“Apa yang tidak kakak korbankan untukmu huh sampai kau bicara kurang ajar begini sama kakak? Kenapa harus Pedro? Kenapa bukan yang lain?” Zara mengambil tasnya dan memilih untuk tidak menyelesaikan sarapannya karena muak pada sang adik serta kedua orang tuanya.“Ayo Pedro, kita berangkat. Bisa sakit jiwa kalau lama-lama berdebat dengan bocah manja ini!”Pedro pun mengangguk lalu mereka berdua segera keluar dari rumah mewah itu mengabaikan teriakan dan caci maki dari sepasang suami istri paruh baya tersebut.Bahkan Pedro bisa mendengar pecahan piring yang sudah pasti dilakukan oleh Jenni.Entah kenapa setiap kali Jenni menghina Kevin, saat itu juga Zara tidak pernah bisa menahan emosinya.Mobil Zara yang dikendarai oleh Pedro kini sudah melaju dan keluar dari area rumah Johanes.Zara meneteskan air mata membuat Pedro merasa sangat kasihan pada istri Bosnya. “Maafkan kelakuan keluarga saya ya Pedro,” sesal Zara.“Justru saya mengkhawatirkan anda Nona,” jawab Pedro.Zara menghapus jeja
Kevin menghela nafas lalu menghentikan langkahnya dan memasukan tangan ke saku celana sambil melihat Raras yang masih berdiri menatap Kevin penuh tanya. “Maaf aku tak bisa menemanimu. Aku ada perjalanan bisnis ke luar negeri, sebaiknya kau pulang dan minta tolong pada teman-temanmu untuk menemani ke acara tersebut.” Setelah berkata demikian Kevin langsung naik ke dalam mobilnya yang sudah dibukakan oleh sang sopir dan mengabaikan rasa kesal yang tak bisa ditutupi oleh adik sepupunya tersebut. Sedangkan Dimas mengulum senyum karena sang atasan berhasil membuat wanita tidak tahu malu itu menjadi kesal. “Makanya, cari lelaki yang mencintaimu Nona, jangan mengejar pria yang tak punya rasa apapun pada anda.” Sebelum kena amuk oleh wanita itu, Dimas berlari menuju ke dalam mobil menyusul Kevin. “Jalan Pak!” titahnya pada sang sopir. “Baik Tuan,” sahut sang sopir. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menjauhi area kantor Adamson Corporation menuju ke Bandara. “Aku sangat merind
Esok harinya Kevin dan Dimas pergi ke salah satu restoran yang ada di Kota Victoire. Penampilan Kevin yang gagah dan mampu melumpuhkan hati wanita mana saja yang melihatnya. Dia bagai seorang pangeran yang memiliki harta melimpah serta fisik yang sempurna. Tubuhnya penuh dengan tato, hanya saja tangan kirinya tampak mulus sedang tangan kanannya full tato. Ada satu nama terukir di atas dada kirinya yaitu “Zara Johanes”. Dia dan Dimas melangkah tegap masuk ke dalam restoran. Seorang manajer restoran menyambut kedatangannya dan mengantarkan Kevin menuju privat room. Mata indahnya di balut kacamata hitam seharga sepeda motor. Dia tak menoleh ke arah lain meski banyak pengunjung restoran menatap kagum padanya. “Silahkan masuk Tuan,” ucap sang manajer restoran. Kevin mengangguk. Dia disambut oleh klien bisnisnya di sana. “Selamat pagi Tuan Adamson,” sapa sosok pria tua yang menjadi salah satu konglomerat di Kota ini. “Pagi juga Tuan Fandi.” Kevin membalas uluran tangan pria tua
Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang keluar dari rumah mewah itu.“Mobilnya mau diganti tidak?” tanya Kevin.Zara menggeleng, “mana mungkin bisa ganti mobil sedangkan semua uangku tak pernah cukup untuk kebutuhan di rumah.”Kevin sangat kasihan melihat zara diperlakukan buruk oleh tiga orang jahat itu, sedangkan sudah seharusnya sang istri memakai kendaraan yang lebih besar.Saat lampu lalu lintas berwarna merah, Kevin merogoh ponselnya lalu meminta Zara untuk memilih warna mobil.“Kau suka warna apa?” tanya Kevin.Zara terkejut melihat gambar mobil ini. Terlalu mewah dan mahal, apa mungkin dirinya mampu membeli mobil ini?Zara mengesah, “aku tidak ganti mobil dulu. Tak sanggup bayar cicilannya,” jawab Zara.Dia mengembalikan ponsel sang suami, tapi Kevin menolak.“Apa aku ada memintamu untuk membayarnya?” “Lalu di mana kau mencarikan uang untuk membeli mobil ini. Aku tidak mau uang yang dicari dengan jalan tidak benar.”Kevin tertawa kecil membuat Zara menatap curiga pad
Ponsel Pedro berdering dan ternyata Dimas yang kembali menghubungi nya kalau akun sosial medianya Jenni dihujat warganet.Niat Jenni untuk meminta bantuan warganet agar memojokkan Kevin justru dialah yang kini menjadi bulan-bulanan pengguna sosial media.Banyak caci maki dilayangkan untuknya dan dianggap adik ipar paling jahat sedunia.Bahkan bisa dibayangkan mental Jenni tidak akan baik-baik saja bila sudah mengetahuinya.Ponselnya disilent sehingga kedua orang tuanya tak bisa menghubungi Jenni untuk memberi kabar ini. Beritanya sudah Viral dan Jenni sudah berhasil menjadi wanita berhati iblis yang paling jahat di dunia ini.“Ayo ngebut, aku ingin segera sampai di rumah!” serunya tegas.“Gimana saya mau ngebut non sedangkan kondisi jalanan sedang ramai,” jawab Pedro.Padahal lelaki itu memiliki skil mengemudi seperti pembalap, dan kemampuannya sangat imbang dengan Kevin.Namun jangan harap dia mau melakukannya untuk wanita jahat ini. Buah jatuh memang tak jauh dari pohonnya, dan se
“Ide yang bagus Om, Saya akan mendukung Om sepenuhnya.”Pria muda itu sudah tak sabar bisa memiliki Zara dan menjadikan Zara sebagai istrinya.Dia sangat tergila-gila dan terobsesi pada sang artis.Apapun akan Irfan lakukan guna bisa merebut Zara dari Kevin.“Terima kasih nak Irfan, Om akan segera mengatur semuanya,” jawab Galen Johanes.Dia sudah tak sabar menyingkirkan Kevin dari muka bumi ini. Terlebih sang menantu miskin menjadi penghalangnya untuk mendapat suntikan dana dari sang pengusaha muda.“Baiklah Om, nanti kita bicarakan lebih lanjut ya. Saya pamit dulu dan semoga Jenni cepat pulih.”Mendengar ketulusan Irfan tentu membuat Galen semakin yakin untuk memberikan anak sulungnya pada Irfan.Sementara itu Zara dibuat terkejut saat awak media mewawancarainya terkait kejadian di lantai 10.Kevin pun menjelaskan duduk persoalannya tak lupa mengirimkan rekaman video dan CCTV di butik itu ke ponsel Zara.Tujuan Kevin sudah pasti agar Zara tak termakan fitnah dari keluarganya.Zara t
“Disaat perusahaan sedang membutuhkan uang kau tega hambur-hamburkan uang untuk beli mobil?”Mobil yang Kevin janjikan kemarin sudah terparkir di basement rumah mewah itu.Sontak hal tersebut membuat Galen meradang dan menuduh Zara menyembunyikan penghasilannya.Zara yang hendak ikut sarapan mendadak rasa laparnya hilang. Sedangkan Kevin sibuk di dapur membantu pelayan di rumah itu.“Kevin yang membelikannya Pa,” jawab Zara jujur.Galen dan istrinya tertawa penuh ejekan, sang anak tak tanggung-tanggung meninggikan status gembel itu.“Dan kau mau Papa mempercayainya?” Zara mengesah pelan. Percuma kalau bicara soal kebenaran dengan keluarganya.“Kau lihat itu penampilan lelaki pilihan kakekmu, persis seperti gembel. Bahkan baju yang dia pakai seperti kain pel.”Sehari saja pria itu tak pernah tak menghina Kevin, beruntung Kevin tak mau melayaninya.“Jual mobil itu dan berikan uangnya pada Papa,” sambungnya lagi.“Apa semua penghasilan Zara tak juga bisa mengatasi keuangan perusahaan Pa
“Sial kantor mengalami kerugian lagi!” Galen melempar berkas keuangan perusahaannya. Tidak mungkin dirinya minta Zara untuk memberinya uang lagi.Sedang 70% gajinya sudah disetor ke rekening perusahaan oleh manajer sang anak.“Kapan masalah ini akan berakhir?”Pria paruh baya itu berbicara pada diri sendiri. Dia tak mengerti semenjak perusahaan ini beralih ke tangannya keuangan perusahaan merosot tajam dan nyaris bangkrut.“Aku harus ke kantornya Nak Irfan. Ini tak bisa dibiarkan begitu saja.”Setelah menemukan solusi terbaik, Galen menitipkan perusahaan pada sekretarisnya.Dulu karyawan perusahaan ini sangat banyak, tapi sejak satu tahun belakangan banyak yang harus diberhentikan karena biaya operasional yang tak sesuai dengan omzet perusahaan.Galen mengendarai mobil lama sang anak sulung. Dia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.Benaknya terus berpikir bagaimana cara mendapatkan uang, sedangkan sertifikat rumah pun sudah digadaikan untuk menutupi pengeluaran di kantor.Kalau s