Share

Bab 2 - Benua Es Antartika.

Dan dalam sekejap setelah "Liem" membaca isi kertas itu yang tadinya dia merasakan suasana sepi dan sendiri.

Namun tiba tiba saja keadaan berubah menjadi sangat ramai dan para tamu pun masih ada sama seperti terakhir dia tinggalkan.

Dan di sekelilingnya 'Liem' pun masih ada beberapa tamu tamunya yang masih asik dan santai sedang saling berbincang satu sama lain di sofa dekatnya.

Akan tetapi anehnya Kotak kardus Pizza tersebut sudah tidak ada namun yang lebih membingungkan adalah sepucuk kertas yang berada tepat di tangannya masih ada di dalam genggamannya. 

Liem pun akhirnya merasa sangat bingung dengan sambil memegang surat itu 'Liem' pun memandang wajahnya ke arah atas dan berkata pada dirinya sendiri,

"Apa maksud sebenarnya dari semua kejadian ini" Ucap Liem dengan nada pelan bertanya kepada dirinya sendiri.

1 Minggu kemudian.

Waktu dimana setelah dari kejadian aneh yang telah Liem rasakan waktu itu.

Terdengarlah suara gemuruh dari mesin pesawat dan terbangunlah Liem dari tidurnya di salah satu bangku di dalam pesawat mewah pribadi miliknya itu.

Lalu setelah membuka matanya dia 'Liem' kembali melamun melihat pintu jendela di pesawatnya dan mengingat kembali salah suatu peristiwa beberapa hari yang lalu saat dia berkunjung kerumah seseorang.

Di Suatu tempat di dalam rumah besar,

Tampak Liem yang sedang berbicara dengan seorang pria dan di dalam percakapan itu pria tersebut berkata :

"Pemenang yang sesungguhnya saat pertandingan itu bukanlah aku melainkan Samuel, Namun pada akhirnya dia tidak pernah datang dalam pertandingan itu yang akhirnya menjadikan aku pemenang tanpa bertanding" Ucap Pria yang berbicara dengan Liem.

Bertanyalah Liem kepada pria itu,

"Apakah kamu mengetahui kabar dari Samuel setelah itu hari itu hingga sampai sekarang yaitu saat ini ?" Tanya Liem.

Lalu pria itu hanya terdiam dan perlahan menggelengkan kepalanya serta lalu berkata :

"Tidak, Tidak pernah dan tidak ada lagi yang pernah bertemu dan melihat dirinya bahkan apalagi mengetahui kabarnya saat ini setelah kejadian itu dan kenapa kamu ingin menanyakan orang itu ?" Jawab Pria itu dan sambil bertanya kembali kepada Liem.

"Apa hubunganmu dengan dirinya Liem ?" Pria itu kembali bertanya lagi.

"Tidak ada apa apa, Hanya saja aku berfikir kepada seseorang yang telah kau kalahkan itu tanpa pertandingan hingga membuat dirimu menjadi sang juara dunia beladiri sebelum kedatangan aku" Ucap Liem melanjutkan,

"Walau yang pada akhirnya saat ini akulah yang menjadi juara dunia setelah dirimu, Kembali hatiku bertanya tanya dimanakah orang itu sekarang" Jawab Liem.

Lalu setelah itu terlihat berjalanlah Liem meninggalkan Pria itu.

"Plak Plak Plak" Suara langkah kaki Liem pergi tanda meninggalkan pria tersebut.

Tak lama saat Liem sudah ingin mendekati pintu keluar rumah, pria itu kembali berkata :

"Hei Liem, Samuel itu sangatlah mirip sepertimu, Dia itu adalah seorang petarung yang belum pernah sekalipun untuk merasakan kekalahan didalam hidupnya" Ucap Pria Itu melanjutkan,

"Dan dia akhirnya akan merasa bosan karena tidak ada satupun orang yang mampu untuk menjadi lawannya sedangkan aku saat itu hanyalah seorang pria muda yang merasa tidak puas karena selalu saja dikalahkan olehnya" Ucap Pria itu melanjutkan ucapannya kembali,

"Hingga akhirnya aku masih terus saja berusaha untuk menantangnya bertarung berkali kali" Ucap Pria itu melanjutkan,

"Sebab Aku yakin dia pun pasti sangat merasakan kesepian karena telah menjadi orang yang hebat sepertimu" Ujar pria itu.

Lalu Liem membalikan wajahnya dan berkata

"Terimakasih Paul atas informasi yang telah engkau berikan kepadaku" Ucap Liem sambil tersenyum dan berjalan kembali keluar rumah itu.

Diketahui ternyata pria yang baru saja diajak bicara oleh "Liem" adalah "Paul" Sang juara sebelum kehadiran Liem di pertarungan Liga Pertarungan bebas Dunia.

Ketika saat didalam mobil Liem sambil duduk dan tersenyum lalu berkata dalam hatinya "Samuel, Suatu hari nanti kita pasti akan bertemu". ucap Liem pelan.

...

Di dalam pesawat terbang,

Kembali 'Liem' tersadar dalam lamunan nya.

Tak lama mulai terlihatlah suatu dataran es yang sangat luas tampak terlihat jelas dari sisi jendela pesawat dan lalu tak lama mendaratlah pesawat terbang itu.

"SWIING" Suara pesawat yang mulai mendarat.

Ketika pintu pesawat mulai terbuka tampak langsung ada beberapa Militer yang datang berbaris menunggu datangnya kehadiran 'Liem' dan tak lama muncullah 'Liem' perlahan berjalan turunlah dari tangga pesawat.

"Plak Plak Plak" Suara langkah Liem yang berjalan turun dari tangga pesawat terbang.

Tampak 'Liem' yang sudah dari jauh mulai tersenyum sambil berjalan ke arah seseorang yang terlihat sepertinya menjadi pemimpin dari militer disitu, 

Yang memakai topi baret berwarna merah berlogo beberapa bintang di baret kepalanya.

Akhirnya ketika mereka berdua telah saling berhadapan " Liem" dan orang itu langsung saja mereka berdua saling Memberi hormat satu sama lain.

Pria berpakaian militer itu berkata,

"Selamat datang Sang Juara" Ucap militer topi baret berbintang itu.

Lalu mereka berdua saling berjabat tangan dan dia "Liem" berkata,

"Terimakasih atas sambutannya Jenderal" Jawab Liem.

"Jenderal, Hahaha aku suka sebutan itu" Ucap Pria berpakaian Militer itu sambil tertawa

Lalu tak lama mereka berdua saling tertawa dan berkata kembali Jenderal kepada Liem,

"Hei Liem kamu tidak berubah sama sekali masih saja suka merendah seperti dulu saja" Ucap Militer yang diketahui adalah Jendral itu.

Dan Liem pun ikut tertawa bersama Jenderal militer tersebut dan mereka berdua yaitu 'Liem dan Jenderal' pergi berjalan masuk ke sebuah mobil.

...

Saat berbincang - bincang di dalam Mobil diketahui mereka adalah kawan lama yaitu antara 'Liem dan Jendral' yang ternyata sudah saling mengenal satu sama lain.

Jenderal berkata kepada Liem,

"Liem masih ingatkah kamu setelah peperangan itu berakhir saat kita bersama memilih masuk menjadi militer" Ucap Jenderal

Akhirnya diketahui bahwa ternyata Liem dahulu sebelum menjadi seorang petarung dia pernah menjadi militer di masa mudanya. 

"Namun ketika perang itu telah usai akhirnya kamu memilih untuk keluar dari Militer dan memilih hidup berada di jalanan hingga akhirnya menjadi seorang petarung didalam Kejuaraan dunia." Ucap Jenderal melanjutkan,

"Yah benar, Menara Pertarungan itu membuat dirimu menjadi semakin terkenal dan kaya raya sedangkan aku hanyalah seorang Jendral yang menjaga Es yang sangat luas dan sepi ini" Ucap Jenderal yang tampak sedikit menyalahkan dari jalan hidup yang telah dipilihnya.

Akhirnya  Sang Jenderal pun Tertawa kembali begitu juga Liem mereka berdua tertawa bersama

Setelah itu Jendral berkata kembali,

"Apakah yang membuatmu tertarik untuk datang ke benua luas yang penuh es ini Liem ?" Tanya Jenderal

Liem hanya melirik Jendral dan akhirnya berkata,

"Entahlah, Mungkin aku hanya mencari jawaban ketika aku menerima sebuah kertas tantangan yang aku sendiri sekarang masih mencari tahu nya juga saat ini" Jawab Liem.

Lalu Jendral hanya melihat ke arah Liem dengan mengangkat salah satu alis matanya tanda tidak mengerti dengan alasan yang diucapkan oleh Liem tadi.

Tak lama terdengar suara klakson mobil menandakan mereka telah sampai ke dalam sebuah pangkalan militer tersebut.

"TIINN TIINN" Suara klakson Mobil.

Sesampainya mobil berhenti terdengar suara seseorang yang membukakan pintu mobil dari arah luar

"GLEK" Suara pintu mobil yang terbuka.

Ketika pintu mobil itu terbuka berdirilah beberapa orang yang telah berjejer menyambut kedatangan Jenderal dan Liem.

"Selamat datang Jendral" Ucap Seluruh pasukan militer menyambut.

Akhirnya 'Jendral dan Liem' pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam markas militer itu bersama sama.

"Plak Plak Plak" Suara langkah kaki Jenderal dan Liem berjalan.

Saat sampai di dalam Ruangan kerja "Jenderal" itu Liem pun melihat suatu gambar Peta Dunia namun datar sama seperti yang dia telah lihat di dalam buku yang diberikan oleh Pria Tua saat malam di pesta itu.

Tak lama dia 'Liem' melihat beberapa Foto namun ada satu foto yang akhirnya membuat Liem sangat penasaran ?

Jelas sangat terlihat aneh karena di dalam Foto itu terlihat jelas adanya suatu daratan yang sangat kering bahkan tidak ada satupun Es

Dan dia 'Liem' melihat foto yang lainnya kembali terlihat jelas seperti adanya dataran yang subur mengelilingi danau namun terlihat juga ada gunung es jauh di belakang dari di dalam foto itu. 

"Dimanakah foto ini diambil" Ucap Liem kepada Jenderal sambil menunjukan jarinya ke arah foto yang berada di dinding itu.

"Oh itu, Sudahlah kita masih banyak waktu nanti akan aku jelaskan padamu" Jawab Jenderal

Liem masih terlihat kebingungan melihat foto tersebut lalu Jenderal berkata kembali,

"Liem pasti kamu sudah sangat lelah setelah melakukan perjalanan jauh dalam pesawat jadi silahkan kamu beristirahat terlebih dahulu saja di kamar milikmu yang telah kami siapkan" Ucap Jenderal melanjutkan,

"Dan biarkan prajuritku ini yang akan menunjukan kamar untukmu" Ucap Jenderal kepada Liem dengan menunjuk salah seorang prajurit yang dari tadi ikut datang bersamanya.

Liem pun akhirnya pergi dan sebelum Liem pergi dia berkata,

"Terimakasih Jenderal" Ucap Liem lalu seketika mereka saling tersenyum.

Saat berjalan berdua bersama prajurit tersebut Liem hanya terlihat lebih diam saja sambil dibantu di bawakan Kopernya oleh prajurit tersebut yang terdengar hanya suara langkah kaki mereka berdua di lorong koridor markas menuju kamar milik Liem.

"Plak Plak Plak" suara langkah kaki Liem dan prajurit militer itu.

Tak lama saat mereka berjalan tiba tiba prajurit yang ada di depan Liem berhenti dan berkatalah prajurit itu kepada Liem,

"Awalnya mungkin kamu akan bosan namun tenanglah perlahan juga kamu akan menyukai tempat yang penuh misteri ini dan aku yakin kamu akan menemukan sesuatu yang kamu cari" Ucap Prajurit.

Liem hanya diam menatap prajurit itu dan tersenyum lalu mereka berdua kembali berjalan menuju kamar istirahat milik Liem.

Akhirnya sampailah Liem di depan pintu tak lama prajurit itu membuka kunci kamar tersebut dan membuka pintunya lalu berkata,

"Silahkan masuk ini adalah kamarmu" Ucap Prajurit kepada Liem.

"Terimakasih Kawan" Jawab Liem sambil tersenyum kepada prajurit itu.

Beberapa waktu jam kemudian

Tampak terlihat 'Liem' Yang sedang terduduk diam di tepi ujung kasur di dalam kamarnya.

Ketika di dalam lamunannya dia 'Liem' kembali mengingat dengan perkataan Almarhum ayahnya dahulu saat dia 'Liem' kanak - kanak tepatnya saat dia telah berumur 8 Tahun.

"Anakku dunia ini sangatlah amat luas dan penuh banyak kejutan jadi jika kelak dewasa nanti engkau beruntung, Kamu akan menemukan sesuatu kebenaran yang tak seorang pun berani untuk membuka kotak pandora kebenaran itu maka ayah harap kamu harus menjadi orang yang berani untuk membuka kebenaran itu" Ucap Ayah Liem.

"Apa itu Kotak Pandora Kebenaran ayah ?" Tanya Liem kecil yang lugu kepada ayahnya.

"Kotak Pandora Kebenaran adalah suatu rahasia besar tentang dunia ini yang hanya sedikit orang berani untuk mencari tahu kebenaran dan keberadaannya" Jawab Ayah Liem.

"Apa maksudnya ayah ?" Tanya Liem kepada ayahnya kembali. 

"Bahkan Kotak Pandora Kebenaran itu pun hanya bisa memilih kepada orang  orang yang dipilihnya  untuk mengetahui dan mengungkap kebenaran dunia yang selama ini telah lama rahasiakan hingga dilupakan orang dan aku yakin kau akan mengerti maksud ucapan ayah pada waktunya tiba nanti" Ucap Ayah Liem.


Comments (7)
goodnovel comment avatar
Erwandi Jubli
pening dengar bunyi sepatu itu...
goodnovel comment avatar
Erwandi Jubli
betul2 betul
goodnovel comment avatar
Numus
Genius idea...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status