"Ugh, kepalaku sakit," keluh Alyuura. Dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Bangun setelah pingsan adalah salah satu hal yang sangat tidak nyaman dirasakan.
"Anda sudah bangun? apa ada yang terluka? apa anda merasa ada sesuatu yang sakit pada bagian tubuh anda?" tanya seorang pelayan di situ.Alyuura bingung untuk menjawab pertanyaan yang mana terlebih dahulu. Jangankan untuk menjawab pertanyaan, untuk duduk dengan posisi yang benar saja rasanya cukup sulit.Padahal baru saja dia dibawa begitu saja ke istana Lucas, namun semakin banyak hal membingungkan yang Alyuura alami.Tapi bukan berarti kehidupan Alyuura sebelum dibawa ke istana ini merupakan kehidupan yang indah dan penuh kebahagiaan. Dia tak jauh dari yang namanya permasalahan dan juga air mata.Flashback On."Wah! hari ini pie apel ya? enak sekali pastinya," puji seorang pria gendut, pria itu membeli kue yang Alyuura bawakan ke toko nya."Iya, kali ini pie apel. Besok mungkin akan ada pie susu. Kalau tidak, saya mungkin akan membawa kue roll coklat. Maaf kue yang saya bawakan hari ini sama dengan menu kue yang kemarin, sebab saya belum membeli bahan lebih untuk bahan kue lain," jelas Alyuura."Ahahaha, tidak apa-apa Nak Alyuura. Kue apapun yang kau bawakan selalu menjadi kue yang paling dicari oleh pengunjung toko ini. Padahal jika kau mau, kau bisa jadi koki tetap di sini. Kue buatanmu sangat enak rasanya," puji koki itu."Anda terlalu berlebihan, Tuan Mock. Saya hanya membuat kue biasa. Dan terimakasih atas tawaran anda, saya tahu anda orang yang sangat baik hati. Tapi.... saya tidak bisa meninggalkan nenek saya terlalu lama," ujar Alyuura."Hm, sayang sekali. Yah, tapi kita memang tidak bisa memaksakan keadaan. Kamu jangan sungkan kalau mau mengantarkan kue ke sini, juga jangan sungkan untuk meminta bantuan baik itu materiil ataupun yang lainnya."Alyuura tersenyum, dia bersyukur bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjual kue kepada seorang pemilik toko kue yang baik hati. Tidak terikat jam kerja, tidak diberikan peraturan tertentu, dan si pemilik toko menolak untuk menerima keuntungan yang hendak dibagi dua oleh Alyuura dari kue yang ia titipkan tersebut.Memang sedikit aneh, tapi itulah yang namanya kebaikan.Dengan bantuan dari Mock, si pemilik toko kue itu, Alyuura dapat melanjutkan hidupnya bersama sang nenek.Orangtuanya Alyuura sudah meninggal sejak Alyuura masih kecil. Alyuura hanya diasuh oleh seorang nenek berna Austya. Beliau bukan nenek Alyuura, melainkan pengasuh Alyuura dikala kedua orangtua alyuura sedang pergi bekerja. Bagi Alyuura, Austya sudah Alyuura anggap seperti neneknya sendiri."Terimakasih banyak Tuan Mock, saya pamit. Selamat siang Tuan Mock, semoga hari anda menyenangkan," ucap Alyuura sembari melambaikan tangan sebelum dirinya keluar dari toko kue tersebut."Sama-sama, datanglah dengan lebih banyak kue. Para pelanggan ku suka sekali dengan kue buatanmu."Alyuura pulang ke rumah, hari ini dia berniat untuk mengajak Austya untuk berbelanja. Dengan uang itu, ia ingin membelikan baju baru untuk Austya. Ia terlihat sangat gembira saat membayangkannya.Di siang hari, semua makhluk beraktivitas normal. Manusia, werewolf, vampir, dan segala makhluk lainnya tidak saling mempedulikan status mereka masing-masing. Entah rekan mereka makhluk apa, atau apakah pemilik dari restoran tempat mereka makan adalah manusia atau tidak, dan bahkan mereka juga tidak tau apakah status dari orang-orang yang naik alat transportasi yang sama dengan mereka. Bisa jadi para manusia di situ duduk bersebelahan dengan vampir yang nanti malam berniat untuk mencari mangsa.Lalu bagaimana dengan vampir? bukankah mereka makhluk yang anti dengan sinar matahari?Jawaban akan pertanyaan itu bisa kita ketahui dari kegiatan para vampir yang lebih banyak menggunakan alat transportasi bawah tanah. Mereka juga lebih memilih untuk memakai pakaian yang lebih panjang. Di tambah dengan keadaan vampir yang sekarang semakin banyak dan berevolusi. Dari para vampir yang rentan terhadap sinar matahari, menjadi sosok vampir yang mulai kebal dan biasa saja terhadap sinar matahari.Semuanya sudah banyak yang berubah. Bahkan banyak vampir yang juga bekerja di siang hari. Mereka bukan lagi menganut sistem kuno yang mengharuskan mereka berkeliaran di malam hari. Mereka pun juga ingin ikut andil dalam perekonomian negara, mereka memang bangsawan namun rasa ingin menguasai tetap ada meskipun menjadi raja tidak ada dalam kamus kehidupan zaman ini.Dan salah satu manusia yang tidak tahu akan siapa mereka itu adalah Alyuura. Kini Alyuura sedang dalam perjalanan pulang. Menaiki alat transportasi umum, namun bukan yang dibawah tanah untuk menghindari kemungkinan ada vampir di sana. Meskipun sudah ditetapkan kesepakatan hukum bahwa makhluk-makhluk seperti itu tidak diperbolehkan untuk menyerang atau memangsa manusia di siang hari.Setidaknya semua manusia dijamin hidup mulai dari terbit matahari hingga pukul delapan malam. Tidak boleh ada pemaksaan untuk lembut bagi siapa saja karyawan ataupun buruh yang ada. Semuanya benar-benar pulang di malam hari.Seimbang bukan? untuk dunia yang dicampuri dengan makhluk-makhluk supranatural seperti itu."Nenek," panggil Alyuura. Dia sudah sampai di rumahnya dan mendapati bahwa di rumahnya itu sedang sangat sepi.Alyuura melangkah menyusuri seisi rumahnya. Mulai dari ruang tamu, dapur, hingga ruang tidur, ia tidak mendapati sosok Austya dimana pun.Diliriknya sebuah tempat gantungan baju di kamar Austya, tidak ada topi ungu tua dan tas jinjing milik Austya. Setelah beberapa saat ia tersadar kalau Austya rupanya pergi dari rumah entah kemana. Mungkin ada sesuatu yang ingin Austya beli, namun Austya sengaja tidak mengajak Alyuura."Astaga, Nenek pasti sedang pergi sendirian. Tapi sangat berbahaya bila dia keluar rumah sendirian. Dia bisa lupa jalan pulang dan tidak ingat alamat rumahnya ada di mana," ucap Alyuura. Dia sangat cemas dan langsung keluar rumah mencari sang nenek......Waktu telah berganti menjadi sore hari. Namun sampai saat itu juga, Alyuura belum menemukan sosok neneknya di mana pun."Astaga Nenek. Kenapa Nenek pergi tiba-tiba seperti ini? aku tidak tahu harus mencari Nenek kemana lagi."Alyuura memegangi kepalanya dengan wajah frustasi. Dia sangat takut kehilangan satu-satunya sosok keluarganya itu. Bagi Alyuura, Austya adalah pengganti sosok Orangtua untuknya. Dan bila Austya tiada, maka Alyuura hanya akan hidup seorang diri di dunia ini.Semakin dicari, Alyuura semakin tidak menemukan sebuah petunjuk tentang dimana Austya berada. Dia sudah putus asa. Dia sudah mencari asurya kemana-mana. Rumah teman, tempat kesukaan Austya, lokasi pasar, tengah kota, taman dan bahkan Alyuura sudah berjalan tanpa henti selama empat jam penuh.Dia tidak tahu harus kemana lagi untuk mencari sosok neneknya itu.Namun sebuah keajaiban terjadi.TINGSebuah pesan pemberitahuan di ponsel Alyuura memberitahu Alyuura bahwa Austya kini tengah bersama Tuan Mock.'Alyuura, Bu Austya sedang bersa saya. Dia katanya tersesat dan kebetulan mampir di toko ini. Jadi saya membiarkan beliau beristirahat di toko ini sampai kau datang menjemputnya.'Alangkah bahagianya Alyuura ketika membaca pesan tersebut. Di saat dia sudah kehilangan arah, dia mendapatkan sebuah keajaiban. Dia sangat bersyukur.Tanpa banyak menunggu, Alyuura langsung pergi menuju ke toko kue milik Tuan Mock. Walau jaraknya cukup jauh, namun Alyuura tak peduli. Walau tubuhnya sudah lelah, ia terus berlari secepat mungkin agar sampai ke tempat itu secepatnya. Bahkan meminjam sembarang sepeda yang berada di taman kota saking inginnya dia untuk di sampai secepatnya di toko kue itu.Tiga puluh menit berlalu, Alyuura akhirnya sampai ke toko kue milik Tuan Mock. Dia memarkirkan sepedanya dan masuk ke toko itu. Hari sudah mulai gelap karena jam sudah menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit.Tidak ada yang aneh dirasakan oleh Alyuura, padahal tidak seperti biasanya toko itu tutup lebih awal. Padahal biasanya toko itu sellau tutup tepat pada pukul setengah tujuh menjelang malam. Lampu toko itu juga belum dinyalakan.Suasana di sana menjadi jauh lebih gelap daripada biasanya. Alyuura terlalu berani dan tidak pikir panjang, dia tidak berpikir bahwa ada yang aneh pada saat itu.KreeetBunyi kaki bangku yang bergesekan dengan lantai menggema di sana. Rupanya Alyuura tak sengaja menabrak sebuah bangku yang belum di susun di atas meja di sana.Setelah masuk lebih dalam, dia melalui sebuah lorong sederhana. Ia melangkah lebih dalam dan menemukan sebuah ruangan yang lampunya menyala. Dia yakin itu adalah ruangan Tuan Mock.Alyuura berlari kecil, dia sudah tersenyum bahagia dan membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan sang nenek."Nenek, aku da...." Alyuura membuka pintu ruangan itu dan terdiam, dia tidak sempat menyelesaikan ucapannya. Air matanya mengalir begitu saja pada saat itu juga.Alyuura kehilangan suaranya secara tiba-tiba, bibirnya bergetar, wajahnya yang merah merona itu pucat seketika. Ia kesulitan menelan ludahnya sendiri. Bahkan nafasnya menjadi jauh lebih cepat dari biasanya."Ups, maaf Alyuura. Aku memakan Nenekmu."Dengan santainya pria itu berujar demikian, tidak sebanding dengan rasa takut dan juga syok yang dialami Alyuura. Bahkan Alyuura seakan-akan merasa kalau nyawanya sudah hanya tinggal separuh saja pada saat itu.Ketika Alyuura sibuk dengan pikirannya sendiri, tuan Mock sudah siap berdiri. Dia dengan wajah tersenyum mengerikan berdiri dari tempat dimana dia duduk. Di kamar itu sudah dipenuhi pemandangan yang tidak pantas untuk dilihat. Darah terciprat hampir di seluruh bagian dinding ruangan itu, bau amis yang menguar ke seluruh bagian ruangan itu menguar dimana-mana, ditambah dengan sebuah tubuh tak bernyawa yang bentuknya sangat tidak enak untuk dilihat. Ada beberapa bagian tubuh yang sudah tak jelas kondisinya, rusak dan hilang karena telah disantap oleh Tuan Mock. Alyuura mematung, dia tidak bergerak sama sekali. Sedangkan Tuan Mock semakin mendekatinya. Tetesan air liur merembes dari sudut mulut Tuan Mock, dia tidak lagi terlihat seperti seorang manusia baik hati yang biasanya Alyuura temui. Namun dia berubah menjadi monster mengerikan yang menakutkan. Taring yang panjang, matanya yang menyala warnanya, Tuan Mock juga mengeluarkan suara yang mirip seperti suara serigala yang sedang bers
"Bagaimana, keadaan gadis itu? apa dia baik-baik saja?"Samar-samar dapat akyuura dengan suara bariton dari luar kamarnya. Suara pria yang nampaknya sedang berbicara dengan seorang pelayan rumah itu. Alyuura tahu itu suara siapa, itu adalah suaranya Lucas. Bukannya merasa tenang, Alyuura malah merasa cemas. Dia tidak pernah dapat tertidur nyenyak setelah berada di istana ini. Walau tempat tidurnya kini adalah sebuah kasur empuk yang nyaman, walau ia mandi dengan sabun yang begitu harum, walaupun semua kebutuhannya disediakan, Alyuura tak merasa nyaman sama sekali. Padahal dia baru saja berduka. Namun yang dilakukan oleh Lucas adalah pelecehan yang membuat akyuura merasa sangat terhina. Untung saja, ada suatu keajaiban dimana dia bisa menghindari hal buruk itu. Tapi tinggal menunggu waktu sebelum Lucas benar-benar bisa menyentuh seluruh tubuh Alyuura.Dan itulah yang Alyuura takutkan sampai sekarang."Hiks hiks, Nenek. Aku rindu padamu," ucap Alyuura. "Padahal, baru beberapa hari Nen
Alyuura berusaha untuk menolak sentuhan Lucas. Namun yang anehnya adalah, tubuh Alyuura seperti menerima segala sentuhan yang Lucas berikan. Alyuura merasakan perasaan yang aneh, perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tapi, tak lama setelah itu Lucas menghentikan perbuatannya. Padahal Alyuura tidak memberikan perlawanan, dan tidak ada sesuatu yang terjadi. Ini memberikan tanda tanya di dalam pikiran Alyuura, ada perihal apa yang membuat Lucas mengurungkan niatnya tersebut. Mata Lucas bertemu dengan mata Alyuura, sempat saling pandang beberapa saat dan dengan sendirinya ia meninggalkan Alyuura seorang diri di kamar itu. 'Ada apa dengan dia? ah! persetan dengan itu. Yang terpenting aku sekarang bisa selamat. Hampir saja dia melecehkan aku,' batin Alyuura. Dia terlihat lega sekali. Jempol Lucas mengusap sudut bibirnya yang terasa perih, seperti baru disengat listrik, Lucas tidak bisa menepis rasa sakit itu. Darah Alyuura sempat menetes, walau hanya sedikit sekali. Tapi ket
"Kenapa tiba-tiba mengajakku untuk bertemu?" Pria dengan tatapan sinis itu meniup asap rokok nya hingga memenuhi mobil mewah Lucas. "Kau mau ku tinju? tunjukkan sopan santun mu di depan pemimpin peck mu," tegur Lucas. Setelah itu dia menghela nafas singkat. "Damian tidak ahli untuk hal yang satu ini. Tapi ini masih prediksi ku. Jadi aku ingin kau menemui dia langsung. Aku hari ini banyak urusan, kalau aku sudah selesai aku akan menyusul.""Aku sibuk," sahut pria itu tak peduli. "Sibuk kau bilang? aku lihat kau hanya duduk tertidur di taman kota sampai jam enam sore. Aku rasa kau bisa menyisihkan waktu mu yang terbuang itu walau satu jam saja," ujar Lucas. "Memangnya sepenting apa hal itu?"Mobil mewah itu berhenti tiba-tiba, membuat tubuh pria itu terdorong ke depan. Tanpa diberi waktu untuk bertanya, pria itu langsung disergap oleh Lucas dan dicekik sekuat tenaga. Wajah Lucas yang tadinya masih menunjukkan wujud manusia seutuhnya, berubah menjadi wajah berbulu seperti serigala.
"Hm, aku harus mulai dari mana ya?" tanya Yaris pada dirinya sendiri. Dia memegangi dagunya pertanda sedang berpikir. Yaris adalah tipe orang yang malas berpikir, malas bergerak, dan malas melakukan apapun. Tapi nyatanya, dia terlalu banyak mengetahui hal-hal di dunia ini. Sangat kontradiktif mengingat dirinya yang memiliki pengetahuan dan keahlian tapi dirinya sangat malas melakukan hal apapun selain tidur. Bahkan dia bisa lupa untuk makan selama dua hari bila sedang tertidur. Tak banyak yang mengetahui tentang Yaris, dia adalah salah satu anggota dari peck yang dipimpin oleh Lucas. Dia menyembunyikan diri dan tidak suka membaur bersama orang banyak. Namun sebenarnya, dia hidup jauh lebih lama daripada yang lainnya. Bisa dibilang, tingkatannya sedikit saja dibawah para Werewolf yang sudah berumur. Okay, konteks umur bagi Werewolf itu jauh berbeda dengan kita. Untuk mempermudah, anggap saja Yaris itu lima abad lebih tua daripada Werewolf seumuran Lucas lainnya. Jadi tidak menjadi
"Alyuura, kau adalah tipikal orang yang suka membaca dan sangat berwawasan. Apakah kau seorang gadis dari lulusan sekolah terkemuka?" tanya Yaris. Kini Alyuura dan Yaris sudah berada di dalam sebuah perpustakaan besar di istana Lucas. Beruntung Yaris mengikuti insting dan ketajaman matanya. Yaris mempunyai kelebihan yaitu dapat melihat sesuatu benda atau bekas sesuatu yang tertinggal di suatu tempat, walau bekasnya tidak dapat dilihat dengan mata oleh orang lain, namu Yaris dapat melihatnya. Jejak kaki di lantai yang bersih pun juga dapat dilihat oleh Yaris saking tajamnya indra penglihatan pria tersebut. Dari jejak kaki yang jarang itu dapat terlihat bahwa arah perpustakaan itu di situ, karena pelayan tidak terlalu sering melintas di lorong tersebut. Dan juga ada bekas jejak kaki Lucas di sana, hal itulah yang dijadikan acuan Yaris untuk menemukan perpustakaan tersebut. Menghubungi Lucas menggunakan ponsel di saat sedang melakukan rapat pertemuan antar anggota peck hanya akan men
"Aku melukainya sedikit."Lucas melirik Yaris. Yaris bukannya tidak tahu reaksi Lucas tersebut. Tapi ia berpura-pura tidak menyadarinya, sebab tatapan Lucas saat itu benar-benar memperlihatkan tatapan seorang pembunuh. Yaris menarik kerahnya sendiri, memberikan celah agar udara dapat masuk ke celah-celah kerahnya itu. Entah kenapa dia tiba-tiba merasa gerah. Dengan gerakan yang cepat, Yaris melirik ke arah Lucas dan mendapati di tangan Lucas ada sebuah gumpalan energi magis yang sudah siap dilemparkan ke Yaris pada saat itu juga. Pantas saja ruangan itu tiba-tiba terasa panas sekali, rupanya itu dampak dari kekuatan magis Lucas. "Aku sudah mengobatinya, dasar sentimentil." Yaris mencibir. "Lagipula, darah perak itu rupanya punya tingkat regenerasi yang cukup bagus. Setingkat lebih baik dari regenerasi yang dapat dilakukan oleh manusia asalkan kau tahu."Cahaya terang di tangan Lucas itu menjadi redup, seiring dengan itu rasa panas yang mengelilingi ruangan itu juga menghilang. Aten
"Ya? siapa?" Terdengar sahutan dari dalam kamar itu. "Ini aku, Lucas. Bolehkah aku masuk?" tanya Lucas. Ada jeda beberapa saat antara pertanyaan Lucas dengan jawaban dari Alyuura. Nampaknya Alyuura sedikit ragu untuk memperbolehkan Lucas masuk ke kamarnya. Tapi, mau tidak mau dia tidak bisa melarang Lucas masuk. Sebab meskipun itu adalah kamarnya Alyuura, tapi kamar Alyuura itu berada di dalam istana Lucas. Alyuura harus sopan santun ketika berada di rumah orang lain, terlebih-lebih dia sedang menumpang di rumah Lucas. Walau pun sebenarnya dia ini diculik oleh Lucas. "Ya, silakan masuk." Terdengar jawaban Alyuura dari dalam kamar itu. Lucas kemudian memutar kenop pintu itu, masuk perlahan ke kamar Alyuura dan melihat langsung ke dalam kamar Alyuura. Tidak ada yang berantakan, semua barang disitu tertata rapih. Juga tidak terdengar teriakan dan tangisan dari Alyuura. Tidak seperti gambaran orang yang sedang diculik atau disekap. Namun, kondisi Alyuura sendiri lah yang terlihat m