Pintar, bukan berarti tidak bisa terkenal. Sedangkan menjadi orang terkenal, bukan berarti orang itu tidak pintar. Lalu, bagaimana jika antara kelas dengan murid pintar dan kelas dengan murid terkenal sama-sama memiliki rasa iri hati karena mereka tidak mau bersaing? Oke, daripada penasaran mari ikuti kisah murid-murid SMK Angkasa Jangan lupa vote and komennya Happy reading MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! COPAS DILARANG MENDEKAT!
Lihat lebih banyakPagi-pagi sekali, terdengar sudah ada keributan di lapangan besar SMK Angkasa. Murid-murid mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas memenuhi lapangan tersebut. Di tengah-tengah lapangan dengan nuansa warna hijau itu, terdapat dua orang lelaki remaja berusia sekitar tujuh belas tahun yang saling adu jotos.
Tidak ada yang melerai kedua lelaki tersebut satu pun, yang penonton lakukan hanyalah mengabadikan hal tersebut dan mempostingnya ke media sosial masing-masing. Tanpa takut bahwa nantinya nama baik sekolah mereka akan kotor.
Teriakan-teriakan dari para murid yang menyaksikan hal itu semakin terdengar, saat melihat kondisi salah seorang dari dua orang lelaki yang adu jotos tersebut semakin lemah. Dia adalah Kiesha Alvaro, kondisinya sudah babak belur dan tidak bisa dikatakan baik lagi.
Sementara Yesaya Abraham, kekuatannya masih sangat penuh. Bahkan wajahnya terlihat semakin memerah bagaikan api yang menyala, emosi benar-benar memuncak, tidak dapat tertahankan lagi.
"Stop!" Suara teriakan dari seorang gadis blasteran Amerika-Indonesia, berhasil menghentikan aksi Yesaya.
Yesaya menoleh ke arah sumber suara tersebut. "Kiara?" gumamnya.
Kiara Anindya Manopo, gadis yang sudah dua tahun menjabat sebagai kekasih Yesaya. Hal yang membuat Kiara merasa kesal menjadi pacar Yesaya adalah, karena kekasihnya itu selalu saja mudah tersulut emosi.
"Kiesha! Wah parah, lo berantem lagi?" Saskia membantu Kiesha untuk berdiri.
Saskia Chadwick, gadis keturunan Australia dengan rambut berwarna kecokelatan, adalah salah satu sahabat Kiesha. Kepeduliannya terhadap Kiesha, membuat rasa cinta perlahan-lahan tumbuh di hati Kiesha. Tapi sayangnya gadis yang biasa dipanggil Saski itu, belum tahu perasaan Kiesha kepada dirinya.
"Yes, kamu kenapa si buat masalah terus? Kalo kamu sering emosi kayak gini, nama kelas kita bakalan tercemar," komentar Gaby.
Gabriella Putri, biasa dipanggil Gaby. Seorang gadis keturunan Chinese-Indonesia, dengan bola mata sipit dan kulit putih. Adalah satu dari ketujuh sahabat Yesaya.
"Lo juga, Sha. Jangan mudah emosi napa. Nanti kalo kita dapet hukuman, lo mau tanggung jawab?" omel Jenifer.
Jenifer Anita, sahabat Kiesha yang memiliki sifat seperti kanak-kanak. Namun, terkadang sifat dewasanya menonjol dalam dirinya. Ketika permasalahan sedang melanda kehidupannya.
Kiesha dan Yesaya sama-sama menundukkan kepala mereka. Mendapat omelan lagi dari sahabat-sahabatnya. Hal yang diributkan oleh keduanya sudah dapat ditebak, apa lagi jika bukan tentang masalah kelas?
Rey berkacak pinggang. "Sha, sekarang mending lo obatin luka lo, abis tu kita datang ke ruang BK sama-sama."
Ruang BK, sudah menjadi langganan bagi Kiesha dan sahabat-sahabatnya. Hanya karena masalah status kelas, mereka bisa sampai masuk BK berulang kali. Dan para guru pun sudah tidak heran lagi, mengapa antara kelas dengan murid pintar dan murid terkenal selalu membuat keributan.
Para guru sedang berusaha untuk mencari cara, bagaimana agar bisa mempersatukan kedua kelas itu. Karena tidak mungkin sampai lulus nanti, anak murid mereka dari dua kelas yang berbeda selalu memasukki ruang BK.
"Lo juga, Yes. Obatin luka lo," titah Pangeran.
Callista memutar kedua bola matanya malas. "Gue yakin, ini pasti salahnya kelas terkenal itu 'kan?" tebak Callista asal.
"Hush, jangan ngomong gitu!" tegur Rassya.
"Sekarang mending kalian yang nonton ini bubar deh!" usir Clay dengan teriakannya.
Para murid seketika membubarkan diri, saat mendengar teriakan Clay. Dan lima menit kemudian, datanglah Bu Natalie beserta Pak Gino menghampiri kerumunan Kiesha, Yesaya, dan kawan-kawan mereka.
Bu Natalie menggelengkan kepalanya. "Kalian lagi, Ibu sampai bosan menangani masalah kalian. Apa harus ya, Ibu skors kalian selama satu minggu?" ancam Bu Natalie.
Ancaman yang sudah biasa bagi mereka semua, hal itu sudah seperti menjadi makanan sehari-hari. Entah bagaimana caranya agar keributan antar kelas itu tidak akan terulang lagi, pada hari-hari ke depannya.
"Maaf Bu, saya dari perwakilan kelas sebelas jurusan akuntansi tiga, kita janji gak akan mengulangi kesalahan ini lagi," ucap Ratu, dengan kepalanya yang senantiasa tertunduk.
"Iya Bu, saya juga perwakilan dari kelas sebelas jurusan teater satu, mau minta maaf. Kita janji gak akan mengulangi keributan ini lagi," sambung Maudy, wajahnya menampilkan raut merasa bersalah.
Pak Gino melipat kedua tangannya di depan dada. "Janji aja terus, ditepatinnya pas udah lulus aja ya." Lalu, Pak Gino meninggalkan lapangan tersebut.
Janji, selalu terucap dari mulut mereka. Tapi, tak pernah sekalipun mereka menepati janji itu. Sebab karena emosi, hal apa saja bisa terjadi. Sehingga janji yang sudah diucapkan dengan gampangnya terlupakan.
Bukan hanya Pak Gino dan Bu Natalie saja yang bosan menangani masalah mereka. Tapi guru yang lain pun sama bosannya, sudah beberapa kali para guru melakukan rapat bersama untuk mencari cara agar kelas murid pintar dan kelas murid terkenal bisa bersatu. Namun mereka tidak mendapatkan ide apapun.
"Nanti, jam istirahat pertama Ibu tunggu kalian di ruang BK." Kemudian, Bu Natalie turut meninggalkan lapangan itu.
Tersisalah enam belas anak murid dari dua jurusan yang berbeda. Mereka semua saling melemparkan tatapan tajam antara yang satu dan yang lainnya. Merasa bahwa hal ini terjadi, bukan karena kesalahan mereka.
Axel menatap Clay sinis. "Lo tahu? Hal ini terjadi karena Kiesha, bukan karena Yesaya. Sebaiknya lo sama temen-temen lo sadar diri deh, cuma modal kepintaran aja gak guna hidup di dunia," ucap Axel dengan nada bicara tak suka.
Clay menghembuskan napasnya secara kasar, kedua tangannya sudah terkepal kuat. Wajah tampannya mulai memerah dan rahangnya mengeras.
"Coba, lo ulang kata-kata lo tadi sekali lagi," pinta Clay.
"Lo, sama sahabat-sahabat lo gak akan berguna hidup di dunia ini. Kalau gak terkenal," ulang Axel, disertai dengan senyuman merendahkannya.
Satu bogeman berhasil Clay layangkan di pipi kanan Axel, kemudian secara kasar Clay menarik baju seragam Axel. Para cewek yang menyaksikan hal itu seketika berteriak histeris, kecuali Jenifer dan Callista. Sebab mereka sudah tahu, siapa yang memulai masalah duluan.
"Clay! Axel! Stop!" lerai Saskia.
"Kalian apaan si? Mau ikut masuk ruang BK juga sama Kiesha dan Yesaya? Iya?" omel Alika.
Napas Clay dan Axel sama-sama naik turun, emosi sama-sama tak dapat ditahan oleh keduanya. Untuk mencegah terjadinya keributan lagi, Saskia segera menarik Clay agar menjauhi Axel, dan Alika menarik Axel agar tidak berdekatan lagi dengan Clay.
"Udahlah, mending sekarang kita cabut yuk. Masuk kelas, daripada di sini panas," ajak Jenifer.
"Ayok, orang sirik kayak gitu mah gak usah dilayanin," sindir Callista.
Dengan perlahan, Ratu membantu Kiesha untuk berjalan. Dan membawanya menuju UKS. Mereka mulai meninggalkan lapangan itu, dan menyisakan seorang guru di sana. Memang, sedari tadi guru tersebut bersembunyi di tempat yang sepi, agar tidak ketahuan.
Cara apa yang harus aku buat? Agar bisa menyatukan mereka?, batin Pak Antoni.
Kabar duka datang menyelimuti SMK ke kediaman orang tua Kiesha. Para guru mengikuti prosesi pemakaman Kiesha, suasana pemakaman terasa haru, Ira beberapa kali pingsan dan berteriak histeris. Membuat orang-orang sekitar merasa tidak tega melihatnya.Kiesha, sosok yang dikenal sebagai anak baik. Banyak orang yang merasa kehilangan Kiesha, kenapa umur Kiesha harus pendek seperti ini. Padahal, seharusnya remaja seusia Kiesha masih butuh masa depan yang panjang untuk meraih cita-cita mereka kelak.Pemakaman Kiesha telah selesai, kini geng Stranger bersama geng Alastar berkumpul di sebuah cafe. Suasana sedih masih mereka rasakan, sosok yang biasanya selalu ada untuk menengahi keributan, sosok yang selalu membuat suasana cerita. Ke depannya tidak akan mereka lihat lagi, berat rasanya kehilangan orang yang disayangi."Cepet banget ya, Kiesha pergi. Padahal gue masih butuh dia," ucap Ratu dengan intonasi bicara
Di kelas sebelas akuntansi tiga, sedang dilaksanakan ulangan harian matematika. Rumus-rumus tercoret di buku tulis masing-masing siswa, di papan tulis juga berjejeran angka demi angka yang telah ditulis oleh Bu Vani, guru matematika kelas sebelas akuntansi di SMK Angkasa.Ulangan harian di bagi menjadi dua sesi, tadi sesi pertama sudah selesai dilaksanakan. Dan sekarang giliran murid-murid yang mendapat bagian sesi kedua. Ada beberapa siswa yang belum mengerjakan soal sama sekali, padahal waktu tersisa kira-kira lima belas menit lagi. Seperti halnya Gema Valeron, lelaki bertubuh gemuk itu belum mengisi soal ulangan dari nomor satu sampai lima.Berkali-kali Gema menggaruk kepalanya yang tak gatal karena pusing mengingat rumus-rumus matematika. Tapi hasilnya nihil, tidak ada satupun rumus matematika yang diingatnya karena dirinya jarang sekali belajar. Gema belajar ketika hanya hendak ulangan saja, jika tidak ulangan? Gema membantu Ibunya yang berjualan. 
Murid-murid SMK Angkasa sudah kembali bersekolah seperti biasa di hari Senin ini. Lapangan sudah dipenuhi oleh para murid sejak pukul setengah tujuh pagi, karena hari ini mereka harus kembali melaksanakan kewajiban mereka, yaitu upacara bendera. Para murid mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas mulai berbaris membentuk barisan perkelas yang rapih.Upacara dilaksanakan selama kurang lebih satu jam pelajaran, yaitu empat puluh lima menit. Setelah upacara selesai dilaksanakan, para murid kembali dibubarkan dan diberi ijin untuk masuk ke kelas masing-masing. Karena hari ini guru akan melaksanakan rapat terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai, maka para murid diberi kebebasan.Ada yang berdiam di kelas, ada juga yang ke kantin dan menongkrong bersama teman segengnya. Seperti Yesaya dan sahabat-sahabatnya. Saat ini mereka sedang berada di kantin, menunggu kedatangan seorang lelaki dan seorang perempuan yang sudah janjian dengan mereka
Hari ini adalah hari Minggu, waktunya bagi para anak sekolah sekaligus pekerja untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, yaitu beristirahat. Sama halnya seperti seorang gadis berusia enam belas tahun yang sampai pukul sembilan pagi ini tidak kunjung bangun dari tidur nyenyaknya, kedua matanya masih tertutup dengan rapat. Dan tubuhnya terbungkus dengan selimut berwarna merah muda bergambar hello kitty.Ini adalah kebiasaan Jenifer, setiap malam minggu gadis tersebut memanfaatkan waktunya untuk menonton sinetron kesayangannya yang saat ini sedang tayang di televisi. Karena sudah kurang lebih satu minggu, gadis itu tak sempat menonton sinetron kesukaannya itu. Entah karena terhalang karena ada masalah, atau karena ketiduran.Sayangnya, saat sedang tidur dengan nyenyak. Terdengar suara teriakan dari arah bawah, juga kedengaran di indera pendengarannya suara lemparan dari barang-barang berbahan kaca. Jenifer membuka kedua matanya cepat, lalu terduduk di atas kasu
Arena lokasi balapan antara Rey dan Yesaya sudah dipenuhi oleh banyak penonton. Dari laki-laki, sampai perempuan memeriahkan acara balapan tersebut. Teriakan-teriakan dari penonton terdengar begitu ramai, membuat kedua orang yang mendapat banyak dukungan itu menjadi lebih semangat ketika hendak melaksanakan balapan.Sahabat-sahabat Rey dan Yesaya sudah berkumpul di arena, mereka sengaja mengumpulkan banyak orang untuk memeriahkan aksi balapan liar tersebut. Hari sudah sangat larut, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tepat. Itu tandanya, balapan akan segera dimulai.Ini adalah kali pertama bagi para cewek dari geng Alastar dan geng Stranger menyaksikan aksi balapan liar malam-malam seperti ini. Karena aura balapan kali ini terasa berbeda. Hawanya terasa lebih panas, dua geng yang sudah bermusuhan sejak lama itu memiliki emosi yang membara.Seorang gadis berusia kira-kira sembilan belas tahun sudah berdiri di tengah-tengah motor ninja Rey
Sejak tadi siang, Saskia belum juga keluar dari kamarnya. Setelah pulang dari rumah sakit, gadis berusia tujuh belas tahun tersebut langsung memasukki kamarnya dan sampai pukul tujuh malam ini, belum juga keluar kamar. Hal itu membuat Widi merasa khawatir, apa lagi pintu kamar Saskia dikunci.Mungkin sudah selama kurang lebih setengah jam Widi tidak kunjung pergi dari tempatnya berdiri saat ini. Berulang-ulang Widi mengetuk pintu kamar Saskia, mengajak anak gadis semata wayangnya untuk melaksanakan makan malam. Tapi, berulang kali pula Saskia menolak ajakan Widi.Tidak ada selera makan sama sekali dalam diri Saskia. Sama seperti Rey, semenjak tahu bahwa Kiesha kecelakaan dan mengalami koma. Sifat Saskia benar-benar berubah, Saskia berubah menjadi gadis pendiam, jarang makan dan sering melamun.Kedengaran suara bel rumah yang menjadi tempat tinggalnya itu berbunyi, dengan terpaksa Widi harus melihat siapa orang yang bertamu ke rumahnya itu. Widi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen