Share

Bab 669

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-14 21:24:20

“Lepaskan, lepaskan aku!” Sienna berteriak dan berontak, tapi berada di bawah kendali Stetsin membuat Sienna tidak bisa bergerak.

Setelah masuk ke dalam kamar, Stetsin langsung melemparkan Sienna ke atas ranjang, sepasang matanya menatap Sienna seperti binatang buas yang sedang menatap mangsanya. Sienna yang melihat tatapan mata Stetsin itu gemetar ketakutan.

“Patuhlah, maka kamu masih bisa bertahan hidup, kalau tidak, aku akan membuat hidupmu lebih buruk daripada kematian!” Stetsin mengancam Sienna.

“Jangan seperti itu, mengagetkanku saja, aku bisa ketakutan, kalau kamu begitu menyukaiku, maka seharusnya kamu memperlakukanku dengan penuh kasih sayang! Bukankah kamu ingin meniduriku? Aku bisa memuaskanmu!” Tiba-tiba Sienna yang berada di atas tempat tidur berkata dengan lembut, matanya penuh kelembutan, dia memutar tubuhnya dan menunjukkan segala macam perasaan cinta.

Kalau seorang pria melihat Sienna bersikap seperti ini, pasti tidak akan bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ini adala
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1133

    Soyir, yang berdiri di tengah-tengah mereka, mulai tersenyum puas. “Bagus! Kalau kalian semua sepakat, maka kita mulai bergerak. Aku akan mengirim surat tantangan terbuka kepada organisasi Matilda. Jika mereka berani menyembunyikan Nathan, maka mereka harus membayar harganya!”Semakin banyak yang mendukungnya, semakin besar kepercayaan diri Soyir.Namun, kepala pelayan Wilford masih belum bisa menahan kekhawatirannya. Dia mendekat, berbicara dengan suara pelan namun tegas. “Tuan Kedua, saya rasa lebih baik kita menunggu Tuan Besar keluar dari pengasingan dan membahas ini bersama. Perjalanan ke organisasi Matilda cukup jauh, dan itu .… wilayah Kota Moniyan.”“Jika kita menggerakkan pasukan sebanyak ini, para pemimpin di wilayah itu bisa saja ikut campur. Kalau pemerintah turun tangan, masalah ini akan menjadi sangat rumit.”Soyir menatapnya tajam. “Sudah kubilang, ini urusan pribadi! Surat tantangan adalah prosedur resmi dalam dunia bela diri! Pemerintah tidak bisa ikut campur!”“Dan,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1132

    Kediaman keluarga Wilford, Kota Hulmer.Soyir telah tiba kembali di Kota Hulmer.Namun, satu masalah mengganggunya, kakaknya—Lasso, masih dalam pengasingan. Tak ada yang tahu kapan dia akan keluar. Jika harus menunggu kakaknya bangkit dari kultivasi, Nathan mungkin sudah melarikan diri tanpa jejak.Soyir mengepalkan tinjunya, wajahnya suram. “Kepala pelayan, segera kirim pesan ke semua organisasi dan keluarga bela diri yang memiliki hubungan dengan keluarga Wilford!”“Aku akan menyatukan semua kekuatan! Aku akan meratakan organisasi Matilda! Aku tidak peduli siapa Nathan itu!”Kepala pelayan tampak khawatir. “Tuan Kedua, bagaimana kalau kita tunggu Tuan Besar keluar? Bukankah akan lebih bijak—”“Cukup!” bentak Soyir marah. “Kau tak mendengar perintahku?! Pergi sekarang juga!”Kepala pelayan segera menunduk dan pergi untuk mengirimkan utusan.Dalam waktu kurang dari sehari, hampir seluruh kepala klan dan perwakilan keluarga bela diri Kota Hulmer telah berkumpul di kediaman Wilford. Nam

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1131

    Sementara itu, Famrik maju ke tengah arena, menatap tajam Soyir. Aura pertempuran menebal. Dua kekuatan besar dari dua kota berbeda kini saling berhadapan dan hanya satu yang akan berdiri tegak di akhir.Langit di atas medan latihan organisasi Matilda gelap tertutup awan. Ketegangan menggantung di udara saat Soyir berdiri menghadapi Famrik. Dengan tatapan menghina, Soyir mengangkat tangannya, memancarkan cahaya ungu pekat dari telapak tangannya.“Siapa pun yang menghalangiku hari ini, sama saja musuh!” bentaknya dingin.Tanpa menunggu jawaban, dia menerjang maju, mengayunkan serangan ke arah Famrik. Namun Famrik tidak bergerak. Wajahnya tetap tenang, nyaris acuh. Saat Soyir nyaris mencapainya.PLAK!Sebuah tamparan keras tiba-tiba menghantam wajah Soyir.Braaakk!Tubuhnya terlempar beberapa meter ke belakang dan menghantam tanah. Setengah wajahnya langsung membengkak merah, dan darah mengalir dari sudut bibirnya.Suasana langsung sunyi.Famrik menatapnya tajam, penuh rasa jijik. “Hany

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1130

    Di aula utama organisasi Matilda, suasana terasa dingin dan kaku saat seorang pria asing melangkah masuk.Dengan wajah sombong dan senyum yang tipis, pria itu menangkupkan kedua tangan dan memberi hormat dengan formalitas yang tidak tulus.“Soyir dari keluarga Wilford, Kota Hulmer, memberi salam kepada Penguasa organisasi Matilda.”Famrik membalas dengan anggukan kecil, lalu memberi isyarat agar Soyir duduk. “Tuan kedua dari keluarga Wilford,” ujar Famrik tenang. "Apa yang membawamu menempuh jarak sejauh ini untuk datang ke Matilda? Setahuku, kita tak pernah punya hubungan apa pun dengan Wilford.”Soyir terdiam sejenak, sebelum akhirnya menyampaikan maksudnya dengan nada tajam. “Aku datang untuk meminta seseorang.”Alis Famrik terangkat sedikit. “Seseorang?”“Namanya Nathan.” Tatapan mata Soyir berubah dingin. “Dia telah membunuh keponakanku dan melarikan diri ke tempat ini. Serahkan dia padaku.”Sekilas kegusaran muncul di wajah Famrik. Dia tidak menyangka bahwa Nathan benar-benar pu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1129

    Ternyata, dugaan Nathan benar—organisasi Matilda kini hampir kehabisan sumber daya. Tak ada lagi bahan obat, ramuan, atau bahkan kristal energi. Semua lenyap ditelan waktu dan keterasingan mereka dari dunia luar.“Tenang saja,” Nathan berkata, menepuk bahu Famrik sambil tersenyum tipis. “Kultivasiku tak bergantung pada sumber daya dari luar. Aku sudah membawanya sendiri. Yang kubutuhkan hanyalah tempat yang terpencil dan luas.”Famrik segera memandu Nathan ke tempat bagian dalam, wilayah paling sunyi dan tak terjamah di kompleks Matilda.Beberapa saat kemudian, mereka tiba di sebuah dataran datar yang tersembunyi di balik kabut. Pepohonan menjulang, angin sejuk berembus pelan.“Tuan Ace, apakah tempat ini cukup?” tanya Famrik.Nathan mengangguk, lalu tanpa berkata panjang lebar, mengangkat tangannya dan mengeluarkan menara kegelapan dari dalam cincin ruang. Dalam sekejap, menara hitam legam itu melesat ke udara. Dengan suara bergemuruh yang menggetarkan tanah, menara itu tumbuh tinggi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1128

    “Organisasi Matilda,” kata salah satu dari mereka dengan suara berat dan bergaung. “Kami, Ravensclaw, memberi salam kepada Penguasa!”Suara itu menggema dalam lorong batu seperti gema palu di atas lonceng perang.Waktu seakan berhenti. Zephir, yang berdiri di samping Nathan, memucat. Bola matanya membelalak, dan suara napasnya tertahan seperti tercekik. Nathan, sebaliknya, tak menjawab, tak bereaksi. Ia hanya memandangi mereka—diam, namun tidak damai dan dingin. Pupil matanya mengerut, rahangnya mengencang, dan telapak tangannya mengepal perlahan.“Apa yang kalian katakan?” Nathan akhirnya bersuara, tapi kalimatnya terdengar seolah ditarik paksa dari tenggorokan yang terbakar.Famrik menatap langsung ke arah Nathan, lalu berlutut lagi dengan satu tangan menekan dadanya.“Tuan Ace, Anda telah mewarisi takhta Dragnows. Maka Matilda, yang sejak awal adalah fondasi bayangan dari Dragnows, tunduk padamu.”Zephir menoleh cepat ke Nathan. “Nathan, kau tahu tentang ini?” suaranya nyaris bisik

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1127

    Kaidar berdiri di balkon lantai tiga rumah besar keluarga Winaya. Dari tempat itu, dia menyaksikan Soyir dan pasukannya menghilang di ujung jalan. “Nathan, kau pikir bisa melawanku? Terlalu naif,” gumamnya sambil menyeringai sinis.Dia menoleh ke bawah, ke arah salah satu bawahannya yang setia. “Bagaimana? Sudah kau kumpulkan semua anggota kuat?”“Sebagian besar sudah, Tuan Muda. Tapi, ada beberapa yang menolak hadir tanpa perintah langsung dari Tuan Besar.”Kaidar mengumpat sambil mengepalkan tangan. “Sialan! Ayahku sedang mengasingkan diri, dan mereka masih saja tak menghormatiku sebagai pewaris sah keluarga Winaya?!”Namun, amarah itu cepat berubah menjadi senyuman licik. “Tak masalah. Mereka yang datang sudah cukup. Jika Wilford dan Matilda saling menghancurkan, kita akan menjadi pihak yang terakhir tertawa.”Mata Kaidar bersinar dengan kelicikan dan ambisi. “Dan begitu Nathan mati, semua harta karun itu akan menjadi milikku!”Soyir mungkin terlihat garang. Tapi dalam permainan in

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1126

    Kaidar menggigit lidahnya, tubuhnya menegang sepersekian detik. Tapi wajahnya tetap tenang, seolah tak gentar berdiri di hadapan seorang singa yang baru kehilangan anaknya. “Nathan .…” katanya, pelan namun jelas. “Tuan Muda Gill dibunuh oleh Nathan!”Soyir mengernyit. Nama itu asing, namun penuh dendam. “Nathan?” ulangnya pelan. “Siapa dia?”Sebelum Kaidar sempat menjawab, kepala pelayan tua melangkah maju, membisikkan informasi di telinganya. Nama, latar belakang, dan keterlibatan Nathan, semua disampaikan cepat dan ringkas.Wajah Soyir mengeras. Matanya menyipit seakan menganalisis kepingan teka-teki yang tak masuk akal. “Keponakanku tidak memiliki urusan dengan orang seperti itu. Mengapa dia harus membunuhnya?”“Itu karena saya yang memperkenalkan soal menara kegelapan,” kata Kaidar, berpura-pura tulus. “Gill ingin menyelidikinya lebih lanjut dan menemui Nathan. Dia membawa beberapa orang dari pihak saya, lalu tak pernah kembali.”Kaidar menyampaikan kisah itu dengan presisi nyaris

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1125

    Kaidar menyeka pedangnya dengan ujung jubahnya, perlahan, seolah dia bukan baru saja membunuh orang-orang yang bersumpah setia padanya. "Mereka akan mengira Nathan yang melakukan ini," gumamnya sambil menyeret tubuhnya yang terluka kembali ke kediaman Keluarga Winaya. "Dan tidak akan ada satu pun saksi yang bisa berkata lain."***Keesokan paginya.Matahari terbit enggan dari balik celah dua gunung raksasa yang menjulang seperti rahang iblis yang siap menelan siapa pun yang berani masuk.Di sanalah, organisasi Matilda berdiri—atau lebih tepatnya, tersembunyi. Sebuah lembah sempit yang tampak kecil dari kejauhan, namun berubah menjadi ruang luas dan suram penuh gua batu alami ketika dimasuki. Angin menderu di antara celah batu seperti rintihan jiwa-jiwa yang tersesat.Nathan dan Beverly berjalan beriringan, langkah mereka berat namun mantap. Di belakang, Zephir menyusul, tampak rapuh setelah kehilangan kekuatannya. Herold telah mengirim pengawal untuk melindunginya, tanda bahwa bahkan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status