Share

30

“Waduh!”

Bajul menghentikan laju kudanya, yang segera diikuti tiga kuda lain di belakang. Dan seketika masa depan langsung berubah menjadi suram.

Dalam cahaya sore yang mulai meredup menuju senja, air sungai lebar di depan mereka terlihat mirip gambaran mengenai neraka. Tak saja bergerak dalam kecepatan luar biasa tinggi, melainkan juga bergolak dan meluap-luap. Tak lama lagi air mungkin bahkan meluber naik hingga ke lereng tepian sungai.

Barangkali hujan lebat berhari-hari terjadi di puncak Dieng sana, sehingga kemudian airnya menjelma banjir besar di titik ini.

Penunggang kuda yang bertubuh mungil dan sejak tadi selalu ditempatkan di titik paling tengah mengurai jilbabnya, yang membungkus rapat dan hampir menutup keseluruhan wajah. Ia menatap nanar ke aliran sungai tepat di hadapannya.

“Tak bisa menyeberang ya?” tanya dia, yang berhidung bangir dan berpipi tirus namun justru nampak serasi dengan bentuk tubuh dan wajahnya:

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status