Share

Bab 18. Pesan W******p Membuat Jantung Berdegup

Waktu berpamitan yang paling kutunggu pun tiba, semua barang sudah diangkat ke atas mobil. Kamar yang tadinya tapi terhiasi dengan seperangkat ranjang dan kawan-kawannya kini seperti ruang kosong, terlihat menyeramkan.

"Bu, Bendu pamit ya. Besok Bendu ke sini lagi." ucap Mas Bendu pada ibu sambil meraih tangannya pada ibu yang masih duduk di ruang tamu. Wajahnya masih mengeram kasar menatapku.

"Tak perlu pamit-pamit, kamu nggak usah ngomong lagi sama ibu. Mulai sekarang, detik ini juga kamu bukan anak ibu lagi." erang ibu dan menyentak kasar tangannya. Nini yang sedang duduk di samping ibu, hanya memeluk wanita tua itu. Sesekali dia menatap sinis padaku.

"Mas, yuk pergi nanti keburu malam." ajakku dengan menahan tangannya ketika dia masih berusaha memohon pada ibunya.

Untung Mas Bendu menuruti langsung menuruti kata-kataku. Ketika sampai diambang pintu, kubalikkan badan lalu menebarkan senyum semringah pada manusia lucknut itu. Lalu kubisikkan, "tunggu permainan selanjutnya."

Ku harap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status