Share

Bab 836

Author: Galang Damares
Pernikahannya terlalu tenang sehingga dia tidak tertimpa masalah, tidak mengalami pasang surut dan tidak bergairah.

Seperti inilah hidup Dora sekarang.

Dia dan suaminya telah memasuki usia paruh baya. Mereka menganggap cukup baik jika mereka bisa berhubungan sebulan sekali.

Namun, setiap kali suaminya merasa seolah-olah sedang menyelesaikan pekerjaan rumah. Dia tidak menggoda, membuatnya senang atau bertanya apakah dia puas.

Sebenarnya Dora merasa hampa, jadi dia selalu menggodaku saat dia pergi ke toko untuk memijat.

Namun, terlepas dari semua godaan itu, Dora tidak pernah berpikir untuk melakukan hal yang akan mengecewakan suaminya.

Namun, barusan momen singkat bersamaku seolah telah membuka pintu di hatinya. Dia merasa bingung dan kehilangan arah.

Hal yang lebih penting adalah beberapa belenggu di tubuhnya seakan terbuka. Dia menjadi sensitif, bersemangat hingga bahkan sedikit kehilangan kendali.

Dora tidak dapat menahan diri untuk memasukkan tangannya ke dalam pakaiannya. Kemudian,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1637

    "Leo, kamu punya hak apa buat meledek aku? Kamu cuma beruntung punya ibu yang selalu pasang badan buat kamu. Semua yang kamu punya sekarang, cuma karena perlindungan dari ibumu.""Kalau bukan karena ibumu, kamu itu bukan siapa-siapa.""Tapi, aku beda sama kamu. Semua yang aku capai sekarang, itu hasil usahaku sendiri!"Leo sangat marah hingga dadanya naik turun.Winston bahkan mengejeknya sebagai anak yang tidak pernah dewasa. Dia hanya bersembunyi di pelukan ibunya.Bagaimana mungkin dia bisa menerima hinaan seperti itu?"Sialan, tutup mulutmu!" teriak Leo sambil menerjang Winston, lalu keduanya pun berkelahi.Liam yang biasanya jarang bicara itu, tiba-tiba mengentakkan cangkirnya ke meja dengan keras.Kedua orang yang sedang bergulat itu terkejut dan berhenti.Sosok Liam memancarkan aura yang makin dingin. Perkataannya pun sangat singkat dan padat.Dia berkata dengan nada dingin, "Kita disebut Empat Tuan Muda Kota Jilin, tapi malah ribut di sini. Penyebabnya cuma gara-gara seekor kut

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1636

    Kiki dan Zudith tidak berkata apa-apa lagi.Karena semua analisis yang bisa aku jelaskan sudah aku jelaskan. Semua pertimbangan juga sudah aku pikirkan. Memang sekarang tidak ada solusi yang lebih baik lagi.Akhirnya, kami sepakat dan memutuskan untuk sementara membiarkan saja begitu.Dugaanku memang tepat. Orang-orang yang bikin onar kali ini memang disuruh oleh Rony.Saat itu, Rony, Leo, Liam dan Winston sedang duduk di sebuah kedai kopi tidak jauh dari sana. Mereka menikmati apa yang baru saja mereka ciptakan."Ckck ...." Rony menggelengkan kepalanya. "Nggak nyangka Edo susah banget disingkirkan. Pak Rony, sepertinya cara kamu kurang manjur, ya."Winston menyesap kopi dengan tenang. "Dia cuma kutu busuk yang keras kepala. Dia selalu berusaha meronta meski tinggal menunggu mati.""Hahaha ... kutu busuk. Pak Winston, perumpamaanmu itu benar-benar kocak sekali." Rony tertawa terbahak-bahak.Leo menuangkan kopi ke cangkir mereka satu per satu. "Tapi, kutu busuk macam itu kabarnya berhas

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1635

    Hal itu juga bisa membuat orang lain merasa aku pilih kasih.Harus aku akui, Hairu memang lebih licik dan juga lebih cerdas dibanding Dono.Aku tersenyum sambil mengangguk. "Yah, kontribusi kalian besar sekali."Melihat suasana sudah pas, Hairu memberi isyarat dengan matanya pada Dono.Dono segera melangkah maju dan berkata, "Lihatlah, makin besar bisnis kita, makin banyak juga orang yang datang cari gara-gara.""Aku tahu kalian nggak suka sama aku, tapi kalau aku tetap di sini, aku bisa kasih sedikit kontribusi.""Benar, 'kan?"Dono menunjukkan sikapnya pada kami. Namun, dia tidak semau sendiri seperti dulu lagi. Kali ini, dia menyerahkan keputusan sepenuhnya pada kami.Harus aku akui, setelah sekian lama tidak bertemu, sepertinya orang ini mulai berpikir.Dia tidak seperti dulu yang selalu gegabah. Sekarang, dia sudah tahu caranya memakai akal juga.Kami bertiga saling berpandangan, lalu tersenyum sambil berkata, "Tentu, tapi soal ini masih perlu kita bicarakan dulu. Nanti, kalau sud

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1634

    "Plak!"Dono langsung melayangkan tamparan keras, hingga orang itu tersungkur.Orang-orang lainnya ketakutan hingga berjalan mundur. Mereka takut jika mereka akan terluka.Dono berdiri dengan gaya garang layaknya preman. Kedua tangannya bertolak pinggang dengan wajah penuh amarah. "Siapa yang nggak terima? Maju sini!"Kebanyakan dari mereka sudah ketakutan melihat aura Dono yang garang.Mereka dibayar untuk membuat onar. Namun, begitu bertemu dengan orang keras kepala, mereka langsung menjadi pengecut.Dono yang memiliki sifat kasar itu, jelas paling pas untuk menghadapi orang-orang seperti mereka.Kiki diam-diam menarik lenganku. "Edo, rencanamu ini manjur banget."Zudith langsung berkata sambil tertawa, "Jelaslah. Edo itu otaknya kita."Mendengar itu, aku cuma bisa tersenyum.Sejak kapan aku jadi andalan mereka?Aku merasa pujian itu berlebihan.Aku buru-buru berkata, "Ah, aku nggak pantas dibilang begitu."Zudith dan Kiki merangkul pundakku. "Sudahlah, nggak usah merendah lagi. Kamu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1633

    Aku terus berpikir, "Kak Nia sepertinya nggak ada alasan untuk membohongiku, 'kan?"Jika saat itu aku tahu Nia dan Lina menipuku, aku pasti tidak akan pergi begitu saja.Hanya saja, tidak ada obat penyesalan di dunia ini!Saat aku tahu kebenarannya, semuanya sudah terlambat.Semua ini cerita belakangan, aku tidak menceritakannya dulu!...Saat aku kembali ke klinik, aku melihat banyak orang di dalam.Orang-orang itu tampak bukan pengacau, tetapi mereka tidak datang untuk berobat.Aku segera mendekati Kiki dan Zudith. "Kenapa? Apa yang terjadi?"Kiki segera menarikku ke samping, kemudian dia menceritakan kejadiannya dengan singkat.Sampai saat ini, Kiki dan Zudith tidak jelas maksudnya orang-orang itu. Mereka hanya menyerbu masuk, melihat ke sana ke mari. Namun, mereka tidak membeli apa-apa dan tidak membuat keributan.Namun, karena jumlah mereka terlalu banyak, pelanggan yang benar-benar mau membeli obat tidak bisa masuk. Hal itu secara tidak langsung merugikan bisnis kami.Setelah men

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1632

    "Edo? Kamu, ya?" Saat aku sedang belanja di luar, tiba-tiba aku mendengar suara yang begitu familier. Saat menoleh, aku melihat Nia.Aku sangat senang. Aku langsung berlari menghampiri. "Kak Nia, kamu juga belanja di sini? Kebetulan banget."Nia melirik barang-barang di tanganku, isinya permen, kacang dan camilan yang dipakai untuk acara tunangan.Sekilas, mata Nia memancarkan sorot yang rumit."Aku nggak sangka kamu masih repot-repot beli sendiri." Nia tersenyum. Dia segera menutupi sorot rumit di matanya tadi.Aku berkata, "Yah, sebentar lagi tunangan. Jadi, aku pikir paling nggak bisa ikut bantu sedikit.""Bagus, bagus." Nia tampak sedikit linglung.Aku menatap Nia. "Kak Nia, kenapa? Kamu kepikiran sesuatu, ya?""Nggak." Nia berbohong. Lalu, dia tersenyum. "Kamu lanjut belanja saja. Aku mau beli buah dulu."Nia pergi ke tempat buah, lalu membeli cukup banyak buah.Aku merasa bingung. Bukankah Nia baru pindah ke rumah baru? Di dekat rumah itu juga ada supermarket. Kenapa dia jauh-jau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status