Setelah dipatahkan cintanya, di rendahkan harga dirinya, dan merasa dikhianati oleh Zora - gadis pujaan hatinya. Benedict bertekad untuk membalaskan dendam pada Zora dan orang-orang yang telah menjatuhkan harga dirinya. Seakan langkahnya direstui oleh Sang Hyang, Benedict beserta ketiga adik dan ayahnya pindah ke Busan dengan alasan beberapa pria tak dikenal datang mencari Benedict serta Brielle, anak kandung dari Tuan Alexi dengan Cherise. Tiba di Busan, Tuan Alexi mengurung keempat anaknya hingga tiga bulan lamanya. Tak suka dengan peraturan sang Ayah, Benedict nekat melarikan diri dari rumah dan mencari pekerjaan. Selama sebulan lamanya hidup menggelandang dan bekerja serabutan, Benedict bertemu dengan Xael. Seorang gadis kaya raya yang kelak akan merubah nasibnya. Bersama dengan Xael, Benedict berubah menjadi pemuda yang tampan, serta berpendidikan. Ternyata kebersamaan dengan Benedict, membuat Xael menaruh hati padanya. Dibangun oleh Xael, Benedict pun bisa bekerja di salah satu perusahaan ternama. Benedict pun memulai karirnya dari bawah. Baik Benedict maupun Xael, mereka tidak tahu bahwa perusahaan yang terkenal ini adalah perusahaan milik keluarga ibu Benedict. Akankah Tuan Alexi mengatakan yang sebenarnya pada Benedict? Siapa yang telah membunuh ibu Benedict?
View More"Hyung, gadis pujaanmu akan merayakan hari lahirnya besok. Dan aku, diundang untuk menghadiri acaranya. Tapi aku malas," ucap Elmo.
Mendengar berita itu, wajah Ben yang semula tampak serius sedang memperbaiki mesin motor, berubah menjadi sumringah. Wajahnya penuh dengan kebahagiaan, tanpa diminta, Otaknya sudah langsung memikirkan hadiah apa yang sekiranya cocok untuk gadis pujaannya. "Benarkah? Ayo Kita pergi ke sana. Di mana acaranya?" tanya Ben penasaran."Cathy bilang, 'acaranya besok di kebun strawberry'," jawabnya dengan santai. "Tapi Hyung, aku malas pergi ke sana. Aku tidak suka dengan acara seperti itu," lanjut Elmo.Dengan sekejap, Ben menunjukkan ketidaksukaannya pada keputusan yang dibuat oleh Elmo. Wajahnya ditekuk, mulutnya maju tiga centimeter dan kedua bola matanya hampir saja keluar. "Kenapa kau tidak mengerti akan perasaanku!" rajuk Ben. "Kau kan tahu, kalau aku memiliki perasaan sayang yang tulus pada Ryu. Hatiku berdegup dengan kencang seperti genderang ingin perang, saat memandang wajah cantiknya," lanjutnya.Bukan pemandangan yang luar biasa bagi Elmo melihat reaksi ketidaksukaan atas keputusan yang dibuatnya. Tiba-tiba saja terlihat air menetes dari kedua netra Ben jatuh membasahi pipinya yang putih mulus."Yah jangan begitu dong. Kau tahu kan, kalau Zora Sang adalah gadis yang kupuja. Hm … begini saja, kau temani aku, sampai memberikan hadiah padanya," bujuk Ben sambil memajukan bibirnya lima centimeter.Hati Elmo pun tak kuasa melihat kedua netra sahabatnya yang bulat, senyum dibuat setipis mungkin hanya demi mendapat jawaban 'ya', dari dirinya. Elmo paham betul bahwa, Ben begitu berkeinginan memberikan sebuah benda yang tak ternilai harganya untuk Zora. Mau tidak mau, Elmo pun memutuskan untuk ikut hadir dalam acara yang dibuat oleh Cathy untuk Zora besok."Baiklah, demi kau … besok kita akan datang," ucap Elmo.Hari ulang tahun ZoraTepat di hari jumat siang, seperti biasanya, kegiatan yang selalu dilakukan oleh anak muda di desa ini adalah berkumpul di salah stau tempat hiburan atau tempat makan, dan menghabiskan malam sampai pagi. tak ada yang spesial, hanya sekedar menghabiskan uang dari kedua orang tua mereka saja.Namun untuk siang hari ini, tidak ada satupun yang mengajak gadis paling termahsyur di desa Cheon Sam. Sejak tadi, ponselnya pun sepi, tak ada panggilan telefon ataupun pesan tertulis dari sahabat-sahabatnya untuk mengajaknya keluar.Perasaan aneh menghinggapi Zora, sehingga membuat dirinya merasa kesal dan bosan. Hingga akhirnya, Gadis bertubuh bak seorang model ini memutuskan keluar rumah sekedar untuk mencari udara segar. Ia memakai tank top berwarna merah jambu, dipadupadankan dengan rok pendek lipat serta sepatu boots, membuat Zora tampil penuh dengan percaya diri.Sebelum melangkahkan kakinya keluar rumah, gadis berambut hitam ini sempat melihat sebuah tanggalan yang tergantung di dinding rumahnya.Tanggal 12 Februari. Tanpa memikirkan bahwa telah terjadi sesuatu dalam hidupnya, Zora bergegas pergi ke taman.Butuh waktu lima belas menit bagi dirinya berjalan kaki menuju taman yang selalu ramai dengan pria-pria tampan, serta turis dari berbagai negara, menikmati keindahan bunga-bunga yang bermekaran di taman."Selamat ulang tahun Zora," ucap salah seorang gadis berambut hitam keriting.Gadis berusia tujuh belas tahun ini dengan nyaring terdengar mengucapkan selamat hari lahir pada gadis yang paling tersohor di wilayah Cheon Sam. Tepat di depan taman desa Cheon Sam, gadis itu bergaya aneh, sambil membawa satu kotak berbentuk hati dan berwarna merah jambu yang begitu besar.Teriakannya berhasil membuat beberapa orang yang tengah duduk menikmati hari di taman desa, memperhatikan Zora Sang dan juga dirinya."Wah, terima kasih Cathy. Aku pikir kamu lupa dengan hari lahirku," jawab Zora dengan mata berkaca-kaca."Mmm mana mungkin aku melupakan hari lahirmu. Tentu tidak lah. Nah, Sekarang aku ingin kau memakai beberapa lembaran kain ini," pinta gadis bertubuh kurus. "Untuk apa? Aku tidak mau ah," elak pemilik netra berwarna coklat muda. Gadis itu menolak bantuan tangan Cathy dengan memukulnya hingga berbunyi nyaring. Dan beberapa lembar kain penutup mata yang ada di tangan Cathy pun, jatuh berserakan ke tanah.Sambil menahan perasaan marah sekaligus kecewa, Cathy mengambil beberapa kain penutup mata di tanah. Tak lupa ia mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap berbaik hati pada Zora, agar Zora selalu mengajak dirinya kemanapun dia pergi.Walau dalam hati Cathy sangat dongkol, ia menjawabnya dengan tersenyum yang dipaksakan lebar,serta raut wajah yang dipaksakan bahagia dimata Zora. "Ada sesuatu untukmu. Maka dari itu aku ingin kau memakai kain ini, untuk menutup matamu.""Memangnya kalau aku tidak mau memakainya, kenapa? Lagipula aku ingin mengetahui apa itu?" ketus Zora.Lagi, jawaban Zora membuat Cathy mengelus dada. Tangannya gatal untuk memberi pelajaran pada Zora dengan memberi tanda merah cap tangan di mulutnya. Tapi, ia harus tetap ingat, bahwa selama ini Zora lah yang selalu memberikan baju bagus, makanan mewah dan enak, serta nama yang tenar padanya."Ah sudahlah … ayo,kita harus bergegas." Cathy langsung menarik tangan sahabatnya, pemilik gadis berambut bob, dan berlari menuju sebuah tempat yang penuh dengan pohon strawberry berikut dengan makanan hasil olahan strawberry. Tempat itu letaknya tak jauh dari taman desa. Kedai Strawberry"Untuk apa kau mengajakku ke kedai ini?" ketus Zora sambil menatap jijik tempat seluas 500 hektar yang bertuliskan 'astro'."Sudah, nanti kau juga akan mengetahuinya. Ayo masuk melalui pintu samping sini." Cathy menunjuk pada sebuah pagar yang terbuat dari barisan rapi kayu cendana , dan membukakannya untuk Zora.Langkah kaki Zora terus berjalan perlahan menapaki jalanan penuh batu dan tanah serta pasir. Ia tak bisa berjalan terlalu cepat, lantaran takut kalau sepatu mahalnya akan kotor.Cathy sengaja meninggalkan Zora yang tengah berjalan perlahan. Sebab, ia yang memberikan aba-aba pada beberapa orang yang ia ajak kemarin untuk merayakan ulang tahun Zora di kebun strawberry, bahwa Zora sebentar lagi akan datang. Tampak terlihat anak muda tampan dan cantik menggunakan baju, sepatu serta aksesoris yang mahal tengah duduk santai menikmati hidangan dan bercengkrama bersama."Sshhh … siap-siap. Sebentar lagi dia datang," ucap Cathy sambil terus memperhatikan tumpukan kayu cendana yang tersusun rapih.Gadis yang dikenal selalu memakai barang-barang mahal itu terus saja berjalan dan hampir sampai di tempat yang ditutupi dengan genteng bening berwarna merah jambu dan samping kanan-kirinya penuh dengan pohon strawberry. Semua anak remaja kaya di wilayah desa Cheon Sam yang datang pun langsung berteriak, "Selamat ulang tahun Zora."Mata Zora berkaca-kaca. Takjub sekaligus tak percaya akan sebuah kejutan yang diberikan untuknya. Dengan cepat tangannya langsung menutup mulutnya, untuk menahan teriakan yang kencang."Ahh … aku sayang kalian. Terima kasih ya," ucap Zora.Kebun strawberry ini sengaja diubah menjadi sebuah tempat yang begitu cantik. Pohon-pohon strawberry dihias dengan beberapa foto-foto Zora. Kemudian jalanan yang penuh dengan tanah, pasir dan batu dibentuk menjadi jalanan setapak lengkap dengan hiasan lampu berwarna kuning, di kanan-kiri jalan.Dan tak ketinggalan beberapa meja makan ditata dengan begitu apik, yakni dibalut kain dengan nuansa peach. Diatas kain diberi sentuhan cantik lainnya, seperti lilin berbentuk strawberry dengan harum aromatherapy-nya yang menenangkan hati.Beberapa tamu undangan yang hadir adalah anak orang kaya, yakni anak yang kedua orang tuanya memiliki kekayaan serta jabatan penting di wilayah Cheon Sam.“Tidaaakkk!” seru Ben dengan suara yang begitu menggelegar hingga membuat beberapa warga desa langsung berlari mendekat ke arahnya, mencari tahu apa yang telah terjadi.Suara teriakan Ben diikuti oleh suara letusan peluru yang keluar dari mulut Pistol FN Five-seveN. Dan hanya hitungan detik saja, terlihat aliran darah kental sekaligus bau anyir menyeruak.Emosi dan luapan amarah Ben semakin tak tertahankan, baginya sudah tak peduli lagi yang ada di hadapannya kali ini laki-laki atau wanita atau bahkan setan sekalipun. Tangan kirinya langsung saja mencengkeram leher gadis yang pernah ia cintai. Kekuatan tangan kekar Ben semakin kuat mencengkram leher Zora, hingga kali ini Zora benar-benar kesulitan bernafas.Melihat Ben yang sudah dikuasai amarah, Elmo segera berlari dan menarik tubuh hyungnya itu sekuat tenaganya. Kekuatan Ben pun semakin melemah sesaat setelah Elmo berhasil membawanya pergi sejauh dua meter dari Zora. Tangisan pun pecah dari suara maskulin Ben. Hancur berkeping lanta
“Tapi sebelum kau pergi jangan lupa kau bawa mereka pergi dari sini,” imbuh Tuan Song sembari menarik tubuh Tuan Alexi yang sudah tak berdaya menuju Ben berdiri.Pria dengan banyak tattoo itu tak peduli bagaimana perasaan Ben saat melihat tubuh ayahnya di seret seperti layaknya sebuah benda usang yang hendak di buang ke tempat pembuangan sampah terakhir. Tubuh tua renta Tuan Alexi semakin melemah dan semakin banyak luka baru yang menganga di setiap bagian sudut tubuhnya.Seperti mendapat kekuatan, dengan cepat Ben melangkahkan kedua kakinya menuju Tuan Song dengan kedua tangan mengepal seperti sedang menahan kekuatannya. Wajah putih Ben kini berganti menjadi warna merah maroon, dan kini tangan kanan Ben sudah melayangkan tinjunya tepat di bagian perut hingga wajah sangar Tuan Song.Kedua netra Zora melihat jijik tatkala tak menyangka bahwa Ben memiliki kekuatan yang begitu besar dan begitu berani melawan Tuan Song, putri tunggal penguasa desa Cheong Sam itu segera memerintahkan anak b
Goodbye XaelDua menit setelah Nyonya Jang Geum membujuk Ben untuk segera pulang, menemui ayahnya, tiba-tiba saja dering telfon berbunyi dari meja bundar. Terlihat dari layar datar tulisan my lovly father.“Xael, aku rasa ayahmu menelfonmu,” ucap Elmo.Bergegeas saja, tangan kanan gadis bermata biru itu menyambar benda berukuran delapan inch tepat di atas kasur empuk. Gadis itu sengaja pergi ke balkon, untuk menjawab panggilan jarak jauhnya.Sementara itu, Ben masih belum bisa memutuskan apakah akan pulang dengan membawa berita buruk untuk ayahnya ataukah harus bertahan di tempat ini dan terdiam dalam pikirannya tak dapat melakukan apapun. Elmo menyadari akan kebingungan hyungnya itu, pemuda yang jarak usianya dua tahun di bawah Ben mendekati secara perlahan, dan duduk di sampingnya.“Aku rasa jujur itu lebih baik hyung daripada kau terus sembunyikan permasalahan ini. Aku takut, kelak jika ayahmu tahu dari mulut orang lain yang mengatakan peristiwa ini dengan menambahkan banyak bumbu
“Halo Xael, apakah kamu saat ini sedang bersama dengan Ben?” tanya Tuan Billie dalam sambungan komunikasi jarak jauhnya.“Tentu saja. Saat ini aku malah sedang bersama dengan Nyonya Jang Geum juga,” jawab Xael.Tuan Billie terdiam sesaat saat Xael mengatakan ada boss dari tempat Ben bekerja. Sebenarnya, Tuan Billie ingin meminta Xael untuk mengatakan pada Ben agar segera pulang dan meminta Ben serta keluarganya segera berkemas dari sana. Tapi, jika tidak ada alasan yang tepat maka sudah pasti Ben akan menolak mentah-mentah. Tuan Billie pun merubah pikirannya untuk tidak mengatakan rencana agar Ben segera pulang pada gadis yang diam-diam menyukai cucu boss besarnya itu.“Kalau begitu, apa aku boleh berbincang dengan Nyonya Jang Geum,” pinta Tuan Billie.“Oh, oke. Sebentar,” ucap Xael.Benda berukuran delapan inch itu pun segera diberikan oleh Xael kepada Nyonya Jang Geum. Seraya menekan tombol membisukan suara, Xael mengatakan, “Nyonya Jang Geum … Tuan Billie ingin berbicara padamu.”“
LACAK DAN HANCURKAN“Billie, apa kau sudah mencari informasi mengenai siapa gadis keparat itu?” tanya Tuan Cana dalam sambungan jarak jauhnya dari mobil ambulance.“Sudah, tuan. Gadis ini diketahui adalah anak tunggal dari kepala desa Cheong Sam. Ayahnya bernama Tuan Hyun Min, selain bekerja sebagai kepala desa, dia juga memiliki usaha,” jawab Tuan Billie.“Hmm … cepat lacak rumahnya. Hancurkan masa depan anak gadis keparat itu serta hancurkan juga karir ayahnya!” titah Tuan Cana.“Siap, laksanakan tuan,” balas Tuan Billie.Tuan Cana pun menutup sambungan telekomunikasinya pada Tuan Billie. Tatapannya kini beralih pada wajah polos seorang gadis yang seharusnya saat ia bertemu, dalam keadaan senang, dan bukanlah dalam keadaan yang begitu menyedihkan. Pria tua itu yakin kalau batin dari cucunya ini begitu terkoyak. Khawatir kalau jiwa cucunya menjadi penghuni tetap rumah sakit jiwa, Tuan Cana pun memerintahkan Tuan Billie untuk mencari dokter psikologi yang bagus di Negara ginseng ini.
CHAPTER 48Beberapa jam setelah Zora mengarak Ben ke tanah perbatasan“Tuan Cana, coba lihat ini … kedua cucu anda direndahkan oleh seorang gadis manja yang mungkin tak pernah diajarkan sopan santun serta menghargai terhadap orang lain oleh kedua orang tuanya,” lapor Tuan Billie seraya memperlihatkan panggilan video dari Xael.Kedua pria tua itu melihat bagaimana teganya seorang gadis memperlakukan kedua cucunya, direndahkan, bahkan tak tanggung-tanggung saat melihat keadaan Brie yang begitu kacau dengan cairan putih lengket berwarna susu, cukup membuat Tuan Cana murka. Bahkan, cucu laki-lakinya yang begitu ia banggakan pun juga turut dilecehkan dengan mengambil sebuah ponsel dari lumpur.Usai sambungan panggil video dari Xael, Tuan Cana mengambil ponsel, dompet serta jas panjang berwarna coklat muda. Pria tua ini benar-benar merasa bersalah, lantaran sudah menelantarkan kedua cucunya dengan keadaan seperti ini. Air mata membasahi kedua pipinya yang masih saja kencang diumurnya tak la
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments