Home / Lahat / Ludus / 5. Ice queen

Share

5. Ice queen

Author: Queen typo
last update Huling Na-update: 2021-07-08 20:10:45

Sore hari ini cuaca cukup mendukung bagi orang yang berniat bermain ke luar rumah karena cuacanya cerah, bahkan terlihat beberapa orang sekitar mengelap keringat karena panas. Namun tidak untuk seorang pemuda yang tengah menunggu sang pujaan hati di halte dekat sekolahnya.

Banyak orang yang merupakan siswa siswi dari SMA pancasila dan SMK widiya kusuma yang melihatnya dengan tatapan memuja dan tatapan seolah sang pemuda adalah makhluk asing karena belum pernah melihatnya.

Asyik dengan buku komiknya membuat ia tak sadar bahwa seorang gadis tengah menatapnya dengan pandangan tajam. Namun tak lama si pemuda seperti merasakan sebuah tatapan yang tajam padanya akhirnya ia mengedarkan pandangannya dan bertemu dengan mata coklat jernih yang tengah menatapnya. Senyum si pemuda seketika terbit.

"udah lama?" tanya Darga sambil terkekeh.

"hmm," dehem Bintang tanpa menjawab dengan benar.

"bawa motor ga?" tanya Darga yang mendapat gelengan dari Bintang.

"yaudah ayo!" ajak Darga sambil mengambil tangan Bintang yang refleks Bintang tepis karena kaget, sama halnya dengan Darga yang kaget akan respon Bintang.

"sorry, ayo!" ajak Darga lagi tanpa melihat ke arah Bintang.

Keduanya bergegas menaiki motor Darga yang berada di depan halte dan melaju Menuju tempat tujuan, tanpa mereka sadari seseorang melihat keduanya sambil mengerutkan dahinya karena tidak menyangka dengan apa yang baru saja ia lihat.

.

.

.

"gini bukan sih caranya?" tanya Darga sambil menyodorkan buku hasil kerjanya.

"huum," balas Bintang sambil menganggukan kepalanya.

"akhirnya bener juga setelah tujuh kali salah hehe," gumam Darga yang masih terdengar oleh Bintang.

"PR!!" ucap Bintang sambil menggeserkan kertas HVS yang sudah berisi beberapa soal untuk Darga, ya memang seterniat itu Bintang membuat soal. Darga hanya meneguk ludah ketika melihap soal dari Bintang. "ko beda sama yang diajarin ya?" batin Darga.

"ok, makasih buat hari ini. Yuk pulang!" ucap Darga riang sambil memasukan alat tulisnya kedalam tas dan bergegas Darga membayar pesanan makanannya.

Namun sekembalinya ke meja Bintang sudah tak ada, ketika mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe ia melihat di bagian luar cafe tepatnya pinggir jalan, Bintang sudah berdiri untuk menyetop angkot arah rumahnya untuk pulang. Saat itu juga Darga berlari ke luar untuk mencegahnya, Sayangnya jarak yang lumayan jauh membuat ia terlambat menghentikan Bintang yang sudah naik angkot dan angkotnya pun pergi.

Tak apa lah hari ini ia gagal mengantarkan Bintang pulang asal esoknya jangan!

Kalimat yang terus Darga gumamkan di hati untuk menyemangati dirinya sendiri.

"tapi ko kesel ya? Aish!!" guman Darga sambil melangkah menuju motornya yang terparkir rapi di depan cafe.

Setelah siap Darga pun bergegas pulang karena sepertinya cuaca mulai menampakan ciri akan hujan yang lumayan besar melihat mendungnya bukan main.

"padahal tadi panasnya ngalahin gosip sekarang, sekarang ko mendung!" gerutu Darga sambil terus mengendarai motor kesayangannya.

Baru 5 menit berkendara ia melihat angkot yang ditumpangi Bintang tadi berhenti dipinggir jalan yang cukup sepi, ketika melihat sosok yang ia kenal turun dari angkot seketika ia melebarkan matanya dan segera menghampirinya.

"maaf ya bu, neng.. Saya ga tau kalo bakal mogok gini," ucap mang angkot pada Bintang dan beberapa ibu-ibu yang akan membayar namun si mang angkot tolak karena merasa tak enak karena tak mengantar sampai tujuan.

"gpp mang, makasih!" balas Bintang datar namun nadanya tak sedatar wajahnya.

Bintang mencoba akan menghubungi orang tuanya karena yang ia tahu angkot ini angkot terakhir yang akan membawanya sampai rumah, namun sayangnya malah mogok. Ketika Bintang masih fokus menghubungi orang tuanya seseorang menepuk pelan bahunya hingga ia terlonjak kaget dan menoleh dengan cepat.

Seketika matanya mendelik tajam melihat Darga yang memperlihatkan cengiran khasnya membuat Bintang mendengus.

"pulang bareng aku aja yuk!"

"males!" ketus Bintang.

"ayo Noubiku!! Udah sore loh!" ucap Darga sambil terkekeh.

"HEH!" Bentak Bintang refleks karena namanya diganti.

Darga semakin melebarkan senyumnya karena respon Bintang, bukannya takut ia malah semakin gemas.

"ayo ah!" paksa Darga sambil melangkah ke arah motornya yang terparkir dibelakang tak jauh dari angkot yang ditumpangi Bintang.

Mengingat tak akan ada lagi angkot yqng lewat terpaksa Bintang mengikuti langkah Darga agar bisa sampai ke rumahnya tepat waktu. Ia tak perduli soal helm toh daerah rumah Bintang bukan daerah kotanya makanya jarang angkot.

Tak ada yang bersuara ketika mereka dalam satu kendaraan, dimana Bintang yang di bonceng dan Darga yang membonceng. Keduanya terdiam, hanya suara deru mesin motor yang terdengar. Tanpa Bintang tahu, Darga besorak dalam hatinya karena ternyata hari ini ia bisa mengantar Bintang pulang, bahkan dengan gamblang hati Darga berkata supaya Bintang jangan membawa motor saja setiap sekolah agar Darga bisa mengantarnya.

Membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke rumah Bintang dari tempat angkot mogok itu, sesampainya di rumah Bintang terlihat mobil pick up yang baru saja sampai sama seperti motor Darga. Bintang yang melihat ayahnya akan turun segera turun dari motor Darga dan berlari guna membukakan pagar rumahnya agar mobil ayahnya bisa masuk. Namun karena ayahnya terlanjur turun dan melihat Bintang pulang diantar anak laki-laki membuat sang ayah terheran-heran karena tak biasanya sang anak mau diajak pulang bareng dengan laki-laki.

"loh teh kenapa baru pulang?" tanya ayah ketika Bintang mencium tangan sang ayah diikuti Darga yang mencium tangan ayah Bintang.

"kerja kelompok yah," balas Bintang pelan.

"ini?" tanya ayah sambil mengalihkan pandangannya pada Darga.

"saya Darga om, temannya Nobiku," balas Darga sambil menunjukan cengiran khas nya. Namun Bintang malah mendelik kesal karena nama panggilannya seperti itu.

"haha terima kasih ya nak sudah mengantarkan Bibi pulang, mau mampir dulu?" tawar Ayah Bintang.

"ah makasih om, tapi saya harus pulang sudah mau maghrib," tolak Darga sopan.

"ya sudah lain kali main ke sini ya nak Darga." mendengar ajakan sang Ayah membuat ia menunjukan raut tak sukanya pada sang ayah, namun ayahnya hanya terkekeh pelan.

"siap om, pamit ya om, Nobiku, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Mata Bintang meneliti setiap gerakan Darga yang mulai dari memakai helm hingga pergi dari sana, hingga suara sang ayah membuyarkan lamunannya.

"ayo teh!"

.

.

.

.

"aish dasar ice queen!" gumam Darga sambil terkekeh. Ia baru saja sampai lima menit yang lalu dan langsung rebahan disamping mama nya yang sedang menonton film azab. Sang mama yang mendengar gumaman sang anak langsung melirik bingung, anaknya datang-datang gumam dan senyum-senyum tak jelas, membuat merinding saja.

"dek? Sehat?"

"alhamdulillah mama, aku masih bernafas!" dengus Darga.

"bukan itu loh, kamu tu datang-datang malah ngomong sendiri, senyum sendiri pula! Kaya orang gila aja!" ketus Ana, Mama Darga.

"haish mama sama anak sendiri ko dikatain!" gumam Darga, sedangkan sang mama hanya mengangkat bahu nya dan kembali menonton Azab.

"Ma, ada perempuan dingin yang bikin aku deg deg an loh," ujar Darga membuat sang mama kembali menoleh.

"kalo ga deg deg an ya kamu mati dek!" ketus Ana lagi.

"Hih!!!!! Au ah mama ngeselin!" gerutu Darga sambil langsung berlalu menuju kamarnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ludus   56. Kebenaran (End)

    pagi ini terlihat cerah, sang surya memancarkan sinarnya diangaksa yang biru, sudah sebulan sejak Bintang sadar dari komanya, semuanya berjalan sebagaimana mestinya, tak ada lagi pesan ancaman, tak ada lagi bayangan kekerasan. Satu bulan penuh Bintang menjalani berbagai macam terapi ditemani keluarga, sahabat dan kekasihnya.Rasa takut dalam dirinya perlahan hilang ketika ia mulai konsultasi ke salah satu Dokter psikologi atas saran Bagas dan bujukan orang orang terdekatnya, Kakinya yang patah kini mulai membaik walau masih belum bisa berlari. Dokter Vian menjadi dokter yang terus mengawasi pengobatan Bintang atas permintaan Dokter Bagas. Hingga akhirnya Bintang dapat dinyatakan sembuh total dan bisa kembali bersekolah setelah sekian lama ia tak masuk ke sekolahnya. Kakinya menginjakan kaki diparkiran sekolah dengan bantuan Darga yang kini tengah merapikan rambutnya. Banyak pasang mata yang menatap Bintang pangling karena hamoir satu bulan setengah Bintang tak

  • Ludus   55. pelukan

    Terik matahari sore masih terasa menyengat dikulit, suasana ramai didukung dengan cuaca panas tak membuat banyak orang mengurungkan dan menunda kegiatannya, banyak orang yang berkeliaran diparkiran rumah sakit, Yasa dan Niken yang sudah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu mulai gerget karena ketiga orang yang keduanya tunggu tak kunjung datang, Niken memang tahu ruangannya namun sudah janjian diparkiran. Tak enak jika ia dan Yasa duluan padahal yang mengajaknya Aryani dan sahabatnya.Keduanya tengan berdiri dibawah pohon mangga yang tidak terlalu tinggi namun sedikitnya bisa menghindari panasnya sengatan matahari walau hanya sedikit tubuhnya saja yang terhalangi."kita masuk duluan aja yuk, panas, mana disini ga ada tempat buat neduh," ujar Yasa pada Niken yang tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling parkiran yang nampak banyak orang bolak balik dan kendaraan yang tanpa henti keluar masuk."ga enak kalo duluan, kan kita cuma ikut sama

  • Ludus   54. putus?

    Sudah satu minggu sejak kejadian para wartawan mengejar siswa siswi, guru dan kepala sekolah SMK Widya Kusuma, semuanya sudah mereda sejak kemarin pagi akhirnya perwakilan dari guru dan siswa yang bersangkutan mau untuk diwawancara dengan syarat tidak mau dipublikasikan. Hanya sedikit penjelasan agar para wartawan berhenti mengganggu kenyamanan sekolah.Siswa yang menjadi perwakilan yaitu Yasa sebagai ketua OSIS yang sebentar lagi akan lengser. Banyak pertanyaan yang para wartawan ajukan, namun tak banyak yang dijawab oleh Yasa temasuk korban, Yasa tidak memberitahunya demi kenyamanan berbagai pihak.Suasana kelas OTKP 2 terlihat hening dengan Bu Yash yang tengah menjelaskan materi didepan kelas. Seminggu terakhir ini suasana kelas terlihat muram membuat para guru sedikit memberi arahan karena hampir semua muridnya terlihat tak bersemangat."materi hari ini cukup sekian, minggu depan tugasnya harus sudah selesai ya," jelas Bu Yash yang dibalas

  • Ludus   53. tersebar

    Yasa mengecek satu persatu CCTV, ia baru ingat mengenai kejadian beberapa hari yang lalu ketika Bintang diculik Sandi, dengan bergerak cepat Yasa membuka CCTV kelas Bintang.Terlihat pada jam istirahat kelas Bintang hanya Bintang seorang yang tengah memakan bekalnya, tak lama seseorang masuk yang tak lain Sandi membuat Bintang mematung, Senyum Yasa mengembang seketika.Namun senyumnya surut dan berubah menjadi umpatan ketika Yasa melihat jika rekaman CCTV kejadian itu dihapus dan hanya ada kelanjutannya ketika Sandi membawa Bintang yang terkulai lemas keluar kelas.Dengan tangan yang cepat, Yasa membuka satu persatu dari sekian banyak. Bahkan CCTV parkiran pun dihapus. CCTV hari ini bahkan tak bisa diputar semuanya dijam sembilan lebih. Sepertinya kejadian tadi sudah direncanakan.Dengan cepat Yasa bertanya pada security yang menunggunya diluar ruangan, "pak?" panggil Yasa."iya den?""apa sebelumnya ada yang mi

  • Ludus   52. Bukti

    Entah sudah berapa lama Darga beridam diri dikursi itu, Matanya menatap kosong ke arah lantai dengan kedua tangan disatukan dengan dikepalkan, kepalanya menunduk dengan memejamkan matanya yang sesekali keluar air mata.Silahkan jika kalian anggap Darga cengeng, satu hal yang membuat ia bisa tertawa lepas dengan kehidupan yang penuh warna selain dari keluarganya, ia bisa melalu itu hanya ketika bersama Bintang seorang.Niken mentapa Anggun dan Darga dengan tangan bergetar karena masih syok dan merasa bersalah. "Anggun? Darga?" panggil Niken membuat keduanya menoleh dan bertanya dengan sorot matanya."ada yang mau gue jelasin," ujar Niken membuat Anggun yangs sejak tadi berdiri menatap jendela pintu UGD yang tertutup gorden.Dengan langkah pelan, Darga dan Anggun berjalan menghampiri Niken kemudian duduk disamping gadis itu. Niken menutup matanya sekejap kemudian membuka matanya kembali dengan tangan yang tidak terlalu bergetar sekar

  • Ludus   51. Lagi

    Sorak sorai dengan tepuk tangan yang meriah menggema diseluruh penjuru SMK Widkum. Baik laki laki ataupun perempuan, siswa ataupun guru, semuanya ikut berpartisipasi menjadi supporter yang sangat dibutuhkan bagi para pemain.Dua tim yang kini tengah bersiap untuk berlawan yaitu Tim Yasa dengan Tim Romi dari SMA Pancasila membuat kedua tim mendapat banyak dukungan. Tribun yang biasanya hanya diisi paling banyak setengahnya kini tiba tiba penuh, pinggir lapangan dikelilingi para supporter yang akan mendukung tim sekolah masing masing.Berbeda dengan teman teman Darga yang kini bersemangat untuk mendukung Romi dan Timnya, Darga malah sibuk mencari sosok yang mengganggu pikirannya sejak tadi malam hingga ia tak bisa tidur.Matanya terus memindai dari sisi ke sisi, namun Darga belum menemukan satu orang yang ia cari dianta ratusan manusia dengan suara yang menggema disuruh antero sekolah. Ala Bintang tidak menonton pertandingan?Dengan geraka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status