Hari ini adalah kebahagiaan di Ekapratala. Kayangan Ekapratala sedang mengadakan pesta besar. mengundang para Dewa, Dewi,Yaksa, para Apsara dan Apsari. Hari dimana cucu Batara Ekawarna melepas masa lajangnya bersama seorang Apsari. Mereka datang mengucapkan selamat kepada kedua mempelai yang ada dipelaminan. Ditengah tengah para undangan ada hal yang membikin semua Dewa tertawa. Yaitu ketika Dewi Urwasi Apsari tercantik didekati lalu digoda oleh Raden Antasena dan Raden Srenggini
"Hei cantik, Kamu nggak mau seperti mereka berdua? ""Mau tapi nggak sama Kamu""Lho...loh...loh...loh...padahal Aku ini ganteng putra Orang gagah, bapakku Raden Werkudara lo...""Memangnya kenapa kalo Kamu anaknya Werkudara. Terus Aku heran gitu sama Kamu jangan gedhe rasa ya Kamu.....""Wuiihhhh...,ketusnya, tambah cantik kalo Kamu marah"kata Raden Antasena sambil mencoba mencubit pipi Dewi Urwasi.Tapi dengan sigap Dewi Urwasi pun menangkis sambil bergidik. Sontak saja pemandangan itu membuat Mereka tertawa terpingkal -pingkal"Ehhhh tangannya jangan dibiasakan nakal ya..!!."kata Dewi Urwasi sambil berkacak pinggang"Mentang -mentang Istrimu gak ada disini...."sambungnya sembari tangannya mencubit pinggang Raden Antasena, Raden Antasena pun pura -pura meringis."Waddduuuhhhh...tambah sewot tambah cantik loh...""Ya sebetulnya itu Istriku ada disini loh Dinda Urwasi""Dinnndaaa..!!!."kata Raden Srenggini sambil cekikikan diikuti oleh Raden Wisangkantha disebelahnya. Sementara Raden Wisanggeni langsung tepuk jidat melihat ulah Kakak sepupunya itu. Semua hadirin pun matanya mencari -cari yang dimaksud Raden Antasena. ..yaitu Dewi Janakawati Istrinya"Siapa, mana Dewi Janakawati. ?"kata Dewi Urwasi ikut longak -longok Kepalanya."Iyyyaaa...,Kamu..,iya Kamu..."jawab Raden Antasena sambil menunjuk hidung Dewi Urwasi"Hhhhhhhhhh..........!!"katanya mau meninggalkan Raden Antasena tapi tangannya segera diraih lagi."begini looo......Dinda Urwasi,hei kenapa kalo Aku memanggil Yayang atau Dinda Urwasi Kalian selalu cekikikan.....!!"bentak Raden Antasena pura -pura marah kepada Raden Srenggini dan RadenWisangkantha.Yang dimarahi malah jadi terpingkal -pingkal. ."Biasa..., Dinda Adikku agak gini...!"sambil meringis menggeser jari telunjuk miring kedahinya."Sebetulnya sih Aku juga suka sama Kamu..."kata Dewi Urwasi"Tapi Kamu kalo marah kulitmu keras kayak besi nanti Aku jadi kue lemper kalo kamu tindih...."jawab Dewi Urwasi polos. ...Seketika itu juga terdengar tawa terpingkal -pingkal dari Raden Srenggini dan Raden Wisangkantha"Susah,...susah...."kata Raden Antasena sambil tepuk jidat. "OOooooo Aku punya ide gimana kalo sama Adi Srenggini saja...""Lho kok Aku Kakang...!"kata Raden Srenggini menunjuk hidungnya sendiri"Aku nggak mau...""Alasannya apa...?Kok ya nggak mau""Nggak ada bedanya sama Kamu..."kali ini Raden Wisangkantha yang tertawa cekikikan sambil menunjuk muka Raden Srenggini."Ya udah sama Adi Wisanggeni...saja"Raden Wisanggeni langsung melotot matanya kearah sang Kakak sepupunya itu. Raden Antasena membalas pandangan Adiknya sambil berkedip-kedip.Raden Srenggini dan Raden Wisangkantha tambah nyaring ketawanya
"Aku juga nggak mau, buktinya itu Dewi Kencana Resmi sampai besar Anaknya juga jarang dilihat karena Dia lebih mementingkan ngabdinya daripada Istrinya"kata Dewi Urwasi ketus lagi. Akhirnya Raden Wisanggeni terdiam sambil berkacak pinggang menghadap membelakangi mereka. Sambil terus -terusan mengusap mukanya. Sementara Raden Srenggini dan Raden Wisangkantha terus tertawa tanpa berhenti."Ya udah kamu sama Adi Wisangkantha aja...,dia jomblo...loh..""Loh sekarang kok Aku...!"kata Raden Wisangkantha. sekarang kelakuannya dibalas sama Raden Srenggini persis sambil jari telunjuknya diarahkan ke arah hidung Raden Wisangkantha sambil terkekeh -kekeh."Iya ya udah ganteng sendirian lagi "kata Dewi Urwasi sambil mengedip -edipkan sebelah matanya kepada Raden Wisangkantha. Sontak saja tawa pecah diruangan itu."Tapi kalo dipikir -pikir nggak cocok aachh..."ujar Raden Antasena sambil garuk -garuk kepala"Kok bisa...?.."tanya Dewi Urwasi heran."Masa ada Nenek -nenek doyan sama Brondong..."sambungnya"Siapa yang Nenek -nenek doyan sama Brondong...?"kata Dewi Urwasi heran"Kamu...,iya...Kamu..."kata Raden Antasena sembari menunjuk hidung Dewi Urwasi. Seketika yang ditunjuk pun berkacak pinggang. ."HHHhhhheehhh...Antasena bilang aja kamu ngiri karena Aku tolak cintamu...Aku ini masih muda,cantik dan singset liat badanku banyak Ksatria -ksatria ingin mempersunting Aku jadi istri mereka...Aku ini Bidadari paling cantik tahuuuu.....kamu...."jawab dewi urwasi tidak mau kalah sambil mencubit pipi Raden Antasena. Raden Antasena pura -pura meringis lagi.Raden Srenggini semakin menjadi -jadi tertawa"Kakang Brondong bukanya jagung dipipil terus digoreng dikasih gula?"tanya Raden Wisangkantha polos setengah heran.Sementara Raden Srenggini tidak berhenti tertawa sambil memegangi perutnya."Brondong itu Makhluk jomblo ngenes seperti Kamu. Adi..."jawab Raden Antasena sambil menunjuk muka Adiknya"HHHHhehh sini... hadap sini kalo ngomong sama Aku. ..."kata Dewi Urwasi ketus sambil memalingkan muka Raden Antasena kepadanya."Paling dalamannya peyot..."kata Raden Antasena memalingkan wajahnya pura -pura cuek."Kurang ajar kamu iya....""Coba tak liatnya"sambung Raden Antasena sambil mengelus lengan mulus Dewi Urwasi. Seketika tangannya ditepis. Dewi Urwasi pun ngeloyor pergi sambil mengepalkan tangannya kearah Raden Antasena. sontak saja Raden Srenggini dan Raden Wisangkantha semakin menjadi -jadi tertawa."Ini apa ya kok ada Ksatria menggoda seorang Apsari, biasanya Apsari itu yang menggoda Ksatria "kata suara Perempuan diujung yang ternyata adalah Dewi Pratiwi."HHe...hhe...hhe...pemanasan bibi""Sana ayo, Antasena,Srenggini,Wisanggeni sama Wisangkantha Kakangmu lagi mencari kalian dari tadi...""Iya bibi"mereka pun beranjak dari tempat itu. Tapi tak henti -henti nya Raden Srenggini dan Raden Wisangkantha tertawa terpingkal -pingkal karena Kakang nya Raden Antasena menirukan jalan genitnya Dewi Urwasi.............................
Lalu Raden Sitija menyuruh Sang Istri berdiri kemudian mereka saling berpelukan.
"Penuhi permintaanku Kanda...""Apa itu. ......?.""Jika nanti sa'at itu tiba Aku dipanggil oleh Dewa. ....""Biarkanlah aku memejamkan mataku dalam pelukanmu...Kanda.."ujar sang Istri sembari air matanya berderai membasahi pipiRaden Sitija yang mendengar perkataan Sang Istri langsung merangkul dan mengelus -elus rambut Sang Istri dan sesekali mencium keningnya."Aku akan menemanimu...""Aku akan menemanimu...,Dinda ma'afkan Aku..."Mereka berdua berpelukan dalam keindahan senja yang akan berganti malam."Besok Kita akan ke Dwarawati Aku akan mengantarmu menemui Ibu-Ibuku yang lainnya dan Dinda Sundari sahabatmu."kata Raden Sitija sambil mengusap air mata sang Istri, Sang Istripun mengangguk."Sebelum Aku berangkat kearah Tunggurana Dinda.""Ayo Kita istirahat.besok akan jadi hari yang menyenangkan buat kamu Istriku."sambungnya sambil menggandeng dan menuntun tangan Sang istri masuk ke dalam istana.Raden Sitija (Bhoma) Memenuhi Undangan Keempat Mahasenapati Jagad diatas Langit Tengguru (Alang-alang Kumitir/Galaksi Antariksa).Kedatangannya Setelah Ribuan Tahun Berlalu Disambut oleh Keempat Adik Sepupunya. Mahasenapati Wisanggeni, Mahasenapati Wisangkantha, Mahasenapati Antasena dan Mahasenapati Arya Srenggini. "Sugeng Rawuh(Bahasa jawa:Selamat datang)…,Kakang Sitija…!"Sambut Raden Wisangkhanta tersenyum Kearah Kakak Sepupunya dengan menundukkan kepala dan menyatukan kedua telapak tangannya.Sedangkan Raden Wisanggeni, Raden Antasena, Raden Arya Srenggini hanya Menundukkan kepala seraya tersenyum ramah kearah Kakak sepupunya."Matur sembah Nuwun(Bahasa Jawa:Terima kasih banyak)…,Adi Wisangkhanta…,Adi Wisanggeni…,Adi Antasena…,Dan Adi Srenggini…"jawab Raden Sitija seraya membalas Hormat salah Satu Adik sepupunya.
Sosok Terbang melesat dengan Kecepatan Tinggi Melewati Lubang Hitam Lautan kosmik Antariksa. Sosok berpakaian sama seperti Sashikirana,Arya kaca dan Madusegara. tiba -tiba Sosok itu Berhenti dengan terbang mengambang Di depan Sebuah Kepala Raksasa tanpa badan Berukuran sebesar Planet."WESI AJI…!,MAHASENAPATIKU…!!"Seru Kepala Raksasa yang dapat melihat Sosok yang dipanggil Wesi Aji walaupun Tubuh Wesi aji hanya seperti butiran debu.Wesi Aji Membuka Topeng Baja nya. Wajah tampan Wesi aji Tersenyum. Wesi Aji Adalah Sosok Pemuda Tampan tapi Berambut panjang berwarna Putih. Wesi Aji Segera Menyatukan kedua Telapak tangan nya seraya menundukkan kepala kearah Kepala Raksasa."Sendiko dawuh…,Sinuwun Rahu…!dan Sendiko dawuh Sinuwun Ketu…!"jawab Wesi Aji.Tak Berselang Lama Kepala Raksasa itu Dipegang Oleh Dua tangan. Muncul dari Belakang Kepala itu Tubuh Raksasa Yang Sangat Besar. Melebihi Besar nya Kepala Raksasa di depan
KOMBESPOL Wira dan Lainnya Berkumpul Di Ruangan Khusus Dilengkapi Peta Dunia dan Sinar Merah Berpendar. KOMBESPOL Wira yang Memimpin Pertemuan Di depan Anggota Liga Perwira dan Ksatria Republik. Kemudian Ia Mempersilakan Seluruh Anggotanya Membuka Laptop yang berada Didepan Meja Masing -masing."Selamat Pagi…!,Semuanya…!"Kata KOMBESPOL Wira Mengawali Pembicaraan kepada Seluruh Wakil dan Anggotanya."SELAMAT PAGI…!,PAK…!"Seru Seluruh Anggota Seraya Berdiri Sebentar.Kemudian KOMBESPOL Wira Mempersilakan Mereka Untuk Duduk kembali."Sa'at Ini Saya Ingin menyampaikan Kepada Segenap Jajaran Di Setiap Divisi. Tentang Pengiriman Bantuan Menjaga Seluruh Keselamatan Agent Rahasia Dunia. Yang Menjalani Misi Mencari Para Psychopath Berbahaya yang Mengancam Anak-anak Kita terutama Anak Remaja Perempuan Kita…!,Bapak Pimpinan,Lettu Dyah, Sashikirana, Suryakaca,Madusegara,Bhoma beserta Para Atasan sedang menuju Kearah Lyon,Prancis Gun
Raden Sitija Menemani Sang Istri kearah Kaputren Kayangan Ekapratala."Sebetulnya Kanda Aku Merasa Kasihan Dengan Ibundanya Hita,Tapi Disatu Sisi Walaupun Aku Hanya Bisa Meluangkan Waktuku Bersama Hita Dan Kanda DiWaktu senja sampai menjelang Pagi Buta…,Tapi Naluriku Sebagai Seorang Ibu Aku Tidak Mau Kehilangan Putriku…,Walaupun Hita Bukan Putri kandungku,Tapi Aku dan Kanda Menyayangi Hita Seperti Darah Daging Kita Sendiri,…kan?,Kanda…?,Iya kan…?"Kata Sang Istri Dewi Yadnyawati sambil Bersandar Di Bahu Raden Sitija. Raden Sitija Tersenyum mengangguk Sambil Mengelus -elus Rambut Sang Istri."Aku Tahu Sejarahnya,Kenapa Hita Putri Kita Mereka Cari…,Tapi Siapapun Yang Mau Mengganggu bahkan Melukai Putri Kita dan Anak-anak Kita…,Mereka Harus Berhadapan Denganku Sebagai Pemimpin Para Laskar Dewa Milik Keturunan Aditya…,Sebagai Mahasenapati Bhumi Milik Batara Surya dan Batara Baruna,Kalau Perlu Aku Habisi Mereka…
Enam Sosok Bayangan Berwarna Hitam Terbang Menuju Ke Utara Gunung Himalaya, Hindia Di tengah Malam. Enam Sosok Berpakaian Jaket Hoodie Behenti Kearah Sebuah Hutan. Mereka Menyatukan Kedua Telapak Tangan.Tiba -tiba Ada Pintu Gerbang Terbentang Lewat Sebuah Pohon Besar Raksasa. Mereka Berenam Terbang Melesat Masuk Kekedalaman Tanah. Hampir 2000.000Kaki dari kedalaman Tanah Terdapat Sebuah Istana. Di Setiap Pintu Gerbang Dijaga Oleh Para Raksasa yang Bernama Yaksa. Tampak Seorang Lelaki Tua dengan Rambut Panjang Tergerai, Rambut,Alis, Kumis dan jenggotnya yang berwarna Putih. Berpakaian Laksana Seorang Raja dari Masa Lalu.Dengan Memakai Mahkota Kerajaan. Meski Seorang Lelaki Tua tapi Berperawakan Gagah dengan Tubuh Berotot.Dialah Batara Ekawarna yang tersenyum Menyambut Keenam tamunya. Ditemani Tiga Wanita Cantik Dua Diantaranya Terlihat Seperti Berusia Belia.Sedangkan Salahsatunya Terlihat Berusia Empat Puluhan tahun.Ketiga Wa
Di dalam Ruangan Yang terdapat Banyak Monitor Led tersambung. terdapat Peta Dunia dan Banyak Cahaya merah Berpendar. Hita Padmarani putri Bhoma, Bhoma, Brigjend Suta,KOMBESPOL Wira, Lettu Dyah danlainnya.Menyampaikan Penjelasannya ke Beberapa Dewan Perwira Tinggi Militer dan Kepolisian Negara. Tentang Siapa Saja Anggota yang Akan Mereka Recruit. Menjadi Agent Perisai yang Juga Bertindak sebagai Agent Executor di Liga Perwira dan Ksatria Republik. Setelah melakukan penghormatan kepada Para Perwira Tinggi Pimpinan Liga Perwira dan Ksatria Republik segera Menyampaikan Maksudnya."Fungsi dari Agent Perisai adalah sebagai Pelindung dan Penyelamat Agent Spionase atau Pencari Bukti di Lapangan. Setiap Satu Agent Pencari Bukti dari Berbagai Wilayah dalam Ataupun Luar NegaraDi Dunia.Di Peta Ini Ada Cahaya merah berpendar di seluruh bagian Dunia…Pak,Bahaya Mengancam Istri, anak Perempuan dan Semua Keturunan Kita diluar sana…!,Pak…!"Jelas
Brigjend Suta dan Kapten Catur Menuju kearah Kantornya. Tampak Ada Empat Orang Asing Berpakaian setelan Jas Hitam Menunggu di depan. Mereka Tersenyum Kearah Brigjend Suta dan Kapten Catur, Brigjend Suta dan Kapten Catur menghentikan Langkahnya Sebentar,seraya Menghormat Laksana Militer. Mereka Semua Membalas Hormat Brigjend Suta dan Kapten Catur.Seorang Diantara Mereka Lelaki berambut Pirang berusia Paruh Baya. Dan Seorang Perempuan Cantik yang tak lain Adalah Kapten Ivana."Dobroye Utro General Alexei…,Kak vy Ser…?(Selamat Pagi Pak Jendral Alexei)(dalam bahasa Russia)"Sapa Brigjend Suta kearah Lelaki Paruh baya yang ternyata adalah Jendral Alexei. sambil Meminta menjabat tangannya."Dobroye utro tozhe Brigadnyy General Suta(Selamat pagi Brigjend Suta)…Korosho,Spasibo …(Baik, terimakasih)"Jawab Jendral Alexei sambil tersenyum kearah Brigjend Suta.Jendral Alexei pun Membalas jabat tangan Brigjend Suta. Lalu Mereka saling Berpelukan dan Me
Brigjend Suta,KOMBESPOL Wayan Wira, Kapten Catur, A.K.P Artha dan Lainnya menuju ke suatu tempat yang masih Di kawasan Kantor Mereka. Tempat Itu seperti sebuah Laboratorium Penelitian Artillery. Tampak Seorang Lelaki Muda berpakaian Dokter menyapa Mereka.Dengan Mengajak Mereka Bersalaman seraya Mengembangkan Senyuman Diwajahnya.Para Perwira pun Membalas senyuman Sang Lelaki lalu membalas Jabat tangannya."Selamat Pagi, Bapak…?!,Apa Kabar…?" Tanya Sang Lelaki Muda kearah Para Perwira didepannya."Selamat Pagi Dokter …Erik,Baik…,Kabar Baik…,Terima kasih…!"jawab Brigjend Suta sambil Tersenyum Kearah Lelaki Yang dipanggil Dokter Erik."Silahkan Masuk …Pak…" Tukas Dokter Erik sambil Membuka Sebuah Pintu dengan tangan Kirinya Sambil Melapangkan tangan kanannya.Lalu Mereka Melewati Sebuah tempat Khusus yang Diwajibkan memakai Penutup Telinga dan Kacamata Khusus. Kemudian Mereka mengikuti Dokter Erik melewati Tempat Pengujian Se
Kapten Deny Masih Bingung dengan kejadian Pagi tadi. Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara dan Amisundha yang Masih Berada dalam Satu Ruangan Menatap Keheranan Dengan Sikap Sang Atasan."Ada Apa Gerangan Pak…?,Apakah Ada yang Bisa Kami Bantu Mungkin…?"Tanya Anchakagra tersenyum kearah Kapten Deny."Begini Saudara Semuanya.Apakah Saudara Sepupu Anda mempunyai Saudara Kembar…?Maksud Saya Saudara Pancatyana…?"Tanya Kapten Deny kearah Mereka Berempat."Maksudnya…,Pak?"tanya Anchakagra kembali. Tapi Anchakagra Tersenyum kembali Karena Dia Mengingat Sesuatu."Ohh …,Masalah Kemarin Malam…?"Tanya Yayahgriwa tersenyum."Iya…,Saya Tadi Menelpon Anak buah Saya,Yang Sekarang Berada Di Hotel Dimana Sepupu Anda Juga Berada Disana.Tapi Ada Hal Yang Sangat Membuat Nalar Saya Ini Seperti Bilang Bahwa Itu Sangat Mustahil. Bagaimana Bisa Seorang Yang sama Muncul di tempat yang Berbeda…?,Setahu Saya Hanya Orang Kembar yang bisa Melakukan hal Semacam Itu…?"Tan