Share

2. SISTEM DIMULAI

last update Last Updated: 2023-10-04 07:52:54

Arsenio membuka matanya perlahan. Beberapa kali, matanya menyipit karena sinar biru yang terllihat amat terang, yang kemudian memunculkan sebuah jendela notifikasi di depannya. Arsenio mengucek matanya, tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.

[Sistem Mafia Terkuat]

[Terima]

[Ya/ Tidak]

Guna menjawab rasa penasarannya itu, Arsenio pun menekan [Ya]. Meskipun sedikit ragu, pria itu tak memiliki apa-apa lagi yang bisa membuatnya merasa kecewa. Kehabisan uang, dibuang kekasihnya, dan berada di ambang kematian. Pria itu sudah mengalami semuanya.

Tring!

Bahu Arsenio bergerak, sedikit terkejut dengan bunyi notifikasi yang menampilkan jendela yang berbeda dari yang dia lihat sebelumnnya.

[New Quest : Permalukan Elisha.]

[Hadiah : 10 Juta Dolar]

[Lemparkan Dadu]

"Lemparkan dadu, maksudnya?"

Arsenio memiringkan kepalanya, membaca ulang tulisan tersebut. Tidak tahu apa yang dimaksud dengan 'lemparkan dadu'. Mungkinkah semacam permainan yang biasa ia mainkan sewaktu kecil?

Arsenio merasa ini sangat aneh sekali, tidak mungkin kalau apa yang dilihat ini sungguhan, sebab 10 juta dolar adalah uang yang sangat besar. Tak tahu harus berbuat apa, pria itu memijit keningnya beberapa kali,. Dia bahkan berpikir, bahwa ada yang salah dari kepalanya sejak mendapatkan kekerasan dari Felix dan teman-temannya.

Setelah beberapa menit, layar notifikasi itu pun belum juga menghilang dari hadapannya. Hingga Arsenio mengatakan hide barulah jendela notifikasi menghilang dari hadapannya.

Arsenio masih belum percaya sepenuhnya dengan apa yang baru saja dilihatnya, hingga Arsenio memutuskan untuk kembali ke apartemen murahannya.

Di dalam kamar, setelah berganti pakaian, Arsenio kembali berpikir keras.

[Sistem Mafia Terkuat]

[New Quest : Permalukan Elisha.]

[Hadiah : 10 Juta Dolar]

[Lemparkan Dadu]

Kata-kata yang tertulis di notifikasi itu, masih terbayang-bayang dalam pikiran Arsenio.

"Apa yang harus kulakukan setelah ini? Aku telah menekan 'Yes' apa artinya, aku telah menerima permainan ini?"

Arsenio menatap langit-langit kamarnya. Menerawang dan menerka-nerka kemungkinan yang akan terjadi kepadanya setelah ini. Namun, membayangkan hal yang belum tentu terjadi, membuatnya sedikit frustasi.

***

Keesokan harinya. Arsenio memutuskan untuk kembali bekerja dan melupakan kejadian kemarin malam. Pengkhianatan yang diberikan Elisha, sekeras mungkin ia lupakan.

"Hei, pelayan, kemarilah!" panggil Elisha sambil mengangkat sebelah tangannya. Sekarang Elisha sedang bersama Felix di restoran tempat Arsenio bekerja.

Elisha sempat tidak percaya, kalau Arsenio masih hidup. Padahal Elisha yakin, Arsenio tidak akan selamat karena mantan pacarnya itu tidak bisa berenang.

"Iya, Nona?" Arsenio datang dan menyapa dengan sangat ramah. Walaupun sebenarnya dia ingin sekali membalas perlakuan Elisha kemarin malam.

"Kamu lihat, Sayang. Laki-laki jelek ini ternyata bekerja di sini. Dia pasti seorang pelayan, lihat saja penampilannya," kata Elisha mengejek sambil menggenggam mesra tangan Felix.

Sementara Felix memandangi Arsenio dari ujung rambut sampai ujung kaki, tanpa berkata-kata, tetapi tatapannya sangat sinis.

"Silahkan, dipilih makanannya." Arsenio hendak menyerahkan buku menu. Namun, Elisha langsung menepis dengan cepat sehingga buku menu itu jatuh ke lantai.

"Pria bodoh!" umpat Elisha sambil tersenyum miring.

Felix pun tertawa kecil, dia beranjak dari tempat duduk, lalu menghampiri Arsenio yang hendak mengambil buku menu itu.

Felix menginjak buku menu itu dengan sengaja. "Pria bodoh! Tidak berguna! Seharusnya kau menjadi gelandangan saja di jalan!"

Arsenio menatap serius lawan bicaranya, tanpa berkata. Sementara itu, Hendry, sang manager restoran tersebut pun datang dengan tergesa-gesa. Hendry mendapat laporan dari pelayan lainnya, bahwa Arsenio berulah.

"Ada apa ini?" Hendry menatap kesal Arsenio. Lalu, mengubah ekspresi menjadi ramah kepada Felix.

"Pria ini sudah menghina pacarku," tuduh Felix. "Dia menggoda kekasihku dan mengakuinya sebagai pacarnya!"

"Aku tidak melakukan itu," jawab Arsenio cepat.

"Arsenio! Kau selalu saja mengacau. Seharusnya kau merasa beruntung karena restoranku masih menerima orang sepertimu!" Hendry meninggikan suaranya, sehingga seluruh pasang mata mengarah padanya.

"Lihat saja penampilanmu itu! Tidak akan ada satu orang pun yang mau menerima pria sepertimu di tempat mereka! Kau tidak berpendidikan, baju kusut dan jelek! Masih sangat beruntung, kau bisa bekerja di restoranku!"

Hendry tidak segan-segan melontarkan kata-kata kasar dengan nada tinggi. Sementara Elisha Elisha melipat kedua tangannya di dada, lalu tersenyum miring melihat Arsenio. Felix tidak kalah senangnya, mendapati Arsenio dimarahi Hendry.

Arsenio pun melihat ke arah Elisha yang sedang tersenyum puas. Dipermalukan untuk yang kedua kalinya, membuat Arsenio ingat dengan jendela notifikasi berisi misi yang dia dapatkan sebelumnya.

Arsenio tidak peduli dengan ucapan dan hinaan dari Hendry. Dia mengingat-ingat kembali bagaimana caranya untuk menampilkan kembali layar notifikasi itu?

Ketika memikirkannya kembali, layar notifikasi itu muncul. Arsenio, menatap keheranan. Namun, segera ia membaca ulang quest yang tertulis.

Arsenio pun menerima tawaran itu. Tidak ada salahnya dia mencoba hal itu. Apa lagi, semua ini salah mereka.

Hologram berbentuk dadu, berwana keemasan itu, pun muncul di hadapan Arsenio. Namun, mereka yang ada di sana tidak bisa melihatnya. Lalu, muncul notifikasi lagi.

[Tingkat kesulitan, 1]

Arsenio pun melemparkan dadu itu, walau sebenarnya dia tidak paham dengan hal itu. Namun, Arsenio tetap melakukan misinya.

Dadu itu menghilang, selanjutnya Arsenio berkata.

"Dia adalah wanita yang tidak tahu diri! Apartemen miliknya itu, sebenarnya aku yang membelikanya. Seharusnya dia tinggal di pinggir jalan karena apartemen itu milikku!"

Arsenio berkata dengan kencang. "Elisha tidak pernah bekerja. Selama ini aku yang memberinya uang! Dia terlihat cantik karena memakai uangku untuk ke salon. Elisha, adalah wanita yang jelek, pemalas dan licik!"

Sekarang Arsenio berbalik menghina dan menjelek-jelekkan Elisha di hadapan semua orang. Tidak berhenti sampai di situ saja. Arsenio mengambil jus yang ada di sana, lalu menyiramkannya ke Elisha.

Rambutnya yang basah, membuat Elisha terlihat seperti tikus yang tersiram air, hingga membuat beberapa wanita yang ada di sana tertawa melihat Elisha.

Hal itu, membuat Elisha marah dan ingin menampar Arsenio. Sebelum itu terjadi, Elisha menginjak kulit pisang, hingga membuatnya terjatuh dan mencium lantai.

Semua orang di sana tidak bisa menahan tawa mereka, sementara Elisha begitu marah. Dia memaki Arsenio, tapi Arsenio tidak peduli. Layar notifikasi yang muncul di depannya lebih menarik baginya.

Layar notifikasi menyelesaikan misi dan mendapatkan hadia.

[Selamat, kau berhasil menyelesaikan misi!]

[Hadiah 10 juta dolar sedang di transfer ke rekeningmu]

Arsenio sedang memperhatikan layar notifikasi itu dan suara ocehan Elisha dan Felix sama sekali tidak terdengar.

[Transfer uang berhasil]

Baru ponsel Arsenio bergetar dan saat itu sungguh muncul informasi, dia menerima uang 10 juta dollar, yang membuat matanya sangat melebar.

Arsenio tidak menyangka kalau ini sungguhan. Di depannya, Felix yang marah bersama dengan Elisha hampir memukul. Namun, Arsenio membalas dengan balik memukul mereka hingga keributan besar terjadi.

BRUK ...

Wajah Felix sedikit lebam dan darah segar keluar dari tepi bibirnya. Arsenio tersenyum penuh kemenangan sekarang.

"Sudah cukup! Pria sialan. Kau harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini!" Hendry memaki Arsenio.

"Sebaiknya, dia dipecat saja, Bos!"

"Betul, Bos. Arsenio akan membuat restoran ini bangkrut."

Beberapa orang di sana mengatakan, kalau Arsenio harus dipecat. Arsenio langsung melemparkan apronnya. Kesal sekaligus geram.

"Aku tidak membutuhkan pekerjaan ini lagi! Aku berhenti!" tegas Arsenio, lalu melenggang pergi.

"Pria tidak tahu diri! Bodoh! Jangan pergi. Kau harus tanggung jawab ....!" pekik Hendry marah. Namun, Arsenio tidak peduli.

Felix pun tidak tinggal diam. Dia tidak bisa melepaskan Arsenio begitu saja dan ingin membalaskan rasa malu yang dirasakan oleh Elisha.

Quest baru pun muncul di depan Arsenio.

[New Quest]

[pukul wajah Felix dan Hendry.]

[Setiap kali pukulan, maka kau akan mendapatkan penambahan kekuatan fisik]

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
cumicumi Kokobob
gw bilang si Felix SMA Elisha tuh pasangan bodoh,, hahaha
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
huwaaaaaaa senangnya dlm hati bisa mukulin mereka bertiga terus dpt duit beuuuuuh low Ada di aolikasi ikutan dah tuh permainan biar cepet kaya.........
goodnovel comment avatar
Iin Romita
weehh ...Snaagt keren certanya.. Kek permainan dihp zizah,hehe, ayo Arsen,, Hajar mereka,, nanti ada tambahan 2p juga dollar buatmu .. hiks
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    123. TAMAT.

    Hari berikutnya. Arsenio menaklukkan X One di Bandara internasional, yang hendak melarikan diri ke luar negeri. Di hari itu juga, Organisasi yang selama ini dipimpin X One pun ditaklukkan. Mereka tidak bisa berkutik lantaran pemimpin mereka telah ditangkap.Pada akhirnya, Arsenio pun menjadi penguasa Tiga Wilayah Bagian, seperti yang telah kakeknya janjikan. Sebagaimana seharusnya, pewaris utama keluarga Guan, yang akan memimpin Tiga Wilayah Bagian. Sejak hari itu, Arsenio mulai berbenah. Dia membentuk Organisasi Naga Merah yang lebih kuat lagi, kokoh dan sedikit berbeda dari yang dipimpin Alexander Guan sebelumnya.Arsenio membuat banyak perubahan di mana-mana. Berkat kontribusinya itu, semua orang di Tiga Wilayah Bagian tersenyum. Tidak ada yang tidak mengenal Arsenio sekarang.Arsenio pun mulai mempersiapkan pernikahannya dengan Anindira. Tepat dua bulan setelah Luke Mallory tiada. Pernikahan yang telah nantikan itu akan segera terwujud.Satu hari sebelum pernikahan. Malam harinya

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    122. MENUJU TAMAT

    "Kejutan!" Suara Elsa begitu nyaring dan sangat melekat di telinga Arsenio.Siapa yang menduga, bom yang dimaksud Luke Mallory sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya, adalah Elsa. Arsenio tidak habis pikir. Jika ia tahu, mungkin gadis itu sudah berpindah dunia kemarin. "Ada apa dengan ekspresimu, Kak? Apa kau terkejut melihatku seperti ini?" sambungnya berpura-pura polos, seolah tak terjadi apa-apa.Dia memah pandai bermain sandiwara. Kemarin Elsa berlagak layaknya seseorang yang sangat menderita. Mampu, menarik simpati Arsenio dan yang lainnya. Namun, sekarang? Elsa seperti serigala yang menyusup ke dalam gerombolan domba, lalu siap menerkam mereka.Arsenio bergeming. Dia terlalu cepat untuk mempercayai seseorang tanpa mencari tahu asal usulnya lebih jauh. Sampai akhirnya ia berada di ujung jurang karena rasa kepercayaannya itu, tapi semua ini tidak bisa ia sesali terus menerus. "Kenapa kau diam, Kak? Bukankah kau selalu saja banyak bicara ini dan itu? Kau terus saja berkata, b

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    121. KEKALAHAN LUKE MALLORY

    Arsenio berlari ke ruang perawatan. Dia mendapat kabar bahwa Elsa telah sadar. Dia bersyukur karena operasi pengangkatan cip itu berhasil. Bruk ...Pintu dibuka secara kencang, hingga menciptakan suara nyaring, sontak membuat dua gadis di dalamnya tersentak kaget."Arsenio ...""Kak Arsenio ..."Keduanya menyebut nama sang pria di waktu bersamaan. Terdengar kompak. Arsenio bernapas lega setelahnya. Lantaran dua wanita yang ia sayangi, ternyata baik-baik saja.Terutama saat melihat senyuman Anindira, selalu membuat hatinya tenang. "Kalian baik-baik saja bukan?" tanya Arsenio pada keduanya. "Iya, Kak Arsenio."Anindira ingin menjawab juga. Namun, dia kalah cepat dengan Elsa yang sudah lebih dulu berucap. Anindira pun hanya diam dan menunggu giliran ia berkata.Pandangan Arsenio lurus pada Anindira dan begitu juga senyuman. Ya, meskipun tangannya mengelus kepala Elsa."Lantas bagaimana dengan Kak Arsenio? Apa kakak berhasil menyelamatkan teman-temanku? Aku mendengar cerita Kak Anindir

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    120. MEREKA SELAMAT

    "Kapan pengirimannya?" Terlihat Luke Mallory sedang berada di sebuah ruangan, lebih disebut sebagai gudang karena banyak tumpukan kardus terbengkalai di sana.Jaring laba-laba menjadi penghias di setiap sudut ruangan. Lubang angin pun sudah tertutup debu yang sangat tebal.Lantai yang dipijak pun bukan dari keramik, melainkan masih lapisan pasir. "Pengirimannya akan dilakukan sore ini, Bos. Ketua Bulan Darah, yang akan mengantarnya sendiri," jawab salah satu anak buahnya, tertunduk ke bawah."Bagus. Para investor kita sudah banyak menanyakan soal anak-anak itu, yang akan mereka pekerjaan sebagai penari di club-club malam."Luke Mallory tersenyum sinis. Mengayunkan kakinya santai sambil menyesap sepuntung rokok yang hendak habis."Lantas, apa kalian sudah mendapatkan informasi tentang Arsenio?"Tiba-tiba dia membahas soal Tuan Muda keluarga Guan itu. Setiap saat dirinya tidak bisa tidur, terus saja terbayang-bayang bajah pemuda tiga puluh tahun, yang telah membunuh Leonardo. "Kami be

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    119. SUDAH DITEMUKAN

    "Sebenarnya, Kak Arsenio ini, siapa? Mengapa kakak bisa masuk ke rumah besar itu? Memangnya rumah itu, milik kakak juga?"Pertanyaan Elsa, sontak membuat Arsenio menghela napas berat. Sebenarnya dia ingin menyembunyikan identitasnya yang tidak lain adalah Pewaris Utama Keluarga Guan, dari Elsa. Namun, sepertinya keadaan yang telah memaksa ia untuk berkata jujur."Rumah mewah itu milik ayahku. Sebenarnya aku ini, pewaris utama keluarga Guan. Arsenio Bagas Guan. Putra satu-satunya Alexander Guan," beber Arsenio ragu. Dia tidak yakin momentumnya pas untuk mengungkapkan identitas. Elsa menatapnya sangat lama dan tanpa kata, seolah kalimat tadi adalah mantra yang mengutuknya menjadi patung batu. "Elsa?" Panggilan Arsenio menyadarkan gadis cantik dua puluh tahun itu, dari diamnya. "Mengapa sejak awal Kak Arsenio tidak jujur padaku?" Elsa mengubah posisi duduknya yang semula sedikit menghadap Arsenio, kini melihat keluar jendela."Aku tidak suka orang yang berkata bohong," sambungnya kesa

  • MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT    118. KEKACAUAN APA LAGI INI?

    Arsenio pun kembali ke rumah. Kemarin malam ia tidak pulang karena menemani Elsa. "Tuan Muda. Kemana saja Anda kemarin malam?" tanya Bastian, yang langsung mencecar. "Tuan, terus mencari Anda. Mengapa ponsel Anda tidak aktif? Sebenarnya pergi kemana Anda, Tuan Muda?"Arsenio menghela napas panjang, "ada hal yang sedang kuurus. Sekarang aku minta padamu untuk mencari informasi tentang Organisasi Bulan Darah.""Bulan Darah?" Bastian menautkan sebelah alisnya. "Bukankah organisasi itu sudah hilang. Lantas, untuk apa, Anda mencari informasi tentang mereka lagi?""Aku akan jelaskan nanti. Sekarang, aku ingin menemui ayah. Di mana Ayah?" "Tuan Alexander ada di ruangannya." Setelah mendengar kalimat itu, Arsenio buru-buru menaiki anak-anak tangga, menuju lantai dua.Arsenio pun langsung masuk ke ruangan itu tanpa mengetuk pintunya lebih dulu."Ayah," kata Arsenio terkesan buru-buru."Arsenio. Kemana saja kamu, Nak?" tanya Alexander Guan cemas. Sampai bangu dari tempat duduknya. "Aku ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status