Cinta pertama? Itu sangat menyenangkan dan menegangkan, karena kita tak tau orang yang kita cintai itu mencintai kita atau tidak. Hasilnya hanya ada 2, melanjutkan kisah atau hati yang patah. Mari kita coba, bagaimana hasilnya. -Darga Anggara
View MoreTerik matahari tak membuat para siswa goyah disiang ini, para penghuni kelas OTKP 2 sedang melaksanakan pemanasan olah raga, Pak Arif selaku guru pengajarnya fokus melihat pergerakan setiap siswanya.
Gerakan demi gerakan dilakukan hingga pemanasan berakhir, pak Arif mulai melangkah menuju depan dimana sang seksi olah raga berada. Salah satu guru killer ini lumayan disegani oleh banyak siswa termasuk siswa siswi kelas ini.
"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh," salam pak Arif yang langsung dijawab oleh semuanya.
"Dikarenakan bapak ada keperluan mendadak, kalian belajar dikelas saja. Bapak sudah memberi tugas kepada sekretaris kalian, besok pagi harus sudah ada di meja bapak! Paling telat jam 7. Sekian wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh," singkat, padat dan jelas, begitulah pak Arif. Para siswa hanya menggerutu didalam hati dan kemudian membubarkan diri dari barisan dan kemudian kembali ke kelas mereka yang terletak di gedung A lantai 2.
Sampai dikelas sekretaris mulai menuliskan tugas di papan tulis, sedangkan yang lainnya menulis dengan tenang. Namun, berbeda dengan keadaan dibelakang kelas dimana beberapa orang yang sering dijuluki pasukan tak bersayap malah sibuk dengan kegiatan masing - masing.
"Syam, kutek aku bagus ga?" tanya Lili sambil memperlihatkan kukunya kepada Syami. Liliana Aurelia, gadis perawakan tinggi dengan tubuh ideal pecinta kuteks, jika ada orang yang berani merusak karya dikukunya maka siapkan telinga dan rambut anda supaya tidak menjadi korban selanjutnya, walaupun terkesan feminim tapi kelakuannya ga jauh beda dari preman kalo marah tuh, bahkan rambut anda harus wassalam kalo dia sudah marah.
"jelek! Bagus yang warna kemarin sih," balas Syami. Dimana Syami Dania ini sebelas duabelas sama Lili pecinta kuteks, perawakannya tinggi dengan berat badan berbobot, dia akan ngamuk kalo dipanggil gendut, gemblung atau yang lainnya yang mengatakan kalo dia gendut, siap siap saja pantat mulus anda ditendang oleh dia.
"yang itu warnanya kurang pas li," jawab Aryani si anak paskibra yang kelewat tinggi.
"yaudah deh besok ganti lagi," ucap Lili sambil meniup kuku cantiknya.
Brakkk
"ebuset!?"
"anjir."
"monyet."
"Setan!!"
"astagfirullah."
Sang pelaku pemukul meja hanya cengengesan melihat dan mendengar respon teman-temannya yang kaget, berbeda dengan cewek mungil yang duduk paling ujung dekat tembok yang hanya mengangkat alisnya melihat tingkah sahabatnya itu.
"maaf maaf, dedek ga sengaja!?"
"RANTIIIIIIIIII!!!!!" Teriak ke lima temannya itu, sedangkan sang pelaku hanya cengengesan sambil mengangkat kedua jarinya tanda peace.
"ngeselin banget sih, pale lu kaga sengaja!" kesal Anggun. Nama boleh Anggun tapi kelakuan sama persis kaya preman pasar, bicara sama anggun tuh harus ekstra sabar karena mudah ngegas orangnya.
"iye iye maaf ish."
"Bacot lu, diem! Nulis noh!"
Malia Nurahma, pemilik wajah galak disertai mulut bon cabe level tinggi yang pastinya mengalahkan mulut cabe cabean yang ada itu mulai jengah dengah tingkah sahabatnya yang kelewat hyperaktif itu.
Sedangkan si gadis mungil pojok itu masih diam tak membuka suara walaupun merasa kesal, terkenal dengan irit bicara, sekalinya bicara kaya ngajak tawuran, tubuh mungil dengan wajah imutnya itu tidak sesuai dengan sifat dinginnya. Dia tidak terlalu pintar dan tidak terlalu bodoh dia masih menjadi salah satu siswa yang masuk sepuluh besar, andai ia tak malas mungkin untuk masuk tiga besar dia bisa, namun ya sudahlah. Gadis mungil ini bernama Noura Bintang Azkirana.
***
Tak terasa waktu cepat berlalu, lima belas menit lagi bel pulang akan berbunyi. Keadaan kelas OTKP 2 masih terlihat ribut dikarenakan masih banyak soal yang belum selesai dijawab. Berbeda dengan ke tujuh siswi yang ada dibelakang yang masih terlihat santai meskipun masih mengisi nomor 2, Karena mereka yakin si gadis mungil pojok itu akan memberikan contekan pada mereka. Terlihat semenit kemudian Bintang memberikan bukunya kepada Aryani.
"kumpulin!"
Senyum ke enam sahabatnya mengembang sambil mulai menyalin jawaban dari buku Bintang. Sedangkan sang pemilik langsung memundurkan kursinya kemudian melangkah keluar menuju toilet, sudah menjadi hal biasa melihat Bintang keluar kelas disaat dia sudah beres menulis tugas, kebiasaan.
Langkah demi langkah akhirnya Bintang sampai ke tempat tujuan, suasana sepi terpampang jelas didalam toilet, biasanya kaum hawa pasti ada ditoilet meski hanya satu atau dua orang, namun kali ini tidak, hanya ada Bintang seorang.
Air mulai mengalir ketika Noura menyalakannya kemudian membasuh tangannya hingga bersih, merasa lelah ia mulai membasuh wajahnya agar merasa segar. Melihat jam ditangannya menunjukan waktu kurang dari 5 menit lagi untuk bel pulang, ia pun segera meninggalkan toilet dan kembali ke kelas.
Namun belum sampai ke kelas ia dihadang orang yang cukup ia benci, dimana sosok didepannya ini menyebalkan dan selalu menganggu Bintang.
"Hei Noura!" sapa sosok makhluk astral bagi Bintang. Sedangkan yang disapa hanya memutar bola mata malas.
"bales dong sapaan aa!" goda sosok yang memanggil dirinya sendiri aa itu.
"minggir!" ketus Noura.
"bales dulu sapaannya dong, ntar aa biarin neng lewat," godanya lagi.
"Najis!"
"eits, neng mulutnya makin pedes aja. Aa ga suka," si sosok itu menunjukan raut wajah pura pura kecewa.
"minggir!!" bukan lagi ketus, ini sudah bentakan.
"Astagfirullah de, mulutnya dicabein mulu ya!" balasnya sambil mengusap dada.
Tanpa memperdulikan sosok itu, Bintang mendorong lengan sosok itu kemudian melenggang melanjutkan perjalanannya menuju kelas yang sempat terhenti.
"Sabar Yasa sabar, orang sabar kegantengannya nambah!" ucap sosok yang mengaku Yasa itu masih mengusap dada.
Tak lama kemudian suara nyaring bel pulang pun terdengar. Suaranya bahkan belum berhenti namun para murid sudah berlarian keluar kelas, kelas XI OTKP 2 tinggal 7 orang yang masih betah, kenapa? Karena wifi sekolah yang membuat mereka betah berlama lama disekolah.
"Eh lu tau ga ka-" belum beres kalimat Ranti para sahabatnya sudah duluan memotong kalimatnya.
"GA TAU!!"
"ebuset, santai atuh kalian tuh! Lagian ini tuh berita menggemparkan," kesal Ranti.
"apaan emang?" tanya Lili.
"hilih penasaran jugakan!" batin Ranti menggerutu.
"SMA tetangga ada murid baru katanya, ganteng pula," ghibah dimulai.
"masa sih? Tai dari siapa lu?" tanya anggun.
"TAU NYET!! tai tai, pale lu tai," kesal Lili yang tak direspon oleh anggun.
"kata si Tami, sepupu gue!" balas Ranti.
"seganteng apa? Paling masih gantengan Bang Putra," balas Aryani malas, Putra adalah pujaan hati Aryani sejak 2 tahun lalu dan ketampanannya cukup banyak membuat kaum hawa meleleh.
"GANTENG ANJIR!!" teriak ranti sambil menggebrak meja hingga membuat beberapa sahabatnya terlonjak kaget.
"Bangke pelan dikit dong!" gas Malia yang dari tadi fokus menatap hp nya yang menampilkan film india lawas shahrukhan.
"ASLI ANJIR INI MAH GANTENG OY!!" teriak Ranti lagi hingga handphone nya direbut langsung oleh Syami, lalu...
"OH MY GOD!!" Teriak Syami tak kalah heboh sehingga menimbulkan saling rebutan hp Ranti yang menampilkan sosok tampan yang terlihat candid difoto itu.
Sedangkan si mungil hanya diam sambil mendengarkan lagu lawas kesukaannya lewat headset yang ia pakai ditelinganya sambil menutup matanya seolah tak perduli dengan apa yang para sahabatnya bahas.
••••••••••
pagi ini terlihat cerah, sang surya memancarkan sinarnya diangaksa yang biru, sudah sebulan sejak Bintang sadar dari komanya, semuanya berjalan sebagaimana mestinya, tak ada lagi pesan ancaman, tak ada lagi bayangan kekerasan. Satu bulan penuh Bintang menjalani berbagai macam terapi ditemani keluarga, sahabat dan kekasihnya.Rasa takut dalam dirinya perlahan hilang ketika ia mulai konsultasi ke salah satu Dokter psikologi atas saran Bagas dan bujukan orang orang terdekatnya, Kakinya yang patah kini mulai membaik walau masih belum bisa berlari. Dokter Vian menjadi dokter yang terus mengawasi pengobatan Bintang atas permintaan Dokter Bagas. Hingga akhirnya Bintang dapat dinyatakan sembuh total dan bisa kembali bersekolah setelah sekian lama ia tak masuk ke sekolahnya. Kakinya menginjakan kaki diparkiran sekolah dengan bantuan Darga yang kini tengah merapikan rambutnya. Banyak pasang mata yang menatap Bintang pangling karena hamoir satu bulan setengah Bintang tak
Terik matahari sore masih terasa menyengat dikulit, suasana ramai didukung dengan cuaca panas tak membuat banyak orang mengurungkan dan menunda kegiatannya, banyak orang yang berkeliaran diparkiran rumah sakit, Yasa dan Niken yang sudah menunggu sejak sepuluh menit yang lalu mulai gerget karena ketiga orang yang keduanya tunggu tak kunjung datang, Niken memang tahu ruangannya namun sudah janjian diparkiran. Tak enak jika ia dan Yasa duluan padahal yang mengajaknya Aryani dan sahabatnya.Keduanya tengan berdiri dibawah pohon mangga yang tidak terlalu tinggi namun sedikitnya bisa menghindari panasnya sengatan matahari walau hanya sedikit tubuhnya saja yang terhalangi."kita masuk duluan aja yuk, panas, mana disini ga ada tempat buat neduh," ujar Yasa pada Niken yang tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling parkiran yang nampak banyak orang bolak balik dan kendaraan yang tanpa henti keluar masuk."ga enak kalo duluan, kan kita cuma ikut sama
Sudah satu minggu sejak kejadian para wartawan mengejar siswa siswi, guru dan kepala sekolah SMK Widya Kusuma, semuanya sudah mereda sejak kemarin pagi akhirnya perwakilan dari guru dan siswa yang bersangkutan mau untuk diwawancara dengan syarat tidak mau dipublikasikan. Hanya sedikit penjelasan agar para wartawan berhenti mengganggu kenyamanan sekolah.Siswa yang menjadi perwakilan yaitu Yasa sebagai ketua OSIS yang sebentar lagi akan lengser. Banyak pertanyaan yang para wartawan ajukan, namun tak banyak yang dijawab oleh Yasa temasuk korban, Yasa tidak memberitahunya demi kenyamanan berbagai pihak.Suasana kelas OTKP 2 terlihat hening dengan Bu Yash yang tengah menjelaskan materi didepan kelas. Seminggu terakhir ini suasana kelas terlihat muram membuat para guru sedikit memberi arahan karena hampir semua muridnya terlihat tak bersemangat."materi hari ini cukup sekian, minggu depan tugasnya harus sudah selesai ya," jelas Bu Yash yang dibalas
Yasa mengecek satu persatu CCTV, ia baru ingat mengenai kejadian beberapa hari yang lalu ketika Bintang diculik Sandi, dengan bergerak cepat Yasa membuka CCTV kelas Bintang.Terlihat pada jam istirahat kelas Bintang hanya Bintang seorang yang tengah memakan bekalnya, tak lama seseorang masuk yang tak lain Sandi membuat Bintang mematung, Senyum Yasa mengembang seketika.Namun senyumnya surut dan berubah menjadi umpatan ketika Yasa melihat jika rekaman CCTV kejadian itu dihapus dan hanya ada kelanjutannya ketika Sandi membawa Bintang yang terkulai lemas keluar kelas.Dengan tangan yang cepat, Yasa membuka satu persatu dari sekian banyak. Bahkan CCTV parkiran pun dihapus. CCTV hari ini bahkan tak bisa diputar semuanya dijam sembilan lebih. Sepertinya kejadian tadi sudah direncanakan.Dengan cepat Yasa bertanya pada security yang menunggunya diluar ruangan, "pak?" panggil Yasa."iya den?""apa sebelumnya ada yang mi
Entah sudah berapa lama Darga beridam diri dikursi itu, Matanya menatap kosong ke arah lantai dengan kedua tangan disatukan dengan dikepalkan, kepalanya menunduk dengan memejamkan matanya yang sesekali keluar air mata.Silahkan jika kalian anggap Darga cengeng, satu hal yang membuat ia bisa tertawa lepas dengan kehidupan yang penuh warna selain dari keluarganya, ia bisa melalu itu hanya ketika bersama Bintang seorang.Niken mentapa Anggun dan Darga dengan tangan bergetar karena masih syok dan merasa bersalah. "Anggun? Darga?" panggil Niken membuat keduanya menoleh dan bertanya dengan sorot matanya."ada yang mau gue jelasin," ujar Niken membuat Anggun yangs sejak tadi berdiri menatap jendela pintu UGD yang tertutup gorden.Dengan langkah pelan, Darga dan Anggun berjalan menghampiri Niken kemudian duduk disamping gadis itu. Niken menutup matanya sekejap kemudian membuka matanya kembali dengan tangan yang tidak terlalu bergetar sekar
Sorak sorai dengan tepuk tangan yang meriah menggema diseluruh penjuru SMK Widkum. Baik laki laki ataupun perempuan, siswa ataupun guru, semuanya ikut berpartisipasi menjadi supporter yang sangat dibutuhkan bagi para pemain.Dua tim yang kini tengah bersiap untuk berlawan yaitu Tim Yasa dengan Tim Romi dari SMA Pancasila membuat kedua tim mendapat banyak dukungan. Tribun yang biasanya hanya diisi paling banyak setengahnya kini tiba tiba penuh, pinggir lapangan dikelilingi para supporter yang akan mendukung tim sekolah masing masing.Berbeda dengan teman teman Darga yang kini bersemangat untuk mendukung Romi dan Timnya, Darga malah sibuk mencari sosok yang mengganggu pikirannya sejak tadi malam hingga ia tak bisa tidur.Matanya terus memindai dari sisi ke sisi, namun Darga belum menemukan satu orang yang ia cari dianta ratusan manusia dengan suara yang menggema disuruh antero sekolah. Ala Bintang tidak menonton pertandingan?Dengan geraka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments