Kembalinya sang Ahli Waris

Kembalinya sang Ahli Waris

Oleh:  Djw  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
54Bab
2.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah dipatahkan cintanya, di rendahkan harga dirinya, dan merasa dikhianati oleh Zora - gadis pujaan hatinya. Benedict bertekad untuk membalaskan dendam pada Zora dan orang-orang yang telah menjatuhkan harga dirinya. Seakan langkahnya direstui oleh Sang Hyang, Benedict beserta ketiga adik dan ayahnya pindah ke Busan dengan alasan beberapa pria tak dikenal datang mencari Benedict serta Brielle, anak kandung dari Tuan Alexi dengan Cherise. Tiba di Busan, Tuan Alexi mengurung keempat anaknya hingga tiga bulan lamanya. Tak suka dengan peraturan sang Ayah, Benedict nekat melarikan diri dari rumah dan mencari pekerjaan. Selama sebulan lamanya hidup menggelandang dan bekerja serabutan, Benedict bertemu dengan Xael. Seorang gadis kaya raya yang kelak akan merubah nasibnya. Bersama dengan Xael, Benedict berubah menjadi pemuda yang tampan, serta berpendidikan. Ternyata kebersamaan dengan Benedict, membuat Xael menaruh hati padanya. Dibangun oleh Xael, Benedict pun bisa bekerja di salah satu perusahaan ternama. Benedict pun memulai karirnya dari bawah. Baik Benedict maupun Xael, mereka tidak tahu bahwa perusahaan yang terkenal ini adalah perusahaan milik keluarga ibu Benedict. Akankah Tuan Alexi mengatakan yang sebenarnya pada Benedict? Siapa yang telah membunuh ibu Benedict?

Lihat lebih banyak
Kembalinya sang Ahli Waris Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
El GeiysyaTin
Cerita yang bagus, aku suka gaya tulisannya mirip novel terjemahan, semangat! semoga sukses!
2023-08-26 19:17:22
1
user avatar
MamGemoy
Wahh keren Ceritanya, semangat update terus thor ...
2023-03-09 08:48:57
1
54 Bab
memuja dia
"Hyung, gadis pujaanmu akan merayakan hari lahirnya besok. Dan aku, diundang untuk menghadiri acaranya. Tapi aku malas," ucap Elmo.Mendengar berita itu, wajah Ben yang semula tampak serius sedang memperbaiki mesin motor, berubah menjadi sumringah. Wajahnya penuh dengan kebahagiaan, tanpa diminta, Otaknya sudah langsung memikirkan hadiah apa yang sekiranya cocok untuk gadis pujaannya. "Benarkah? Ayo Kita pergi ke sana. Di mana acaranya?" tanya Ben penasaran."Cathy bilang, 'acaranya besok di kebun strawberry'," jawabnya dengan santai. "Tapi Hyung, aku malas pergi ke sana. Aku tidak suka dengan acara seperti itu," lanjut Elmo.Dengan sekejap, Ben menunjukkan ketidaksukaannya pada keputusan yang dibuat oleh Elmo. Wajahnya ditekuk, mulutnya maju tiga centimeter dan kedua bola matanya hampir saja keluar. "Kenapa kau tidak mengerti akan perasaanku!" rajuk Ben. "Kau kan tahu, kalau aku memiliki perasaan sayang yang tulus pada Ryu. Hatiku berdegup dengan kencang seperti genderang ingin pe
Baca selengkapnya
Birthday party
Dari beberapa tamu yang hadir, tampak diantaranya adalah Elmo dan juga Ben. Sebenarnya Ben tidak termasuk dalam daftar undangan. Karena kedua orang ini bukan termasuk anak yang kedua orang tuanya tidak memiliki pengaruh jabatan, serta harta yang berlimpah.Kebenaran kedua adalah ketidak-inginan Elmo untuk pergi ke acara ini.Baginya acara ulang tahun seperti ini, hanyalah ajang untuk memamerkan kebodohan dan kemalasan mereka serta kesombongan mereka.Dan kebenaran yang ketiga adalah, Elmo memberitahukan pada sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakak tertuanya—Ben, bahwa gadis yang ia puja tengah merayakan hari lahirnya di kedai Strawberry.Mereka berdua duduk di sebuah benda berbentuk bundar berwarna peach, yang terbuat kayu cendana dengan hiasan strawberry kering serta lilin aromatherapy. Mereka sengaja memilih duduk dekat pintu masuk menuju ruangan cafe, agar mudah jika memesan makanan ataupun pulang."Hyung, apa kau yakin ingin memberinya setangkai mawar putih ini, pada Zora?" Tany
Baca selengkapnya
pantas untukmu
"Cih. Mendengarnya saja aku sudah jijik. Dia mengatakan padaku kalau menyukaiku. Bukankah itu kata-kata yang menjijikan dari mulutnya bukan. Dengar ya, pria miskin dan Kotor! Jangan berharap kau bisa mendapatkan aku! Cih." Zora terus saja menghina Ben.Semua orang tertawa kembali mendengar cacian dan hinaan yang keluar dari mulut Zora. Salah seorang dari mereka yang bernama Jasper, mulai memprovokasi keadaan. Pria berambut klimis itu mulai mengayunkan tangan kekarnya ke pipi mulus Ben dengan kencangnya, serta mengayunkan kepalan tangan kiri ke arah perutnya hingga Ben jatuh terduduk.Tak ingin tinggal diam, Elmo ikut serta menghadapi beberapa pria yang telah menahan mereka berdua. Elmo mengayunkan sikunya ke tubuh bagian bawah, dan menginjak kaki pria berbadan besar dengan penuh kekuatan.Beberapa pria yang menahan serta mengikat tangan Elmo berhasil dikalahkan dan berujung terkapar di tanah. Meskipun badan mereka besar, tetapi mereka tidak memiliki kekuatan untuk bertarung secara la
Baca selengkapnya
2 kasus 1 masalah
"Hyung. Maaf, bukan maksudku menghina gadis pujaanmu. Tapi, aku tahu betul siapa, dan bagaimana sifat Zora," balas Elmo, dengan suara sedikit mengecil. Benedict melihat kedua netra Elmo dengan seksama. Ia tidak menyangka, pria yang ia kenal selama belasan tahun lamanya, menghina gadis pujaannya. Hatinya terbakar api emosi. Ingin rasanya ia memberi tanda merah lima jari di pipi Elmo, tetapi ia urungkan, lantaran ada perasaan persahabatan."Ah sudahlah. Mau kalian suka atau tidak, bagaimanapun juga aku akan tetap mencintai Zora. Dan aku akan membuktikan padanya bahwa aku mencintainya," sanggah Benedict.Benedict masih saja bersikeras atas pendapatnya. Baginya tidak ada gadis lain selain Zora. Dan apa pun akan dilakukan oleh Benedict, meski kedua sahabatnya menentang dirinya untuk terus maju berjuang mendapatkan cinta Zora."Oh ya? Lalu dengan cara apa kau akan membuktikannya? Dengan membelikan barang-barang mahal? Begitukah, Hyung?" sambung Lee."Kalau iya. Lalu kenapa? Aku akan mencar
Baca selengkapnya
izinkan aku bekerja
Tiga hari kemudianSelama tiga hari, baik Benedict maupun kedua adik kembarnya, masih menyimpan permasalahannya masing masing. Mereka masih belum mau mengutarakan pada sang Ayah.Hingga sore hari ini, Oase dan Osaze masih mengatakan bahwa mereka tidak sekolah karena libur. Bukan libur nasional, melainkan karena para guru sedang rapat.sudah tiga hari ini, Oase dan Osaze memutuskan untuk membantu kakak tertua mereka untuk bekerja di kebun. Sepulang dari berkebun, mereka mendapati sang Ayah sudah berada di depan pintu dengan wajah bermuram durja."Kami pulang," sapa ketiga putra Tuan Alexi.Mata Tuan Alexi bak kilat yang menyambar. Tak sedikitpun ia berkedip, memandang penuh amarah pada kedua anak kembarnya."Kalian berdua, berhenti! Tetap di sini. Ada yang ingin aku tanyakan pada kalian!" murka Tuan Alexi.Kedua anak kembar itu mematuhi perintah ayahnya. Tak Ada niatan dari mereka untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam."Ada apa ini, Yah?" tanya Benedict penuh curiga melihat reaksi
Baca selengkapnya
caraku, caramu
Rasa takut muncul melihat kemarahan sang Ayah. Saat pria paruh baya itu sudah mulai melempar barang, artinya masalah ini sungguh serius. Dalam benak Benedict muncul begitu banyak pertanyaan. Salah satunya adalah kenapa ayahnya tidak langsung saja mengungkapkan alasan di balik tidak boleh bekerja di luar perkebunan.Benedict mendengus kesal,dan meninggalkan ayahnya di ruang tengah, seorang diri. Tanpa merasakan nikmatnya makan malam, yang sudah disajikan dengan rapih di tempat yang terbuat dari batu kali berbentuk bulat."Kau tidak bisa pergi begitu saja tanpa mendengarkan aku anak muda! Cepat kembali!" Murka Tuan Alexi melemparkan barang-barang yang ada di hadapannya ke arah pintu yang terbuat dari bambu kuning serta dipadupadankan dengan berbagai ornamen kaca di tengah.Keadaan rumah kacau balau. Lantai rumah berserakan akan pecahan kepingan mulai dari sebuah tempat berbentuk segitiga sebagai tempat untuk meletakkan abu tembakau. Kemudian sebuah tempat berbentuk silinder, tingginya
Baca selengkapnya
their stubborn
“Jangan pernah berdiri di depan meja kasir, dengan penampilan kumuhmu itu! Kau akan membuat semua tamuku kabur!” hardik wanita pemilik kedai makanan dan minuman tradisional korea.“Ma … maafkan aku, aku ….” belum sempat Ben meneruskan kembali, wanita paruh baya itu sudah memotong pembicaraannya.“Aish … sudah! Aku tidak ingin mendengar semua alasanmu itu. Sebaiknya kau tunggu di sini, sampai aku kembali,” titah wanita berbaju hanbok.Ben tidak menjawab dengan perkataan, hanya memberikan sebuah tanda bahwa ia mengerti akan ucapan wanita yang ada di hadapannya, yakni sebuah anggukan kepala.Wanita paruh baya itu mengangkat kepalanya ke atas sesaat kemudian keluar dari ruangan untuk menyelesaikan pekerjaannya, yakni mengantarkan beberapa makanan dan minuman ke meja tamu.Sambil menunggu wanita paruh baya, Ben mulai memberanikan diri untuk melihat-lihat apa isi dalam ruangan tersebut. Sebuah ruangan yang bisa dikatakan cukup luas, yang dipenuhi oleh berbagai bahan baku, seperti gandum, te
Baca selengkapnya
dimana Ben?
“Ben ….” teriak Tuan Alexi saat kedua matanya masih terpejam dalam mimpi buruknya.Tak lama kedua netra Tuan Alexi terbuka lebar. tubuhnya berkeringat dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia pun menoleh ke arah sekitar, mencoba memahami dimana dirinya berada saat ini.Dipandanginya warna cat dinding, letak meja, lemari, hingga tempat dirinya berada saat ini, yakni sebuah tempat yang empuk, dan tak lain adalah ranjang tempat tidurnya.Tuan Alexi mulai merunutkan kejadian yang ia alami semalam, mulai dari bertengkar dengan putrinya hingga menunggu putra sulungnya di halaman depan dan tertidur pulas di atas benda yang sudah menemani hidupnya selama dua belas tahun.Setelah mengingat kejadian semalam, Tuan Alexi bergegas melihat waktu di ponselnya, dan langsung menarik kursi rodanya. Diangkatnya perlahan tubuh lemahnya dengan bertumpu pada meja kecil di samping ranjangnya.Berhasil duduk di atas kursi roda, kini tujuan pertamanya adalah menuju kamar putra sulungnya. Ada hal yang harus ia
Baca selengkapnya
rahasia kecil Alexi
“Kalau boleh tahu, memangnya apa yang membuat kalian berdua bertengkar?” tanya Tuan Kim, sambil meneguk air bening yang sejuk pada benda yang terbuat dari tanah liat.Tuan Alexi menundukkan wajahnya kembali. Rasa malu menghinggapi dirinya, ketika Tuan Kim mempertanyakan mengenai permasalahan yang membuat mereka berdua bertengkar hebat. Ingin sekali mengatakan permasalahan utamanya, hanya saja, seperti ada yang menahan suara Tuan Alexi untuk berbicara.Tuan Kim menunggu jawaban pasti dari Tuan Alexi. Namun, ia pun mengurungkan untuk mengetahui permasalahan mereka berdua saat melihat raut wajah memerah, dari pria yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya ini.“Baiklah, jika kau tidak ingin memberitahukan padaku. Tidak apa. Apapun itu permasalahannya, bagiku ….” belum sempat Tuan Kim melanjutkan pembicaraannya, Tuan Alexi sudah memotongnya dan memberitahukan permasalahan utamanya. “Masalahnya adalah soal keuangan.”Tuan Kim terkejut mendengar jawaban dari pria yang duduk di sebelah kiriny
Baca selengkapnya
the dawson
“Cepat bunuh orang tua itu. Jika dia mati, maka seluruh kekayaannya tentu saja akan jatuh ke tanganku dan anak-anakkku,” titah seorang pria paruh baya pada seorang dokter yang usianya tak jauh darinya.“Tapi tuan. Bagaimana kalau sampai pihak rumah sakit mencurigaiku? Apakah aku akan mendapat keuntungan, jika aku berhasil membunuh ayah kandungmu?” tanya dokter spesialis jantung yang namanya tersohor di Brooklyn.“Keuntungan? Maksudmu bayaran mahal dariku?” Pria berjanggut tipis itu memicingkan kedua matanya. Salah satu jari dari tangan kanannya menempel pada dagunya. Pikiran pria itu adalah hanyalah kelicikan saja. Memberikan keuntungan pada dokter itu, hanya akan mengurangi hartanya saja. Pria itu menarik nafas dan tersenyum smirk. Iblis dalam dirinya memerintahkannya untuk mengiyakan permintaan sang dokter. Namun, bukanlah uang yang akan ia berikan, melainkan akan membunuh sang dokter dan menghilangkan jejak.“Baiklah. Berapapun kau minta, akan ku berikan,” ucap pria bermanik emera
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status