Share

4. Balapan Liar

Author: Jenjen
last update Last Updated: 2021-07-17 16:03:45

Tepat pukul sepuluh malam, Kiesha sampai di rumahnya dengan keadaan selamat. Seperti biasa, Pasha, Papa Kiesha. Sudah menunggu kedatangannya di ambang pintu utama rumah bernuansa abu-abu tersebut. Dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada, Pasha menatap Kiesha dari atas sampai bawah.

Melihat ekspresi wajah Pasha yang sudah tidak bersahabat, Kiesha berdecak kesal. Rasanya begitu malas jika harus memasukki rumah rasa neraka di dunia itu, pasti lagi-lagi sebelum memasukki kamar, Kiesha harus melakukan perdebatan dengan Pasha.

Dulu, hubungan Pasha dan Kiesha memang baik-baik saja. Tapi semenjak kedatangan Ibu Tiri Kiesha, yaitu Ira. Maka sifat Pasha berubah drastis, jarang memperhatikan sekolah Kiesha, selalu membandingkan Kiesha dengan anak tirinya, yaitu Yesaya. Dan apa yang Kiesha lakukan, di matanya selalu salah.

Kiesha berjalan perlahan dengan wajah tak berdosa, menghampiri Pasha. Dan hendak menyalami punggung tangan Pasha, namun dengan cepat pria berusia sekitar tiga puluh sembilan tahun itu menepis tangan anak lelakinya.

"Ke mana aja, kamu? Jam segini baru pulang," tanya Pasha dengan intonasi bicara datarnya.

Kiesha menghembuskan napasnya kasar. "Dari rumah temen, anter pulpen," jawab Kiesha sopan.

Percuma saja, mau sejujur apapun Kiesha menjawab. Pasti ujung-ujungnya Pasha tak akan percaya kepadanya. Dan berakhir dengan memberikan bentakkan, atau melayangkan satu tamparan mulus di pipi Kiesha, jika Kiesha melawan.

"Bohong!" bentak Pasha.

"Ya udah, kalau Papa gak percaya gapapa kok." Lalu, Kiesha hendak meninggalkan ambang pintu rumahnya itu, namun satu dorongan dari Pasha berhasil membuat tubuh Kiesha terhuyung ke belakang dan hampir saja terjatuh jika tangan kanan Kiesha tidak bertumpu pada tembok.

Napas Pasha terengah-engah akibat menahan emosi, wajahnya tampak memerah akibat menahan emosi yang menguasai dirinya. Tentu mendapat perlakuan seperti itu dari Pasha, Kiesha seringkali merasa kecewa. Bisa disebut, semenjak menikah dengan Ira, Pasha lebih menyayangi Yesaya.

Itulah alasan Kiesha selalu malas pulang ke rumah, tempat yang seharusnya menjadi rumah berpulangnya anak ketika lelah, dan tempat untuk berkeluh kesah menceritakan semua kekesalannya kepada keluarga. Kiesha rasakan seperti neraka di dunia ini.

"Ada apa sih, ini?" tanya Ira penasaran.

Ira melangkahkan kedua kakinya menghampiri Kiesha dan Pasha. Cepat-cepat wanita berusia tiga puluh delapan tahun itu melerai keributan yang terjadi antara Pasha dan Kiesha. Ira menarik lengan Pasha, agar sedikit menjauh dari hadapan Kiesha.

Kedua manik mata Ira menatap Pasha dan Kiesha bergantian. "Kalian berdua kenapa sih? Apa yang kalian ributkan?" tanya Ira dengan intonasi bicaranya yang sedikit meninggi.

"Dia itu memang anak nakal, berbeda sekali dengan Yesaya. Kerjaannya berbohong mulu sama orang tua, dasar anak gak tahu diri!" maki Pasha.

Kiesha terkekeh pelan saat mendengar makian yang keluar dari mulut Pasha. Penyesalan mulai tumbuh dalam hati Kiesha, seharusnya dahulu dirinya mau ikut bersama Tania, Mama kandungnya.

Kiesha memutar kedua bola matanya malas. "Iya, bandingin aja terus aku sama Yesaya. Jangan sampai nyesel di kemudian hari," ucap Kiesha dengan santainya.

Suasana sudah semakin panas, Kiesha memutuskan untuk pergi ke arena balapan yang biasa dirinya gunakan untuk balapan liar bersama ketiga sahabatnya. Berhubung sekarang sudah pukul sepuluh malam, itu artinya balapan akan segera dilaksanakan.

Kiesha kembali menaikki motor ninja berwarna merah kesayangannya. Lalu, segera memacu motor tersebut dengan kecepatan di atas rata-rata. Tak peduli jika nantinya ada orang yang tertabrak, atau mungkin bisa saja dirinya yang ditabrak oleh kendaraan lain. Yang penting amarahnya dapat terlampiaskan.

Tepat pukul setengah sebelas malam, Kiesha sampai di arena balapan. Di sana ada Rey, Rassya, dan Clay. Ketiga sahabat Kiesha yang sudah menjadi anggota geng motor Stranger bersama Kiesha selama kurang lebih satu setengah tahun.

Geng motor yang biasa menjadi lawan geng motor Kiesha adalah Alastar. Diketuai oleh Yesaya dan beranggotakan ketiga sahabat Yesaya. Memang, Alastar dan Stranger bukanlah geng motor besar, hanya geng motor kecil-kecilan yang belum besar namanya.

"Wuhu! Kiesha datang!" pekik Rey saat melihat motor ninja Kiesha memasukki arena balapan.

"Idih, dia yang mau lawan gue? Yang bener aja," ucap Yesaya, merendahkan Kiesha.

Arena tampak diramaikan oleh penonton, semakin malam semakin ramai saja penonton yang datang ke arena itu. Karena ingin menyaksikan betapa serunya balapan malam ini. Terdengar pendukung Yesaya lebih banyak, daripada pendukung Kiesha.

Rassya menepuk pundak Kiesha, seolah-olah memberi semangat. "Beneran, lo mau ikut balapan?" tanya Rassya memastikan.

"Yakin, dan jaminannya motor ini." Kiesha menepuk-nepuk bagian depan motor yang saat ini sedang ditumpanginya.

"Oke deh, kalo gitu mulai aja sekarang," tantang Axel.

Seorang gadis berkulit putih, dan berambut berwarna kecokelatan. Membawa sebuah bendera berwarna hitam putih dan berdiri di tengah-tengah motor Yesaya dan Kiesha. Gadis itu menghitung mundur tiga sampai satu, lalu berteriak untuk memberi instruksi kepada dua orang kakak beradik tersebut agar segera memulai balapan itu.

Motor Kiesha melaju terlebih dahulu, sehingga jarak motor dirinya dan Yesaya berbeda cukup jauh. Tak ingin kalah, Yesaya segera menambah kecepatan motornya agar bisa mendahului motor Kiesha. Namun hasilnya nihil, kecepatan motor Kiesha benar-benar di atas rata-rata.

"Kiesha! Semangat Sha!" teriak Clay.

"Ayo, semangat Yesaya! Kalahin bocil itu!" pekik Pangeran.

Setelah enam kali memutari jalanan, akhirnya balapan pun selesai. Dan dimenangi oleh Kiesha lagi, tepukan tangan para pendukung Kiesha terdengar memeriahi arena tersebut. Apa lagi ketiga sahabat Kiesha, mereka semua langsung memeluk tubuh kurus Kiesha, bangga kepada sahabat mereka.

Rey berkacak pinggang, dan menatap Yesaya juga ketiga sahabatnya merendahkan. "Jaminannya apa ni? Kan Kiesha yang menang, gak boleh licik."

Dengan gerakan santai, Angga mengeluarkan sebuah cek dari dalam kantung celananya. Cek tersebut berisi uang senilai dua belas juta rupiah. Rey menerima cek tersebut dengan bahagia, lalu memberikannya kepada Kiesha.

"Alhamdulillah," syukur Kiesha.

"Asek, besok bisa dong ya kita rayain kemenangan lo," ajak Clay.

Kiesha menganggukkan kepalanya. "Bisa, besok gue traktir kalian di kantin," jawab Kiesha dengan santainya.

Di saat Kiesha dan sahabat-sahabatnya sedang bahagia, berbeda dengan Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Mereka justru merasa dirugikan karena kekalahan Yesaya. Uang senilai dua belas juta yang seharusnya digunakan untuk keperluan yang lebih penting, kini harus diberikan kepada Kiesha dan ketiga sahabatnya.

"Lo gimana sih, Yes. Kok bisa kalah? Ke mana jiwa semangat lo yang dulu? Gak seru suer," omel Axel.

Yesaya memukul motornya emosi. "Mulut lo bisa gak sih diem? Gue juga gak tahu, kenapa si bocil itu bisa menang," jawabnya kesal.

"Udah tenang, mending sekarang kita balik. Besok aja kita bahas hal ini lagi," nasihat Angga dan dibalas anggukan kepala oleh ketiga sahabatnya.

Hai gaes, apa kabar?

Cerita ini aku buat bukan untuk menjelek-jelekkan atau membandingkan antara dua jurusan ya

Ambil sisi positifnya dari cerita ini ๐Ÿ’

Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian๐Ÿงก

Supaya ramai โค

See you next part ๐Ÿ’œ

Salam literasi ๐Ÿ’™

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Memories in High Schoolย ย ย 26. Kiesha Meninggal (E N D)

    Kabar duka datang menyelimuti SMK ke kediaman orang tua Kiesha. Para guru mengikuti prosesi pemakaman Kiesha, suasana pemakaman terasa haru, Ira beberapa kali pingsan dan berteriak histeris. Membuat orang-orang sekitar merasa tidak tega melihatnya.Kiesha, sosok yang dikenal sebagai anak baik. Banyak orang yang merasa kehilangan Kiesha, kenapa umur Kiesha harus pendek seperti ini. Padahal, seharusnya remaja seusia Kiesha masih butuh masa depan yang panjang untuk meraih cita-cita mereka kelak.Pemakaman Kiesha telah selesai, kini geng Stranger bersama geng Alastar berkumpul di sebuah cafe. Suasana sedih masih mereka rasakan, sosok yang biasanya selalu ada untuk menengahi keributan, sosok yang selalu membuat suasana cerita. Ke depannya tidak akan mereka lihat lagi, berat rasanya kehilangan orang yang disayangi."Cepet banget ya, Kiesha pergi. Padahal gue masih butuh dia," ucap Ratu dengan intonasi bicara

  • Memories in High Schoolย ย ย 25. Perdamaian

    Di kelas sebelas akuntansi tiga, sedang dilaksanakan ulangan harian matematika. Rumus-rumus tercoret di buku tulis masing-masing siswa, di papan tulis juga berjejeran angka demi angka yang telah ditulis oleh Bu Vani, guru matematika kelas sebelas akuntansi di SMK Angkasa.Ulangan harian di bagi menjadi dua sesi, tadi sesi pertama sudah selesai dilaksanakan. Dan sekarang giliran murid-murid yang mendapat bagian sesi kedua. Ada beberapa siswa yang belum mengerjakan soal sama sekali, padahal waktu tersisa kira-kira lima belas menit lagi. Seperti halnya Gema Valeron, lelaki bertubuh gemuk itu belum mengisi soal ulangan dari nomor satu sampai lima.Berkali-kali Gema menggaruk kepalanya yang tak gatal karena pusing mengingat rumus-rumus matematika. Tapi hasilnya nihil, tidak ada satupun rumus matematika yang diingatnya karena dirinya jarang sekali belajar. Gema belajar ketika hanya hendak ulangan saja, jika tidak ulangan? Gema membantu Ibunya yang berjualan. 

  • Memories in High Schoolย ย ย 24. Anggota Baru Alastar

    Murid-murid SMK Angkasa sudah kembali bersekolah seperti biasa di hari Senin ini. Lapangan sudah dipenuhi oleh para murid sejak pukul setengah tujuh pagi, karena hari ini mereka harus kembali melaksanakan kewajiban mereka, yaitu upacara bendera. Para murid mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas mulai berbaris membentuk barisan perkelas yang rapih.Upacara dilaksanakan selama kurang lebih satu jam pelajaran, yaitu empat puluh lima menit. Setelah upacara selesai dilaksanakan, para murid kembali dibubarkan dan diberi ijin untuk masuk ke kelas masing-masing. Karena hari ini guru akan melaksanakan rapat terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai, maka para murid diberi kebebasan.Ada yang berdiam di kelas, ada juga yang ke kantin dan menongkrong bersama teman segengnya. Seperti Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Saat ini mereka sedang berada di kantin, menunggu kedatangan seorang lelaki dan seorang perempuan yang sudah janjian dengan mereka

  • Memories in High Schoolย ย ย 23 Cerai

    Hari ini adalah hari Minggu, waktunya bagi para anak sekolah sekaligus pekerja untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, yaitu beristirahat. Sama halnya seperti seorang gadis berusia enam belas tahun yang sampai pukul sembilan pagi ini tidak kunjung bangun dari tidur nyenyaknya, kedua matanya masih tertutup dengan rapat. Dan tubuhnya terbungkus dengan selimut berwarna merah muda bergambar hello kitty.Ini adalah kebiasaan Jenifer, setiap malam minggu gadis tersebut memanfaatkan waktunya untuk menonton sinetron kesayangannya yang saat ini sedang tayang di televisi. Karena sudah kurang lebih satu minggu, gadis itu tak sempat menonton sinetron kesukaannya itu. Entah karena terhalang karena ada masalah, atau karena ketiduran.Sayangnya, saat sedang tidur dengan nyenyak. Terdengar suara teriakan dari arah bawah, juga kedengaran di indera pendengarannya suara lemparan dari barang-barang berbahan kaca. Jenifer membuka kedua matanya cepat, lalu terduduk di atas kasu

  • Memories in High Schoolย ย ย 22. Bicara Empat Mata

    Arena lokasi balapan antara Rey dan Yesaya sudah dipenuhi oleh banyak penonton. Dari laki-laki, sampai perempuan memeriahkan acara balapan tersebut. Teriakan-teriakan dari penonton terdengar begitu ramai, membuat kedua orang yang mendapat banyak dukungan itu menjadi lebih semangat ketika hendak melaksanakan balapan.Sahabat-sahabat Rey dan Yesaya sudah berkumpul di arena, mereka sengaja mengumpulkan banyak orang untuk memeriahkan aksi balapan liar tersebut. Hari sudah sangat larut, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tepat. Itu tandanya, balapan akan segera dimulai.Ini adalah kali pertama bagi para cewek dari geng Alastar dan geng Stranger menyaksikan aksi balapan liar malam-malam seperti ini. Karena aura balapan kali ini terasa berbeda. Hawanya terasa lebih panas, dua geng yang sudah bermusuhan sejak lama itu memiliki emosi yang membara.Seorang gadis berusia kira-kira sembilan belas tahun sudah berdiri di tengah-tengah motor ninja Rey

  • Memories in High Schoolย ย ย 21. Perjodohan

    Sejak tadi siang, Saskia belum juga keluar dari kamarnya. Setelah pulang dari rumah sakit, gadis berusia tujuh belas tahun tersebut langsung memasukki kamarnya dan sampai pukul tujuh malam ini, belum juga keluar kamar. Hal itu membuat Widi merasa khawatir, apa lagi pintu kamar Saskia dikunci.Mungkin sudah selama kurang lebih setengah jam Widi tidak kunjung pergi dari tempatnya berdiri saat ini. Berulang-ulang Widi mengetuk pintu kamar Saskia, mengajak anak gadis semata wayangnya untuk melaksanakan makan malam. Tapi, berulang kali pula Saskia menolak ajakan Widi.Tidak ada selera makan sama sekali dalam diri Saskia. Sama seperti Rey, semenjak tahu bahwa Kiesha kecelakaan dan mengalami koma. Sifat Saskia benar-benar berubah, Saskia berubah menjadi gadis pendiam, jarang makan dan sering melamun.Kedengaran suara bel rumah yang menjadi tempat tinggalnya itu berbunyi, dengan terpaksa Widi harus melihat siapa orang yang bertamu ke rumahnya itu. Widi

  • Memories in High Schoolย ย ย 20. Satu Syarat

    Benar apa kata Dokter Ariana, kondisi Kiesha tadi tiba-tiba drop dan hampir saja nyawa Kiesha melayang, kalau para tim medis tidak dengan cepat menanganinya. Saat ini, keenam sahabat Kiesha tengah menunggu kabar baik tepat di depan ruang ICU. Hanya Saskia saja yang masuk ke dalam ruangan berbau obat-obatan itu.Selama menunggu Saskia selesai menjenguk Kiesha, keenam sahabat Kiesha memainkan ponsel milik mereka masing-masing. Hanya Rey saja yang tidak memainkan ponsel, lelaki berusia tujuh belas tahun itu sedari tadi melamun dan menatap kosong ke arah depannya. Memikirkan bagaimana nasib Kiesha jika sudah sadar nanti.Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Dan sampai saat ini dari antara enam orang sahabat itu, tidak ada yang niat mengajak untuk makan siang. Tidak nafsu makan memang, jika sedang panik seperti ini. Apa lagi kondisi Kiesha sempat memburuk, takut sesuatu yang lebih parah akan terjadi lagi.Callista melirik kelima sah

  • Memories in High Schoolย ย ย 19. Mabal

    Saat ini kelas sebelas akuntansi tiga sedang jam kosong, sebab guru yang mengajar matematika dikabarkan oleh ketua murid tidak masuk. Sontak saja hal itu menjadi kebahagiaan bagi mereka semua yang ada di kelas tersebut. Di jam kosong seperti ini, banyak kegiatan positif yang bisa mereka lakukan.Misalnya, ada murid yang bernyanyi-nyanyi di kelas, ada yang menonton youtube, ada yang mengobrol, tidur, tapi ada juga yang malah ke kantin. Padahal sudah diperingatkan oleh Albiero, ketua kelas sebelas akuntansi tiga. Albie mengatakan bahwa tidak ada yang boleh keluar kelas.Namun, tetap saja ada beberapa murid yang keluar kelas. Untung saja Rey, Saskia dan sahabat-sahabat mereka tetap patuh dengan perkataan sang ketua murid, walaupun awalnya ada niat untuk mabal, ingin menjenguk Kiesha saja. Tapi hal itu mereka urungkan dan lebih memilih untuk tetap diam di kelas.Rey, Saskia dan sahabat-sahabat mereka yang lain duduk di lantai kelas. Membentuk sebua

  • Memories in High Schoolย ย ย 18. Emosi

    Dua hari berlalu, hari ini adalah hari Jumat. Itu artinya para murid SMK Angkasa yang telah melaksanakan LDK harus kembali bersekolah. Seperti biasa, sejak pagi lapangan sekolah sudah tampak dipenuhi oleh siswa-siswi. Satu persatu mereka berdatangan dan mulai memenuhi area sekolah. Walau bisa dikatakan sangat tanggung sekali sekolah hanya satu hari, tapi tetap saja para murid yang telah melaksanakan LDK harus tetap sekolah.Kabar tentang kecelakaannya Kiesha telah sampai ke telinga para guru. Mereka merasakan sedih, saat tahu bagaimana kondisi Kiesha saat ini. Termasuk sahabat-sahabat Kiesha, mereka juga merasa sepi tanpa hadirnya sosok yang selalu menceriakan suasana.Di kantin, ketujuh sahabat Kiesha sedang berkumpul bersama. Tapi raut wajah mereka semua tampak kusut, tidak ada gairah semangat. Bahkan sedari tadi mereka hanya saling diam, tidak ada yang membuka percakapan di antara mereka semua. Rasanya malas jika harus mengikuti pelajaran hari ini, tapi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status