Nessa tidak berhenti memandang wanita cantik yang duduk di sebelah puteranya, Wanita yang beberapa hari ini membuat Puteranya kembali seperti sebelum kecelakaan dulu. Wanita yang yaa mungkin saja menjadi belahan jiwa puteranya tersebut.
Ternyata Alisha sangat mudah sekali bergaul dengan keluarga Brandon. Nessa sangat suka type wanita seperti Alisha, bahkan kini Alisha makan dengan tidak sungkan-sungkan Lagi.
Aaron juga demikian, Tidak berhenti menatap Alisha. Benarkah wanita ini yang disebut kakaknyaa sebagai Angel?? Jika benar maka kakakyna tersebut tidaklah salah.
“Berhenti memandanginya.” Kata Brandon kemudian membuat semua yang di meja makan menoleh kepadanya.
“Ada apa Brand?” Tanya Dhanni yang sedikit terkejut saat Brandon tiba-tiba berbicara seperti itu.
“Brandon cemburu Pah.. karena aku melirik tunangannya terus.. Hahhaha” kata Aaron sambil tertawa lebar. Sedangkan Alisha sampai tersedak karena ucapan Aaro
Alisha membuka matanya ketika mencium Aroma harum dari arah dapurnya.. Ahh mungkin saat ini Brandon sedang membuatkan sarapan untuknya. Seketika itu juga Alisha bangun, mengusap perutnya yang sudah membesar, lalu menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dn menggosok gigi.Keluar dari kamar mandi Alisha langsung menuju ke dapur dimana Brandon sudah sibuk dengan kompor dan lain sebagainya. Sejak tau jika Alisha Hamil, brandon memang selalu memanjakannya. Ia benar-benar menjadi suami yang sangat perhatian dengan istri dan calon bayinya. Dan itu membuat Alisha berubah.Alisha yang mulanya memang selalu risih dengan kelakuan brandon yang sering mengumbar kemesraan kini malah berubah menjadi selalu ining di manja dan selalu ingin bermesraan dengan suaminya tersebut, mungkin karena Bayinya, mungkin karena hormon, atau mungkin juga karena perasaannya kini yang sudah semakin tak terbendung lagi dengan seorang Brandon Revaldi.Brandon benr-benar terlihat Gagah u
Brandon masih saja mencumbu wanita yang kini berada di bawahnya, cumbuan yang sangat lembut dan menggairahkan. Bibir Basahnya itu bahkan sudah menjelajahi sekujur tubuh wanita yang kini sudah menjadi miliknya sepenuhnya.“Brand...”“Hemm..” Ucap Brandon masih tak mau menjauhkan bibirnya dari puncak payudara Alisha.“Hentikan itu Astaga..”Brandon menatap Alisha dan tersenyum geli melihat ekspresi kenikmatan yang terpancar dari raut wajah wanitanya tersebut.“Aku tidak akan berhenti sayang, Tidak akan pernah.” Lalu Brandon melanjutkan Aksinya kembali. Membuat Alisha memekik nikmat, Mendesah penuh gairah, hingga keduanya berakhir dengan lenguhan panjang masing-masing.Astaga.. bercinta dengan sang belahan jiwa benar-benar membuat Brandon menginginkan lagi dan lagi.***Brandon terbangun dengan ranjang yang sudah kosong di sebelahnya. Seketika itu Juga Ia terduduk dan mengedark
Brandon menatap Wanita yang masih sibuk membereskan pakaiannya di sofa ruang inapnya. Ini Sudah dua Hari sejak Upacara pernikahan sederhana mereka. Brandon tak berhenti mengumpat dalam hati karena walau Ia kini sudah sah memiliki Alisha, nyatanya Ia belum bisa melakukan apa-apa karena masih di rawat di rumah sakit.Brandon selalu menegaskan pada dokter dan orang tuanya jika Ia sudah sembuh dan ingin pulang. Namun Dokter masih melarangnya. Dokter masih ingin memastikan jika tak ada yang serius dengannya karena Brandon terluka pada tempat yang sama.Akhirnya dengan bujukan Alisha, Brandon menyetujuinya dengan Syarat setelah keluar dari rumah sakit nanti, mereka akan langsung pergi berbulan madu.Dan yaa.. saat itu akhirnya datang juga Besok pagi. Malam ini adalah malam terakhir dirinya menginap di rumah sakit. Tak apa lah, Toh Alisha selalu tidur dalam pelukannya.Brandon masih tak berhenti menatap Wanita Cantik tersebut yang sedang konsentrasi dengan apa y
“Aku.. Aku Alisha.. Aku Angel Kamu..”“Angel?? Siapa Angel??”Ekspresi Alisha benar-benar seperti orang yang sedang Shock, Wajahnya memucat, Bibirnya terasa kering, Kakinya terasa gemetar. Brandon melupakannya, Brandon benar-benar tak ingat tentangnya, apa Brandon Amnesia?? Lalu bagaimana hubungan mereka selanjutnya?? Mengingat Itu kepala Alisha terasa pening, bayangannya mengabur dan Ia tak ingat apa-apa lagi.Nessa berteriak saat melihat tubuh Alisha tersungkur ke lantai, Gadis itu pingsan. Pun dengan dhanni dan Aaron, semua berlari ke arah Alisha.Dan Brandon pun juga..“Al...” Panggil Brandon dengan nada khawatirnya.Ia kemudian memangku kepala Alisha dan menepuk-nepuk pipinya. Brandon kini bahkan tak menghiraukan sakit yang Ia rasakan di kepala dan nyeri-nyeri di sekujur tubuhnya. Ia bahkan sudah melepas paksa jarum infus yang tadi berada di punggung tangan kirinya karena sangat khawatir dengan keadaa
Alisha tak berhenti menangis saat Ia membantu para suster mendorong ranjang yang di baringi oleh Brandon menuju ke IGD. Sepanjang perjalanan tadi, alisha tak berhenti merutuki dirinya sendiri.Bodoh.. Bodoh.. Brandon saja mengenalimu, Kenapa kau tak dapat mengenalinya Al..???Selalu saja kata itu yang berputar-putar dalam benaknya.“Brand.. Please.. buka lagi matamu..” Alisha menangis sambil memohon kepada Brandon. Ahh lelaki ini benar-benar membuatnya takut. Seribu kali lipat lebih takut dari pada Lima tahun yang lalu.Akhirnya sampailah mereka di depan IGD. Alisha di haruskan menunggu di luar. Sebenarnya Ia tak ingin meninggalkan Brandon. Ya tuhan.. bagaimana mungkin ini terjadi untuk yang kedua kalinya dan semua itu karena kecerobohannya. Semoga saja tak terjadi apa-apa dengan Brandonnya kali ini.Alisha mengeluarkan ponsel Brandon yang sejak tadi sudah di genggamnya. Mencari-cari kontak keluarganya untuk segera di hubungi. Bagaimana
Didepan sebuah cermin besar, Alisha menatap bayangannya sambil menghela nafas panjang. Ayo Al.. Kamu pasti bisa, kamu pasti bisa... kata-kata tersebut selalu di rapalkannya dalam hati sebelum melakukan tarian Balet.Setelah memejamkan mata dan berdoa, Alisha pun akhirnya melakukan tarian tersebut dengan sangat cantik dan indah. Tak ada satu kekuranganpun dalam gerakannya kaki-kakinya melangkah dengan sempurnya, lompatan-lompatan itu terlihat begitu menawan dan sangat indah.. hingga ketika musik terhenti, Alisha mendengar sebuah tepuk tangan datang dari dekat pintu keluar ruangan tersebut.Itu Anisha.. Kakak kembarnya..“Bagus sekali Al.. kamu memiliki kemajuan yang pesat.”“Kak Nisha kapan kemari??” Alisha meraih sebuah handuk kecil dan sebotol minuman yang berada di bangku di ujung ruangan.“Sejak tadi, saat kamu baru mulai menari. Aku benar-benar nggak nyangka, kamu yang sedikit jauh dari kata feminim ternyata