Share

29

Dibanding kampung halamannya, yaitu Karang Bendan, Paranggelung bagi Jaladri lebih mirip sebuah desa besar. Orang-orang tak terlalu banyak terlihat di jalanan. Gerak-gerik mereka pun cenderung lamban dan berkesan malas. Mungkin karena pengaruh suhu juga. Berada di lereng Pegunungan Dieng, tempat itu selalu sejuk sepanjang hari. Mungkin bahkan kala tengah hari dan matahari bersinar terang benderang pun, hawa udara tetap terasa dingin di kulit. Dan ia ingin melihat pagi subuh di sini. Barangkali akan ada kabut tebal, dan mulut kita mengeluarkan uap hangat saat bicara.

Saat ia tiba bersama Wira dan Ningrum, waktu sudah menjelang magrib. Begitu memasuki wilayah kota, Wira langsung memimpin di depan dan mengarahkan laju kudanya menuju alun-alun. Tak terlalu ramai di sana. Maklum, tak lama lagi senja. Semua orang tentu sedang mandi untuk bersiap-siap menunggu azan salat magrib.

Karena hanya tamu, Jaladri ikut saja ke mana Wira pergi. Tahu-tahu saja mereka sudah tiba di dekat

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status