Share

Bab 668

Author: Angin
"Menantuku ... Naga Hitam? Serius?" Yani memukul kepalanya sendiri dengan penuh penyesalan. "Yani, kamu ini benar-benar bodoh! Kamu menolak dan bahkan mengusir menantu terbaik di seluruh dunia!"

Sandra melirik Nova sekilas dengan tatapan dingin, lalu berkata, "Jaga dirimu, selamat tinggal."

Usai berbicara, dia pun berbalik dan pergi dari tempat itu.

Melihat ekspresi Nova yang kecewa, Grace hanya bisa menghela napas. Setelah itu, dia menarik tangan Gilang dan berkata, "Ayah, kita juga pulang ke Rivera Utara saja. Chandra tidak cocok dengan tempat ini, begitu pula dengan kita."

"Baik," ucap Gilang seraya mengangguk. Kemudian, mereka berdua pergi meninggalkan Hotel Rivera.

Melihat kepergian Sandra, Nova buru-buru menghentikannya, "Sandra, jangan pergi. Beri tahu aku, aku harus bagaimana sekarang?"

Sandra berbalik menatap wajah Nova yang telah dibasahi air mata, lalu berkata, "Menyesal sekarang nggak ada gunanya. Saat itu, kamu sendiri yang membuat Chandra meninggalkanmu. Aku juga nggak bi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2583

    Chandra melirik Hanna dengan penuh rasa terima kasih. Master Pedang menarik napas dalam-dalam, hatinya masih gelisah, sulit untuk merasa tenang. Chandra berjalan mendekat, lalu menatap kedua perempuan itu. Masing-masing memiliki aura yang berbeda, tapi sama-sama memukau.“Hormat kepada Ratu dan Master Pedang,” kata Chandra dengan sopan.Master Pedang hanya bergumam pelan, tidak menjawab. Hanna tertawa pelan dan bertanya, “Bukannya kamu sudah meninggalkan kerajaan kami? Kenapa kamu kembali?”“Aku dengar tempat ini menyembunyikan seni pedang yang tak tertandingi. Kerajaan Alunara memiliki kutukan. Sebelumnya aku pernah melihat Jurus Kutukan. Jadi aku sangat tertarik dengan hal ini. Makanya aku datang ke sini untuk melihat-lihat. Oh ya ….”Chandra teringat dengan sesuatu. Dia pun melirik ke arah Master Pedang. “Tadi saat aku bersembunyi, aku dengar Master Pedang bilang orang yang ditakdirkan adalah orang yang memiliki tubuh pedang dan memiliki energi pedang dari Leluhur Pedang zaman antig

  • Jenderal Naga   Bab 2582

    Gusan adalah seorang prajurit kuat yang sangat berpengaruh. Sekarang ada seorang prajurit kuat sedang berteriak di luar gerbang gunung, menuntut formasi gerbang dibuka. Master Pedang Zuwei pun merasa gelisah. Haruskah dia membuka formasi atau tidak?“Master Pedang, bagaimana kamu menghadapi prajurit kuat itu?” tanya Hanna.Master pedang berpikir sejenak, lalu menjawab, “Sekte Pedang Zuwei bukanlah sekte tersembunyi. Sekarang begitu banyak prajurit kuat muncul di luar gerbang gunung. Kalau aku nggak bukakan pintu, sepertinya aku terkesan agak picik.”Master Pedang memutuskan untuk membukakan pintu. Meskipun Sekte Pedang Zuwei memiliki seni pedang yang tak tertandingi, seni pedang mereka hanya diwariskan secara lisan dari leluhur mereka. Dia sendiri tidak tahu di mana seni pedang itu berada.“Aku menghormati keputusanmu,” kata Hanna dengan suara pelan.Di sini adalah Sekte Pedang Zuwei. Meskipun Sekte Pedang Zuwei dan Kerajaan Alunara selalu dalam hubungan baik, Hanna tidak pernah ikut c

  • Jenderal Naga   Bab 2581

    Hanya tinggal selapis kulit yang tersisa di wajah orang tua itu. Orang-orang bahkan bisa melihat tulang-tulangnya. Dia terlalu kurus, tampak seperti kerangka tulang yang berpakaian. Kelopak matanya cekung, wajahnya pucat pasi. Ekspresinya pun terlihat sedikit menakutkan.Begitu orang tua itu muncul, banyak prajurit spontan mundur ke belakang. Orang tua itu berjalan di udara. Tubuhnya turun perlahan-lahan dari langit dan mendarat di tanah. Semua orang menatap dengan waspada sosok prajurit kuat yang telah mendominasi dunia selama ratusan ribu tahun itu.Gusan mengedarkan pandangannya ke kerumunan dan berkata dengan tenang, “Dunia hanya tahu tentang kutukan Kerajaan Alunara, tapi mereka nggak tahu kalau seluruh Dunia Qiza terkutuk.”“Makhluk yang hidup di Dunia Qiza nggak akan dapat bertahan hidup lebih dari satu juta tahun. Setelah hidup selama satu juta tahun, mereka akan mati. Makhluk hidup di Dunia Qiza nggak bisa mencapai Alam Dewa Agung. Begitu mereka mendekati Alam Dewa Agung, mere

  • Jenderal Naga   Bab 2580

    Sekte Pedang Zuwei memang tempat yang bagus untuk berkultivasi dan meningkatkan citra dharma. Namun, Chandra tidak ingin berkultivasi saat ini. Karena dia ingin menunggu batas waktu sampai satu bulan. Dia baru bisa berkultivasi dengan tenang setelah dia aman dalam melewati waktu satu bulan ini. Dengan begitu, dia bisa meningkatkan citra dharmanya atau mungkin bisa saja dia mencapai tingkat Alam Bencana.Chandra duduk di area gunung belakang lalu menyalakan rokoknya karena bosan. Asap mengepul di ujung jarinya saat dia memegang rokok. Di saat yang bersamaan, dia juga merindukan rumah. Dia merindukan bumi sekaligus Nova yang ada di bumi. Apa yang dilakukan Nova saat ini setelah bertahun-tahun berlalu?Di sisi lain, di area luar gerbang Sekte Pedang Zuwei. Para prajurit Dunia Qiza tidak bisa menembus formasi pelindung Sekte Pedang Zuwei yang sangat besar. Karena formasi pelindung ini dibentuk oleh mantan senior Sekte Pedang Zuwei yang sangat kuat bertahun-tahun yang lalu. Hal ini menyeba

  • Jenderal Naga   Bab 2579

    Master Pedang bisa merasakan kepergian Chandra dari langkah kakinya. Namun, dia tidak berani bertindak karena dia sadar kalau sosok tak terlihat itu pastinya sangatlah kuat. Master Pedang langsung mengernyit setelah Chandra pergi lalu bergumam dengan raut wajah serius, “Siapa sosok itu? Padahal aku sudah memasang formasi pelindung gunung yang tidak bisa ditembus oleh sembarangan orang. Namun, tiba-tiba saja sosok misterius muncul dan diam-diam mengikutiku. Apa tujuan sosok itu sebenarnya?”Sang Master Pedang benar-benar bingung. Dia tidak tahu, siapa yang mengikutinya dan apa tujuan sosok itu? Akhirnya, dia bergegas keluar dari menara untuk menemui Ratu Hanna. Di sisi lain, Hanna sedang termenung duduk di halaman kediamannya ketika Master Pedang menghampirinya. Kemudian Master Pedang langsung menceritakan pengalamannya di menara kepada Hanna.“Aku bisa merasakan langkah kakinya dengan sangat jelas, tapi aku tidak bisa merasakan atau melihat siapa pun di sana.”“Master Pedang, kekuata

  • Jenderal Naga   Bab 2578

    Chandra mengikutinya sampai di depan sebuah pintu. Pintu itu tampak terukir tulisan dengan ukuran besar, tapi tulisan itu sangatlah kuno. Bahkan Chandra tidak bisa mengerti kata-kata dari ukiran itu. Chandra berhenti sejenak lalu ikut berjalan masuk ke dalam menara. Bagian dalam menara ternyata sangatlah besar. Lantai pertama menara memiliki luas sekitar seribu meter persegi yang dipenuhi dengan rak buku. Namun, Master Pedang tidak berhenti di lantai pertama, melainkan terus naik sampai lantai sembilan dan Chandra terus mengikutinya. Sesampainya di lantai sembilan, Master Pedang langsung mencari sebuah buku dan menemukan sebuah buku yang sangat kuno di deretan rak buku. Kemudian dia menghampiri sebuah kursi dan langsung mendudukinya lalu membaca buku dengan sangat serius. Di saat yang bersamaan, Chandra melihat ke sekelilingnya dengan penasaran lalu mengambil sebuah buku. Bahasa buku itu bukanlah bahasa bumi, jadi dia sama sekali tidak mengerti. Bahkan Chandra tetap saja tidak bisa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status