Share

CHAPTER TWENTY FIVE

Hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit, kami tiba di sebuah restoran bintang lima. Tentu restoran yang pengunjungnya bukan orang sembarangan mengingat harga makanannya yang fantastis. Sudah ku duga, dia akan mengajakku ke restoran mewah.

Kami sudah menempati meja yang berada di barisan belakang. Posisi yang nyaman untuk berbicara panjang lebar dengannya. Ku akui dia cukup pandai mencari tempat untuk menjaga privasi kami agar tidak didengar pengunjung lain. Karena ini jam makan siang, restoran ini cukup penuh oleh orang-orang yang mengenakan jas kantoran.

“Ice coffee. Es standar, jangan terlalu banyak,” kataku pada seorang pelayan yang sedang berdiri di depan meja kami, menunggu pesanan kami.

Zanna mengernyitkan dahinya mendengarku yang hanya memesan secangkir kopi. Berbanding terbalik dengannya yang memesan American food. Oh iya, sepertinya belum ku sebutkan restoran ini menjual berbagai jenis makanan terkenal dari negara lain. Nyaris tak ada makanan khas indonesia yang disajikan di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status