❤ Rina
Aku terdiam di atas tempat tidurku setelah berhasil menidurkan putriku tercinta, Elysia.
Aku tatap wajah tenang Elysia yang sepertinya sudah sangat lelap dalam tidurnya. Kuusap pelan pipi Elysia, dan kusingkirkan sedikit rambut yang saat ini jadi menutupi wajahnya.
Melihat tidur Elysia yang terlihat tenang sekali, membuat pikiranku jadi kembali berkelana pada obrolanku dan Elysia malam tadi sebelum ia tertidur dalam pelukanku seperti saat ini.
- Flashback -
Selesai sholat isya tadi, aku dan Elysia sudah berbaring di atas tempat tidur setelah selesai dengan kegiatan kami untuk cuci muka dan sikat gigi.
💙 Mas RezkySelesai sholat subuh, aku termenung di atas tempat tidurku menatapi ponselku yang tetap tak menyala sejak tadi malam.Rina benar-benar tak membalas pesanku sama sekali. Teleponku sebanyak tiga kali juga tak ia terima saat pagi tadi.Aku menghela napas pasrah.Hanya bisa berharap, bahwa semoga saja tak ada yang berubah setelah ini. Sebab aku benar-benar tak siap jika harus kehilangan Rina lagi.Aku sungguh tak siap.Karena aku rasa, aku baru saja bersiap untuk mendekatinya. Aku baru saja berusaha. Jadi aku tak ingin semua jadi berakhir sia-sia."Ya Allah. Semoga aku mas
❤ RinaHari ini, Elysia ikut aku ke toko sejak tadi pagi.Cukup lama Elysia bermain di butik bersama Lia, kini gadis kecilku itu sedang sibuk mewarnai dengan setoples astor coklat di hadapannya. Dan tenang saja, karena kami sudah selesai makan siang dan juga sholat zuhur berjamaah bersama."Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam," jawabku dan Elysia di waktu yang bersamaan."Masuk aja," kataku mempersilahkan.Pintu terbuka. Dan ternyata, tamu yang sejak tadi ditunggu telah tiba."Hai Dam," sapaku, sambil memberikan senyumanku."Halo
❤ RinaPagi ini aku sudah sampai di toko, menunggu Damar selesai menjemput kaos seragam yang ia pesan untuk acara di kantornya."Mba Rina, bajunya beres, udah masuk semua ke mobil Mas Damar," kata Faiz, salah satu pegawai laki-laki dari bagian konveksi."Oke Iz, makasih ya."Faiz menganggukan kepalanya, "Iya Mba, sama-sama. Kalau gitu, aku balik ke sablonan lagi ya Mba. Mau ngerjain pesenan untuk sponsor acara.""Iya. Nanti siang atau sore, aku main ke sana ya."Faiz mengangkat ibu jarinya, "Siap Bos. Udah banyak yang jadi juga, Mba. Jadi nanti Mba Rina bisa cek kalau ke sana."Aku
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAnak-anak sudah mulai berganti pakaian dengan baju renang mereka.Dan dari tempatku berada, aku bisa melihat Rina yang sepertinya sedang merapikan baju-baju Elysia untuk dimasukan ke dalam tas besar yang ia bawa.Aku tersenyum, lalu berjalan mendekat ke arah Rina."Hai Rin," sapaku saat aku sudah berdiri di dekat Rina.Rina mengangkat wajahnya setelah mendengar panggilan yang kuberikan padanya, "Halo Mas."
❤ RinaSaat ini, Elysia sudah masuk ke dalam ruang penanganan yang ada di IGD rumah sakit Karyadi.Tadi saat kita sampai, Shinta sudah menunggu di depan pintu masuk IGD dengan sangat tanggap sekali. Dan bersyukur sekali, karena Elysia bisa langsung ditangani di sini.Entahlah, aku tak tahu siapa yang telah menghubungi Shinta dan mengabarkan soal keadaan Elysia. Tapi mungkin, Mas Rezky yang telah melakukannya.Walau Elysia memang sudah diperiksa di dalam sana. Tapi aku masih belum bisa tenang sekarang, sebab aku masih harap-harap cemas menanti hasil pemeriksaan Elysia. Dan aku benar-benar berharap dan senantiasa berdoa, bahwa semoga putri kecilku tak apa. Semoga Elysia tetap baik-baik saja keadaannya.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****❤ RinaAlhamdulillah Elysia sudah sadar.Tapi entah mengapa, sejak tadi, Elysia tak bisa ditenangkan tangisannya. Putriku terus saja menangis dan sulit sekali untuk menghentikannya.Tak seperti biasanya.Elysia juga tak mau makan, hanya mau minum jus, itu pun langsung dia keluarkan lagi dari mulutnya. Bahkan Elysia juga langsung muntah-muntah saat dicoba untuk memberikan obat padanya.Mungkin itu terjadi, karena Elysia masih terus saja menangis sejak tadi.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****❤ RinaElysia masih tetap menangis sampai saat ini. Tangisannya benar-benar belum mau untuk berhenti. Bahkan kini, Elysia semakin histeris dan menangis dengan kencang sekali. Padahal aku sudah berusaha untuk menenangkannya sejak tadi."Sudah ya sayang. Nanti dadanya El sesek. El udah lama banget lho nangisnya."Tapi tak mempan.Elysia justru menangis semakin kencang.Jadi kini aku hanya pasrah, dan kembali menepuk-nepuk punggung Elysia. Dan berharap, bahwa semoga putr
❤ RinaAku berjalan berdampingan bersama Mas Rezky sampai ke depan pintu rumah Ibu.Alhamdulillah, Elysia sudah diperbolehkan untuk pulang. Dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah Ibu, bukan ke rumahku sendiri, karena Mas Rezky yang mengantarkan kami pulang.Entahlah, dari semenjak kemarin malam, rasanya aku berubah jadi sangat pendiam saat berada dekat dengan Mas Rezky.Bukan karena malu, tapi karena aku masih merasa sangat terkejut dengan semua hal yang telah Mas Rezky ungkapkan kepadaku.Dan sepertinya, aku belum siap menerima serangan mendadak di saat sebelum-sebelumnya aku merasa bahwa semua hal yang terjadi di antara kami berdua telah berjalan normal seperti biasanya. Seperti