Share

Mentari Di Dwarawati

            Raden Sitija dan Dewi Yadnyawati akan meminta restu kepada Istri -Istri Sri Khrisna yang berada di Dwarawati. Mereka berdua akan ikut Sang Rama. ditemani oleh Raden Guritno, Raden Eisanggeni, Raden Antasena dan Raden Srenggini nanti mereka akan berpisah menuju kearah Tunggurana guna ikut membantu pembangunan istana Trajutrisna.

"Kanjeng Ibu dan Eyang Kakung aku pamit......"kata Raden Sitija sambil bersimpuh kepada Ibu dan Kakeknya diikuti oleh Sang Istri. Sang Kakek pun menepuk pundak kedua pasangan itu.

"Tunggu Ngger. .!!""seru Sang Ibu

"Bawalah Pusaka Bunga Wijayamulya ini bersamamu....."kata Sang Ibu menyerahkan Pusaka berbentuk bunga pada Raden Sitija. Raden Sitija pun menerima pemberian Sang Ibu sambil bersimpuh.

"Terima kasih Kanjeng Ibu..."

"Pusaka itu bisa menghidupkan yang mati baik hewan, raksasa ataupun manusia....jaga dan pergunakanlah dengan ketulusan hatimu. Dan jika kau membutuhkan sesuatu panggil nama Ibumu ini, biarkan Ibumu mengawasi kalian....dan ada untuk kalian...."kata Dewi Pratiwi sambil memeluk putra dan menantunya.

"Pergilah Ngger......Kanda aku titip putra kita..."kata Dewi Pratiwi sambil berkata juga  pada suaminya  Sri Khrisna

Sri Khrisna pun mendekati dan memegang lengan Sang Istri sembari mencium keningnya.

"Iya Dinda...,Ayo Ngger............"kata Sri Khrisna menaiki Cakrasudarsana yang juga menjadi senjatanya melayang di udara.Cakra mengambang diatas langit Ekapratala.

          Raden Sitija pun memapah Sang Istri menaiki Wilmuna dan mereka berdua pun terbang mengambang di udara.Wilmuna mengepak epakkan sayapnya sambil sesekali mengeluarkan suara melengking. Dan diikuti oleh Raden Guritno,Raden Wisangkantha, Raden Wisanggeni, Raden Srenggini dan Raden Antasena. Raden Guritno atau Gatotkaca dan Raden Wisangkantha menyatukan kedua tangannya sambil menundukkan mukanya sebentar pada Sang Bibi dan Sang Eyang. Kecuali Raden Wisanggeni, Raden Antasena dan Raden Srenggini yang hanya mengangguk saja.

.             Dewi Pratiwi dan Batara Ekawarna melambaikan tangan kearah mereka. Mereka pun membalas lambaian tangannya kemudian terbang melesat dengan kecepatan tinggi di udara.Tanpa terasa air mata Dewi Pratiwi meleleh membasahi pipi. Batara Ekawarna merangkul putrinya dan mengajaknya masuk ke dalam istana.

............................

            Raden Sitija,Dewi  Yadnyawati dan Sang Narendra Khrisna akhirnya sudah sampai di Dwarawati. Setelah menurunkan Sang Istri.Lalu mereka berdua segera bersimpuh kearah ketiga Istri Sang Ayah ..

"Ini pasti menantuku yang cantik.Siapa namanya ini Cah bagus"kata Dewi Satyabama sambil mengangkat badan dan menimang dagu Dewi Yadnyawati. Dewi Yadnyawatipun tersenyum dan tersipu.

"Yadnyawati.....Kanjeng Ibu Satyabama...."kata Raden Sitija

"Ayo. ....masuk putraku....sini. .....duduk dulu, Sebentar lagi juga ada tamu dari Plangkawati Adimu Abimanyu bersama Istrinya. ..."

"Iya Kanjeng Ibu Jembawanwati...."

"Dinda.nanti setelah makan siang biarkan putra dan mantumu beristirahat dulu mereka baru datang...."kata Sang Narendra Khrisna.

"Iya Kanda dari tadi kamar dan ranjangnya sudah dibersihkan....."

"Ngger. ...Aku juga kangen sama Ibumu....Kakang Mbok Pratiwi....apa Ibumu. ...baik -baik saja.?"

"Iya Kanjeng Ibu Rukmini.....kanjeng Ibu Pratiwi masih baik-baik saja..."

"Aku tau seorang batari seperti Kakang Mbok Pratiwi  raganya pasti sehat. ..tapi ngger....dari dulu Kakang Mbok Pratiwi itu berat sangat kalo dipisah sama kamu. ...tapi sebelum lahir itu bocah nakal siSamba.....Ibumu itu takut ngambil Kamu waktu kecil soalnya Kamu lengket sama Kanjeng Ibu Jembawanwati..."kata Dewi Satyabama sambil menuangkan minuman hangat ke cangkir batok kelapa lalu  diberikan kepada Dewi Yadnyawati

"Besok Kamu ditunggu sama semua Kakang dan  Adikmu di Tunggurana......mereka juga kangen pengen liat Kakang Sitija...katanya...."seru Dewi Rukmini menyiapkan makanan dibantu banyak abdi.

"Ngger cah ayu siapa tadi namamu Nduk?"

"Yadnyawati. ...Kanjeng Ibu Rukmini."

"Kamu nanti diajak jalan -jalan sama Adikmu Sundari mau iya Cah Ayu  pergi belanja pakaian di pasar. .."

Dewi Yadnyawati pun hanya mengangguk. Raden Sitija pun hanya tersenyum memandangi Istrinya.

            Tak berapa lama memang terdengar derap langkah dan  bunyi ringkik kuda dari luar istana.Tampak Seorang Putri cantik turun dari sebuah kereta dialah Raden Ayu Sundari Adik dari Raden Sitija Istri dari Raden Abimanyu putra Raden Janaka. Dewi Jembawanwati Sang Ibu pun berlari kecil menuju halaman istana.

"Akhirnya putriku datang, Dimana Kandamu, Cah Ayu Raden Abimanyu?"kata Dewi Jembawanwati sambil menggandeng putri dari marunya.

"Dia masih bersama Adi Utari Kanjeng Ibu...."

"Apa Kau sudah tidak sakit hati lagi....Cah Ayu..."

"Kadang kala masih Kanjeng Ibu.....tapi biarlah.memang sudah takdirku...seperti ini"jawab Dewi Sundari sambil tersenyum.

"Kalian berdua memang anak -anak Kakang Mbok Pratiwi yang luar biasa. ..Ibumu itu Wanita yang sangat mulia ngger....Cah ayu,oh Iya Kakangmu Raden Sitija baru datang bersama dengan Istrinya...."

"Iya bersama bi.....eh.  Kakang Mbok Yadnyawati...."

"Iya Cah ayu....."

"Dimana Kakang Mbok cantikku..?..."wajah Dewi Sundari seketika berseri ketika bertanya.

"Apa Kau tidak  mencariku Nimas..."tiba -tiba ada suara Raden Sitija yang ternyata  sudah berada disampingnya

"Kakang..........Aku kangen sekali sama Kakang....?"Sundaripun langsung merangkul kakak lelaki satu -satunya itu.

"Tapi Kakang besok mau ke Tunggurana kan?"

"Kamu itu sudah besar Nduk Cah Ayu.....masak masih manja sama Kakangmu...."kata Dewi Jembawanwati sambil tersenyum melihat kelakuan putra dan putrinya.

"Aku tidak melihat Adi Abimanyu,Kemana Dia.?."

"Kanda Abimanyu sekarang masih bersama Adi Utari Kakang..."jawab Dewi Sundari

"Tapi Kamu sudah tidak apa-apa kan Nimas..?"tanya Raden Sitija

Si Adik mengangguk sambil tetap merangkulnya.

"Bersabarlah....Cah ayu,karena dewa akan membalas kesabaran kita"jawab Raden Sitija lalu mengajak duduk Adik perempuannya di kursi ruangan istana.

"Apa kamu juga masih marah sama Adi  Guritno...."

"Sebetulnya aku paham keadaan Adi Guritno, Dia sepertinya juga tidak tega waktu itu. Tapi yang Aku sesali Adi Guritno sudah membunuh Paman Bendana. Hanya gara -gara masalah perkawinanku dengan Kanda Abimanyu. Itu yang sampai sekarang kenapa Aku selalu menyalahkannya"

"Adi Guritno melakukannya tanpa sengaja Nimas"kata Raden Sitija

".Kasihan Paman Bendana.....aku tahu siapa Paman Bendana meskipun dia seorang raksasa tapi Paman Bendana itu sangat polos dan lugu.Dia tidak akan pernah berbohong."jawab Dewi Sundari.

"Adi Guritno melakukannya tanpa sengaja Nimas. Harusnya Kau mema'afkannya, Dia menyesali perbuatannya. Sebetulnya pokok permasalahannya itu dari Siapa Aku sebagai Kakangmu harus tau,Bagaimana kejadiannya sa'at itu...?."

"Waktu itu Aku lagi di kaputren plangkawati lalu ada Abdi yang mengatakan kepadaku bahwa Paman Bendana datang seperti biasanya, Paman Bendana selalu membawakan Aku oleh -oleh, biasanya juga makanan kesukaanku...tapi setelah itu Dia bercerita bahwa Dia pernah bertemu dengan Kanda Abimanyu di kerajaan Wirata Dia mengira kalau Kanjeng Rama Janaka yang memberinya tugas. Tapi ternyata Dia malah disusul oleh Adi Utari Kakang.Tapi pertama kali Paman Bendana tidak menaruh curiga karena Paman Bendana sering diutus oleh Adi  Guritno kesana. Dia sering melihat Kanda Abimanyu seolah berlaku mesra dengan Adi Utari.Lalu Dia mengatakannya padaku perihal itu.Ketika Aku mendengarnya sebetulnya rasa sakit itu seakan meremukkan hatiku. Aku menangis sendirian dan ketika Kanda  Abimanyu pulang. Akupun bertanya padanya.Aku berdalih jika Paman yang memberitahu padaku. Aku bilang itu adalah desas desus kalau Kanda Abimanyu telah berselingkuh. Aku selalu berusaha bertanya padanya tapi Kanda Abimanyu seakan mengalihkan pembicaraan...."

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya.....Nimas?"

"Besoknya Akupun mengikuti kemana Kanda Abimanyu pergi.Ditemani oleh salah seorang Abdi. Dan yang Kulihat benar adanya. Padahal Kanda Abimanyu berpamitan kepadaku mau menemui Kanjeng Rama di Dwarawati.Tapi Dia malah kearah Wirata.,Kakang.Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri.Dia begitu mesra dengan Adi Utari.Pertama kali dalam pikiranku Aku ingin melabrak Mereka berdua.Akan tetapi segera Aku urungkan. Dan Aku lebih memilih untuk pindah dari Plangkawati ke kediaman Kanjeng Rama......"kenang Dewi Sundari dengan suara bergetar menahan tangisnya.

"Apa waktu itu semua Kanjeng Ibu sudah tau masalahmu ini Nimas?"

"Aku hanya bercerita pada Kanjeng Ibu Rukmini dan Kanjeng Ibu Jembawanwati....,Aku berusaha menerima...tapi tetap sakit....Kakang...."

"Kejadiannya berada dimana Nimas....?"kata Raden Sitija sambil bersedekap.

"Waktu itu Kanda Abimanyu menyusulku untuk balik ke Plangkawati.....Aku berusaha meredam emosiku tapi karena Kanjeng Ibu Satyabama lama -lama juga tahu.Akhirnya Aku sama ketiga Kanjeng Ibu disuruh menuruti kemauan Kanda Abimanyu..untuk ikut balik.Sesampainya di Plangkawati Aku mengutarakan maksudku pada Kanda Abimanyu. Tapi Dia selalu mengelak, Bahkan Dia bersumpah didepanku sambil bersimpuh. Katanya jika Kanda Abimanyu melanggar janjinya  kelak bila ada peperangan Dia akan mati dikeroyok satu pasukan Katanya.Aku tetap menangis.Dan tanpa disadari Aku mendengar seperti suara ledakan dihalaman Plangkawati. ..Aku segera berlari kesana.Aku melihat kejadian yang sangat memilukan tubuh Paman Bendana tergeletak sedangkan Adi  Guritno terduduk ditangan kanannya bersimbah darah.Sambil menangis dan merangkul meminta ma'af pada tubuh  Paman Bendana. Adi Guritno  seraya berkata bahwa Dia tidak sengaja.Lalu Aku mendekati tubuh Paman Kakang.Aku tidak kuat mengatakan keadaannya. Kepala Paman Bendana hancur lebur tanpa sisa. .. "Dewi Sundari pun menangis sambil memeluk kakaknya.

"Setelah melihat kajadian itu Aku tidak ingat apa apa lagi. .....Aku terima diperlakukan seperti ini sama Kanda Abimanyu....tapi Aku seperti tidak rela untuk kehilangan Paman Bendana.....dia orang baik..."

Raden Sitija menghela nafas panjang mendengarkan. kisah Adik perempuannya. ...

"Sudahlah....Nimas......secara tidak sengaja...kalian berdua mengorbankan orang lain untuk kepentingan pribadi kalian.Di satu sisi mungkin Paman Bendana benar karena Dia tidak tega ada yang melukai hatimu. Karena Paman Bendana merasa bahwa Kau adalah seperti putrinya sendiri. Tapi dilain sisi Adi guritno juga benar karena masalah  rumah tanggamu  harus Kamu selesaikan sendiri.Dan mungkin Adi guritno mengingatkan pada Paman Bendana jangan terlalu jauh mengurusi masalah orang lain. Meskipun Dia adalah Anak atau Orang terdekat Kita......"

"Hari sudah siang......Kanjeng Ibu sudah menyiapkan makanan untuk kita Nimas..."tukas Raden Sitija mengakhiri pembicaraan sambil mengusap air mata sang adik lalu tersenyum.

"Mana Kakang Mbok Yadnyawati.....Kakang"kata dewi sundari sambil menyeka air matanya. ...

"Dia sedang merapikan kamarmu.Katanya tadi Kamu kangen.mungkin Dinda Yadnyawati sudah berada di ruangan makan."jawab Raden  Sitija

"Ngger.....Kanjeng Ibu bangga dengan pemikiran Kamu.....semoga saja SangHyang Wenang tetap memberikan kearifan dan senantiasa juga memberikan kebijaksanan kepada Kalian berdua...."ujar Dewi Rukmini

Lalu merekapun berjalan menuju ruang makan istana.Disana telah berkumpul Sang Narendra Dwarawati bersama Istri -istrinya bersama menantu -menantunya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status