Share

CHAPTER TWENTY THREE

“Kenapa kamu gak bilang kalau kamu ngerasa diabaikan sama aku? Kamu malah diem aja, nganggap hubungan kita baik-baik aja, nyatanya nggak. Kamu tuh udah bohongin aku selama ini.”

“Ayo jawab, jangan diem!” Aku sedikit membentak karena kesal dirinya yang tak kunjung bersuara.

“Aku udah sering bilang kok. Aku bilang kamu banyak berubah sekarang. Tapi kamu gak pernah nganggap serius kata-kata aku,” jawabnya, akhirnya menyahut.

“Kamu ngomong kayak gitu tiap kali kita lagi berantem. Gimana aku serius nanggepinnya? Orang yang lagi marah ngomongnya suka ngelantur, kan? Itu yang aku percaya.”

Raefal mendengus kecil saat mendengarnya.

“Aku kira kamu ngerti perasaan aku. Kamu tahu kan gimana senangnya aku waktu Raffa lahir? Aku ampe bilang ke kamu, aku gak mau pake jasa babbysitter, aku mau urus anak aku sendiri. Aku mau didik dia sendiri, besarin dia sendiri. Kamu ingat kan aku selalu ngomong kayak gitu ke kamu?” tanyaku, yang hanya dibalas anggukan oleh Raefal.

“Terus kenapa? Kenapa kamu gak ng
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status