Home / Urban / Menikahi Lelaki Brengsek / Bab 11 - Ingin Tinggal Berdua Saja

Share

Bab 11 - Ingin Tinggal Berdua Saja

Author: Vella Nine
last update Last Updated: 2022-03-23 08:46:42

 “Baguslah.” Nanda langsung menepikan mobilnya dan membuka laci dashboard. Ia mengeluarkan beberapa brosur dari sana dan menyodorkan ke  hadapan Ayu.

“Pilih rumah mana yang kamu suka! Aku  akan membelikannya untukmu dan kita keluar dari rumah keluarga. Kita  bisa bebas melakukan apa saja tanpa intervensi mereka,” pinta Nanda.

“Biar kamu juga bisa bebas ketemu Arlita?”

“Kamu  tahu kalau dia pacarku. Nggak perlu ditanya lagi.”

“Kita sudah menikah.  Kamu nggak putusin dia?”

“Ini sudah zaman apa, Ay? Punya istri dan pacar sekaligus, sudah jadi hal biasa,” jawab Nanda santai.

Ayu menarik napas perlahan sambil memejamkan matanya. Meski ia tidak mencintai Nanda, tapi hatinya tetap saja tidak rela jika Nanda memperlakukannya seperti ini. Menduakan ia secara terang-terangan.

“Aku juga tidak akan melarangmu berpacaran dengan Sonny. Kalian masih bisa seperti dulu. Status pernikahan kita itu cuma selembar kertas. Nggak akan memengaruhi perasaan kita ke pasangan masing-masing,” tutur Nanda.

Ayu membuang wajahnya ke luar jendela. Pria di sampingnya itu benar-benar menjijikkan. Entah dari mana datangnya karma buruk dalam hidupnya hingga ia harus menikah dengan pria yang tidak pernah mencintainya dan tidak  akan pernah.

“Yu, cepet kamu pilih rumahnya!  Jangan kelamaan! Aku udah nggak tahan tinggal di  rumah keluargamu.”

“Tinggal di rumah keluargamu saja. Setelah satu minggu, masih ada acara unduh mantu.”

“HAH!? Unduh mantu apaan?” tanya Nanda.

“Suami memboyong istri ke rumah orang tuanya.”

“Masih bagian dari adat pernikahan?” tanya Nanda lagi.

Ayu  mengangguk kecil.

“Setelah itu, berapa lama kita bisa keluar dari rumah?” tanya Nanda.

“Empat puluh hari,” jawab Ayu lirih.

“Empat puluh hari? Lama banget? Kupingku keburu berdarah dengerin ceramah dari orang tuaku,” tanya Nanda sambil mengusap telinganya sendiri.

Ayu terdiam sambil menatap beberapa brosur di tangannya.

“Yu, aku udah pilihkan beberapa rumah mewah untukmu. Aku nggak akan kasih rumah murahan. Ayahmu pasti akan berpikir macam-macam, menganggapku tidak mampu menghidupimu,” tutur Nanda sambil mengemudikan mobilnya.

“Aku nggak perlu rumah dari kamu,  Nan,” sahut Ayu.

“Yu, kamu bisa nggak bekerja sama denganku kali ini? Ini masalah rumah tangga kita. Kalau kamu masih nggak mau milih, aku akan lakukan sendiri! Aku akan pilih rumah tanpa meminta persetujuanmu,” tutur  Nanda.

Ayu langsung meletakkan brosur-brosur itu ke atas dashboard. “Kamu saja yang pilih!” Ia kembali bersandar, melipat kedua lengannya di depan dada dan memejamkan mata.

Nanda menghela napas sambil melirik Ayu. Kemudian menatap jalanan kota Surabaya yang begitu ramai saat pagi hari.

“Jam berapa pulang kerja? Aku jemput kamu,” tanya Nanda begitu ia memarkirkan mobilnya di depan kantor kerja Ayu.

“Jam lima,” jawab Ayu sambil melepas safety belt di tubuhnya.

“Kamu harusnya sudah resign hari ini. Masi kerja full?”

“Aku belum resign,” jawab Ayu sambil meraih gagang pintu mobil dan membukanya.

“Yu, ayahmu bisa marah sama aku kalau kamu masih bekerja. Kalau kamu nggak resign hari ini, aku yang akan masuk ke perusahaanmu dan ngajukan surat resign,” tutur Nanda.

Ayu langsung memutar kepalanya menatap Nanda. Ia tidak ingin pria itu ikut campur dengan urusan pekerjaannya, apalagi semakin mempermalukan diri dengan statusnya yang tiba-tiba berubah. “Nggak perlu. Aku akan ajukan resign hari ini.”

Nanda tersenyum lega. “Gitu, dong!”

Ayu balas tersenyum. Ia berpikir sejenak sambil menggigit bibir bawahnya. Meski tidak cinta, ia tetap harus berbakti pada suaminya. Setelah berpikir selama beberapa detik, ia akhirnya mengulurkan tangannya. Mencium punggung tangan suaminya itu sebelum ia benar-benar keluar dari dalam mobil.

“Manis,” celetuk Nanda sambil tersenyum begitu Ayu sudah keluar dari mobil. Ia bergegas menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan pelataran kantor tempat Ayu bekerja selama dua tahun terakhir.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Sapto
mahal banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikahi Lelaki Brengsek   Bab 167 - I Do

    Nanda mengernyitkan dahi. “Waktu aku nggak punya apa-apa, kamu tetep mau sama aku karena aku ganteng ‘kan? Bisa aja kamu tertarik sama yang lebih ganteng lagi. Iya ‘kan?” “Hahaha. Masa aku mau sama berondong, sih? Nggaklah. Aku tetep sayang sama kamu. Nggak ada yang bisa gantikan kamu karena aku bukan sekedar sayang, aku juga butuh kamu ada di sisiku,” ucap Ayu sambil menyentuh lembut pipi Nanda. Nanda tersenyum sambil mengecup bibir Ayu berkali-kali. “Janji? Nggak akan ada cowok lain selain aku?” Ayu mengangguk. “Harusnya aku yang tanya seperti itu ke kamu. Bukannya kamu yang selalu gonta-ganti pasangan, hah?” “Aku sudah tobat, Ay. Lebih baik jadi mantan anak nakal daripada malah jadi mantan anak baik. Iya, kan?” “Memang harus tobat karena kamu akan menjadi seorang ayah dari anak perempuan. Tugas kita jauh lebih berat untuk mendidik dan merawat dia. Aku yang sudah dilindungi begitu kuat oleh orang tuaku saja, masih bisa dilahap oleh predator sepertimu,” ucap Ayu sambil menatap w

  • Menikahi Lelaki Brengsek   Bab 166 - See The Daughter

    Hari-hari berikutnya, Nanda dan Ayu menjalani hari-harinya dengan bahagia. Setiap hari, Nanda melakukan rutinitas kesehariannya di kantor. Sementara, Ayu mengisi waktu luangnya dengan menyibukkan diri menjadi dosen di salah satu universitas ternama di kota Surabaya. “Selamat sore, Ibu Dosen ...! Sudah mau pulang?” sapa Nanda sambil tersenyum manis saat Ayu keluar dari kelasnya di fakultas bisnis dengan perut yang sudah membesar. “Sore ...!” balas Ayu dengan senyum merekah di bibirnya. Nanda langsung melingkarkan lengannya di belakang pinggang Ayu. “Gimana kelasmu hari ini? Asyik?” Ayu mengangguk sambil tersenyum manis. “Nggak ada mahasiswa yang godain kamu ‘kan?” bisik Nanda. Ayu menggeleng. “Mereka hanya bercanda sesekali. Nggak godain serius,” jawab Ayu. “Hmm ... aku nggak mau kalau harus bersaing sama mahasiswa S2 kamu, ya!” “Bersaing apaan? Aku ini sudah bersuami, mana ada mahasiswa yang mau bersaing sama suami sepertimu,” sahut Ayu. “Hahaha. Baguslah. Aku sudah buat janj

  • Menikahi Lelaki Brengsek   Bab 165 - Kehangatan Malam Pengantin

    Ayu menggeleng sambil menyembunyikan tawa di dalam hatinya. “Aku maunya sekarang, Nan!" pintanya dengan gaya centil. Nanda langsung mengernyitkan dahi sambil bangkit dari tempat tempat tidur. “Kamu ini kenapa? Nggak kesurupan ‘kan?” Ayu menggeleng sambil tersenyum centil. Nanda langsung menempelkan punggung tangannya ke kening Ayu. “Normal, kok?” Ayu segera menepis tangan Nanda dari keningnya. “Kamu kira aku gila?” “He-em. Kamu nggak pernah secentil ini? Kenapa jadi centil banget?” “Bukannya kamu suka cewek yang centil dan agresif?” tanya Ayu balik. “Itu dulu, Ay. Lagian, kamu nggak cocok bertingkah centil kayak gini. Aku geli lihatnya,” sahut Nanda. Ayu mendengus kesal menatap wajah Nanda. Ia segera menarik selimut, menutup tubuhnya dengan rapat dan berbalik membelakangi Nanda. Nanda menahan tawa sambil melihat tubuh Ayu yang ada di bawah selimut. “Ay ...!” panggilnya lirih. “Ay ...!” panggil Nanda lagi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Ayu. “Aku ngantuk. Mau tidur!” seru

  • Menikahi Lelaki Brengsek   Bab 164 - Don't Leave Me Again!

    “Ay, lain kali jangan candain aku seperti ini lagi. Aku hampir gila karena kehilangan kamu, Ay,” pinta Nanda sambil menatap wajah Ayu yang sedang membersihkan riasannya di dalam kamar. “Aku juga nggak tega lihat kamu kayak gitu. Idenya Nadine, Okky sama Sonny,” jawab Ayu sembari menengadah menatap Nanda. “Sonny tuh memang minta disepak,” tutur Nanda sambil memperhatikan wajah Ayu. “Belum kelar bersihin mukanya?” “Sebentar lagi,” jawab Ayu sembari mengusapkan kapas ke atas bibirnya. Nanda tersenyum sembari menyentuh lembut bibir Ayu. Ia menarik dagu wanita itu dan mengecup bibirnya. Tak sabar menunggu wanita ini selesai membersihkan seluruh riasannya. “Nan, aku masih bersih—” Ucapan Ayu terhenti saat Nanda kembali menyambar bibirnya dengan sensual. Seluruh tubuhnya menegang dan ia membalas ciuman Nanda dengan senang hati sembari mengalungkan lengannya ke leher pria itu. Semakin lama, ciuman Nanda semakin dalam. Dengan cekatan, pria itu menggendong Ayu naik ke atas ranjang tanpa m

  • Menikahi Lelaki Brengsek   Bab 163 - Cinta Adalah Tentang Rasa Takut

    Nanda memukul tiang pilar dengan kesal sembari memeluk kain gaun milik Ayu. Perasaannya tak karuan melihat banyak darah yang tertinggal. Semua bayangan buruk tentang Ayu memenuhi otaknya hingga membuat lututnya tak bisa berdiri tegak. “AARGH ...! Roro Ayu ... jangan tinggalin aku!” teriak Nanda histeris sambil memeluk potongan gaun pengantin Ayu seperti sedang memeluk seorang bayi mungil. Ia benar-benar takut kehilangan wanita yang baru ia nikahi beberapa jam lalu. Banyak hal yang telah mereka korbankan untuk bisa bersatu kembali dan Tuhan masih saja membuat mereka harus berpisah dengan cara yang begitu keji. Nanda terus menangis sesenggukan di halaman dalam keraton tersebut dan tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi kemungkinan buruk yang terjadi pada istrinya itu. Ia benar-benar tidak siap kehilangan karena belum sempat membuat wanitanya itu hidup bahagia. Sementara itu ... dari lantai tiga menara keraton tersebut. Sepasang mata Ayu menikmati tubuh Nanda yang sedang meratap k

  • Menikahi Lelaki Brengsek   Bab 162 - Pengantin yang Hilang

    “Saya terima nikah dan kawinnya Raden Roro Ayu Rizki Prameswari binti Raden Mas Edi Baskoro Hadiningrat dengan mas kawin uang tunai sebesar lima ratus ribu dollar dibayar tunai ...!” ucap Nanda tegas sembari menjabat tangan penghulu yang membimbing hari pernikahannya dengan Roro Ayu. SAH! SAH! SAH! “Alhamdulillah ...!” Semua orang ikut tersenyum lega saat Nanda bisa mengucapkan ijab kabul dengan baik di hadapan penghulu yang menikahkannya dengan Ayu. Air mata Ayu menetes perlahan. Meski ini pernikahan yang kedua kalinya, tapi ia tetap saja tidak bisa menahan rasa haru ketika Nanda benar-benar mengucapkan ijab kabul dari hatinya sendiri. Bukan dengan cara terpaksa seperti yang sudah terjadi pada pernikahan sebelumnya. Bunda Rindu langsung memeluk tubuh Ayu dan menangis sesenggukan. Banyak hal yang telah membuat puterinya itu sakit dan Ayu tetap memilih untuk mencintai Nanda. Hati seorang wanita bisa begitu sabar dan setia pada pria yang pernah menyakiti. Dan ia kagum pada puteri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status