"Apa yang sistem katakan?" Arsenio bertanya dengan raut wajah serius. Duduk di tepi kolam sambil memandang langit biru yang cerah. "Anda mendapatkan dua unit senjata baru. Apa Tuan ingin melihatnya?" tawar Freya sangat hati-hati dalam berbicara. Siang ini suasana cukup hening. Namun, Arsenio tahu. Ini ketenangan sebelum badai tiba. "Tunjukkan!" Arsenio mengubah posisinya yang semula rebahan, kini duduk bersila. Freya mengangguk, kemudian dia menunjukkan layar tap yang dibawanya supaya Arsenio bisa membacanya juga. "Ini jenis terbaru, Tuan. Kemampuan senjata ini tidak bisa diragukan lagi. Bisa menembak dari jarak lima puluh meter dan tidak memiliki suara sama sekali saat melepaskan tembakan. Cocok untuk membidik tanpa ketahuan lawan," terang Freya.Arsenio melihat serius gambar di layar tap sambil mengelus dagunya dan beberapa kali bergumam."Aku ingin membeli senjata lain, yang lebih praktis dan bisa gunakan di situasi tertentu. Apa ada?""Ada, Tuan. Pisau lipat, belati dan yang
Masih di hari yang sama. Namun, kali ini Bastian stan by menemani Arsenio. Namun, sosoknya tersembunyi di balik layar. Bruk ...Pintu pun terbuka. Pria lima puluhan tahun itu, menaikkan sebelah alisnya saat mendapati sosok pemuda tiga puluhan tahun sedang duduk di tempatnya, dengan kedua kakinya dinaikkan ke atas meja. "Siapa kau?" tanya pria itu, meninggikan suaranya. Terkejut bukan main. Hampir saja jantungnya berpindah tempat. "Apa kau tidak mengenaliku, Tuan Xander?" tanya Arsenio bernada mengejek, sambil menurunkan kedua kakinya. "Kau ... Bukankah, Arsenio. Tuan Muda dari keluarga Guan?" Xander menebak-nebak karena memang ini kali pertama ia melihat pemuda itu. Arsenio tersenyum miring, "nah. Bagus sekali kau cepat mengingatnya. Ternyata pria tua sepertimu, masih memiliki ingatan yang tajam," lanjutnya mengejek. "Apa yang kau lakukan di tempatku ah?" Suaranya bergetar, begitu juga dengan seluruh tubuhnya. Di ruangan yang tidak terlalu besar dan kecil itu, memang hanya ada
"Bagaimana statusku sekarang?" tanya Arsenio serius dengan kedua tangan melipat di dada. Fokusnya antara Freya atau jalanan. "Tuan bisa melihatnya sendiri di aplikasi, yang baru saja terpasang di ponsel Tuan." Gadis cantik yang selalu bergaya casual itu, menerangkan.Arsenio cukup terkejut. Namun, dia segera mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. "Aplikasi apa?" gumamnya bertanya-tanya sambil membuka kunci layar benda pintarnya itu."Heum, sejak kapan aplikasi ini terpasang di ponselku?" Arsenio mengerutkan keningnya, heran karena dia tidak pernah mendownload aplikasi baru."Aplikasi itu terdownload otomatis di ponsel Anda. Hanya pemilik yang mencapai level tertinggi, yang bisa menikmati fitur Sistem Mafia Terkuat type 1. Aplikasi ini, type terbaru dari Sistem Mafia Terkuat. Tuan bisa melihat semua data dari aplikasi tersebut," terang Freya lebih lanjut. Arsenio menganggukkan kepalanya paham, semari bergumam pelan. Merasa takjub dengan apa yang dilihatnya sekarang. Ternyata
Pria berkepala pelontos itu akhirnya sampai. Arsenio sudah berdiri di bibir pintu. Memasukkan sebelah tangannya ke saku celana. Kemudian berjalan menghampiri pria tersebut sambil tersenyum miring."Lima belas menit. Tidak buruk," ungkapnya bernada ejekan. "Seharusnya kau sampai di tempat ini lebih cepat lagi karena putramu sudah sangat merindukan ayahnya.""Di mana putraku?!" Pria itu langsung meninggikan suaranya. Tidak peduli bahwa ia sedang berada di kandang harimau sekalipun.Arsenio terkekeh, "mengapa kita tidak membicarakan ini secara baik-baik saja? Mungkin segelas kopi? Aku ingin mengenal lebih dekat diri Anda, Tuan James."Lirikan mata Arsenio penuh makna, membuat pria yang terkenal Macam Hitam itu, meningkatkan kewaspadaannya.Kurang lebihnya, James sudah mendengar sepak terjal Arsenio dalam beberapa waktu terakhir. "Sebaiknya, kau jangan basa-basi. Aku ingin melihat putraku! Di mana dia, ah? Jangan membuat kesabaranku habis, Arsenio!" sungutnya sampai wajahnya memerah, kel
[Selamat. Anda berhasil naik satu level.][Total poin Aksi yang diterima hari ini. 350][Total Poin Kemenangan yang diterima hari ini. 100 Poin.][Bonus penyelesaian misi: Total 50 juta dollar telah berhasil di transfer ke rekening Anda. Ditambah 1 hektar tanah dan satu unit motor.][Hadiah bisa diambil di Toserba Sistem Mafia Terkuat.][NOTE: Tuan berkesempatan dua kali mengundi, untuk mendapatkan item pilihan.]Arsenio menutup aplikasi tersebut, lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku jas, bersamaan dengan helaan napas panjang. Sesuatu sedang mengusik pikirannya sekarang dan tak ingin pergi. "Anda, berhasil naik satu level lagi, Tuan." Freya melirik dari balik kaca spion kecil yang berada tepat di atas kepalanya."Aku ingin cepat mencapai level Bos Mafia," ungkap Arsenio sambil menatap datar ke arah luar jendela. Kondisinya masih berlumuran darah, yang kini sudah mulai mengering. Arsenio sengaja tidak membersihkannya karena dia ingin terus mengingat hari ini. ***Sesampainya di
"Apa yang kamu lakukan?!"Spontan Anindira mendorong bidang dada Arsenio cukup kencang, hingga mundur beberapa langkah. Alhasil, momen yang sempat hangat membara, kini berubah canggung. "Maaf." Arsenio gelagapan seperti orang yang hilang ingatan. Namun, tetap dengan gaya cool. Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. "Dasar mesum!" umpat Anindira sangat marah, atas apa yang baru saja diterimanya. "Kau sengaja memanfaatkan kelemahanku."Anindira menutupi tubuhnya dengan kedua tangan, seolah-olah sedang melindungi dirinya dari pandangan jahat seorang pria."Siapa yang mesum? Jangan asal menuduh kamu," elak Arsenio keras. "Aku hanya tertarik saja dengan bibirmu itu," lanjutnya asal kena. "Astaga ..." erang Anindira meraja jijik dan geram, dengan apa yang barusan didengarnya. "Laki-laki, semuanya memang sama saja. Mesum!" "Terserah kau saja ingin mengatakan apa. Aku masih memiliki urusan lain, yang harus kuselesaikan." Arsenio menyelengos. Setelah berkata demikian, dia pun melenggang pe
Arsenio pun kembali ke rumah, setelah malam tiba. Setidaknya urusan kantor telah selesai untuk hari ini. Dia tampak kelelahan. Terlihat raut wajahnya yang lesu dan beberapa kali memijat bahunya. "Ayah." Arsenio menghampiri Alexander Guan, yang duduk di ruang tamu sambil menggenggam selembar kertas.Kening Arsenio mengerut dan bertanya-tanya, ketika mendapati sang ayah yang menghela napas beberapa kali."Apa yang ayah pegang itu?" Arsenio duduk bersebelahan dengan pria pemilik All Star Grup tersebut.Ketika sedang bersantai seperti ini, Arsenio bisa melihat ayahnya sudah sangat tua. Sebagian rambutnya memutih dan sering membawa tongkat kemana-mana."Ini, undangan makan malam keluarga yang dikirimkan Pamanmu, untuk mengenang kematian kakekmu," terang Alexander Guan setengah cemas. Terlihat dari guratan di keningnya yang cukup panjang dan dalam. Ada juga helaan napas beberapa kali."Berikan surat itu. Aku ingin membacanya juga!" pinta Arsenio tegas sambil mengulurkan tangannya.Alexand
Berlanjut ..."Selamat datang." Pria setengah baya datang menghampiri Arsenio dan Alexander Guan, sambil tersenyum sumringah. Namun, tidak ada kehangatan sama sekali dari sorot matanya.Sosoknya sedikit lebih dewasa dari pria yang sebelumnya Arsenio temui. Diusianya yang sekarang, dia masih memiliki postur tubuh yang bagus. Gagah layaknya binaragawan. Ada banyak bekas luka jahitan di wajahnya. Arsenio menebak, kalau pria yang menyapanya itu seseorang yang memiliki pengaruh besar di dunia gelap. "Aku tebak, kau adalah Arsenio?" lanjut pria itu sambil mengacungkan jari telunjuknya, sedangkan tangan sebelahnya berada di dalam saku celana.Arsenio memicingkan matanya. Memperhatikan pria itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Thing!Layar notifikasi pun muncul tepat di hadapannya.[DATA][Nama: Walmond Guan.][Nama samaran: X One][Usia: 57 tahun.][Ras: Manusia.][Level: Bos Mafia.][Poin Aksi: 5000][Poin Kemenangan: 3000][Stamina: 700/1000][Skill: 800/1000][Posisi: Ketua Organis