Alyuura masih terdiam, nafasnya masih terengah-engah. Tubuhnya terasa sangat lelah dan berat. Ia ingin memejamkan matanya untuk sebentar. Dia ingin tidur. Namun dia tidak berani untuk tidak terjaga. Sebab, manusia mesum bernama Lucas itu bisa setiap saat naik ke atas ranjangnya dan melakukan perbuatan mesum pada Alyuura.
"Maaf Nona Alyuura, kami akan membersihkan tubuh anda." Seorang pelayan meminta izin kepada Alyuura. Dia sudah membawa beberapa jenis sabun mahal dengan aroma wangi semerbak.
Di samping pelayan itu juga ada beberapa pelayan lain yang membawa handuk, dan beberapa peralatan mandi lainnya.
"Aku bisa mandi sendiri," tolak Alyuura. Dia tida suka bila tubuhnya dipandang dan dipegan oleh orang lain. Meskipun itu adalah sesama wanita.
"Maaf Nona, tapi kami mohon Nona agar mau dimandikan oleh kami. Kami... kami sangat takut, bila anda menolak maka Tuan Lucas akan menghukum kami. Kami mohon, Nona."
Alyuura dapat menangkap perasaan takut dari para pelayan itu dari nada bicara mereka. Wajah mereka yang pucat dengan sorot mata penuh rasa khawatir itu membuat Alyuura yakin kalau dirinya menolak untuk dilayani maka para pelayan itu yang akan menjadi korbannya.
"Baiklah, tapi... kalian cukup mengawasi dan menyediakan peralatan mandi saya. Saya tidak terbiasa kalau tubuh saya dipegang oleh orang lain," ucap Alyuura.
"Baik Nona, terimakasih banyak. Mari, kami antarkan ke tempat pemandian anda."
Alyuura mengerutkan keningnya, ia terlihat heran setelah mendengar perkataan pelayan itu.
"Apa maksud anda? bukankah di kamar ini sudah memiliki kamar mandi di dalamnya?" tanya Alyuura, tangannya menunjuk ke sebuah kamar mandi yang terletak tak jauh dari tempat para pelayan itu berdiri.
"Bukan, ini untuk pemandian biasa. Ada pemandian khusus untuk anda, Nona," jawab pelayan itu.
Alyuura menggaruk pipinya, sambil meringis Alyuura masih berusaha untuk memahami alasan kenapa dia harus mandi di tempat lain.
"Memangnya, apa bedanya mandi di sini dengan mandi di tempat itu?" tanya Alyuura dengan penasaran.
"Itu diharuskan Nona. Setiap pendamping dari Tuan Besar dari tahun ke tahun di keluarga ini diharuskan untuk mandi di sana. Entah apa alasannya, itu bukan wewenang kami untuk memberitahukannya kepada anda," jawab pelayan tersebut.
Alyuura mengangkat bahunya tanda tak peduli. Dia tidak ingin membuat kepalanya pusing, dia juga sudah sangat lelah. Jadi dia hanya mengikuti saja apa yang dikatakan oleh para pelayan itu tanpa banyak tanya lagi.
Pelayan itu mengeluarkan kunci dari dalam sakunya, kunci itulah yang digunakan untuk membuka rantai yang melilit pergelangan kaki Alyuura. Padahal ini kesempatan yang sangat bagus baginya untuk kabur, namun dia masih memikirkan nasib para pelayan itu yang bisa berakhir di tangan Lucas apabila Lucas murka.
Langkah kaki mereka memberikan bunyi yang menggema di sepanjang lorong mewah rumah megah. Alyuura memperhatikan bagian-bagian rumah mewah itu, rasanya ia seperti berada di dalam sebuah istana. Rumah itu begitu besar, luas, dan penuh dengan kemewahan.
Lampu hias yang begitu terang, car dinding berwarna krem dengan polesan keemasan, lalu perabotan berharga mahal juga ada di sana. Lantai keramik itu begitu bersih dan mengkilap, bahkan Alyuura dapat dengan jelas bercermin di lantai itu.
Mungkin Lucas adalah tipikal orang yang senang dengan arsitektur Eropa kuno, hal itu dicerminkan dari bangunan rumah Lucas yang mirip seperti istana kerajaan di benua Eropa pada abad pertengahan Masehi.
Dan sekarang, semuanya sudah kembali pada masa kerajaan. Walau tidak secara langsung, namun pada dasarnya sistem dan nilainya itu dipetik dari sistem pemerintahan berbentuk kerajaan. Dengan posisi tertinggi dipegang oleh emperor.
Namun sistem yang sekarang ini lebih rumit. Sebab, dalam satu negara bisa memiliki beberapa daerah yang dipimpin oleh emperor. Dan semua itu tergantung dari kekuatan dari emperor di daerah masing-masing.
Beralih dari itu, kini Alyuura dan seluruh pelayan yang mengiringinya sudah sampai di depan sebuah pintu yang tinggi dan besar. Pintu itu dipenuhi ukiran indah namun tak dimengerti oleh Alyuura artinya. Ukiran yang sangat rumit itu nampaknya memiliki arti mendalam dan tak sekedar merupakan hiasan belaka. Namun Alyuura lagi-lagi memilih untuk tidak memusingkan diri tentang itu.
Salah satu dari pelayan itu menghampiri Alyuura, dengan berhati-hati dia berbicara kepada Alyuura. "Nona, maafkan saya. Tapi, izinkan saya untuk meminta sedikit dari darah anda untuk membuka pintu ini."
Alyuura yang masih baru di tempat itu tentunya tidak dapat mengerti apa maksud dari permintaan pelayan itu. Oke, dia tahu memang pelayan itu meminta darahnya untuk membuka pintu tersebut, tapi atas alasan apa pintu itu dapat terbuka dengan darahnya?
Alyuura bukan anggota keluarga Efword. Dia juga bukan pemilik rumah itu, terlebih dia belum pernah menitikkan darahnya di pintu yang ada di hadapannya tersebut. Lalu bagaimana bisa tiba-tiba ia diminta darahnya dengan alasan untuk membuka pintu ini.
"Tunggu, membuka pintu ini dengan darah saya? apa-apaan itu? bahkan saya baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, bagaimana bisa darah saya digunakan sebagai kunci untuk membuka pintu ini?" tanya Alyuura, terdengar nada protes pada ucapannya itu.
Para pelayan yang ada di sana kembali tidak tenang. Mereka telrihat gusar, mereka juga saling melirik satu sama lain, dengan maksud menyuruh salah satu di antara mereka untuk menjawab pertanyaan Alyuura.
"Karena kau adalah pemilik ruangan itu," sahut seorang pria yang menghampiri kerumunan wanita di sana.
Pria itu adalah Lucas. Dengan wajah angkuh dia mendekati Alyuura yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"Berhenti membuat orang lain bingung, Lucas." Alyuura membalas tatapan jahil Lucas dengan tatapan tajamnya.
Lucas mendengus pelan, ingin sekali dia menggunakan kekuatannya untuk menghabisi wanita yang sudah berani berbicara lancang dengannya itu. Namun dia masih ingat tujuannya adalah untuk mendapatkan keturunan dari Alyuura. Lucas harus lebih bersabar lagi.
"Jelaskan padaku, Lucas. Bagaimana bisa darahku dipergunakan untuk membuka pintu ini? sedangkan aku baru pertama kali ini berada di rumah mu," protes Alyuura.
"Karena kau adalah orang yang akan melahirkan keturunan Efword," balas Lucas.
Alyuura menatap sinis ke arah Lucas. Bagian bibir atasnya terangkat, tatapan tajam, lalu mendesis pelan. Lucas adalah manusia teraneh yang pernah Alyuura temui seumur hidupnya.
Aneh dari segi sikapnya.
Egois, pemarah, dingin, tidak peduli pada orang lain, mudah melakukan kekerasan. Dan masih banyak lagi sikap Lucas yang membuat Alyuura jengah dan jijik.
Untung saja paras dan harta Lucas itu jauh di atas kata standar. Jadi masih ada yang dapat dibanggakan dari sosok pria itu.
Namun bagi Alyuura sendiri, itu tidak penting kalau tidak diimbangi dengan kepribadian yang baik. Bagi Alyuura, sifat itu adalah yang pertama. Sebab percuma punya harta dan rupa yang mumpuni, tetapi hati selalu tersakiti oleh sikap yang tidak manusiawi.
"Kau sudah mengulang kata-kata itu berkali-kali. Kau itu bodoh atau tuli hah?! apa kau tidak punya kata-kata lain selain kata itu hah?!"
Mendengar balasan Alyuura itu, para pelayan langsung panik dan berusaha untuk menghentikan perbuatan nekat Alyuura. Kalau tidak, mungkin setelah ini ucapan Alyuura itu akan berimbas juga pada nasib mereka semua.
"Aku tidak perlu menjelaskan lebih rinci lagi. Sebab kau bisa mencari jawabannya secara langsung dengan meneteskan darahmu pada pintu itu," jawab Lucas. "Pintu itu secara turun temurun sudah menerima darah ibu dari keturunan Efword selama beberapa generasi. Bila kau memang perempuan yang sesuai untuk menjadi ibu dari anakku, maka darahmu akan diterima dengan baik oleh pintu itu."
Alyuura mendelik, walaupun Lucas sudah menjelaskan hal tentang pintu itu. Tapi tetap saja Alyuura tidak mengerti sepenuhnya tentang seluk-beluk pintu aneh itu. Namun sekali lagi, karena Alyuura bukan gadis yang ingin menyulitkan dirinya sendiri. Maka Alyuura menyerahkan lengannya agar bisa disayat oleh salah satu pelayan di situ.
"Permisi Nona, maafkan saya yang lancang melukai tangan anda," ucap pelayan itu dengan penuh hormat.
"Silakan saja, luka kecil tidak akan membunuh saya," balas Alyuura dengan nada yang datar.
Setelah mendapat darah dari Alyuura, pintu itu memancarkan cahaya keemasan. Tidak membuat silau, namun cukup terang dan lembut pancaran cahayanya. Alyuura yang baru kali ini melihat momen ini langsung terpukau, sedikit ia lupa tentang cekcok antara dirinya dengan Lucas tadi.
"Silakan nikmati ruangan pribadimu," ucap Lucas.
Alyuura hanya dapat ternganga, bukannya membalas ucapan Lucas, Alyuura sibuk mengangumi keindahan isi ruangan itu.
Kurang cocok bila disebut ruangan, sebab ketika masuk ke dalam sana Alyuura disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah dan terbuka.
Pepohonan, pegunungan, lalu ada mansion besar. Tak jauh dari sana, ada sebuah tempat pemandian yang sangat indah. Di atas tempat pemandian itu, terdapat tanaman yang menjuntai indah dengan warna bunga berwarna merah muda dan ungu.
Air yang ada di pemandian itu juga begitu cerah dan indah. Berwarna kebiruan dan sangat jernih, bahkan Alyuura dapat melihat dasar dari tempat pemandian itu yang berupa sesuatu yang mirip dengan bunga namun tumbuh di dalam air.
"Ini adalah tempat kesukaan bagi para istri pewaris kekayaan di keluarga Efword. Nikmatilah selagi kau bisa menikmatinya. Kau akan mendapatkan keindahan bila terus menuruti perkataan ku. Tak hanya hal ini, namun masih banyak lagi yang akan kau dapatkan. Namun bila kau melawan, kau akan kehilangan semuanya. Sekaligus nyawa mu sendiri," ucap Lucas.
Sebelum meninggalkan tempat itu, Lucas sempat mendekati Alyuura. Dengan mata yang memancarkan seberkas cahaya kuning keemasan, dia menatap Alyuura dengan begitu dalam sampai Alyuura terdiam di tempat tanpa bergerak sedikitpun.
Sedikit kecupan di leher Alyuura dapat dari Lucas. Namun ketika gigi taring Lucas hendak ditancapkan ke leher itu, Lucas merasa ada sebuah hantaman tak kasat mata yang menghantam tepat di titik jantungnya. Membuat Lucas mengurungkan niatnya untuk meletakkan simbol kepemilikannya di leher Alyuura.
'Kenapa aku tidak bisa menandainya?' Lucas terus bertanya dalam batinnya. Mulai dari insiden ketika dia hendak bersetubuh dengan Alyuura, dia terlempar. Kemudian saat dia ingin diam-diam menandai Alyuura, tubuhnya terasa seperti dihantam tembakan besar di dadanya. Ini menjadi sebuah hal yang sangat menginginkan bagi Lucas. Ia yakin sekali kalau Alyuura bukan sosok gadis yang terlahir di klan makhluk mana pun selain manusia. Dia adalah Luna. Dan tidak tercampur dengan darah dari Vampir, Druid, Werewolf, ataupun Elf. Jadi apa faktor yang menyebabkan Lucas tidak bisa menandai calon mate nya itu?Darah suci yang terlahir dari salah satu Luna tercantik di dunia adalah incaran bagi banyak klan dari berbagai ras makhluk. Tak hanya para Werewolf yang mengincarnya, namun juga dari ras Vampir, Druid, dan Elf. Sudah cukup sulit untuk menemukan gadis seperti Alyuura, mengingat sekarang banyak manusia campuran. Alyuura diyakini sebagai gadis yang masih perawan, feromon yang begitu menggugah se
"Bagaimana bisa?!" seru Lucas. Dia berdecak sebal, mengusap wajahnya dengan kasar. Sudah sangat kecil kemungkinan bagi Lucas untuk mendapatkan keturunan dari Alyuura. Pantang bagi seorang werewolf untuk bersentuhan dengan zat perak secara langsung dengan darah mereka. Maka dari itu, peluru perak adalah salah satu senjata yang sangat berbahaya bagi para Werewolf. Atau bisa dibilang sebagai satu-satunya senjata yang membahayakan nyawa mereka. "Aku pun belum mengerti tentang keadaan ini. Baru kali ini aku menemukan seorang Luna memiliki darah yang terbuat dari perak," sahut Damian. "Lebih baik kau periksa sekali lagi, bisa saja kau keliru. Aku tetap tidak percaya, bagaimana bisa seorang Luna memiliki darah yang terbuat dari perak?!""Tidak terbuat, tapi lebih tepatnya terindikasi zat perak. Ini kasus yang sangat langka. Tapi untuk memastikan lagi, aku akan memeriksa ulang. Barangkali aku yang melakukan kesalahan, semoga saja."....."Sekarang, wanita dengan darah suci sulit ditemu
Rai terhenyak, ia mengamati sosok gadis cantik yang ada di dalam memori Rusha. Wajah Rai terlihat tegang, entah karena terpesona atau terkejut. Intinya, Rai terlihat antusias tatkala memandangi sosok Alyuura di dalam ingatan Rusha tersebut. Gaya yang anggun, tubuh yang indah dan mulus mengkilap seperti porselen, mata yang berkilau bila terkena cahaya matahari, suara yang merdu, tatapan yang teduh dan penuh kasih sayang. Oh, Rai sedang mendeskripsikan semuanya dalam hatinya secara lebih rinci. Rambut berwarna perak sempurna, mata yang berwarna nila keabu-abuan, bibir ranum yang merah muda dan; tipis, hidung yang mancung kecil, wajah putih bersih dan mulus tanpa ada satupun noda, jemari yang sangat lentik, tubuh yang tinggi dengan bokong dan payudara yang berisi. Terlalu indah bila digambarkan. Rai sudah tidak bisa menggambarkan fitur fisik Alyuura yang begitu sempurna. Saking putih dan bersihnya tubuh Alyuura, sampai-sampai bila ada apel merah di dekatnya maka warna apel itu akan t
Alyuura berusaha berteriak dan melepaskan diri dari lelaki itu. Dia tidak mengenal sosok tersebut, namun yang diketahui olehnya adalah sedikit cahaya merah dari tatapan mata lelaki tersebut. 'Siapa dia? kenapa aku dibawa pergi?'Alyuura bertanya-tanya di dalam hatinya. Ia tidak mengerti dengan situasi sekarang. Tiba-tiba saja ia diculik oleh seorang pria yang tak ia kenal. Jangankan untuk memahami maksud kejadian sekarang, untuk bertahan hidup saja sudah termasuk keajaiban besar bagi Alyuura. Alyuura seperti dihanyutkan ke sebuah sungai yang begitu deras. Tidak, dia memang tidak sedang dihanyutkan oleh seseorang. Namun dia sekarang tengah gendong seseorang dengan kecepatan berlari yang tinggi. Hembusan angin malam itu benar-benar membuat Alyuura kedinginan, ditambah pergerakan lelaki itu yang sangat cepat membuat hembusan angin yang menerpa tubuh Alyuura semakin kuat. Mulut Alyuura sudah dibekap dengan sebuah benda, entah apa tapi Alyuura tak dapat melihat apa yang ada di sekitaran
Orang itu terkekeh dengan seringai yang lebar, mengundang rasa semangat untuk bertarung dari dalam diri Oppeck dan pria tersebut. Darah yang tadinya mengalir di kepala pria itu sudah menghilang, lukanya pun juga sudah menghilang tanpa bekas. Kemampuan regenerasi lelaki itu cukup hebat rupanya. Oppeck sudah dalam mode bertarung, tubuhnya yang tadi ditutupi oleh pakaian berubah menjadi penuh bulu seperti seekor serigala. Namun bentuk tubuhnya tetap atletis seperti seorang pria tanpa berubah menjadi bentuk tubuh serigala. Sangat menarik. "Menarik, biasanya orang-orang sombong yang tidak tahu diri akan menyuruh lawannya untuk menyerah. Tapi kau malah menyuruh lawanmu untuk terus bertarung. Khekhekhe, baiklah, permintaan mu aku terima."Oppeck maju dengan cepat, tangannya sudah bersiap untuk mencakar lawannya itu dengan kuku-kuku tajam dari kelima jarinya tersebut. Kuku yang kuatnya seperti baja dan jauh lebih tajam dari pedang itu hampir saja mengenai leher vampir misterius itu kalau
"Tunggu, tadi kau bilang dia melawan vampir? jadi... orang yang menculik Alyuura adalah anggota bangsa vampir?"Lyzzia mengangguk. Lucas menggeleng, dia merasa sangat malas dan jengah ketika sudah mendengar nama bangsa vampir. Bukannya dia menghindari, namun dia sangat tidak suka dengan bangsa penghisap darah itu. Bukannya bangsa vampir dan werewolf sudah berdamai, hanya saja mereka memilih untuk diam sambil mempertahankan keadaan yang damai dan tentram. Mereka ingin suasana tetap kondusif, karena di dunia yang modern dan dikuasai dengan oaham kapitalisme ini, kelancaran dalam berbisnis itu lebih penting dari beberapa hal. Maka dari itu, kalau masih didiamkan, lebih baik saling mendiamkan satu sama lain dan sibuk pada urusan sendiri. Tapi bukan berarti mereka akan tinggal diam kalau salah satu dari pihak lawan memulai konflik terlebih dahulu. Sebuah konflik yang memang sudah kelewat batas untuk dimaklumi. "Benar, Tuan. Nona Alyuura diculik oleh seorang vampir. Saya masih belum dapa
"Ugh, kepalaku sakit," keluh Alyuura. Dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Bangun setelah pingsan adalah salah satu hal yang sangat tidak nyaman dirasakan. "Anda sudah bangun? apa ada yang terluka? apa anda merasa ada sesuatu yang sakit pada bagian tubuh anda?" tanya seorang pelayan di situ. Alyuura bingung untuk menjawab pertanyaan yang mana terlebih dahulu. Jangankan untuk menjawab pertanyaan, untuk duduk dengan posisi yang benar saja rasanya cukup sulit. Padahal baru saja dia dibawa begitu saja ke istana Lucas, namun semakin banyak hal membingungkan yang Alyuura alami.Tapi bukan berarti kehidupan Alyuura sebelum dibawa ke istana ini merupakan kehidupan yang indah dan penuh kebahagiaan. Dia tak jauh dari yang namanya permasalahan dan juga air mata. Flashback On."Wah! hari ini pie apel ya? enak sekali pastinya," puji seorang pria gendut, pria itu membeli kue yang Alyuura bawakan ke toko nya. "Iya, kali ini pie apel. Besok mungkin akan ada pie susu. Kalau tida
Ketika Alyuura sibuk dengan pikirannya sendiri, tuan Mock sudah siap berdiri. Dia dengan wajah tersenyum mengerikan berdiri dari tempat dimana dia duduk. Di kamar itu sudah dipenuhi pemandangan yang tidak pantas untuk dilihat. Darah terciprat hampir di seluruh bagian dinding ruangan itu, bau amis yang menguar ke seluruh bagian ruangan itu menguar dimana-mana, ditambah dengan sebuah tubuh tak bernyawa yang bentuknya sangat tidak enak untuk dilihat. Ada beberapa bagian tubuh yang sudah tak jelas kondisinya, rusak dan hilang karena telah disantap oleh Tuan Mock. Alyuura mematung, dia tidak bergerak sama sekali. Sedangkan Tuan Mock semakin mendekatinya. Tetesan air liur merembes dari sudut mulut Tuan Mock, dia tidak lagi terlihat seperti seorang manusia baik hati yang biasanya Alyuura temui. Namun dia berubah menjadi monster mengerikan yang menakutkan. Taring yang panjang, matanya yang menyala warnanya, Tuan Mock juga mengeluarkan suara yang mirip seperti suara serigala yang sedang bers