“OK. Makasih.” Lagi-lagi Raefal membalas dengan ketus, tanpa sadar membuatku memutar bola mata. Dia membuka jas hitamnya, menyampirkan jas tersebut di sandaran sofa. Lantas menghampiri ranjang Raffa seolah tak memp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status