BUT HER FLY

BUT HER FLY

last updateLast Updated : 2025-03-20
By:  ISXCKOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
51views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sinopsis "But Her Fly" "But Her Fly" adalah sebuah kisah dramatis tentang seorang wanita bernama Clara, yang terjerat dalam dunia kelam yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Setelah kehilangan pekerjaan dan menghadapi beban hidup yang semakin berat, Clara yang sudah dewasa dan memiliki banyak impian, terpaksa menerima kenyataan pahit bahwa untuk bertahan hidup, dia harus memilih jalan yang penuh dengan aib. Tertimpa kesulitan ekonomi setelah perceraian yang traumatis dan tanpa dukungan dari siapapun, Clara merasa tidak ada lagi pilihan selain menjadi seorang pekerja seks. Dunia yang gelap dan penuh stigma ini, baginya, adalah satu-satunya cara untuk mengumpulkan uang dan menjaga kelangsungan hidupnya. Dengan menggunakan nama samaran "Butterfly", ia berusaha bertahan dengan menutupi rasa malu dan luka di hatinya, sembari mencoba untuk tetap menjaga harga dirinya dan impian-impian kecil yang masih ada. Namun, semakin dalam Clara terlibat dalam dunia ini, semakin ia merasakan konflik batin yang mempengaruhi setiap langkah hidupnya. Ia bertemu dengan berbagai macam orang, dari yang menyakitkan hingga yang memberi secercah harapan. Di tengah kegelisahan dan perjuangan untuk menemukan makna hidup di tengah kegelapan, Clara perlahan belajar bahwa meskipun tubuhnya bisa diperjualbelikan, hatinya tetap miliknya. "Butterfly" adalah cerita tentang kekuatan untuk bertahan, perjuangan untuk menemukan kebebasan dalam keadaan terperangkap, dan proses menemukan kembali diri sendiri meski hidup membawa seseorang ke tempat yang paling tidak diinginkan. Dengan narasi yang penuh emosi dan ketegangan, Clara berusaha mencari jalan untuk bangkit, menerima masa lalunya, dan menemukan cara untuk kembali terbang seperti kupu-kupu dari dunia yang sempit dan gelap.

View More

Chapter 1

Bab 1: Pilihan yang Tak Terelakkan

Pagi itu, Clara duduk di meja makan dengan secangkir kopi yang hampir dingin. Pandangannya kosong, melayang ke luar jendela yang menampilkan pemandangan kota yang sibuk. Namun, matanya tak benar-benar melihat apa pun di sana. Semua yang dia lihat adalah bayangan masa lalu yang terus menghantui pikirannya—perceraian yang menghancurkan, pekerjaan yang hilang, dan tekanan yang semakin menyesakkan dadanya.

Dia sudah mencoba segalanya. Mengirimkan ratusan resume ke berbagai perusahaan, menghadiri wawancara yang satu per satu berakhir dengan penolakan. Tapi saat ini, Clara merasa lelah. Lelah berjuang melawan dunia yang seolah tak memberinya kesempatan lagi. Di usia yang sudah menginjak 30-an, dengan riwayat pekerjaan yang tak terlalu gemilang dan beban kehidupan yang semakin berat, harapannya semakin memudar.

Hidupnya tak pernah seperti ini sebelumnya. Dulu, Clara pernah percaya bahwa hidup itu tentang memilih dan berjuang untuk impian. Namun, setelah perceraiannya yang menyakitkan, impian itu terhempas begitu saja, tersapu oleh kenyataan pahit yang tak bisa ditolak. Suaminya, yang dulu dia kira adalah pasangan sehidup semati, ternyata memilih untuk meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Tidak ada lagi cinta, tidak ada lagi ruang untuk berharap.

Dia merasa seperti terperangkap dalam dunia yang terus bergerak maju, sementara dia hanya bisa melihatnya dari kejauhan, tanpa bisa mengikutinya. Tidak ada yang tersisa selain tumpukan tagihan yang harus dibayar, dan suara-suara dalam kepalanya yang terus memaksanya untuk mencari cara agar bisa bertahan hidup.

Clara menghela napas panjang dan menatap cermin di atas meja dapur. Apa yang dia lihat di sana bukanlah seorang wanita muda yang penuh dengan harapan dan impian. Itu adalah wajah lelah, dengan garis-garis halus yang menandakan stres dan kekhawatiran yang tak pernah berhenti. Sesekali, ia melihat seberkas cahaya di matanya, seakan ada secercah keinginan untuk berjuang lagi. Tapi, semakin lama, keinginan itu semakin pudar.

Ponsel di meja bergetar, membuyarkan lamunannya. Clara melihat layar ponselnya, ada pesan singkat dari seorang teman lama yang dia kenal sejak masa kuliah. Isinya singkat: "Clara, aku dengar ada pekerjaan yang bisa kamu coba. Aku bisa bantu kalau kamu mau."

Clara merasa sedikit terkejut. Teman itu, Yani, bukanlah orang yang sering menghubunginya lagi. Namun, pesan itu mengingatkan Clara bahwa dia sudah sangat terdesak. Pekerjaan apapun, bahkan pekerjaan yang mungkin tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, sudah menjadi pilihan yang harus dia pertimbangkan.

Dia mengetuk layar ponselnya dan membalas dengan hati-hati, "Apa pekerjaan itu?"

Tak lama, pesan balasan datang: "Aku akan menghubungimu segera. Jangan terlalu banyak berpikir. Kadang, kita harus memilih apa yang bisa menyelamatkan kita."

Clara merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Apa maksud Yani? Apa jenis pekerjaan yang dimaksud? Dia sudah mendengar gosip-gosip tentang pekerjaan semacam itu, pekerjaan yang tidak pernah bisa diterima oleh siapa pun yang masih punya harga diri. Namun, dalam keadaan seperti ini, di tengah kebuntuan dan kesulitan, Clara tahu bahwa dia tidak punya banyak pilihan.

Pikirannya berputar-putar. Apa yang dia miliki selain dirinya sendiri? Dia tidak punya keluarga yang bisa diandalkan, dan teman-temannya mulai menjauh. Hidupnya sudah jatuh ke titik terendah, dan dia terjebak dalam labirin kebingungannya. Setiap jalan yang dia pilih seakan membawa dia lebih dalam ke dalam kegelapan.

Beberapa jam kemudian, Yani menghubunginya lagi, kali ini dengan penjelasan yang lebih jelas: "Ada tempat yang membutuhkannya. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Semua aman."

Aman. Clara tersenyum pahit. Dia tahu kata "aman" di dunia ini hanya milik mereka yang masih memiliki jalan keluar. Tapi untuk Clara, jalan keluar itu sudah semakin kabur.

Hari itu, ketika dia mengunci pintu rumahnya dan melangkah keluar untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, Clara merasa sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Rasa takut dan malu berbaur dengan perasaan pasrah dan keputusasaan. Namun, di saat yang sama, ada perasaan lain yang mulai tumbuh—perasaan bahwa dia tidak bisa lagi mundur.

Dengan langkah-langkah yang ragu, Clara mulai menapaki jalan yang tidak pernah dia bayangkan akan menjadi pilihan terakhirnya. Dunia yang sudah lama dia hindari kini harus dia masuki. Dunia yang penuh stigma, penuh aib, namun juga dunia yang sepertinya memberikan satu-satunya cara untuk bertahan hidup.

Namanya adalah Clara, namun di dunia baru ini, dia akan menjadi Butterfly.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status