Share

57. Pasukan Berseragam Hitam

“Ah tentu saja tidak. A-aku hanya ingin ke kamar kecil saja.”Willy mengangguk. ia memandang Dzi yang meninggalkannya dengan tergesa.

Dzi melangkah dengan cepat menuju kamarnya untuk menunaikan hajatnya. Setelah beberapa menit, ia segera keluar kamar dengan gontai. Pikirannya melayang jauh, membayangkan betapa dirinya menjadi manusia yang tidak peduli dan tidak dipedulikan oleh keluarga.

“Mungkin aku yang terlalu acuh menanggapi cerita Kakak yang selalu mengatakan bahwa aku sama sekali tidak mengenal calon suaminya. Aku pikir ketika aku marah, Kakak akan mendatangiku dan membawa calon suaminya lalu mengenalkannya padaku. Atau tidak, Kakak membuat rencana untuk kami berdua agar bisa saling bertemu. Tapi apa yang terjadi? Aku  diabaikan olehnya. Hingga kami bertemu saat ini dan mengetahui kalau Kak Wildan adalah kakak iparku. Oh My God. Mengapa harus serumit ini pikiranku? Kalau kupikir mudah semua pasti mudah. Tidak akan seberat ini.”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status