#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET
#22
"Mana Mas paketan aku?" tanya Widya saat aku baru saja sampai di kantor. Ia terlihat sumringah saat aku mengembalikan paket miliknya yang masih utuh.
"Engga jadi di balikin?" tanyaku polos.
Widya menggeleng, "Kata Tama biarin aja, biar nanti dia beli lagi."
Entah apa yang tengah di rencanakan Pratama, apakah ia menggunakan kesempatan ini untuk mengancamku? atau ... ahh, sekali lagi aku benci jika harus menebak-nebak.
Ting!
Satu pesan masuk ke ponsel milikku. Aku segera meninggalkan Widya dan membuka pesan yang berasal dari Asmara.
[Aku bakalan kasih tahu, kalau Mbak Nia sudah cukup siap bertemu sama kamu Mas!"]
Aku tersenyum kala membaca pesan tersebut. Pintar sekali memang adikku. Secara tidak langsung, ia tidak melepaskan begitu saja kakak iparnya
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#23Widya membulatkan mulutnya, ia menatapku dengan tatapan tak percaya bahwa aku menamparnya di depan Ibu dan Asmara."Kamu nampar aku Mas! beraninya kamu!" Bibirnya bergetar kala mengucapkan hal tersebut. Ia begitu tak terima dengan apa yang aku lakukan.Widya nampak begitu marah saat aku menamparnya di depan ibu dan Asmara. Apalagi ada Nia juga disini.Ia berteriak seraya menangis terisak, dramatis sekali. Ia lupa bahwa apa yang telah ia lakukan juga menyakiti hati banyak orang."Dengar ya Wid, cukup kamu permainkan aku. Cukup sudah kamu buat rumah tangga aku hancur! aku gak ada hak apapun buat tanggung jawab sama anak dalam kandungan kamu, aku bukan ayahnya!" bentakku.Semua orang dalam ruangan ini tercengang, tak terkecuali dengan Widya yang tak percaya jika aku mampu mengatakan semua di depan Nia.
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#24Bapak menoleh, sama denganku. Lalu beliau memberikan handuk tersebut ke Nia."Biarkan mereka berdua dulu Bu, sudah saatnya mereka bicara. Tidak saling lari dan mencari pelampiasan masing-masing," ucap Bapak.Kedua orangtuaku serta adikku pun keluar dari kamar. Membiarkan aku dan Nia hanya berdua.Kini, Nia duduk di sebelahku yang berbaring di atas kasur. Ia mengelap beberapa luka memar di wajahku. Wajahnya nampak sangat khawatir. Aku yakin, ia masih mencintaiku sama seperti hatiku yang akan selalu mencintainya.____Nia mengelap luka di area wajahku, lebam yang tadi begitu terasa nyeri, kini tak lagi terasa. Hanya usapan lembut Nia yang terasa halus menyentuh wajahku.Aku terus memandangi wajahnya, wajah yang selama ini begitu aku rindukan. Wanita yang selama ini aku sia-siakan dan aku cam
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET #25 Disty membuka perlahan amplop tersebut dan membacanya secara seksama. Air mata mengalir membasahi pipinya. "Ya Allah Mas ... apa salahku!" rintihnya. Ibu berjalan mendekat dan duduk disamping Disty kemudian memeluk Disty untuk menenangkannya. "Awas kamu Mas!" geram Disty. Aku yakin, Pratama akan segera menjadi seorang gelandangan yang tak lagi mampu bangga dengan kekayaannya. "Sabar Mbak ..." ucap Nia berusaha menenangkan. "Makasih ya Rob, makasih ya semuanya. Saya akan beri pelajaran buat suami tidak tahu diri itu!" sentaknya. _____ #Disty Aku mulai curiga dengan sikap Mas Tama yang selalu saja aneh. Ia memang selalu pulang kerja tepat waktu dan selalu bersikap manis di depanku. Hanya saja, hatiku benar-benar mulai terganggu saat men
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#26#DistyMas Tama nampak begitu kesal dan marah ketika dengan tegas aku menunjuk Roby sebagai penggantinya di perusahaan ini."Liat aja ya kalian berdua!" ancamnya seraya berjalan pergi meninggalkan kantor."Sabar ya Bu, eh Disty," ucap Roby berusaha menghiburku.Aku mengangguk, "Tolong jaga kepercayaan saya Rob, saya yakin kamu mampu." pintaku.Entah mengapa aku begitu percaya pada Roby, aku hanya tahu ia adalah korban kelakuan Mas Tama yang serakah.______#RobyAku tercengang ketika tiba-tiba Disty meminta aku untuk menggantikan Pak Bos mengelola perusahaan."Roby, duduklah, saya ingin bicara sebentar ..." ucap Disty padaku.Setelah Pratama pergi dari kantor, Disty memang terlihat lesu dan nampak sekali ia menahan kecewa yang teramat dalam
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#27Aku tersenyum kecil, berusaha mencairkan suasana yang sedikit tegang di antara kami berdua."Beruntung ya, Nia punya suami seperti kamu," lirihnya."Kenapa?"_______Aku berusaha mempertegas ucapan Disty karena tak ingin salah dengar. Namun, Disty justru menghindar dan tak ingin mengulangi ucapannya. Aku harap, ia tak akan menjadi godaan untukku dan rumah tanggaku."Sayang, aku dapat fasilitas dari kantor," jelasku penuh antusias.Usai pulang dari kantor, aku sengaja langsung pulang untuk bisa menyampaikan kabar baik ini pada Nia dan kedua orangtuaku."Kamu gak usah jualan lagi ya, biar aja Asmara yang nerusin," pintaku pada Nia seraya mencium lembut pipinya.Nia tersenyum bahagia, sama denganku. Sepertinya ia pun merasakan kebahagiaan yang
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#28"Aku langsung pulang ya, Nia pasti udah nungguin aku," pamitku ketika kami sampai di depan rumah mewah Disty.Rumahnya begitu megah, sangat mewah bahkan memiliki gerbang yang tinggi."Gak mampir dulu?" ucap Disty.Aku menggeleng lemah, berusaha menolak secara halus agar ia pun tidak tersinggung.Tanpa menunggu ia masuk, aku segera melajukan mobil untuk pulang. Tak sabar rasanya sampai di rumah dan bertemu dengan istriku.Aku merasa sangat beruntung karena tidak menerima tawaran Disty untuk semua fasilitas yang ia berikan. Rumah, mobil semuanya yang aku yakin akan di anggap sebagai hutang budi untukku kelak.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika aku sampai di depan rumah orangtuaku. Tanpa menunggu lama lagi aku segera mengetuk pintu.Tok tok tok!
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#29"Assalamualaikum," sapaku sore iniSengaja memang aku pulang lebih awal, selain karena Disty mengizinkan aku pulang setelah tanda tangan kontrak itu. Akupun ingin segera pindah rumah bersama Nia.Aku rindu saat-saat berdua dengan istriku. Rasanya sudah sangat lama kami menyia-nyiakan waktu bersama."Waalaikumsalam."Ternyata Ibu yang membuka pintu, karena Nia tengah bersama dengan Asmara di kamar."Sedang apa mereka Bu?" tanyaku."Nia lagi ngajarin adik kamu, kan kamu bilang online shop nya mau di pindah ke adik kamu."Aah, aku hampir saja lupa pada permintaanku tempo hari. Aku bergegas menemui mereka di dalam kamar."Assalamualaikum," sapaku lagi seraya membuka pintu kamar."Waalaikumsalam, Eh Mas udah pula
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#30Meski ada sedikit perasaan bersalah telah menolak Disty, aku berusaha tetap pada pendirianku untuk pulang lebih awal.Tak sabar rasanya ingin melihat langsung ekspresi wajah istriku saat ini. Saat kami tengah menerima hasil dari kerja keras kami berdua selama ini.Mobil melaju dengan kecepatan sedang, jarak tempuh yang tak begitu jauh membuatku lebih bisa santai berkemudi di sore yang cerah ini."Assalamualaikum," sapaku seraya membuka pintu rumah.Aku langsung masuk karena pintu rumah tak terkunci. Berjalan perlahan menuju dapur. Namun, tak aku temukan ia di semua sudut ruangan."Sayang ... aku pulang ..." teriakku.Hening, tak ada jawaban. Kemana istriku? aku ambil ponsel di saku celana dan segera menghubungi Asmara untuk memastikan Nia ada di sana."Assalamu