Share

SULTAN

Furqon duduk dan memegang buku pelajaran di meja belajarnya. Ia sebenarnya merasa kasihan pada Rahelsa, tapi mengingat peristiwa kelam dimasa lalu saat kakeknya Rahelsa mengayunkan pisau hingga merenggut nyawa ibunya, membuat Furqon terbelenggu hatinya untuk sekedar bersimpati pada Rahelsa.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Pangeran belum juga pulang. Trauma dengan masa lalu membuat Furqon membayangkan kalau ia akan melihat mayat pangeran didepan rumahnya.

Furqon langsung meraih ponselnya dan menelpon Pangeran.

“Hallo, dimana?” tanya Furqon singkat.

“Furqon, aku sekarang bersama Om Iskandar di kantor polisi, sedang mengurus kasus Rahelsa. sebentar lagi aku akan pulang…” sahut Pangeran di balik ponsel.

“Mmm baiklah…” jawab Furqon.

-Di Kantor Polisi-

Iskandar bertaut alisnya mendengar nama Furqon disebut oleh pangeran, “Apa yang menelpon barusan tadi adalah pangeran?&rdquo

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status