Share

18. Pertemuan Terakhir

Angin berembus cukup kencang saat Tanaka dan Bimala berhasil turun dari bukit kedua. Bimala tampak lelah, sementara hari sudah hampir petang. Tanaka tampak kasihan melihatnya.

“Apa sebaiknya kita istirahat dulu saja?” tanya Tanaka.

Bimala menoleh dengan napas tak beraturan pada Tanaka.

“Kita istirahat di perkampungan saja,” jawab Bimala. Dia ingin segera tiba pada tujuannya. Dia tak ingin berlama-lama dalam perjalanan. Dia yakin, saat ini pasukan yang dikirim oleh Putra Mahkota pasti sedang mengejarnya.

“Memangnya dekat sini ada perkampungan?” tanya Tanaka heran.

“Kau belum pernah ke sini sebelumnya?” tanya Bimala heran. Kini dia berhenti.

Tanaka ikut berhenti lalu menggeleng.

Bimala menunjukkan senyum indahnya. “Pantas saja,” celetuk Bimala.

Tanaka heran. “Pantas saja bagaimana?”

“Kau tidak tahu kalau di sini ada perkampungan yang sangat terkenal di seluruh penjuru Kerajaan Banggala?” jawab Bimala.

Tanaka mengernyit mendengarnya. “Perkampungan terkenal?”

“Iya!” jawab Bimala, “Perkamp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status