Home / All / My Boyfie is Wolf Alpha / Identitas Lucer

Share

Identitas Lucer

Author: Nona_El
last update Last Updated: 2022-06-24 11:17:42

Aku benci dengan Necia. Hidupnya penuh dengan kepura-puraan. Apakah dia tidak pernah lelah pada dunianya yang berjalan semu itu? Aku meremukkan beberapa kertas penuh coretan tinta. Kemudian, membuangnya ke kotak sampah.

Sambil memijit pelipis, aku mencoba untuk mengingat kembali pernyataan Lucer, beberapa jam sebelumnya.

"Emang benar ya, kamu itu seorang penipu handal. Kalau buaya darat cari mangsa, ya gini, nih." celotehku tanpa rem.

"Nggak," ujarnya dingin.

"Ya, nggak salah lagi, kan? Kalau emang kamu beneran setia. Terus siapa Si Necia?" Aku berkata seakan aku dan Lucer telah berpacaran. Tingkat kepercayaan diriku meningkat, ketika berada di dekatnya.

"Cuma temen."

"Ini seriusan, kan? Kalau gitu, boleh dong aku daftar jadi ...."

Belum selesai ucapanku, Lucer langsung menjawab, "dan dia juga masih berpeluang untuk menjadi kekasih."

Siapa yang tidak hancur mendengar kejujuran dari bibir pria itu? Selama ini, aku belum pernah merasakan penolakan di dalam hidup. Lucer adalah satu-satunya pria yang pertama kali menolak ajakanku, untuk menjalin komitmen bersama. Harapan yang kujunjung siang dan malam, hancur lebur karenanya.

Aku melepas almamater biru gelap, menaruhnya di belakang pundak. Jalanan yang sepi, dengan beberapa buah tiang lampu gantung kulewati begitu saja. Pikiran overthinking yang paling tidak kusukai, hadir kembali di dalam angan. Cinta yang kupikir penyelamat hidupku, sama saja dengan kisah di masa lalu. Semua hal seakan berjalan keluar dari ekspektasi.

Di kursi taman yang ada di dekat kantor pos, aku membuka gawai di sana. Ada banyak daerah dengan wifi gratis di Aluna. Kepadatan penduduk yang menyebar merata tidak mempengaruhi program pemerintah. Benar, aku sangat beruntung menjadi salah satu penduduknya.

Aplikasi chating menampilkan tiga pesan belum terbaca. Masing-masing satu pesan dari grup sekolah Onzer, Nona Kim, dan juga Chel. Aku membuka pesan dari Nona Kim, dan jawabannya masih sama. Huh! Aku harus menunggu lebih lama lagi. Antar jemput yang selalu terlambat, aku mulai lelah bergantung pada orang lain.

Lima belas menit setelahnya, aku berhenti mondar-mandir di dekat tiang penerangan khusus Taman Qerya–terkenal karena ribuan bunga anyelirnya. Kakiku sudah terasa nyeri. Menjadi pihak yang menunggu, sungguh tidak menyenangkan. Aku lupa membawa uang untuk menyewa taksi. Kesialan seakan terus menghampiri, pada siang hari itu.

Sebuah sedan hitam yang tidak asing di penglihatan, membelah jalanan kota. Aku melambaikan kedua tangan, berharap si pemilik mau berbaik hati. Tidak lama setelahnya, sedan itu pun berhenti di depanku. Kaca mobil yang setengah terbuka itu memperlihatkan seorang pria idamanku. Benar kata mendiang ayah, jodoh itu tidak akan ke mana-mana.

"Lucer, boleh minta anterin pulang, nggak?" tanyaku seraya merapatkan kedua telapak tangan. Kupasang wajah memelas, agar actingku terlihat sempurna.

"Iya," Lucer berkata tanpa menoleh.

Satu kata darinya, sudah berhasil meluluhkan hatiku. Terkesan gampangan, tetapi jika melihat seorang pria tampan–terutama orang yang disuka, kemungkinan beberapa wanita juga akan begitu. Terburu-buru aku memasuki mobil Lucer, tak ingin pria itu mengamuk nantinya. Akan jauh lebih buruk, jika dia sampai berubah pikiran.

"Makasih, ya? Besok, aku traktir banyak makanan, deh." Aku tersenyum sendiri lagi. Ya, dia hanya diam, dan langsung menancap gas.

Apakah Lucer punya caranya sendiri, untuk menunjukkan rasa kepeduliannya? Pria dingin itu sepertinya punya banyak rahasia, yang mungkin sengaja ditutupi. Untuk dekat dengan Lucer, aku harus mencari tahu dulu latar belakang kehidupannya.

Mobil kami berjalan mulus, melewati beberapa kedai makanan ringan. Hening, seakan tidak ada makhluk bernyawa di dalam mobilnya. Lampu merah di depan sana masih tersisa dua puluh detik lagi. Itu artinya ada kesempatan untuk lebih akrab dengannya. Karena tidak ingin terlihat terlalu kaku, aku pun mengajaknya berbicara,

"Eh, Lucer, kamu suka makan steak sapi, nggak? Di rumahku ada banyak chef handal yang bisa bikin makanan super enak, loh. Kamu mau nggak mampir ke rumahku? Hum, sebentar aja, deh."

Lucer merenung. Dia seakan teringat sesuatu, entah apa yang ada di pikirannya. Aku menyentuh bahunya, berniat menyadarkannya dari lamunan panjang. Namun, tanganku ditepis dengan cepat. Bagaimana dia bisa memprediksikan pergerakanku, dalam waktu yang sesingkat itu? Wow, matanya sangat tajam juga rupanya!

"Kenapa, Lucer? Aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu kok." Kutahan rasa sakit yang timbul, karena tepisan dari pria itu. Kenapa struktur kulitnya hampir sama dengan Necia? Apakah penduduk asli Aluna memang punya kulit setebal, dan sekeras mereka? Rasanya aneh sekali.

"Aku bukan pemakan daging," tuturnya seakan salah tingkah. Nada bicaranya seperti orang gugup.

Dia bilang bukan pemakan daging, tetapi bau napasnya sendiri seperti baru habis makan daging. Aku hafal betul, bau khas dari daging sapi–keluargaku dulu selalu mengajarkan hal itu. Kenapa dia malah membohongi orang yang sudah ahli sepertiku?

"Kamu nggak suka daging? Kek aneh banget, sih. Mana ada orang yang nggak suka daging."

"Nggak usah bahas hal yang seharusnya nggak perlu kamu tahu." Lucer kembali fokus menyetir.

Kualihkan pandangan ke luar kaca jendela. Pepohonan pinus terlewati begitu cepat. Pemandangan hijau nan indah itu sudah menjadi ciri khas Kota Aluna. Karena bosan, setelah melihat-lihat cukup lama, aku pun meraih gawai. Bagiku, membuka ponsel adalah teman terbaik, ketika sepi kembali hadir.

Chel mengirimkan sebuah gambar, serta caption yang bertuliskan, "Margaret, coba perhatikan gambar ini. Katanya potret aneh ini diambil beberapa jam yang lalu oleh salah seorang turis". Karena penasaran, aku pun langsung membukanya. Di sana terlihat manusia serigala, yang berhasil membuatku kaget setengah mati. Phobiaku hampir saja kambuh, karena ulah jahil sahabatku itu. Bercandanya sangat kelewatan. Aku akan memarahinya, setelah pulang ke rumah.

Lucer spontan menginjak rem. "Ada apa?"

Wajahku rasanya memerah. Bertatapan langsung pada manik mata pria itu, memompa darah ke jantung lebih cepat. Sambil menahan gugup, aku menjawab pertanyaannya, "Hehehe. Nggak papa kok."

"Oh, ya udah kalau gitu." Lucer kembali dingin.

Sepintas, aku melihat sebuah kalung dengan lambang yang aneh, di leher Lucer. Entah gambar apa yang ada di sana. Setelah dipikir-pikir, gambar manusia serigala yang ditunjukkan oleh Chel, juga mempunyai kalung yang sama dengan Lucer. Jangan-jangan ....

Aku menggelengkan kepala, menepis pikiran buruk itu. Kuambil ponsel yang jatuh di bawah sana. Hal yang begitu mengejutkan, kembali terlihat. Ya, Lucer tidak memakai sepatunya. Apakah dia baru saja berubah menjadi seekor werewolf? Celananya tampak sedikit robek, seakan terkena ranting tajam di hutan.

Setelah mengambil ponsel, aku menjadi pikuk. Rasanya tak mampu lagi, untuk berkata apa-apa. Siapa sebenarnya Lucer? Apakah dia memang manusia serigala, yang ada di dalam foto kiriman Chel?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Semoga Bahagia!

    Aluna Gold Empires adalah satu-satunya ibu kota di Negara Rais yang memiliki kristal Ergon–sebuah benda yang dapat membangkitkan tenaga mesin otomatis tanpa bahan bakar. Semenjak Presiden Gama naik jabatan, aku mendapatkan tugas penting untuk kemajuan AGE (Aluna Gold Empires). Kehidupanku sebagai ibu rumah tangga, sekaligus tangan kanan Tuan Gama, menjadikan hari-hariku dipenuhi dengan kesibukan."Bagaimana jika minum teh di Taman Swifolges? Sudah lama kita nggak ke sana, Yang." Suara di telepon terdengar memelas. "Aku akan ambil cuti besok," jawabku."Selamat anniversary yang ke-lima tahun, Sayang."Aku menyeka setetes air mata yang turun menggunakan telapak tangan. "Maaf aku selalu nggak di rumah untuk kamu, Lucer. Gara-gara aku, kamu jadi nggak bisa ke mana-mana.""Aku paham kok. Oh iya, sudah dulu, ya? Aku harus masak bubur untuk makan malam. Cepat pulang, Sayang. Aku selalu merindukanmu." "Lucer?" aku memanggilnya lembut. Suara di seberang sana menyahut, "Kenapa, Sayang? Kamu

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Hujan Meteor

    Dua tahun setelahnya. Penurunan Tuan N sebagai kepala negara telah disetujui oleh para menteri. Aku menyaksikan banyak berita tentangnya di berbagai media. Semenjak dua hari sebelumnya, koran-koran yang dijual hanya terfokus pada pergantian presiden. "Ret, kamu udah bisa ngendaliin semuanya, kan?" Chel meletakkan sebuah mahkota besar di puncak kepalaku.Walaupun ragu, aku tetap menjawab, "Iya, aku udah bisa kok, Chel. Udah, kamu nggak usah khawatir sama aku, oke?" "Berapa banyak yang kamu undang?" Frey membuka pintu dengan keras. Dia terlihat tergesa-gesa. "Ret, kamu ngundang berapa banyak tamu?"Aku lelah untuk mengatakan jawaban yang sama padanya. Bagaimana bisa dia menjadi seorang pelupa ketika telah memiliki satu anak? Haduh! Semakin tua ternyata indera vampir makin melemah."Pernikahan ini private, Frey. Aku cuma ngundang teman-teman kita, dan beberapa yang lain." Aku memakai selop kaca seperti milik Cinderella.Mereka saling bertatapan satu sama lain dalam durasi yang cukup l

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Kecelakaan

    Ban mobilku tidak dapat diubah ke arah kanan. Sepintas cahaya terang, lalu aku tidak ingat apa pun lagi. Semuanya berasa kabur."Margaret, kamu harus sadar, Nak!" Suara yang mirip dengan Bunda Thea membangunkanku dari mimpi indah."Bundaaa!" Secara refleks tubuhku bangkit dari tidur. Rumah sakit? Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Ke mana cahaya itu? "Sayang, bunda udah nggak ada. Kamu lupa?" Tuan Robert yang berada di samping kembali menyadarkan tubuhku di ranjang."Aku melihat bunda, Yah. Dia yang bangunin Margaret dari mimpi indah. Padahal Margaret nggak mau pisah dari dia." Aku mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi sebelumnya.Pria yang mengenakan kemeja hitam kesukaan Bunda Thea itu, hanya bisa menganggukkan kepalanya. Nampaknya dia sudah lelah mengurusiku, yang selalu hidup dalam bayang-bayang masa lalu."Ayah, aku kecelakaan, ya?" "Enggak, Nak."Aku sontak terkejut. "Kalo aku nggak kecelakaan, kenapa aku ada di sini? Aku cuma pingsan doang, ya, Yah?""Enggak, Nak.

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Cinta Lain

    Menjalani pendidikan yang jauh dari keluarga, teman, dan juga kekasih, banyak sekali cobaannya. Aku sampai kewalahan, lantaran selalu mendapat surat cinta dari senior. "Aku suka sama kamu, Phire. Kamu mau nggak nikah sama aku?" Aku akui Varo sosok pria pemberani. Cara dia mengungkapkan rasa sudah lebih dari pengombal handal. Namun bedanya, dia langsung to the points–mengajakku untuk membangun masa depan dalam ikatan."Aku sudah punya kekasih, Var. Maaf, aku nggak bisa," aku menolak seraya berterus-terang. "Lucer Ford udah nikah. Kamu belum tahu, ya?"Plak!Reflek aku pun menamparnya, karena sakit hati mendengar bualan pria blasteran di depanku. Sudah ditolak, malah membawa kabar aneh. Dasar buaya!"Phire, aku seriusan. Kamu lihat aja sendiri ke Aluna, kalo emang kamu nggak percaya sama aku," katanya sambil menahan pedih di pipi."Lucer itu orangnya setia. Mau kamu ngomong atau nyampein berita hoax sama aku, aku nggak peduli!" ketusku. "Gimana kalo dia emang udah ada yang lain? Kam

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Kuliah

    Perselingkuhan .... Mendengarnya saja aku sudah tidak mau, apalagi membahasnya. Hubungan di masa laluku–Kay, mengajarkan banyak hal berharga, dan juga tidak. Bertemu dengan pria yang tak cukup satu wanita adalah pelajaran hidup paling berkesan.Kalau kata Tuan Robert, selingkuh memiliki tiga elemen: dua sebagai pelaku, dan satunya korban. Namun, semakin banyaknya kelebihan diri, biasanya seseorang makin bertingkah. Mengapa bisa kukatakan seperti itu? Kadangkala satu pelaku, dan korbannya banyak–lebih dari satu.Kesempurnaan adalah tolak ukur bagi si pemuja fisik. Begitu pula dengan si korban yang merasa ia adalah "rumah". Hubungan dijalin pada sebuah komitmen semu. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, mereka adalah dua orang yang sama-sama memanfaatkan."Kamu melamun lagi, Ret. Bosan, ya?" Lucer memecah kefokusanku untuk membuat status di media sosial.Aku berdecak sebal, "Ck! Orang diam aja dibilang bosan. Aku bertingkah dibilang mau nyari yang lain. Kamu kenapa, sih?""Pusing, mikirin ke

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Terkuaknya Perselingkuhan

    "A apa!? Lu Lucer orang kaya yang hartanya nggak bakalan abis-abis?" Setelah mengucapkan pertanyaan tanpa harus dijawab itu, Lionel tidak sadarkan diri di lantai. Kak Regard menolong, lalu membawanya masuk ke dalam rumahku.Seisi tamu undangan heboh karena dia pingsan. Salah sendiri kenapa dia bertanya begitu. Toh, aku menjawab sesuai kenyataannya saja. Mau diberi tahu isi saldo Lucer pun dia mungkin takkan kuat. Gaji kepala sekolah menurutku lumayan besar, belum ditambah bonus keaktifan kerja. Lucer dan Regard hanya tinggal bertiga, dan bisa membeli apa pun. Kenapa orang kaya iri dengan kasta yang sama? "Kamu kenapa pake acara pingsan-pingsan segala, sih?" Reona memercikkan air dingin dari gelasnya ke wajah Lionel. Pria yang semula terbaring, begitu disiram keseluruhan barulah terbangun. Dia basah kuyup, termasuk sofaku. "Kok Lionel bisa pingsan? Gimana ceritanya?" Lucer yang tidak melihat kejadian, hanya bisa kebingungan mencari jawaban di antara gelak tawa."Tadi, kan, Si Marga

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Kerja Apa?

    Necia memberikan sesuatu yang tidak bisa kukembalikan. Apa yang ada di dalam sana membuatku menangis diam-diam. Hari sudah mulai pagi, aku harus cepat menyeka air mata di kedua pipi. Kotak yang berisi tentang harapan sedari kecil kututup kembali. Raja Harry adalah orang yang mudah bergaul. Namun, mungkin ayah lupa, jika Raja Oise pernah menolongnya, semasa perang besar terjadi. Berabad-abad lamanya, bangsa elf murni maupun campuran hidup berdampingan dengan banyak golongan. Wilayah Swifolges adalah tempat yang sangat kaya akan sumber daya, terutama bunga-bungaan. Oleh karena itulah, pertempuran besar terjadi.Ayahnya Raja Oise–Kakek Kenneth, memiliki reputasi baik di sejarah Swifolges, berbeda jauh dengan putranya. Jika saja waktu bisa diputar kembali ke kanan, mungkin Ratu Jingga akan menyesali keputusannya.Berbohong itu tidak baik. Menutupi kebohongan dengan kebohongan lain akan memperbanyak masalah. Kekuatan elf mampu menutupi aib. Ratu Jingga pernah menikah dengan Raja Oise, l

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Hadiah Dari Necia

    Aku membuka banyak kado yang terus dikirim oleh Lucer ke rumah. Kurir yang sama agaknya kelelahan karena terus bolak-balik. Aku penasaran, kenapa Lucer menjahili tukang antar barang, dengan membeli satu per satu dalam waktu yang berbeda-beda?"Semua ini dari Lucer, Yah. Aku nggak tahu, sih, kenapa dikirim nggak sekaligus?"Tuan Robert mengambil gunting, berniat membantuku. "Punya dendam pribadi apa pacarmu itu sama kang kurir, Nak? Ayah sampai pusing lihat mereka ke sana-kemari cuma nganter satu per satu paket kiriman Lucer."Punya pacar yang bisa membeli banyak barang tanpa melihat harga, itulah aku. Beruntung sekali, bukan? Uang bagi Lucer mungkin hanya lembaran tak bernilai.Aku menggelung rambut panjangku. Cukup sulit melakukan aktivitas, ketika mahkota manusia itu tergerai. Esok harinya adalah hari penting bagi Tuan Robert dan Nyonya Thea. Mereka menggelar pesta besar di dekat rumahku. Ya, ada panggung besar di samping kanan kediaman Phire. Malam itu, para tamu mungkin akan seg

  • My Boyfie is Wolf Alpha    Suprise

    Mungkin dia kembali hanya untuk berpamitan. Kemudian, pergi selamanya. Aku mendengkus kesal, setelah mengisi banyak tugas catatan kelas matematika. Di dunia ini ada banyak yang datang, lalu pergi. Juga, ada yang singgah, dan menetap. Kita tidak bisa memaksakan, bagaimana hatinya meminta apa yang akan dilakukan ke depannya.Ya, dunia memang penuh dengan plot twist. Di mana kejadian yang sebelumnya kadang masuk planning, bisa keluar kapan saja. Kuucapkan banyak terima kasih pada punggung yang enggan berbalik arah lagi. Tenang saja, payung yang kubawa masih cukup tegar melawan badai kenyataan."Ret, besok pesta pernikahan Nona Kim dan Tuan Robert, kan?" Chel tiba-tiba mengingatkannya lagi. Duh! Padahal aku susah-susah melupakannya.Aku menjawab dengan malas, "Iya, besok pagi-pagi. Kamu nggak mau datang?""Enak aja! Mulutmu minta disumpal pakai bakso goreng, ya? Asal aja nuduh orang yang enggak-enggak." Chel mengeluarkan dompet berbentuk domba. "Nih, kalo kamu mau jajan!" Kemudian, membe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status