'Kenapa aku tidak bisa menandainya?'
Lucas terus bertanya dalam batinnya. Mulai dari insiden ketika dia hendak bersetubuh dengan Alyuura, dia terlempar. Kemudian saat dia ingin diam-diam menandai Alyuura, tubuhnya terasa seperti dihantam tembakan besar di dadanya.
Ini menjadi sebuah hal yang sangat menginginkan bagi Lucas. Ia yakin sekali kalau Alyuura bukan sosok gadis yang terlahir di klan makhluk mana pun selain manusia. Dia adalah Luna. Dan tidak tercampur dengan darah dari Vampir, Druid, Werewolf, ataupun Elf.
Jadi apa faktor yang menyebabkan Lucas tidak bisa menandai calon mate nya itu?
Darah suci yang terlahir dari salah satu Luna tercantik di dunia adalah incaran bagi banyak klan dari berbagai ras makhluk. Tak hanya para Werewolf yang mengincarnya, namun juga dari ras Vampir, Druid, dan Elf. Sudah cukup sulit untuk menemukan gadis seperti Alyuura, mengingat sekarang banyak manusia campuran.
Alyuura diyakini sebagai gadis yang masih perawan, feromon yang begitu menggugah selera, dan kecantikan yang bahkan membuat Moon Goddes iri dibuatnya. Kalau Lucas tidak bisa memiliki Alyuura seutuhnya, maka Lucas akan sangat merasa rugi. Dia ingin keturunannya lahir dari rahim wanita itu.
"Sedang memikirkan apa, Tuan Lucas yang gagah berani?" ejek seorang lelaki yang bersandar di kusen pintu kamar Lucas.
Lucas melempar tatapan sinis pada priadebgan rambut berwarna hazelnut itu. "Jangan memancingku untuk menampar wajahmu, Damian."
Lelaki bernama Damian itu berdecak beberapa kali sembari menggelengkan kepalanya sebagai bentuk sanggahan untuk ancaman dari Lucas tersebut. "Oh ayolah, aku adalah sahabatmu. Jadi wajar bila aku memikirkan keadaanmu. Kau ini sensitif sekali, seperti seorang perempuan."
Damian kemudian mengitari meja kerja pribadi milik Lucas. "Oh iya, bagaimana tadi, hm? aku dengar kau sudah membawa seorang gadis untuk kau jadikan sebagai mate mu. Wah, nampaknya adik kecil mu sudah merasa puas setelah bermain-main di tempat barunya."
Bukannya terhibur atau tergelitik dengan ucapan dari teman akrabnya itu. Lucas malah merasa sangat jengkel. Bukan seperti yang temannya bayangkan, kegiatan di atas ranjang yang Lucas lakukan berakhir dengan dirinya yang terpental sampai menghancurkan sebuah lemari.
Tubuhnya tidak merasa sakit, tapi dia hanya merasa jengkel karena gagal mendapatkan tubuh gadis yang dia incar.
"Tutup mulutmu, sialan," balas Lucas. Kalau tidak diinterupsi, maka Damian akan jadi sasaran tinju Lucas setelah ini.
Damian mengerutkan keningnya. "Hm? apa yang terjadi? kau tidak mungkin gagal menandai calon mate mu kan? jelaskan padaku, Lucas."
Lucas mengerling, dia berdecak sebal dan berdiri dari tempat duduknya. "Kalau aku marah, kau tahu sendiri kan apa jawabannya?"
Damian berkedip beberapa kali, berusaha memahami maksud perkataan Lucas. Dan setelah beberapa saat, barulah Damian berseru heboh.
"Astaga jadi kau gagal---"
"Jika kau berteriak seperti itu, maka aku akan membunuhmu sekarang juga," ancam Lucas.
Nampaknya kata hajar, tampar, tinju, dan bunuh adalah kata-kata yang normal dalam kamus kehidupan Lucas. Lihat saja gaya bicaranya yang selalu terkesan membahayakan nyawa orang lain seperti sekarang ini.
"Bagaimana bisa?" tanya Lucas dengan berbisik. Bukannya merasa gentar karena ancaman dari Lucas, Damian malah fokus dengan rasa penasarannya.
Lucas meredam emosinya, ia memilih untuk menutup pintu kamarnya. Sedari tadi pintu itu terus terbuka dan siapa saja bisa masuk tiba-tiba dari sana dan mendengar percakapan mereka.
Meskipun tidak ada orang lain selain Lucas, Damian, dan para pelayan di rumah itu.
"Cepatlah, aku tidak suka menunggu," protes Damian. Dia tidak suka membuat rasa penasarannya semakin menjadi-jadi. "Ceritakan padaku kenapa kau bisa sampai gagal menjadikan gadis itu sebagai mate mu."
Lucas memutar bola matanya dengan perasaan malas, dia melipat tangannnya di dada dan menarik nafas panjang. "Aku belum terlalu mengerti tentang keadaan ini, Damian. Aku saja masih berusaha memahami apa penyebabnya. Itu semua terjadi begitu saja, bila aku berniat menandainya, maka dengan spontan akan ada serangan yang berusaha menghalangiku."
Damian ternganga. "Mungkin saja dia menyembunyikan kekuatannya darimu."
"Tidak mungkin," balas Damian. "Dia manusia asli, tidak berdarah campuran. Dan juga tidak belajar ilmu sihir."
Damian menganggukkan kepalanya. "Coba kau buat lakukan sebuah tes pada Alyuura, kau harus tahu apa yang ada pada tubuh Alyuura hingga dia tidak bisa kau tandai."
Sesekali Lucas melirik. Lalu dia mengalihkan pandangannya. Memegang dagunya sambil memikirkan usulan sahabatnya tersebut.
"Jadi aku harus menelanjanginya agar tahu apa yang ada di tubuhnya itu?" balas Lucas.
Sekarang Damian yang ingin menampar wajah Lucas. Namun ia tahan karena masih ingat kalau Lucas itu adalah salah satu alpha terkuat sekarang ini.
"Bukan melakukan tes yang seperti itu, dasar otak mesum yang bodoh!" seru Damian. Terkadang dia kesal menghadapi temannya yang mesum itu. "Apa kau tidak terpikir untuk memeriksa darah atau DNA dari gadis itu? bisa jadi memang ada sesuatu bukan?"
Lucas baru saja terpikir hal itu. Kebetulan sekali aku ada di sini. Jadwal ku di rumah sakit kota sedang tidak padat, jadi aku bisa menangani hal ini."
Damian adalah seorang dokter yang handal dan terkenal. Walau sekarang sudah banyak bermunculan makhluk supranatural, namun tak selamanya mereka bisa menyembuhkan diri sendiri. Terlebih, selama beberapa dekade, penyakit terus berkembang variannya.
Manusia, baik itu yang berdarah murni ataupun berdarah campuran menghadapi mutasi dari virus dan penyakit. Jadi keberadaan tenaga medis dan ahli obat-obatan itu tetap diperlukan sampai sekarang.
Dan dengan adanya Damian sekarang ini, memudahkan Lucas untuk memeriksa apa yang ada di dalam tubuh Alyuura secara medis.
"Aku percayakan itu padamu. Tapi jangan kau curi-curi kesempatan dan malah kau yang merebut Alyuura dariku."
Damian tersenyum jahil, dia tidak menyangka bahwa sosok Lucas yang dingin dan tidak peduli pada orang lain itu adalah sosok yang cemburuan bila gadisnya hendak didekati oleh lelaki lain.
"Kau cemburu?" tanya Damian. Ini saat yang ia sukai. Dia suka sekali membuat Lucas geram.
"Jangan mengada-ada, lebih baik kau cepat lakukan itu. Aku ingin secepatnya tahu apa penyebab dari terhalangnya aku untuk menandai tubuh gadis itu."
"Hehe, seperti biasa. Selalu gengsi," celetuk Damian.
Damian mencebik, dia tidak menggubris perlakuan jahil temannya itu. Dia tidak mau memperpanjang masalah yang tidak perlu.
"Berarti aku langsung saja melakukan---"
"Dia sedang mandi, kalau kau ke sana sekarang, aku akan----"
"Membunuhku? selalu saja seperti itu. Ya sudah, selagi aku menunggu gadis mu itu selesai mandi. Aku ingin makan sesuatu yang dimasak kan oleh koki mu. Koki mu itu selalu menyajikan hidangan terenak di dunia."
Lucas berpaling dengan tidak peduli. "Terserah kau saja. Yang penting kau tidak berbuat kekacauan di rumah ini."
.
.
.
.
.
"Hm, bau delima." Damian mengendus aroma wangi yang menguar di sepanjang lorong panjang rumah Lucas tersebut. "Ah, bercampur. Ada delima, persik, anggur, dan melon. Hm, ini bukan bau makanan. Ini... feromon."
Hasrat Damian naik seketika. Mau bagaimana pun juga, Damian adalah pria normal. Seorang werewolf bertipe Beta yang akan tergoda bila mencium aroma feromon dari Luna atau omega lainnya.
Damian tidak hanya suka dengan seorang Luna, siapapun orangnya, apapun jenis kelaminnya, bila orang itu memiliki feromon yang sesuai dengan tipe kesukaan Damian, maka Damian akan mencintai orang itu.
Sayangnya sampai sekarang ia belum menemukan orang yang memiliki feromon sesuai tipe kesukaannya.
"Tuan Damian? anda mau makan apa?" tanya koki yang kebetulan sedang menyiapkan bahan masakan.
"Yang penting terbuat dari daging," jawab Damian sekenanya. "Saya hendak cepat, karena ada sesuatu yang diminta oleh Lucas."
Setelah selesai makan, Damian segera melancarkan rencananya. Dia tidak sabar lagi untuk meneliti tentang indikasi dari DNA Alyuura. Sebab, dia belum pernah menemui kasus dimana seorang Luna yang belum ditandai, tidak bisa ditandai oleh calon mate nya.
"Permisi."
Alyuura yang sudah selesai mandi kini sedang didandani oleh para pelayan di kamarnya Alyuura. Rambutnya disisir, wajahnya dirias, dan tangan beserta betisnya diberi perhiasan yang memperindah tubuhnya. Sedikit berlebihan memang, Alyuura sudah seperti seorang istri kaisar yang akan mendatangi sebuah pertemuan besar di negeri lain.
"Ah! ya, maaf sebelumnya saya ingin bertanya. Tapi siapa anda? dan kenaoa anda bisa berada di sini?" tanya Alyuura dengan sopan.
Kalau dilihat-lihat, menurut Alyuura orang yang berdiri di depan pintu kamarnya itu bukanlah orang jahat yang menyusup ke rumah Lucas. Para pelayan yang sedang mendandani Alyuura juga nampak biasa saja, kemungkinan pria itu adalah orang yang sering berkunjung ke rumah ini. Begitulah pikir Alyuura sekarang.
"Saya adalah salah satu pertugas yang ditugaskan untuk memeriksa kesehatan Nona. Ini perintah langsung dari Tuan Lucas. Maafkan saya bila saya lancang memeriksa bagian tubuh anda," jelas Damian. "Apa Nona berkenan untuk diperiksa oleh saya? saya hanya akan melakukan pemeriksaan biasa. Seperti suhu tubuh, kondisi tenggorokan, kondisi pernafasan, dan juga kadar gula darah Anda."
Damian pintar sekali memberikan sebuah sapaan yang ramah. Dia yang sudah terbiasa menghadapi berbagai macam pasien, membuatnya dengan mudah bersosialisasi dengan siapapun. Dia juga bukan orang yang angkuh, ciri khasnya yang ceria dan hangat pasti akan membuat Alyuura berpikiran bagi mengenai dirinya.
Alyuura melirik dari sudut matanya. Karena sekarang wajahnya sedang dirias, maka dia sedikit terkekang untuk bergerak bebas. Namun dari melirik saja, Alyuura bisa melihat fisik Damian dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Silakan, err...maaf bila saya berbicara dengan Anda dengan kondisi seperti ini. Mohon tunggu sebentar lagi ya, Tuan...."
"Damian, panggil saja Damian. Tidak usah pakai embel-embel tuan dan sebagainya. Maaf karena saya belum memperkenalkan diri, nama saya Damian Bioritien."
"Ah, begitu. Baiklah Damian, senang berkenalan dengan anda. Nama saya Alyuura Eldiron."
"Terimakasih Nona Alyuura, baiklah kalau begitu, saya akan menunggu di luar."
.
.
.
.
.
"Aku kira kau masih memeriksa Alyuura," sapa Lucas.
Kini Lucas sudah berada di sebuah ruangan yang dipinjam oleh Damian. Di sana, dia melihat Damian sibuk dengan peralatan-peralatan aneh yang tak terlalu dia pahami.
"Aku sedang berkonsentrasi, Lucas. Memeriksa itu bukan berarti aku harus memegang bagian tubuhnya satu persatu aku hanya perlu sedikit DNA nya....Astaga!!!"
Lucas terkejut ketika mendengar seruan Damian tersebut. Padahal tadi suasananya tenang-tenang saja, tapi tiba-tiba berubah karena Damian nampak sangat terkejut dengan hasil penelitiannya.
"Apa yang kau temukan?" tanya Lucas. Dia ingin tahu apa yang membuat temannya itu terkejut sekali saat melihat hasil penelitiannya.
"Maafkan aku, Lucas. Tapi aku harus mendengar ini," ucap Damian. "Kau...kau kemungkinan takkan bisa menjadikan wanita itu sebagai mate mu."
"Karena apa? jangan bercanda, Damian. Aku tidak suka dengan candaan mu yang tidak masuk akal seperti itu."
Damian menggeleng. "Aku tidak bercanda, aku serius. Aku menemukan sebuah indikasi di dalam darahnya. Dan indikasi itu berupa zat perak, pantas saja bila kau hendak menancapkan gigimu pada tubuhnya, kau akan terkena serangan oleh reaksi darahnya yang tercampur dengan perak itu."
Namun, saat Alyuura hendak menunduk dan menangis, ia mendengar langkah kaki mendekatinya. Ia segera mendongak dan mendapati Lucas kembali menghampirinya. "Jika kamu ingin tahu, sekarang masukkan darahmu ke dalam wadah ini. Atau kamu bisa meneteskan darahmu ke dalam mulutku agar aku bisa menelan darahmu. Karena aku tidak bisa mengatakan apapun dengan kata-kata, maka aku akan membuktikan kata-kataku dengan tindakanku," kata Lucas sambil memberikan pisau pada Alyuura. Alyuura melotot, ia tahu bahwa tindakan Lucas sangat sembrono. Tapi apakah sesulit itu untuk mengungkapkan semuanya sehingga dia harus melakukan hal yang berbahaya seperti itu? Alyuura terperangah, matanya menangkap pisau tajam yang disodorkan Lucas padanya. Pisau itu masih terlihat sangat berkilau. Tidak ada keraguan sama sekali di wajah Lucas saat dia mengulurkan pisau itu. Segera Lucas menaruh pisau itu di tangan Alyuura, Alyuura terdiam dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Dia tidak mengerti pilihan Lucas. Dia l
"A-apa kau tidak khawatir kalau darah ku akan membuat kekacauan untuk pesta ini?" tanya Alyuura. Lucas menghela napas, lalu dia mengalihkan pandangannya dan menghadap ke arah lain. "Aku sudah memikirkannya sebelum aku mengadakan acara ini. Kau tidak perlu khawatir.""Benarkah? apa kau yakin setelah ini semuanya akan benar-benar kondusif? aku khawatir sekali kalau saja setelah ini pesta ini akan berantakan. Bahkan sampai sekarang kita belum punya solusi mengenai kutukan ini---""Kalau kau ingin acara ini dibatalkan katakan saja," balas Lucas, ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali. Sebuah ucapan yang memberikan dua opsi untuk Alyuura. Sebenarnya Lucas tidak memaksa Alyuura kalau memang Alyuura tidak ingin acara ini diberlangsungkan. Meskipun sebenarnya Lucas sangat ingin bertunangan dengan Alyuura. Ucapan yang cukup menyakiti hati Alyuura, tapi Alyuura sudah terbiasa dengan semua perlakuan Lucas tersebut. Meskipun ucapan Lucas seringkali membuat Alyuura tersinggung atau menyaki
Ya, itu berarti cepat atau lambat Lucas dan Alyuura akan menikah. Itu adalah rencana Lucas. Apapun halangannya, mereka akan tetap menikah. Karena Lucas khawatir bila mereka tidak terikat sama sekali, akan ada alpha tekriat lainnya yang mengincar Alyuura dan hendak mempersunting Alyuura. "Silakan untuk meneteskan darah kalian di sini," ucap pendeta tersebut. Biarawati di situ langsung maju mendekati Lucas dan Alyuura sambil membawa sebuah wadah berbentuk mangkok yang terbuat dari berlian utuh. Alyuura ingin sekali memotong pembicaraan dan menanyakan perihal pertunangan ini pada Lucas. Mereka sama sekali belum berdiskusi tentang pertunangan ini. Bahkan acara ini diadakan mendadak sekali, kemarin seperti tidak terjadi apa-apa dan hari ini sudah ada pesta pertunangan yang diadakan besar-besaran. Mulut alyuura tergerak, bibirnya alyuura terbuka. Dia sudah memaksa dirinya sendiri untuk berbicara, namun lidahnya terasa kaku. Lidahnya tercekat, suaranya tidak bisa keluar pada saat itu juga
"Itu kan kalau kau menuduh ku lagi. Kalau kau tidak melakukannya, aku tidak akan meminta benda langka itu," ujar Dianne dengan mudahnya. Di saat kedua gadis cantik itu tengah berbincang, kepala pelayan istana mendatangi Alyuura. "Nona, anda dipanggil Tuan Lucas. Saya akan mengantarkan anda untuk bertemu dengan beliau, mari ikuti saya."Alyuura melirik ke arah Dianne. Dianne malah dengan santai menggerakkan tangannya seakan menyuruh Alyuura menjauh darinya. Alyuura mengeluarkan ekspresi tak percaya. Setelah acara ini selesai, Alyuura pasti akan mengambilkan kecoa sebanyak-banyaknya untuk menakut-nakuti Dianne nanti. Tapi sebenarnya Alyuura takut dengan katak, dan Dianne berani dengan katak. Bisa jadi nantinya malah Alyuura yang ditakut-takuti Dianne menggunakan katak. "Baiklah, ayo kita pergi." Alyuura kemudian berjalan di samping pelayan terebut. Dia sebenarnya masih enggan untuk mengakhiri perbincangannya bersama Dianne. Selama berada di istana Lucas, Alyuura hanya dapat berbinc
"Apa kau punya darah perak?" "Kalau kau tidak mau menjawab tidak apa-apa---""Siapa kau? apa yang dilakukan oleh Damian selama ini?" Alyuura mendadak menjadi sensitif. Meskipun dia sangat ramah dan juga lembut kepada orang lain, namun dia selalu mengingat pesa Lucas untuk bersikap waspada dan tidak terlalu mempercayai orang lain dengan mudah. Setelah insiden yang menewaskan neneknya, Alyuura tidak pernah percaya sepenuhnya pada orang lain terkecuali pada Lucas. Hanya Lucas satu-satunya orang yang Alyuura percaya kini. Pantas saja Rai tidak bisa menghubungi Alyuura sama sekali menggunakan kekuatannya. Rupanya rasa tidak percaya yang Alyuura miliki sekarang membuat Alyuura tidak mempceryaia Rai sehingga Rai tidak bisa menghubungkan dimensi miliknya secara langsung dengan Alyuura untuk bertemu. Ditambah lagi dengan penjagaan yang diperketat oleh Lucas. Lucas rupanya sudah banyak belajar bahwa dia bukannya harus mengekang Alyuura, namun menambah pengawasan terhadap lingkungan di sekita
"Damian?""Nona Alyuura? astaga, saya tidak menyangka bahwa adik saya berteman dengan anda. Senang bisa bertemu dengan anda, Nona.""Kakak mengenal Alyuura? oh iya, aku hampir lupa kalau kau adalah temannya Lucas," celetuk Dianne. "Rupanya Damian adalah kakak mu ya, Dianne?" tanya Alyuura, dia tidak menyangka sama sekali. Meskipun mereka memang mirip, namun Alyuura tidak terpikir bahwa akan terjadi sebuah kebetulan seperti ini. "Ya, lelaki menyebalkan ini adalah kakak ku. Maaf kalau ada perbuatannya yang membuat mu tidak nyaman. Di istana kami, kakak ku adalah orang paling menyebalkan yang sangat sering melakukan hal usil kepada ku," ujar Dianne, tentunya dengan sedikit Dilebih-lebihkan. Alyuura terkekeh. "Kakak mu adalah orang yang menyenangkan. Sewaktu aku baru datang pertama kali ke sini, dia orang yang menyapa ku dengan ramah. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Lucas yang sangat ramah. Aku yang gugup dan tidak nyaman pad aawalnya berada di istana ini kemudian bisa merasa s