Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 250 Sekelompok Orang Tidak Berguna

Share

Bab 250 Sekelompok Orang Tidak Berguna

Penulis: Sarjana
Ardika sama sekali tidak menganggap serius orang-orang di hadapannya ini.

Biarpun semua orang di Showroom Mobil Neptus ini menyerangnya secara bersamaan, dia sama sekali tidak takut.

Namun, alasan yang digunakan oleh Rohan untuk menyerangnya menyulut emosinya.

Alasan yang digunakan oleh pria tua itu untuk menyerangnya adalah mencuri mobil.

Apa orang sepertinya perlu mencuri mobil?

Tarno tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Ardika, oh Ardika, kenapa kamu begitu bodoh? Nggak sulit bagi Tuan Rohan untuk membunuhmu. Tapi, bagaimanapun juga, kamu adalah manusia. Jadi, diperlukan sebuah alasan yang masuk akal."

"Karena kamu mencuri mobil, emosi para staf showroom tersulut, bahkan ingin memukulmu sampai mati. Alasan seperti ini cukup masuk akal."

Dia memelototi Ardika dan berkata dengan ekspresi bangga, "Hari ini, semua staf Showroom Mobil Neptus datang untuk mencabut nyawamu. Jangan harap idiot sepertimu bisa keluar dari showroom ini hidup-hidup!"

"Oh? Sekelompok orang nggak berguna?"

Ardika
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2479 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan

    "Kak Staco, tolong jaga sikapmu!"Rosa langsung melangkah mundur satu langkah, samar-samar ekspresi marah mulai menyelimuti wajahnya.Staco berdiri mematung di tempat dengan canggung, raut wajahnya berubah menjadi agak canggung dan masam. Jelas dia tidak menyangka awalnya dia mengira kemungkinan besar dia sudah bisa mendapatkan Rosa, tetapi sekarang wanita itu malah menolaknya tanpa ragu."Nona Rosa, apa maksudmu? Begitu mendengar kamu menghadapi masalah, Kak Staco langsung bergegas datang dari Provinsi Aste. Apa kamu tahu betapa dia peduli padamu?""Kak Staco muda dan tampan, ditambah lagi dia adalah murid langsung mantan ketua cabang Organisasi Snakei, adalah seorang pria yang unggul. Nona Rosa, kalau kamu melewatkan pria seperti ini, kelak kamu pasti akan menyesal!""Tahukah kamu ada berapa banyak wanita yang mengejar Kak Staco di Provinsi Aste? Tapi dia nggak melirik mereka sama sekali. Dia hanya menyukaimu seorang, kamu malah mengabaikan ketulusan hatinya begitu saja?"Saat ini, s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2478 Staco Lukito

    "Halo, Nona Rosa. Kak Staco sangat mementingkanmu. Setelah mengetahui kamu menghadapi masalah, dia segera menghubungi kami dan bergegas berangkat ke ibu kota provinsi!""Ya, benar. Biasanya Kak Staco hanya fokus berlatih, nggak pernah menganggap serius apa pun. Ada banyak wanita yang mengejarnya, dia bahkan nggak melirik mereka sama sekali. Dulu kami mengira dia nggak tertarik pada wanita. Kami baru pertama kali melihatnya begitu mementingkan seseorang!"Kelihatannya lima orang pria dan wanita ini menganggap Staco sebagai ketua mereka. Begitu melihat paras Rosa, tentu saja mereka langsung mengerti mengapa mereka Staco membawa mereka ke ibu kota provinsi dengan tergesa-gesa.Saat ini, mereka langsung membantu Staco menyampaikan maksudnya pada Rosa, agar Rosa mengerti seberapa pentingnya dirinya bagi Staco, kakak seperguruannya ini.Tidak ada gejolak emosi yang terlihat di wajah Rosa. Dia hanya tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Kak Staco. Aku akan selalu mengingat kebaikanmu ini.""R

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2477 Kakak Seperguruan Rosa

    "Ardika?""Kenapa kamu datang ke sini?!"Di sebuah vila yang berlokasi di Kompleks Vila Polonim, melihat sosok Ardika yang tiba-tiba muncul, hati Rosa diliputi perasaan terkejut.Selama tinggal di vila nomor satu Gunung Halfi dua hari ini, boleh dibilang dua hari itu adalah saat-saat dirinya paling rileks seumur hidupnya ini. Dia tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, diliputi perasaan aman yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.Terutama setelah dia kembali ke tempat tinggalnya sendiri, walaupun sama-sama vila, tetapi malah terkesan sangat dingin dan sepi baginya.Awalnya dulu dia juga terbiasa berada di sini, tetapi hari ini dia baru kembali selama beberapa jam saja, dia sudah merasa tidak terbiasa, sempat ingin melarikan diri dari tempat ini.Siapa sangka, saat ini Ardika tiba-tiba muncul.Hanya dalam sekejap, Rosa sudah bisa merasakan jantungnya berdebar dengan kencang."Bukankah kamu tinggal sendirian? Jadi, aku datang melihat-lihat. Bagaimana kalau Jerfis si bajingan itu masih m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2476 Clara Dolarus

    Tak lama kemudian, Asnah sudah menghubungi keponakannya dan mendapatkan alamat detail di mana keponakannya berada saat ini.Sementara itu, Ardika juga menelepon Levin, memintanya untuk menjemput keponakan Asnah, lalu mengantarkan gadis itu ke rumah sakit di mana Muktar dirawat itu. Baik tenaga medis maupun peralatan medis di sana tentu saja tidak perlu diragukan lagi.Namun, biaya pengobatan di sana jauh lebih mahal dibandingkan rumah sakit pemerintah.Akan tetapi, dengan adanya pengaturan dari Ardika, tentu saja hal-hal ini tidak perlu dikhawatirkan.Ini juga bisa dianggap sebagai sebuah bentuk penebusan dari Ardika untuk Asnah yang telah menerima sebuah tamparan dari Desi.Desi memukul orang begitu saja. Sebagai seorang menantu, dia tidak bisa berdiam diri saja.Bahkan Jacky dan yang lainnya juga merasa tindakan Ardika ini tidak masalah. Luna bahkan memberi tahu Ardika kalau kekurangan uang, beri tahu dia saja.Tentu saja, semua ini tidak boleh diketahui oleh Asnah yang jujur itu.Ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2475 Jago Kandang

    Ekspresi Asnah langsung berubah drastis. Secara naluriah, dia meminta maaf. "Maaf ....""Plak ...."Tanpa memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya, Desi langsung mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke wajah pelayannya itu."Bagus, hebat kamu, ya! Kamu sengaja membalasku, 'kan?!""Nggak ingin bekerja lagi, pergi saja sana! Jangan harap kamu bisa mendapatkan gaji sepeser pun!"Sambil menggertakkan giginya, Desi berkata dengan marah, "Benar saja, orang miskin memang orang miskin, berhati sempit!""Maaf, Nyonya Desi, aku benar-benar bukan sengaja ingin membalasmu. Aku hanya nggak sengaja ...."Asnah menutupi wajahnya dengan ekspresi sedih, dia terus-menerus meminta maaf pada Desi."Jangan coba-coba mengarang alasan di hadapanku! Pergi sana!"Desi mengayunkan lengannya, ingin melayangkan sebuah tamparan ke wajah pelayan menyedihkan itu lagi.Namun, baru saja dia mengayunkan lengannya, pergelangan tangannya sudah dicengkeram oleh Ardika."Cukup!"Ardika berseru den

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2474 Cuti

    Saking kesalnya, Luna tertawa dan berkata, "Ibu memutuskan segalanya? Kalau begitu, mengapa saat Handoko dipukul oleh Kakek, Ibu nggak maju untuk melawan?!"Desi tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, "Itu adalah ayahku, juga kakek kalian, wajar saja kalau dipukul sekali dua kali olehnya. Kenapa? Memangnya sebuah keluarga bahkan nggak boleh ada aturan?""Apa mungkin kalau aku memukul Ardika sekali dua kali, kalian juga ingin membantunya membalasku?"Melihat sikap Desi yang begitu tidak masuk akal, mereka semua tidak berdaya menghadapi wanita gila itu lagi."Nyonya Desi, maaf, maaf. Tadi aku menerima sebuah panggilan mendesak, untuk sesaat aku nggak memperhatikannya!"Tepat pada saat ini, Asnah berlari-lari kecil keluar dari dapur dengan membawa ponselnya. Dia segera meminta maaf, lalu menatap Desi dengan ekspresi panik."Nyonya Desi, penyakit keponakanku itu bertambah parah lagi, masih belum menemukan rumah sakit. Dia nggak punya kerabat di ibu kota provinsi, juga nggak ada yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status