Bodyguard Gagah Dari Kampung

Bodyguard Gagah Dari Kampung

By:  Benjiro Hirotaka  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.5
13 ratings
65Chapters
86.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Berasal dari kampung, Dario datang ke kota Roswell untuk bekerja dan hidup lebih baik. Saat tak sengaja menyelamatkan Lili yang merupakan cucu anak orang kaya, Dario malah diajak bekerja menjadi bodyguard gadis itu. Tapi selain menjadi bodyguard, Lili meminta Dario menyamar sebagai karyawan di perusahaan Kakeknya untuk jadi mata-mata. Selain dapat gaji besar, ternyata Dario juga bertemu dengan banyak wanita yang malah membuatnya kerepotan.

View More
Bodyguard Gagah Dari Kampung Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
triztan combaten
alur cerita bagus
2024-04-20 09:01:04
0
user avatar
Tetua Jie
Seru banget...lanjut
2024-01-06 20:04:44
0
user avatar
Cad doe
jalan ceritanya bagus banget seru
2023-03-03 20:22:04
0
user avatar
Warna Warni
sepertinya penulis nya ogah-ogahan bikin cerita nya. setiap bab baru pembaca harus menunggu berhari-hari. kelanjutan ceritanya. lama lama malas juga baca nya
2023-02-08 01:47:19
2
user avatar
Ayahnya A'id Dan Dzihni
tiap hari aku cek tapi kok gak ada kelanjutannya, thor?
2023-02-07 18:17:27
1
user avatar
Gembel Setiadari Wadukudi
ceritavyg mnarik
2023-02-03 07:18:54
0
user avatar
H n H
mulai baca neh. 24/01/23
2023-01-24 15:02:25
0
user avatar
Adaha Kena
Baca juga, Pengawalku Ternyata Seorang Dewa Kehancuran
2023-01-06 16:05:15
2
user avatar
Qomarudin
bagus, menarik ceritanya
2023-01-06 10:43:34
1
user avatar
erza omok
12 koin apa gk terlalu kebanyakan bagi pembaca gratisan?? kurangin sedikit laah hehehe ......
2022-12-29 09:19:14
4
user avatar
Midi Fx
novel sampah
2023-02-16 18:34:05
0
user avatar
kasuma hasan
penulis tiada minat... satu bab lebih seminggu.. baik tak payah baca lagi...........
2023-02-18 22:44:08
0
user avatar
AGUS IRAWAN BIN RIDWAN
mampir juga ke Novelku kak. judul"Kembang Desa Sang Miliarder" pena"Agus Irawan terima kasih
2023-05-21 09:46:48
0
65 Chapters
Chapter 1 : Pertama
Seorang pemuda berperawakan tinggi tapi sedikit kurus, baru saja keluar dari pintu Stasiun. Sebuah tas ransel besar tersampir di punggungnya. Senyumnya mengembang melihat banyaknya orang yang keluar masuk stasiun.Namanya adalah Dario. Selama 12 jam lebih dia berada di kereta. Tujuannya adalah kota ini, Roswell. Salah satu kota besar di Negara Neatherland.Roswell adalah ibukota provinsi Hidenburgh. Perdagangan dan industrinya terhitung maju. Beberapa perusahaan multinasional juga berkantor pusat disini.Dario belum pernah ke kota ini. Selama 22 tahun hidupnya, ibukota kabupaten tempat kampungnya berada, adalah tempat paling jauh yang pernah dia datangi."Aku harus berhasil disini. Roswell aku datang."sebut Dario sambil melangkah mantap ke jalanan ramai.Hari menjelang gelap, tetapi jalanan masih terlihat ramai. Ciri khas kota besar yang tak pernah tidur. Dario membaca kembali alamat yang ditulis pamannya di bawah lampu jalanan.Alamat itu adalah te
Read more
Chapter 2 : Tawaran Kerja
"Tidak tertarik."Dario berbalik melangkah pergi. Tapi sekali lagi dicegah oleh Lili."Aku akan memberikan gaji yang besar dan juga tempat tinggal.""Apakah kau bisa menjamin kata-kata mu?" tanya Dario mencoba memastikan."Tentu saja. Aku tak pernah ingkar janji."Setelah berpikir sejenak, Dario akhirnya setuju. Bagaimanapun dia baru tiba di kota ini. Tidak punya tempat tinggal dan belum bekerja, tentu saja tawaran gadis itu cukup menarik.Dario dan Lili kini sedang berada di dalam taksi yang meluncur ke pinggiran kota Roswell. Tujuan mereka adalah komplek elit di kaki bukit. Hanya orang-orang super kaya yang bisa tinggal disana.Dario tidak tahu itu. Dia hanya mengikuti Lili karena tawaran wanita itu terdengar menarik. Sepanjang jalan dia hanya memandang keluar lewat kaca mobil.Gedung-gedung tinggi, beragam mobil yang berseliweran dan bangunan-bangunan yang gemerlapan oleh lampu-lampu berbagai warna, terlihat lebih menarik daripada gadis cantik
Read more
Chapter 3 : Tugas Khusus
Pagi-pagi sekali Dario sudah berada di halaman mess untuk berolahraga. Dia sudah memakai baju training pemberian Fabian.Dia sudah tahu sebagian besar tata letak ruangan di tempat ini dan berkenalan dengan beberapa orang seperti penjaga kantin."Hei, anak baru. Apa kau mau bertanding?"Sebuah suara menghentikan stretching yang sedang dilakukannya.Seorang pria berambut cepak dengan baju training yang sama seperti Dario berdiri tidak jauh darinya. Dari name tag-nya, pria itu bernama Bruno."Aku hanya junior baru disini. Belum bisa melawan senior Bruno," jawab Dario."Kau cukup menarik. Aku biasanya orang yang bangun paling pagi. Hari ini aku kalah denganmu. Jadi aku penasaran. Kita bermain game ringan saja bagaimana?""Game bagaimana yang Senior maksudkan?""Kita adu cepat di lapangan sebelah. Jujur saja aku kuat di kecepatan. Aku ingin mengujinya dengan mu.""Well, kalau begitu aku terima tantanganmu, senior. Aku juga punya keunggulan di kece
Read more
Chapter 4 : Masuk Kantor
Seminggu kemudian, seorang pemuda berumur 20-an sudah berdiri di depan perusahaan Boa Groups & Co. Pemuda itu terlihat rapi dengan setelan kemeja putih dan celana kain hitam. Tas gendong hitam berada di punggungnya.Sebuah name tag menggantung di saku kiri pemuda itu. Ada logo perusahaan Boa Groups di backgroundnya. Di atasnya tertulis nama Dario dan ada foto dirinya dengan kacamata berbingkai besar. Dibawah foto tertulis Departemen Marketing.Dario berpenampilan berbeda atas saran Fabian. Rambutnya disisir rapi kebelakang. Kacamata besar dipilih sekalian untuk menyamarkan wajahnya. Dia terlihat seperti kutu buku saat ini.Saat melangkah masuk, penjaga pintu membiarkannya lewat setelah melihat name tag-nya itu."Nona, aku karyawan baru dibagian marketing. Bisakah kau memberi tahuku dimana departemen marketing berada?"Dario bertanya kepada resepsionis cantik yang sedang merapikan mejanya. Name tag-nya belum dipasang, jadi dia belum tahu nama resepsionis itu."Bisa kulihat name tag mu?
Read more
Chapter 5 : Membantu Stefanie
Hari kedua masih tak jauh beda dengan sebelumnya. Dario tidak mengerjakan apapun sepanjang pagi. Secara kebetulan, dia mendengar isu tak sedap tentang dirinya.Ada gosip kalau Dario masuk ke perusahaan karena titipan, bukan karena usahanya sendiri. Itu dilihat dari pendidikan terakhirnya.Rata-rata yang bekerja di Perusahaan ini minimal Sarjana D3, yang paling tinggi ada beberapa yang S2. Tapi Dario justru hanya sampai D1."Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Stefanie yang kini sudah nongol dari balik sekat meja kantor Dario."Oh, nona Stefanie. Apa kau sudah mau pergi?" Dario malah balik bertanya."Iya. Aku kesini ingin mengajak mu. Apa kau jadi ikut?""Tentu saja. Pergi ke proyek adalah salah satu pengalaman menarik. Apalagi perginya dengan nona cantik seperti dirimu.""Aku jadi penasaran, apakah skill marketing mu sama hebatnya dengan skill merayu mu?"Keduanya tertawa kecil. Setelah mengobrol banyak semalam, mereka jadi lebih dekat.Stefanie termasuk tertutup soal kehidupan pribad
Read more
Chapter 6 : Bertarung Di Proyek
"Orang-orang ku terluka karena kalian. Bagaimana kalian mau bertanggungjawab?"Pria dengan anting di telinga kirinya berkata sambil bertolak pinggang. Tiga orang anak buahnya maju berdiri disampingnya dengan perban asal yang membungkus kepala dan badan mereka."Kalian yang mulai, kenapa kami yang harus tanggung jawab?""Iya,, iya benar!"Para pekerja pembuat jalan protes. Jelas-jelas mereka yang memprovokasi, kenapa mereka malah yang minta tanggungjawab?Lagi pula, puluhan teman mereka terluka. Sangat jauh dibandingkan 3 orang badut yang dibungkus ala mumi itu.Pria beranting itu hanya menyeringai."Diam!" teriaknya. "Kalian bekerja di tanah kami. Tentu saja kami juga ingin ikut membantu. Tapi kalian malah menyerang saudara-saudara kami. Ternyata orang-orang kota lebih berbahaya dari kami orang kampung."Teriakan protes kembali terdengar dari pihak para pekerja. Jelas alasan pria beranting itu hanya dibuat-buat. Membantu apanya? Mereka justru menggang
Read more
Chapter 7 : Di Apartemen
Dario menatap heran wanita cantik disebelahnya yang sedang menyetir. Tidak ada keraguan dari kata-katanya tadi."Jadi bodyguard mu? Bukannya itu hanya alasanmu agar bisa tetap dekat dengan ku?" ucap Dario sambil tersenyum jahil.Stefani langsung mencibir ucapan jahil Dario. Dia cukup senang dengan interaksi mereka berdua walaupun baru kenal dua hari ini.Sudah lama dia tidak merasakan rasa senang seperti ini dengan lawan jenis. Terakhir 8 tahun lalu saat masih siswi SMA. Berpacaran dengan kakak kelas yang tampan, tapi malah berakhir diselingkuhi.Dari situlah dia sudah lama menutup hatinya meski banyak pria yang datang silih berganti kemudian. Baginya semua pria tidak ada yang bisa dipercaya."Huh, bukannya kau yang harusnya malah senang bisa dekat-dekat denganku?" tanya Stefanie meledek."Baiklah, baiklah. Kau menang, Nona Stefanie yang cantik. Tapi aku harus bertanya satu hal padamu.""Apa itu? Katakan saja." ujar Stefanie sambil melirik kesamping."Apa kompensasi yang kudapat menja
Read more
Chapter 8 : Ajakan Makan
"Apa kau baik-baik saja?"Dario menanyakan hal itu setelah dua harian ini Stefanie seakan menghindar. Sekarang sudah jam makan siang, tapi wanita itu tak beranjak dari mejanya. Dia hanya melamun sampai Dario datang."Eh, iya. Dario. Apa yang kau tanyakan tadi?" Stefanie jelas salah tingkah. Dia tidak berani menatap sepasang mata pemuda itu dan pura-pura membaca sebuah berkas."Apakah kau baik-baik saja?" ulang Dario."Yah tentu. Aku baik-baik saja. Terimakasih sudah bertanya," balas Stefanie."Apakah kau sudah makan?""Sudah, eh belum. Tapi aku tidak lapar."Dario mengacuhkan kegagapan Stefanie. Dia masih terus bertanya."Mau makan denganku? Aku membawa bekal banyak hari ini. Kalau kau ikut, akan ku tunjukkan spot bagus di perusahaan yang belum kau tahu.""Benarkah? Apakah ada tempat seperti itu disini?""Tentu saja. Mana mungkin aku berbohong."Mata Stefanie langsung berbinar. Makan masakan lezat di tempat baru, dia jadi bersemangat. Segera dibereskan mejanya dan mengikuti Dario perg
Read more
Chapter 9 : Rencana Gagal
Stefanie : Kenapa wanita tidak boleh ikut?Dario : Aku tak tahu. Mereka yang mengatur nya.Stefanie : Kau pasti senang karena bisa bebas, ya kan?Dario : Tidak. Bebas mau apa? Aku justru lebih suka menghabiskan waktu dengan mu di apartemen ku.Stefanie: MESUM!!!Dario tertawa membaca pesan dari Stefanie. Meski hubungan mereka belum jelas, keduanya sudah dibilang cukup dekat sejak ciuman ke dua pas selesai makan siang tadi.Saat Sandy dan Peter pergi, Dario langsung memberitahu Stefanie. Tadinya gadis itu cukup antusias, tetapi setelah tahu hanya khusus pria, Dario tahu kalau gadis itu cemberut tak suka.Dario tak membalas pesan terakhir Stefanie. Dia kembali fokus mengerjakan tugas yang diberikan padanya setelah berapa hari ini hanya bengong saja.Tak terasa waktu pun bergerak dengan cepat. Jam sudah menunjukan saatnya tutup kantor."Dario, jangan sampai kau tidak datang ya."Sandy mampir sebentar ke meja Dario yang masih terlihat sibuk."Baik, senior. Aku pasti datang.""Oke kalau beg
Read more
Chapter 10 : Para Pria Berbaju Hitam
"Kau bisa berhenti berpura-pura mabuk, bocah."Kata Fredy langsung pada Dario. "Kau sedang sial bertemu kami dan ditinggalkan teman-temanmu."Dario tersenyum. Matanya kembali fokus. Pandangannya menyapu semua orang."Kau hebat bisa tahu aku sedang berpura-pura.""Aku cukup veteran untuk mengetahui orang benar-benar mabuk atau tidak," balas Fredy."Yah, kau benar. Aku sial punya teman seperti mereka. Tapi justru aku yang beruntung bertemu kalian. Jadi bisa membayar bill ini dan aku akan pergi.""Sombong sekali kau. Apa kau yakin bisa melawan kami semua?"Dario menyeringai. Aura pekat keluar dari tubuhnya. Dia sudah lama tidak sekesal ini. Di undang makan, malah kemudian jadi umpan untuk para preman. Dia akan berurusan dengan mereka nanti."Majulah untuk melihat aku bisa atau tidak mengalahkan kroco seperti kalian."Fredy memberi kode untuk anak buahnya maju. Dia kemudian mengambil satu bangku dan duduk di sudut dengan santainya.Sekitar 3 orang menyerang Dario yang masih duduk. Bangku m
Read more
DMCA.com Protection Status