Evaria membangun benteng berduri dan sangat tinggi agar tidak ada yang bisa menyentuhnya. Di dalam benteng tak tersentuh itu Evaria menulis kisahnya sendiri, karena ia tak percaya penulis akan memberi antagonis akhir bahagia."Kalau kamu tidak percaya padaku, bagaimana aku bisa memihakmu?" "Kalau begitu jangan pedulikan aku. Aku bisa memihak diriku sendiri."
Lihat lebih banyakPemeran utama bukan siapa yang paling banyak disorot kamera, tapi siapa yang bisa menguasai panggung
Diawal memulai karirnya sebagai model hingga akhirnya mendapat peran pertamanya di film, Evaria Dona kesulitan menjaga matanya tetap terbuka di depan blitz kamera. Wajahnya akan terlihat sangat jelek karena mengernyit menahan silau. Sekarang Eva sudah terbiasa, ia bisa mempertahankan ekspresi cantiknya dengan percaya diri.
Di depannya ada puluhan kamera wartawan, ditambah kamera fans yang berlomba-lomba mendapatkan potret terbaik seorang Evaria Dona. Eva bediri memegang sebuah piala yang digadang-gadang berlapis emas murni.
“Eva menyangka tidak bisa masuk nominasi dan bahkan menang sebagai aktris terbaik tahun ini meskipun tidak jadi pemeran utama di film terakhirmu?” Tanya salah satu wartawan.
Eva tersenyum elegan, ia memandang piala di tangannya sesaat sebelum menjawab. “Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik di setiap proyek yang saya kerjakan, sekecil apa pun peran yang saya mainkan untuk mendapatkan hasil terbaik juga. Jujur sebenarnya saya tidak menyangka hasil terbaik itu akan berupa piala ini. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu saya sehingga saya bisa memainkan karakter saya dengan baik.”
“Mengenai Adelina Hara yang mana tokoh utama dalam film Jendela tidak masuk satu pun nominasi, bagaimana pendapat kamu?”
“Mungkin pertanyaan itu lebih tepat ditanyakan ke dewan juri, penilaian semua ada di tangan mereka. Saya yakin Hara juga melakukan yang terbaik, dia masih sangat muda dan berbakat.”
"Apa ada komentar untuk orang-orang di luar yang menganggap kemenanganmu tidak adil?"
"Mereka baru bisa menganggap itu tidak adil, jika keputusan ada di tangan saya, manajer, dan teman-teman terdekat saya. Saya tidak bilang saya lebih baik dari Hara, tapi saya ingin kita semua menghargai penilaian dewan juri. Jika masih ada yang merasa saya tidak layak, saya tidak bisa melakukan apa-apa. Kita semua memiliki hak untuk mendukung atau membenci orang dengan atau tanpa alasan."
“Ada rumor kedekatan kamu dengan sutradara Rizal Chandra, apa itu benar?”
“Ya, kami memang dekat.” Jawaban Eva memancing kehebohan para wartawan yang ingin tahu lebih. “Mas Rizal orang pertama yang melihat bakat saya dan sekaligus orang pertama yang mempercayai saya memerankan salah satu karakternya di film debut saya. Saya selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang berjasa dalam hidup saya.” Eva melanjutkan dengan jawaban bijaksana. Ia sangat paham ke mana sebenarnya pertanyaan itu ingin diarahkan.
Masih wartawan yang sama melanjutkan pertanyaannya atau lebih tepatnya disebut pernyataan. “Ada sumber yang mengatakan pernah melihat kalian liburan berdua di Bali.”
Eva menatap langsung pada wartawan perempuan muda yang ia ketahui dari salah satu infotainment stasiun TV swasta. Wajahnya sudah tidak asing lagi karena terlalu sering bertemu. "Saya ingat di kesempatan lain Anda juga menanyakan pertanyaan sama, dan jawaban saya juga masih sama. Tugas Anda yang mencari tahu rumor itu benar atau salah, karena saya tidak akan menjawab pertanyaan apa pun yang bersumber dari katanya.” Eva menekankan kata terakhirnya.
Eva mengakhiri wawancara dengan senyum termanis yang bisa ia berikan, ia sudah terlalu malas berlama-lama berdiri di sana. Oleh manager yang setia mendampinginya dari sudut tak terlihat, Eva diarahkan masuk ke dalam mobil mewah yang sudah menunggu.
Eva menghempaskan punggungnya di jok dengan kasar begitu mobil mulai melaju meninggalkan gedung pertunjukan. Ia sudah tidak peduli gaunnya akan kusut atau rambutnya berantakan.
“Aku nggak mau lihat wartawan itu lagi.”
“Siapa?” Tanya Prita, managernya, yang duduk di kursi depan. “Oh... Yang nanya soal Rizal itu?”
“Mbak nggak bisa bikin dia dipecat atau mati gitu?”
“Hus!” Mbak Prita memperingatkan. “Tidak seharusnya kamu terancam sama orang seperti itu. Dia bukan sainganmu.”
Eva tahu itu. Wartawan itu menganggu karena dia terlihat begitu berambisi menghancurkan Eva lewat skandal berita.
Mobil yang melaju mulus tiba-tiba direm mendadak, beruntung Eva memakai sabuk pengaman. Prita meneriaki Lala, asisten pribadi Eva yang menyetir dengan sembrono itu. “Mobil depan berhenti mendadak.” Lala bela diri.
Eva menyadari pialanya menggelinding jatuh ke dekat kakinya. Eva hanya membiarkannya dan memandanginya dengan tatapan lelah. Dalam ruang sempit minim pencahayaan, benda itu seolah memancarkan sinar keemasan.
Waktu sudah membawanya sampai sejauh ini.
Hari yang panjang, Eva tidak ingat apa saja yang sudah ia lakukan kemarin. Memikirkan tentang besok selalu membuat Eva resah, apa itu sesuatu yang sanggup ia hadapi? Apa Eva bisa melewatinya sebagai pemenang seperti hari ini?
“Wah, hashtag TeamEva jadi tranding topik.” Seru Prita, “Mengalahkan AFI2020 itu sendiri.” Prita mengulurkan ponselnya ingin menunjukkan pada Eva, sayangnya Eva sama sekali tak tertarik untuk melirik.
Prita menarik lagi tangannya. “Kenapa? Karena bukan piala pertama kamu, kamu nggak bangga?” Dua tahun lalu Eva membawa pulang piala yang sama, piala pertamanya sebagai aktris terbaik versi AFI.
Level ajang penghargaan Anugerah Film Indonesia disebut-sebut paling tinggi dari ajang penghargaan lain. Nominator dan pemenang dipilih langsung oleh belasan juri kredibel dan memiliki nama besar di dunia perfilman. Maka tak heran jika setiap tahunnya selalu muncul nama-nama mengejutkan. Yang terpopuler atau terlaris tak lantas menjadi yang terbaik.
Salah satu nama mengejutkan yang muncul ialah nama Evaria Dona. Jendela merupakan satu-satunya film Eva yang rilis di periode tahun itu, di situ pun Eva tidak memerankan pemeran utama, melainkan artis pendukung. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya lantaran ada kategori sendiri untuk aktor-aktor pendukung, maka tak heran jika banyak orang yang memberi kritik pedas. Publik terpecah menjadi dua kubu yaitu tim Adelia Hara, dan Tim Evaria Dona.
“Apa menurut mereka aku nggak layak menang?” Tanya Eva terdengar tidak sungguh-sungguh ingin tahu.
“Tidak, sebaliknya. Mereka bilang kamu pantas. Nih, aku bacakan, ya.”
Eva memalingkan kepala menatap ke luar jendela, mendengarkan komentar teratas yang disukai terbanyak oleh warganet.
“Suka tidak suka, kita harus akui kualitas akting Evaria makin dewasa. Jelas dia bukan anak kemarin sore lagi yang wajahnya harus dibuat sangat jelek agar bisa keluar air mata.
“Kenapa Eva yang jadi aktris terbaik dan bukan si pemeran utama? Buat yang sudah menonton Jendela pasti bisa menilai. Karakter Jane yang dimainkan Eva sangat kuat dan menjadi bagian penting dalam alur cerita. Kalau nggak ada Jane, film Jendela cuma akan jadi kisah klise cewek miskin yang kebetulan cantik, berjuang meraih mimpinya. Menurutku, pemeran utama Jendela sebenarnya adalah Jane, tapi kita semua tahu tidak banyak yang ingin melihat tokoh antagonis dijadikan pemeran utama."
“Evaria sangat jeli memilih naskah, hampir semua film yang dia bintangi meledak. Entah karena dia memang jeli atau karena faktor X yang cuma dimiliki Evaria.”
“Evaria Dona aktris terbaik 2020.”
“Evaria membuktikan pemeran utama belum tentu bisa jadi bintang utama.”
Tidak buruk. Eva memejamkan mata, setidaknya malam ini ia mungkin akan mimpi indah.
Tidak ada akhir bahagia sebab kebahagiaan tidak seharusnya berakhirBali selalu menjadi tempat pelarian terbaik, persis seperti yang selama ini digambarkan di film-film atau buku, dimana tokoh utama akan menjadikan tempat itu sebagai tempat rehat.Bali memiliki semuanya. Sinar matahari, pantai, gunung, udara sejuk, makanan lezat, filosofi hidup yang melekat pada masyarakatnya, dan tentu saja penerimaan.Dibantu seorang kenalan, Eva menemukan sebuah villa kecil yang terletak di Bali bagian timur yang memiliki udara sejuk. Butuh waktu penyesuaian cukup lama bagi Eva untuk kembali percaya diri berbaur dengan masyarakat. Ia takut mendapat penghakiman, atau parahnya dikucilkan. Namun seseorang meyakinkan Eva bahwa ia di sini bukan untuk mengasingkan diri, melainkan menata kehidupan baru.Suara alarm jam dibiarkan Eva berdering-dering sampai berhenti sendiri, lima menit kemudian alarm itu kembali berdering, dan begitu seterusnya lantaran orang yang seng
Mengais untung yang tersisa dari serangkaian buntung yang menimpaSeperti; untung ada merekaEva tiba lebih dulu di sebuah ruangan privat sebuah restoran. Yessika Emma masuk dengan tenang dan duduk di depan Eva.Tidak ada yang memulai bicara sampai Eva mengakhiri kebisuan itu. “Maaf seharusnya saya yang minta ketemu Mbak Yessi lebih dulu. Saya tahu Mas Rizal membantahnya, tapi yang saya akui itu memang benar. Saya tidak pernah bermaksud merusak rumah tangga Mbak Yessi dan Mas Rizal, itu semua karena keserakahan saya. Saya menginginkan jalan pintas yang Mas Rizal tawarkan. Saya sangat malu berhadapan dengan Mbak sekarang.”“Saat suamiku menjanjikan kamu bisa bermain di filmnya dengan imbalan mau jadi selingkuhannya, aku penasaran apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan istri dan anaknya di rumah?” Yessika menjawab dengan melempar pertanyaan serupa tamparan.Kepala Eva kian menunduk. “Saat itu yang saya pikirkan hanya diri sendiri,” akunya.&
Ketika nasehat dianggap sebagai penghambat, satu-satunya cara membuat orang itu sadar adalah dengan ditampar. Ketika dia sudah merasakan sakitnya, beri dia waktu untuk menangis, sebelum mengajaknya bangkitSebenarnya percuma saja Rizal mengelak kebenaran perselingkuhanya dengan Eva, sementara Eva sudah mengakuinya secara terbuka. Rizal menuduh Eva sebagai pembohong, sayangnya tidak ada yang percaya sebab dia tidak bisa membuktikan ucapannya sendiri. Itu hanya membuatnya makin tampak tidak tahu diri.Artikel lama mengenai dicoretnya nama Sharena Himawan digantikan dengan artis pendatang baru Evaria Dona juga kembali mencuat sebagai bukti lain perselingkuhan mereka.Jujur Saga hampir tidak punya bukti untuk membebaskan diri lantaran Rizal kekeh tidak ingin menyelesaikannya dengan mediasi. Dia berteriak kencang mengatakan dirinya juga dijebak. Maka pernyataan pelapor menjadi kunci sekarang. Apa yang ingin dia capai dengan melaporkan Eva dan Rizal melakukan kegia
Jika masih ada yang tersisa untuk diselamatkan, aku tidak keberatan mati sendirian"Apa yang akan kita lakukan, La? Seharusnya Eva yang dipenjara, bukan Kak Saga."Lala tidak mengabaikan kegusaran Erina setelah mengetahui rencana mereka gagal. Semua ini gara-gara Mira, Lala bersumpah akan memberinya pelajaran nanti. Meski Eva tidak bisa terjebak dalam tuduhan prostitusi, setidaknya reaksi media terhadap pengerebekan semalam lumayan menarik.Eva digambarkan memiliki hubungan dengan dua orang pria sekaligus, salah satunya pria beristri. Semua orang mencaci betapa rendahan seorang Evaria Dona yang selama ini mereka kenal sebagai selebritis kelas atas. Padahal ini akan lebih sempurna jika mereka melihat lebih banyak foto-foto telanjang Eva, jadi mereka ada gambaran Evaria lebih rendah dari yang mereka bayangkan."Katakan sesuatu, La. Eva dan Mas Rizal mungkin cuma akan jadi saksi, sementara Kak Saga jadi satu-satunya yang dipenjara."Lala
Jika aku hancur, aku harus hancur sendiriTentu saja Mira datang ke rumah Eva bukan tanpa alasan. Alasannya lebih dari sekadar tidak memiliki tempat tujuan lain, Mira masih punya dua teman yang mau ia repoti. Dan alasannya adalah Erina.Mira menghabiskan cukup banyak waktu untuk mencari-cari kesalahan Eva, salah satu yang getol Mira ingin ungkap adalah rumor hubungan gelap antara Eva dengan Rizal Chandra. Setiap kali Mira membicarakan itu, Erina akan mengiringnya ke pembicaraan lain. Seolah tak ingin tahu dan percaya bahwa itu sepenuhnya rumor palsu.Namun, saat terakhir kali Erina tiba-tiba mengajaknya bertemu, Erina mengaku memiliki bukti kebenaran rumor itu dan mengajak Mira untuk mengungkapnya. Tentu saja Mira bingung, setan jahat dari lembah mana yang telah merasuki jiwa suci Erina."Bukti yang kamu cari-cari itu dipegang Eva dan Rizal Chandra. Aku bisa mendapatkannya untukmu, bagaimana? Bukankah kamu mau balas dendam?""Kamu tahu
Masa depan itu suci, masa lalu tidak boleh mencemari. Apa pun yang terjadiSetelah 3 bulan terpaksa menjadi wanita simpanan Rizal yang harus siap kapanpun Rizal menginginkannya. Menginginkan tubuhnya, lebih tepatnya. Rizal menepati janjinya. Eva dipertemukan dengan orang-orang yang berwewenang mencari bakat dari Fame Entertainment, Eva menandatangani kontrak nyaris tanpa hambatan dan ia bisa langsung menjadi pemeran utama di film garapan Rizal.Ketika Eva mulai mendapatkan popularitasnya, Eva merasa sudah tidak membutuhkan Rizal lagi. Ia mengatakan ingin mengakhiri hubungan gelap mereka dan menjalin hubungan yang lebih mengarah ke profesional. Rizal tidak mau melepas Eva begitu saja, dengan liciknya dia melemparkan sejumlah foto Eva dalam keadaan telanjang yang diambil tanpa sepengetahuan Eva.“Selama kamu masih terasa manis, aku tidak akan membuangmu," ujar Rizal mengerikan. “Lagi-lagi keputusan ada di kamu. Kamu tetap menjadi es krim favoritku atau satu Ind
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen