Share

Kecurigaan

"Tunggu, tadi kau bilang dia melawan vampir? jadi... orang yang menculik Alyuura adalah anggota bangsa vampir?"

Lyzzia mengangguk. Lucas menggeleng, dia merasa sangat malas dan jengah ketika sudah mendengar nama bangsa vampir. Bukannya dia menghindari, namun dia sangat tidak suka dengan bangsa penghisap darah itu.

Bukannya bangsa vampir dan werewolf sudah berdamai, hanya saja mereka memilih untuk diam sambil mempertahankan keadaan yang damai dan tentram. Mereka ingin suasana tetap kondusif, karena di dunia yang modern dan dikuasai dengan oaham kapitalisme ini, kelancaran dalam berbisnis itu lebih penting dari beberapa hal.

Maka dari itu, kalau masih didiamkan, lebih baik saling mendiamkan satu sama lain dan sibuk pada urusan sendiri. Tapi bukan berarti mereka akan tinggal diam kalau salah satu dari pihak lawan memulai konflik terlebih dahulu. Sebuah konflik yang memang sudah kelewat batas untuk dimaklumi.

"Benar, Tuan. Nona Alyuura diculik oleh seorang vampir. Saya masih belum dapat memastikan siapa sosok vampir itu dan dari kelompok vampir mana dia. Sebab auranya cukup tipis dan dia menutupi wajahnya," tukas Lyzzia.

Rahang Lucas mengeras, dia nampaknya sangat geram. Ini adalah sebuah penghinaan besar dan juga merupakan sebuah deklarasi perlawanan secara terang-terangan. Sebab sudah selama ini, mereka semua dari golongan satu sama lain sudah sepakat untuk tidak melakukan perlawanan atau penyerangan, juga tidak merebut sesuatu bila salah satu dari kubu mereka sudah memilikinya. Dan kejadian ini telah menyulut api kemarahan dari Lucas selaku seorang alpha berkuasa besar di kawanan werewolf.

"Permisi Tuan, maaf atas kelancangan saya. Anda hendak kemana malam-malam seperti ini?" tanya Lyzzia.

Dia khawatir kalau akan terjadi pertempuran. Bukannya dia takut, hanya saja dia tidak ingin adanya kekacauan. Apalagi setelah kekacauan itu terjadi, dia adalah salah satu werewolf yang menangani kekacauan itu.

"Kau tidak perlu khawatir. Lebih baik kau mengistirahatkan diri. Aku baik-baik saja tanpa kau kawal. Jaga Alyuura baik-baik, kalau sampai calon mate ku celaka, kau juga bertanggungjawab atas hal itu," ujar Lucas mewanti-wanti Lyzzia.

"B-baiklah, Tuan. Maaf saya lancang, Tuan. Saya permisi undur diri, Tuan."

Tanpa menjawab, Lucas hanya berpaling dan membelakangi Lyzzia. Lyzzia memahami maksud dari Lucas itu, dan dia segera pergi dari sana menuju ke ruangan tempat Alyuura dirawat.

Setelah Lyzzia beralih dari sana. Lucas melangkah keluar rumahnya, hanya sedikit saja dari ruang tamunya yang luas dan megah itu, kini dia sudah berada di depan rumahnya. Lucas kemudian sedikit membungkuk dan mengambil ancang-ancang. Menarik nafas lebih dalam dan kemudian...

Bwosshhh

Lucas sudah berada puluhan meter dari tempat ia berdiri tadi hanya dengan sekali loncatan. Dia begitu santai melakukannya seperti sedang melewati sebuah rintangan kecil yang tak berarti.

Loncatan demi loncatan yang begitu jauh jaraknya itu membuat dia lsampai ke kawasan tempat tinggal para vampir hanya dengan waktu beberapa menit.

Di sana hawa dingin dan kesunyian begitu terasa. Bangsa vampir memang suka mempertahankan kesunyian dan ketenangan dibandingkan dengan para werewolf yang masih suka berkumpul dan membuat kerumunan yang ramai di malam hari.

Tapi bukan berarti vampir tidak aktif di malam hari. Mereka juga beraktivitas di malam hari. Hanya saja mereka melakukannya tanpa berkerumun, diam-diam, dan tak diketahui oleh banyak orang. Maka dari itu, manusia biasa jauh lebih takut kalau ada vampir yang tiba-tiba sudah berada di belakang mereka dengan taring yang mencuat tajam.

Namun keberadaan werewolf liar juga sama berbahayanya dengan vampir.

Yah, kehidupan manusia biasa jauh berubah drastis setelah berubahnya sistem tatanan kehidupan yang bercampur aduk dengan makhluk berkekuatan magis seperti vampir dan werewolf.

Kembali ke situasi Lucas sekarang. Dia melangkah tanpa rasa takut, wajahnya yang terkesan angkuh itu biasa saja ketika menyadari ada tatapan mata yang mengawasinya. Mata yang berwarna merah darah itu mengawasi pergerakan Lucas dengan saksama. Bersiap menyerang kalau Lucas sengaja membuat keributan di sana.

'Sialan, mereka kira aku akan mencuri? tch, harta dan kekuasaan ku jauh lebih besar daripada apa yang para cecunguk itu punya,' ujar Lucas membatin. 'Dimana si pendiam sialan itu sekarang? apa dia bersembunyi di mansion nya?'

Lucas menyusuri kawasan itu sampai akhirnya dia sampai ke depan pagar yang tinggi dan megah. Di balik pagar itu ada taman yang begitu luas, namun tak menghalangi pemandangan sebuah mansion verkuran besar dan tinggi di balik taman yang rimbun akan pepohonan itu.

Pagar itu terbuka dengan sendirinya. Tanpa ada yang membuka, dan tanpa Lucas buka. Seakan-akan kehadiran sosok Lucas sudah ditunggu-tunggu.

Tap

Tap

Tap

Sepatu pantofel hitam milik Lucas bergesekan dengan jalanan di sana. Menimbulkan bunyi ketukan yang anggun dan juga penuh wibawa. Hembusan angin sedikit menggerakkan kerah kemeja putih yang satu kancing atasnya terbuka. Menampilkan sedikit belahan dada bidang yang ototnya sudah terbentuk jelas itu. Sebuah tubuh yang sangat sempurna dan indah.

Tak jauh dari sana, sudah berdiri seorang pria dengan rambut sedikit panjang. Rambutnya berwarna hitam legam, namun sangat kontras dengan kulitnya yang putih pucat. Wajahnya yang cantik sekaligus tampan itu tak dapat ditutupi oleh gelapnya malam.

Padahal sebelum pagar itu terbuka, tidak ada siapa-siapa di sana. Namun dalam sekejap mata terpejam, Rai sudah berdiri di sana menghadapi sosok Lucas yang mendatanginya.

"Sudah lama tidak ke sini. Pasti ada sesuatu yang sangat penting sampai seorang Lucas Efword menginjakkan kakinya di tanah tempat tinggal para vampir," ucap Rai. Wajahnya tetap datar, tak ada ekspresi apapun yang dia tampilkan.

"Aku baru saja mendapati kabar bahwa salah satu dari kami diculik oleh vampir. Beruntung rekan kami itu tidak terluka parah, tapi vampir itu sudah berniat untuk membunuh rekan kami itu," jelas Lucas.

Rai cukup terkejut, dia tak menyangka akan mendengar kabar seperti itu. Meskipun bergerak dengan tersebar dan tanpa banyak memberi kabar, para vampir selama ini tetap patuh pada ketentuan yang telah di tetapkan oleh Rai. Dan selama ini tidak ada laporan mengenai kasus pelanggaran yang dilakukan oleh bangsa vampir.

Terkecuali untuk menyeret beberapa manusia agar bisa dihisap darahnya.

Itu memang sebuah hal yang sudah biasa terjadi, dan bukan sebuah keanehan. Malah kehidupan normal tanpa ada vampir dan makhluk magis lainnya yang dianggap kurang normal sekarang ini.

Namun Rai tidak mau terburu-buru percaya. Dia harus mendapatkan info yang runtut dan benar-benar dapat dipercaya. Meskipun rasanya tidak etis bagi seorang pemimpin seperti Lucas membual dan membawa-bawa nama bangsa lain. Terkecuali kalau Lucas memang ingin mengambil keuntungan untuk itu, begitulah kesimpulan Rai sementara ini.

"Kalau kau tidak percaya, maka aku bisa menghadapkan kedua rekan ku di sini. Mereka berdua yang telah menyelamatkan kerabat kami dari kejahatan vampir itu. Dan aku tidak keberatan kalau kau mau memeriksa langsung ke lokasi dimana mereka tadi bertarung, pastinya bekas darah dari kekuatan anggota kawanan kalian itu masih tertinggal juga di sana," ucap Lucas. Seakan-akan dia bisa membaca pikiran Rai.

Baru saja Rai hendak bertanya, Lucas sudah menjawabnya lebih dulu. Rai dan Lucas masih berdiri tegak dan berhadapan satu sama lain. Mereka saling mencari kebenaran lewat tatapan mata lawan bicara mereka masing-masing.

"Aku benar-benar terkejut mendengar hal ini. Padahal selama ini, aku tidak pernah melihat kalau ada anggota kawanan vampir yang berniat untuk mengganggu ketentraman kawanan werewolf. Wilayah kami juga selalu tertutup bila tidak dalam urusan berburu darah. Dan, aku juga tidak menemukan titik permasalahan hingga seorang vampir menculik kerabat dari kawanan werewolf. Tidak ada masalah secara umum menurutku, terkecuali itu adalah masalah khusus antar individu. Mungkin saja mereka ada terpicu konfil dan menimbulkan dendam antara satu sama lain," tukas Rai.

Rai tidak bohong, dia tidak gentar sedikitpun ketika menuturkan hal itu. Sebab, dia tidak merasa melakukan kesalahan. Dia juga selalu mengamati bahwa kawanan vampir tidak mencari masalah kepada kawanan werewolf.

Lucas menyimpan kecurigaan bahwa ini disengaja oleh Rai yang mengutus orang untuk mencelakakan atau menculik Alyuura, sedangkan Rai sendiri curiga kalau Lucas hanya berbohong. Sebab baik dari mereka sama-sama punya alasan kuat untuk mendorong rasa curiga mereka.

Namun tak lama setelah itu Rai percaya. Lucas sempat memberi pernyataan bahwa dia bisa memberikan lokasi dimana ada bekas pertarungan antara anggota klan nya dengan rekannya, hal itu sedikit memberikan rasa percaya dari Rai.

Sedangkan Lucas sendiri juga berpikir, sedikit konyol bila Rai tiba-tiba mengutus orang untuk mencelakakan Alyuura tanpa sebab. Sedangkan kenal dan bertemu saja tidak pernah.

Lalu masing-masing dari mereka mulai menahan emosi mereka. Lucas yang tadi emosinya meledak-ledak kini sudah lebih tenang. Daripada protes, kini mereka berdua lebih mengarah ke percakapan untuk berdiskusi.

"Aku harap tidak akan ada kejadian seperti ini lagi. Sudah sangat bagus bila kita tidak saling mengurusi satu sama lain. Hidup dalam wilayah sendiri dan hanya bertemu dalam urusan bisnis atau bertemu di jalanan seperti biasa. Jangan sampai karena sebuah hal saja, ketenangan yang selama ini dibangun menjadi hancur," ucap Lucas. Ada sedikit sindiran di bagian akhirnya.

"Ya, aku juga berharap begitu. Lebih baik kita tidak bersinggungan, tidak ikut campur urusan satu sama lain, aku akan memeriksa tentang hal ini kepada para anggota klan ku. Mungkn ada sesuatu yang tidak ku ketahui. Aku tidak ingin tergesa-gesa, sebab bisa saja ada sesuatu yang sengaja dibuat-buat sehingga menimbulkan kekacauan," balas Rai. Dia juga tidak lupa untuk menyisipkan sindiran di bagian akhir perkataannya.

.

.

.

.

.

"Loh? kenapa tamunya tidak diajak masuk? sepertinya tamu mu itu penting," sapa Rusha. Itu hanya alibinya saja, padahal dia penasaran tentang apa yang dibicarakan oleh Rai dan Lucas.

"Bukan siapa-siapa, kau tidak perlu banyak bicara. Nikmati saja teh hangat mu itu," balas Rai.

Dia tidak mempedulikan wajah Rusha yang sudah cemberut. Rusha tidak suka dengan sifat Rai yang terlalu suka menutupi sesuatu dan selalu mengurus sesuatu sendirian.

"Ada apa sampai-sampai seorang pemimpin dari kawanan werewolf mau datang kemari?" tanya Rusha. Dia tidak terlihat terkejut ataupun heran, namun juga tidak ada yang bisa membaca ekspresi wajah Rusha. Rusha tidak pernah menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dengan maksud ucapannya.

"Bukan hal yang penting, hanya tentang pembagian wilayah dan juga beberapa hal terkait bisnis," elak Rai. Dia sengaja berbohong agar Rusha tidak banyak bicara dan merusak suasana.

Dia tidak suka bila Rusha ikut campur apapun urusannya. Bagi Rai, Rusha hanyalah sosok pengganggu dengan sifat kekanak-kanakan. Seharusnya yang menjadi seorang kaka adalah Rai, bukannya Rusha.

"Begitu ya? hm, membosankan. Aku kira ada sesuatu yang penting," cibir Rusha. Dan langsung tak dipedulikan oleh Rai. Rai memang buka tipe orang yang bisa diajak berbasa-basi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status