Share

Bagian 44

 “Kalau tidak suka, silakan pulang, Mas. Lagian, Mas Agam juga sudah digugat cerai, kan? Kenala masih ke sini? Biasanya juga,  gak ingat kapan Danis ulang tahun.” Adik semata wayangku mengungkapkan kekesalannya.

Lagi-lagi, Aira menangis karena tidak mendapat barang yang diinginkan.

“Danis, ayah pulang, ya?” pamit Mas Agam.

“Iya,” jawab anaknya dengan ketus, tanpa menoleh sama sekali.

“Aira, kadonya dikasih sama Mas Danis, sana.” Ibu mertua membujuk anak Rani yang masih sesemggukan di pangkuan.

Benda yang terbungkus kertas itu, teronggok di sudut ruangan bersama jaket dan Ibu. Sepertinya, Fani yang menyingkirkan.

“Gak mau! Kadonya mau dibawa pulang aja!”

“Bawa pulang aja. Kita juga malas buka barang kamu,” sungut Fani kesal.

Bapak masuk dari ruang tamu, dan segera bergabung duduk bersama kami.

“Agam, setelah ini, saya minta jangan data

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Herta Mawati Purba
ceritanya seru ada perlawa nan dari nia
goodnovel comment avatar
Hasdi Nursi
k0 ikutan nyesek jg ya, pas katanya Agam mengucapkan kata talak pada Nia di pengadilan. Saya se0rang wanita, sedih aja bayanginya. Semangatt Nia. Ssemangat jg untuk Auth0r, ceritanya keren,,.........
goodnovel comment avatar
Mujiono 12
tapi membaca memang menyenangkan dan bioa orang brli koin maka orang tersebut kayaknya bodoh sekali. kiita bula aja pakai data kok masib beli koin untuk buka. .kan begoooo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status