PoV Author
Adnan terlihat gelisah karena Reyndad belum juga turun untuk makan malam bersama, padahal mereka sudah menunggu kedatangannya dari tadi."Nan, coba susul suami kamu ke kamar," ucap Fina. Adnan beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju kamar. Terlihat seorang pria berbaring di ranjang memunggunyinya.Ia berjalan mendekatinya lalu melihat mata pria itu sudah tertutup rapat dengan wajahnya yang letihnya. 'Jangan kubangunkan,' batin Adnan lalu meninggalkannya di kamar."Sudah tidur, Bu. Kita makan malam saja," ujar Adnan lalu mereka memulai makan malam bersama tanpa Reyndad.***Setelah selesai, Adnan langsung menuju kamarnya lalu berbaring menghadap sang suami.Tangannya terulur menyentuh wajah tampannya, wajahnya semakin tampan karena ada tahi lalat di bawah mata sebelah kanannya, bibirnya yang merah sedikit terbuka, bulu mata serta alisnya yang tebal, wajahnya yang berkilau dan mulus, hidungnya yang mancung.
Setelah selesai berkebun, Adnan dan Silvia masuk ke dalam rumah, sementara Fina membantu Bi Minah di dapur.Keadaan tangan Silvia dan Adnan dipenuhi dengan tanah hitam yang mereka gunakan untuk menanam beberapa bunga.Mereka membersihkannya di wastafel dapur, lalu Adnan berpamitan untuk ke kamar.Sampai di kamar, Adnan membersihkan tubuhnya lalu melaksanakan salat dzuhur lalu tidur siang di atas ranjang.Silvia membuka pintu kamar sang menantu lalu melihat pendingin ruangannya tidak ia hidupkan.Mungkin dia tidak tahu, atau Reyn tidak memberitahunya, pikir Silvia. Ia masuk secara perlahan lalu menghidupkan pendingin ruangan dan keluar dari kamar.Adnan tidak mengetahui hal tersebut karena tubuhnya sudah lelah.****Pukul 17.05 WIB, Reyndad pulang dari kantor dan mendapati seorang gadis yang sudah berbaring di ranjang dalam keadaan seprai selimut dan bantal yang berantakan.Posisi
Reyndad mengembuskan napasnya lalu mengambil posisi memunggungi sang istri.Ia menutup matanya untuk menghilangkan pikiran negatif tentang Adnan pada dirinya lalu mulai terlelap.****Pagi ini, Reyndad tak mendapati Adnan di ranjang. Ia keluar kamar menuju dapur dan hasilnya nihil.Ia membuka pintu belakang dan pintu depan juga tak ada. Orang di rumah tidak ada.Ia kembali berjalan ke kamar, matanya tertuju pada ponselnya yang menyala di samping ponsel Adnan.Ada sebuah pesan dari Seok.[Papa berangkat hari ini, ya. Banyak banget rapat yang tertunda di sana.]"Tapi, Adnan di mana sekarang," geramnya seraya meletakkan ponsel itu dengan melemparnya ke nakas.Ting!Reyndad kembali mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel itu.[Kaka
****Pukul 04.52 WIB, Reyndad bangun lebih dulu. Ia membersihkan wajah lalu mengambil air wudu dan membangunkan Adnan yang masih menyusul alam mimpinya."Bangun, sayang. Udah subuh."Reyndad mengguncang tubuhnya yang memakai baju tidur lengan panjang berwarna hitam."Hm."Hanya itu yang keluar dari mulutnya sebagai jawaban, tetapi kelopak matanya tak memberi tanda-tanda bahwa matanya akan terbuka.Perlahan-lahan, Reyndad mengangkat tubuh Adnan lalu mereka masuk ke dalam kamar mandi.Reyndad menghidupkan kran air di wastafel, tapi ia lebih dulu menyumbat wastafel tersebut.Reyndad memegang pergelangan kaki Adnan yang dibaluti celana tidur lalu membasahi tumitnya sehingga sang empu terbangun dan memegang kepalanya yang terasa sakit.Adnan menatap Reyndad sedikit lama, ketampanan Reyndad bertambah apalagi wa
Reyndad menatap dalam ke manik hazel milik Adnan. Reyndad melihat Adnan lima kali lebih cantik malam ini, sampai makan malam selesai Adnan membiarkan surai hitam curlynya tergerai cantik."Kita ke belakang, yuk. Lihat bintang malam ini," ajaknya.Sementara Adnan melongo dan membiarkan tangan serta tubuhnya ditarik lembut oleh Reyndad.Sampai di belakang, Reyndad dan Adnan duduk di kursi besi berwarna putih.Mereka menatap ke atas menatap langit dan bulan purnama yang bersinar terang malam ini.Reyndad melirik ke arah Adnan, ia melihat wajah putih mulusnya memantulkan cahaya dari bulan purnama malam ini ditambah lagi Adnan memejamkan mata untuk menghirup angin malam yang dingin nan segar."Kalau kita honeymoon ke Seoul, pasti lebih romantis," gumam Reyndad yang dapat didengar oleh Adnan."Kamu tahu, di Seoul itu udaranya dingin, tapi ada waktu-waktu tertentu udara terasa panas. Jadi, jangan her
#Gadis_Itu_Milikku27Sampai di rumah, Adnan dan Reyndad berjalan masuk ke dalam rumah sambil menenteng plastik bening tersebut.Mereka terkejut dengan kedatangan Silvia yang sudah berada di dapur. Ia sedang menumis sayur kangkung di teflon."Kapan pulang, Ma?"Silvia menoleh ke belakang mendapati Adnan dan Reyndad berjalan ke arah mereka dan berpelukan."Tadi, 1 jam yang lalu. Mama mau kasih kalain suprise. Eh, Mama yang terkejut," kekeh Silvia sembari melepaskan pelukan mereka."Kalian beli apa?""Kue putu. Dia yang borong semuanya," tunjuk Adnan pada Reyndad tanpa menyebutnya dengan panggilan 'kakak' mungkin masih malu atau Adnan belum juga terbiasa."Wah, ini enak."Silvia mengambil satu potong kue putu lalu duduk di meja makan dan memakannya. Reyndad dan Adnan melakukan hal yang sama.Sebagiannya Silvia simpan di lemari es lalu Adnan membantunya di dapur.
"Ayo."Adnan dan Cinta melepaskan pelukan mereka. Adnan menatap Reyndad berdiri di ambang pintu dapur, ia menghapus air mata yang membasahi pipinya dengan kasar lalu menganggukkan kepala. Silvia dan Cinta melepas kepergian mereka sampai ke gerbang rumah.***Di perjalanan, Adnan hanya diam tanpa sepatah kata, sementara Reyndad juga diam harus memulai pembicaraan mereka dari mana."Apa rumahnya jauh?"Reyndad menatap Adnan sekilas sambil tersenyum tipis."Tidak. Cuman 65 menit sampai. Tapi, kalau ke kantor butuh waktu 20 menit aja," jawab Reyndad.Adnan kembali diam dan memfokuskan pandangannya ke depan.***1 jam kemudian, mobil BMW hitam itu berhenti tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi. Di sana ada sebuah istana berwarna putih berlantai 3.Reyndad turun dari mobil untuk membuka gerbang dan kembali masuk ke dalam mobil. Mobil tersebut bergerak tepat di depan rumah."Ayo."Reyndad
"Sudah selesai," seru Reyndad, Adnan menatap makanan tersebut dengan tatapan aneh karena ia belum pernah memakan makanan khas negeri ginseng tersebut.Reyndad menyuapi Adnan, tapi respon Adnan hanya diam tak membuka mulutnya."Bisa dimakan kok, sayang," ucap Reyndad lalu Adnan menerima suapannya."Hem, enak banget."Adnan mengambil piring yang berisi kimchi buatan Reyndad. Tapi, Reyndad malah menariknya ke tengah-tengah mereka."Saya juga mau makan.""Kakak buat lagi aja.""Gak bisa dong.""Gak bi--"Cup.Ucapan Adnan terhenti ketika Reyndad mencium pipi sebelah kanan."Kenapa? Mau lagi?""Makan berdua aja."Reyndad tersenyum gemas melihat Adnan berubah karena ia mencium pipinya.Reyndad menyuapi dirinya dan juga Adnan yang hanya diam dan menerima perlakuan Reyndad padanya.Setelah selesai, seorang wanita paruh baya mengetuk pintu rumah mereka, Adnan d
Pukul 20.00 WIB, aku masuk ke dalam kamar mendapati Adnan yang sudah berbaring di ranjang membelakangiku.Aku meletakkan jas kantor di kepala kursi, membuka dasi dan kancing kemeja lalu membersihkan diri menggunakan air panas.Selesai mandi, aku menatap wajah baby facenya saat tertidur serta bibir plum yang belum pernah kusentuh hingga saat ini.Saat aku menarik selimut, tiba-tiba tubuhnya berbalik menghadapku seraya meletakkan lengan kiriku sebagai bantalan untuk kepalanya.Aku tersenyum melihat tingkahnya yang seenak jidat, tapi aku menyukainya."Selamat tidur gadis kelinci," gumamku seraya menyatukan keningku pada keningnya dan menghirup aroma dari tubuhnya.'Apa dia memakai skincare? Harum sekali wajahnya,' monologku sambil merapatkan tubuhnya pada tubuhku dan aku menyusul gadis ini ke alam mimpi setelah membaca ayat sebelum menutup mata.****Pagi hari, aku merasakan lenganku sanga