"Apa? Kapten Kino dari Pasukan Naga Terbang?!"Secara naluriah, Jifar dan Gilea langsung beranjak dari kursi mereka.Orang-orang lainnya juga tercengang.Bahkan Wiandro dan lainnya, serta orang-orang penting instansi pemerintahan yang menjalin hubungan baik dengan Keluarga Liwanto juga bangkit secara refleks. Ekspresi mereka tampak serius.Terlepas dari seorang kapten yang langsung datang, latar belakang orang tersebut adalah Pasukan Naga Terbang di bawah naungan Pasukan Naga Perang.Biarpun hanya datang seorang kapten level rendah, juga sudah cukup untuk menarik perhatian orang-orang ini.Setelah tertegun sejenak, orang-orang Keluarga Liwanto senang bukan main.Gustar menyenggol Sandiro yang agak tertegun dengan sikunya, lalu berkata dengan senang, "Kak Sandiro, kamu benar-benar hebat, ya! Kapten Kino dari Pasukan Naga Terbang bahkan datang secara pribadi untuk menyampaikan ucapan selamat padamu!""Sebelumnya kamu pasti sedang berakting, 'kan? Kamu bahkan berpura-pura dimaki oleh ketu
Selain itu, sebelumnya Gilea tidak bersedia membela Luna sekeluarga karena Ardika tidak memiliki identitas dan kedudukan, sedangkan Jefandro adalah anggota Keluarga Hinata.Namun sekarang, Ardika telah menghadiahkan rokok dan alkohol yang dipasok khusus untuk Pasukan Naga Perang, menunjukkan nilainya, tentu saja Gilea tidak akan memihak pada Irvy dan Jefandro lagi.Terlebih lagi, dia juga memang sudah agak tidak puas dengan trik kecil yang dimainkan oleh Irvy dan Jefandro.Jadi, Nyonya Besar tidak bermaksud untuk mengintervensi."Plak!"Ardika langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Irvy dan berkata, "Sejak keluargaku kembali ke Keluarga Liwanto, kamu, Gustar dan yang lainnya selalu mempersulit kami. Saat perjamuan sebelumnya seperti ini, dalam perjamuan kali ini juga seperti ini. Apa kamu merasa kami sangat mudah ditindas?""Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memukul putriku!"Leon, paman Luna menegur dengan marah. Gustar dan yang lainnya juga segera maju, ingin memaki Ardika.
"Apa? Rokok dan alkohol yang dipasok khusus untuk Pasukan Naga Perang?"Begitu mendengar ucapan Gilea, semua orang langsung tercengang.Nyonya Besar berkata dengan senang, "Pak Rafael dan Pak Ginto sudah memverifikasinya, bagaimana mungkin palsu? Produk yang dipasok khusus untuk Pasukan Naga Perang berbeda dengan produk kemiliteran yang lainnya, sangat jarang diedarkan keluar. Biarpun punya uang dan punya relasi, juga nggak bisa!""Aku nggak menyangka hari ini aku bisa mencobanya! Nggak sia-sia hidupku ini!"Melihat Nyonya Besar senang bukan main, semua orang menatap Ardika dengan sorot mata tidak percaya.Dari mana seorang menantu benalu yang bahkan dipandang rendah oleh orang-orang Keluarga Liwanto sendiri bisa mendapatkan rokok dan alkohol ini?Saat ini, ekspresi Gustar dan Irvy tampak berubah-ubah, pucat sekaligus muram.Tadi mereka sudah mengejek dan menyindir Ardika habis-habisan.Sementara itu, Jefandro juga menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya. Dia sama sekali tidak meng
"Nenek, Ardika ini benar-benar keji. Pasti karena sebelumnya Nenek mengatainya, dia menyimpan dendam terhadap Nenek. Itulah sebabnya, dia ingin menggunakan rokok dan alkohol berkualitas rendah ini untuk menipu Nenek.""Sebaiknya langsung dibuang saja!"Saat ini, Gustar dan Irvy berkomentar sembari melangkah maju. Mereka bahkan ingin benar-benar langsung membuang rokok dan alkohol yang dihadiahkan oleh Ardika untuk Nyonya Besar Liwanto."Diam!"Gilea tiba-tiba menegur cucu-cucunya dengan marah. Kemudian, dia mengambil rokok dan alkohol di hadapannya, lalu mengamatinya dengan cermat.Perlahan-lahan, Gilea menggunakan jari-jarinya untuk mengusap-usap naga kecil berwarna hitam di atas kemasan itu, ekspresinya juga terlihat agak serius.Tiba-tiba saja, dia berjalan menghampiri Rafael dan Ginto dengan membawa rokok dan alkohol tersebut. "Pak Rafael, Pak Ginto, kalian berdua adalah anggota tingkat menengah dan anggota tingkat tinggi dalam kemiliteran. Bolehkah aku meminta bantuan kalian untuk
Irvy mencibir dan berkata, "Memangnya kamu bisa? Kalau di dalam bungkusan yang kamu bawa itu benar-benar ada hadiah yang bisa membuat Nenek puas, nggak perlu kamu bilang pun, aku akan menampar diriku sendiri sebanyak dua kali!"Saat ini, Sandiro selaku cucu sulung Keluarga Liwanto juga berkata dengan acuh tak acuh, "Sudahlah, Ardika. Perjamuan akan segera dimulai. Semua orang sedang menunggu."Dia juga merasa agak tidak puas pada Ardika.Saat ini semua orang sedang bersiap untuk memulai perjamuan, tetapi Ardika malah dengan tidak tahu diri menimbulkan masalah di sini.Tepat pada saat ini, Wiandro tiba-tiba berkata, "Nyonya Besar, bagaimana kalau biarkan saja Tuan Ardika menyerahkan hadiahnya terlebih dulu, agar semua orang bisa melihatnya?""Ya, benar. Mungkin saja bisa memuaskan Nyonya Besar.""Benar."Di luar dugaan semua orang, Rafael dan Ginto yang tidak banyak bicara sejak menghadiri perjamuan ini malah ikut menimpali di saat seperti ini.Semua orang benar-benar tercengang.Ada ap
Banyak orang yang melontarkan kata-kata ejekan terhadap Ardika. Pada saat bersamaan, mereka juga menyanjung Jefandro.Mendengar ucapan-ucapan ini, sebagai pacar Jefandro, tentu saja Irvy sangat senang. Dia menjadi makin arogan.Hari ini dia memang ingin mempermalukan Luna sekeluarga untuk membalaskan dendamnya terhadap Ardika yang telah mempermalukannya habis-habisan pada perjamuan keluarga sebelumnya.Sorot mata bangga juga meliputi mata Jefandro, tetapi dia tetap berkata dengan merendah, "Semuanya, jangan bicara begitu, seharusnya Kak Ardika juga punya kesulitannya sendiri.""Tapi, sepertinya aku sudah salah paham, nggak ada yang namanya \kejutan besar itu ....""Nggak, kamu nggak salah paham, memang adalah kejutan besar!"Tiba-tiba, sosok bayangan seseorang muncul di depan pintu ruangan, suaranya menggema di seluruh ruangan.Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu. Saat ini, mereka melihat Ardika yang tadinya mereka pikir sudah kabur tengah berdiri di depan pintu deng