Accueil / All / My Girl is mine / Insiden di Pagi Hari

Share

My Girl is mine
My Girl is mine
Auteur: Authoring

Insiden di Pagi Hari

Auteur: Authoring
last update Dernière mise à jour: 2021-04-07 13:57:22

Saat pagi hari yang cerah, seorang gadis memakai baju kaos warna hitam dipadukan dengan rompi serta celana longgar berwarna ungun, sedang berjalan melintasi jalan raya dengan senyum yang merekah di bibirnya.

Bagaimana tidak? Baru 7 hari dia bekerja lalu atasannya sangat memuji gadis itu dengan ketekunannya. Ini pertama kali yang ia dapatkan semasa hidupnya. Tanpa disadari, sebuah mobil Terios berwarna gray melintasi jalan tersebut dan mencipratkan air ke gadis tersebut.

Pluk!

Dia sangat terkejut dengan air tanpa sengaja membasahi rompi serta celana yang ia kenakan.

"Aish," sungutnya. Mobil tersebut berhenti tak jauh dari gadis itu berdiri lalu seorang pria turun dari mobil itu menghampiri seorang gadis yang menatapnya garang.

"Maaf, Mbak. Saya gak segaja," ucapnya sambil menyatukan kedua telapak tangan di depan dada sambil memasang wajah bersalah.

"Heh, lo kalo jalan pake mata dong. Emang nih, jalan punya Bapak lo apa?!" bentaknya. Pria tersebut menatap papan nama yang melekat di hijab hitam tepat di sebelah kiri.

'Adnan Rahmaliyah Husein,' batinnya menatap gadis tersebut. Dia melangkahkan kakinya melewati pria tersebut dengan wajah yang merah padam akibat menahan emosi.

Pria tersebut membalikkan tubuhnya menatap kepergian gadis tersebut dengan langkah seribunya.

"Dasar wanita aneh," gumamnya lalu kembali masuk ke dalam mobil dan menancap gas menuju kantor yang selama ini ia tekuni sekitar 3 tahun lalu.

Sampainya di pekarangan kantor, ia menghembuskan napas secara pelan lalu keluar dari mobil dengan setelan jas hitam senada dengan celana serta dasi yang ia kenakan. Tak lupa dengan kemeja berwarna merah yang membungkus tubuh pria tersebut.

"Selamat pagi, Pak Reyndad," sapa para staf dan karyawan kantor saat dia memasuki ruang lobi menuju ruangannya.

"Pagi, bekerjalah dengan benar," ucapnya dengan senyum tipis. Ya, nama pria itu adalah Reyndad Wijaya Adipratama Seok, direktur di perusahaan khusus properti Adiprtama. Ayahnya menyerahkan semua pada pria tersebut 3 bulan yang lalu karena dia sudah mahir di bidang tersebut. Sedangkan ayahnya, membuka bisnis properti di Korea Selatan ditemani sang istri di sana.

Reyndad membuka pintu ruangannya lalu menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa sambil memijat pelipisnya. Ia masih memikirkan tentang gadis itu yang berani membentaknya di tepi jalan lalu meninggalkannya begitu saja.

"Dia itu buta atau gimana, sih? Masa ketemu sama laki-laki kayak gue aja dikacangin gitu?" gerutunya lalu meminum segelas air mineral yang sudah disediakan di meja kerjanya. Reyndad menghabiskan air tersebut hingga tandas lalu membuka jas yang melekat di tubuhnya dan ia gantungkan pada gantungan kain di sudut ruangannya tersebut.

"Kalo sampai gue ketemu sama dia, bakal gue buat dia terpesona dengan ketampanan gue," ucapnya lalu menarik ujung bibirnya menampakkan smirk yang dia punya.

*** 

Di sisi lain, Adnan berjalan masuk ke dalam toko bakery dengan wajah kusut lalu mengambil beberapa helai tissue di meja resepsionis.

"Kok bisa kotor gitu, Nan?" tanya pria tersebut sambil memandangi Adnan yang sedang sibuk membersihkan sisa lumpur yang melekat di bajunya.

"Gara-gara pria jelek itu. Masa sih, dia cipratin becek ke gue," ucapnya sambil berdecak kesal lalu membuang tissue kotor tersebut ke tong sampah yang tak jauh dari tempat ia berdiri.


"Ya udah, lupain aja kejadian itu. Cepat ganti baju sebelum Pak Roy datang." Pria tersebut menuntun Adnan berjalan ke ruang ganti khusus karyawan lalu meninggalkan gadis tersebut.

"Iya, Fer," jawab Adnan lalu masuk ke ruang ganti tersebut. Setelah selesai, ia kembali menuju meja resepsionis dan melihat Fero dan beberapa teman-temannya yang sedang melayani beberapa pengunjung di sana.

Seperti inilah aktivitas Adnan sehari-hari, bekerja di toko roti sebagai pelayan dengan gaji yang kurang mencukupi. Tapi, ia tidak pernah memperhatikan nilai rupiah yang ia terima. Ia sangat bersyukur ada yang mau menerimanya bekerja di sini dan itu sangat ia hargai.

Pukul 10.00 WIB, seorang pria bertubuh besar datang ke toko roti tersebut. Dia adalah bos dari toko ini, yaitu Roy Purnama. Pria tersebut menatap pengunjung yang ramai di tokonya membuat senyuman itu merekah dan para karyawan toko bahagia melihat atasannya.

"Kerja yang bagus," ucapnya sambil memberikan dua jempol pada karyawannya.

"Di mana Adnan?" tanyanya pada Fero yang baru saja keluar dari dapur sambil membawakan puncake cantik yang tertata rapi di nampannya.

"Di sana, Pak," tunjuk Fero pada seorang gadis yang sedang melayani beberapa pengunjung. Roy memerintahkan Fero agar membawakan Adnan padanya. Fero menganggukkan kepala lalu memberikan pesanan kue tersebut pada pengunjung lalu berjalan menuju Adnan.

"Ada apa, Pak?" tanya Adnan sopan menatap bosnya yang sedang merapikan kacamata yang melekat di hidung pria tersebut.

"Bawakan beberapa kue pesanan yang sangat istimewa ke kantor Adipratama di jalan ini." Roy memberikan secarik kertas kecil yang menunjukkan alamat yang akan ia tuju.

"Baik, Pak." Adnan menerima kertas tersebut lalu berjalan ke dapur untuk mengatakan pada beberapa chef yang bekerja di sana.

"Chef, Pak Roy minta buatkan beberapa kue istimewa," ucap Adnan pada seorang chef laki-laki bernickname Alvaro Aditya Rizky.

"Oke," balasnya lalu Adnan keluar dari dapur lalu duduk di kursi resepsionis untuk menunggu kue tersebut.

***

30 menit kemudian, Fero memberikan 10 kotak yang berisi kue pada Adnan. Dengan senang hati, Adnan menerimanya lalu membawanya ke motor khusus mengirim pesanan sambil mengenakan helm yang membungkus kepalanya.

"Hati-hati," ucap Fero saat motor yang dikendarai Adnan melaju menuju alamat.

"Semoga tuh bocah gak kesasar," gumamnya lalu berjalan masuk ke dalam toko. Sedangkan Adnan, senyumnya menghiasi wajah cantik itu. Bagaimana tidak, jika ada pesanan seperti ini dalam  dua atau tiga kali berturut-turut, gajinya bisa ditambah dua kali lipat dari biasanya.

Cit!

Motor berhenti tepat di depan pos satpam. Adnan membuka kaca helmnya lalu dipersilahkan masuk oleh beliau. Sampai di depan kantor, jujur Adnan menatap takjub kantor megah tersebut. Dulu, dia sangat berkeinginan bekerja di sini. Tapi, ekonomi keluarganya tidak mencukupi. Beruntung Fero membawa Adnan bekerja bersamanya.

Langkahnya berjalan masuk menuju kantor tersebut lalu memberikan ponselnya pada resepsionis sebagai bukti bahwa kantor ini memesan bakery dari tokonya.

"Silahkan menuju ke ruangan Pak Reyndad, Bu." Seorang wanita menuntut Adnan agar mengikuti langkahnya menuju ruangan tersebut. Entah itu secara kebetulan, atau mereka sudah ditakdirkan.

Tok ... tok ... tok ....

Wanita itu mengetuk pintu ruangan yang dilapisi kaca tersebut.

"Masuk!" 

Terdengar suara teriakan dari dalam. Adnan dapat mendengarnya.

"Tunggu di sini dulu ya, Bu." Wanita tersebut masuk saat Adnan menganggukkan kepalanya sambil memegang beberapa kotak kue yang ada di kedua tangan mungilnya.

Tak berselang lama, wanita tersebut kembali keluar dari ruangan dan menginstruksikan Adnan agar segera masuk untuk menemui atasannya. Dengan langkah pasti serta senyuman yang terukir di bibir mungilnya, ia berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Maaf, Pak. Tadi ...."

Ucapannya terhenti saat melihat seorang pria tampan dengan rambut yang tertata rapi ke belakang sehingga memperlihatkan jidat paripurnanya. Bukan, bukan itu yang membuat Adnan terkejut. Tapi, wajah pria tersebut, sangat tampan.

"Oh, jadi Bapak yang pesan kue ini?" Adnan berjalan menghampiri pria tersebut sambil berkacak pinggang.

"Ah, maaf atas kejadian tadi pagi," cicit Reyndad sambil memijat pelipisnya dengan satu tangan.

"Maaf? Baru sekarang Anda minta maaf?!" bentak Adnan padanya. Betapa terkejutnya Reyndad mendengar ucapan gadis tersebut. Wajahnya memerah akibat menahan emosi serta dadanya yang naik-turun sambil mengatur napas.

Tanpa pikir panjang, Reyndad mengeluarkan dompetnya lalu memberikan 30 lembar uang kertas seratus ribu pada Adnan.

"Saya sudah minta maaf, dan terima kasih untuk pesanan saya," ucap Reyndad. Adnan yang melihat pria arrogant ini, berlalu meninggalkan pria tersebut.

"Gue gak bakalan mau ketemu sama cowok sombong itu," gumamnya keluar dari kantor tersebut menuju motor yang ia parkirkan dengan rapi di luar kantor. Saat helm tersebut yang membungkus manis di kepalanya, ia melihat mobil Terios yang tadi pagi mengerjai dirinya.

Adnan tersenyum miring melihat mobil tersebut, ia berjalan menuju mobil tersebut lalu tangannya terulur  mengempeskan ban mobil tersebut. Bukan 1, melainkan 4 sekaligus dan berlalu meninggalkan kantor tersebut.

***

Wah, gimana ya ekspresi wajah Reyndad nantinya? Jangan lupa untuk selalu dibaca dan review ya, kak. Jika saya ada kesalahan dalam menulis. Terima kasih banyak.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • My Girl is mine   Don't Ever See Me Again

    Adnan melepaskan tangannya di dalam genggamanku dengan kasar. Tanganku terhempas dengan kasar di udara seiring tubuhnya berjalan masuk, matanya menatapku dengan tatapan benci seolah tak ada rasa rindu dan cinta di sana.Sementara aku hanya bisa diam mencerna ucapannya.Don't ever see me again."Geulaeseo,ige dangsin-i na-ege han jis-ingayo, Adnan? Wae naleul neoegeseo meol-eojige mandeulgo, neoui gyeot-eseo salajigo, naega geogieeobsneun neo jasin-ui haengbog-eulo meolliseo neoleul chyeodabogo sip-eo? Jigeum museun saeng-gag-eulhago issnayo, Adnan? naneun dangsin-eul chaj-eulyeogo ae sseossgo, simjieo eomeonido dangsin-ui ileum-eul buleumyeo pohyohayeo dangsin-eun ppalli jib-eulo dol-a wassseubnida."Aku menyeka air mata dengan kasar, kembali masuk ke dalam Cafe Halal untuk membayar makananku dan kembali ke hotel.(Jadi, ini yang kamu lakukan padaku, Adnan? Kenapa kamu ingin membuatku menjauh darimu, menghilang di sisi

  • My Girl is mine   You Are Wrong Person?!

    Pagi hari, Reyndad kembali berjalan menuju cafe halal. Ia melihat wanita berhijab dan bergamis warna navy sambil menggendong seorang anak kecil kira-kira usianya 2 tahun.Wanita itu membuka cafe halal seraya mencium pipi gadis kecil itu yang berada di gendongannya."Apa dia sudah menikah?" gumam Reyndad seraya duduk di bangku panjang dan memegang ponselnya.Pintu itu kembali tertutup rapat. Tak berselang lama, datanglah para pegawai dan beberapa orang chef memasuki cafe tersebut."Sekarang masih pukul 6 pagi."Reyndad menatap layar ponselnya. Walaupun masih pagi, banyak orang berlalu lalang berjalan di sini.Reyndad tetap duduk di bangku itu seraya menatap ponselnya. Bukan, itu hanya untuk mengalihkan perhatiannya agar mereka tak merasa terusik ketika Reyndad diam-diam mengintai cafe tersebut.Tak lama, wanita itu keluar seraya menenteng dua kotak di tangannya dengan helm yang melekat di kepalanya.Adnan.

  • My Girl is mine   Dia Sangat Tampan

    Reyndad hampir saja tersesat. Tapi, ia menghidupkan GPS di ponselnya lalu menggunakan peta dari ponselnya menuju cafe halal.Lumayan jauh dan memakan waktu lebih kurang 2 jam."Akhirnya," gumamnya seraya masuk ke dalam cafe halal tersebut.Reyndad duduk di meja sebelumnya ketika ia pertama kali datang ke cafe ini. Reyndad mengangkat tangannya ketika seorang wanita berpakaian seragam yang sama dengan karyawan lainnya menoleh ke arah Reyndad, berjalan seraya membawa buku menu."What do you want, sir?" tanyanya.Reyndad melirik ke papan nama wanita itu, Mia.(Mau pesan apa, Tuan?)"I'd like dessert, a sweet one and a cup of green tea."(Saya mau makanan penutup, yang manis dan secangkir teh hijau.)"Okay, please wait a few more minutes. We will carry your order."Mia berjalan meninggalkan Reyndad. Ia sedikit terpanah dengan pesona Reyndad, tak biasanya ia bertemu dengan lelaki yang tampan sepertinya.(Baik, si

  • My Girl is mine   Stunned to See Your Charm

    "Kita ke 'Cafe Halal' itu aja," tunjuk Reyndad."Jangan!" gertak Jong Ru membuat Reyndad menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh tanda tanya."Wae?""Ani, geogi eumsig-i bissada," jawab Jong Ru.*Bukan, di sana makanannya mahal.*"Bissan? Bunmyeonghi hallal eumsig-imyeo seuta hotelmankeum bissaji anh-eul sudo issseubnida. Uhoejeon."*Mahal? Jelas itu makanan halal, gak mungkin semahal di hotel berbintang, kali.Balik kanan.*Jong Ru langsung memutar mobilnya tanpa melihat ke kaca spion. Beruntung tidak ada mobil lain di belakang mobil mereka.Jobg Ru dan Reyndad turun dari mobil. Jujur, Jong Ru sangat takut jika Adnan sampai tahu Reyndad berada di California."Mau duduk di mana?" tanya Jong Ru."Dekat pintu masuk saja."Reyndad mendudukkan dirinya di kursi yang ia inginkan. Sementara Jong Ru celingak-celinguk melihat keberadaan Adnan. Tidak ada, pikirnya."Hi good morning. What would you like

  • My Girl is mine   Jangan Sampai Ini Terjadi

    Reyndad menunggu Jong Ru sambil memainkan ponselnya. Ia berselancar di aplikasi Instagram ketika ia memposting jari manis milik Adnan yang terselip 3 buah cincin pernikahan dan 2 buah cincin mahkota dan berlian darinya dengan caption 'bogoshipda'. Tak lupa dengan emotikon love berwarna purpel, putih, merah, dan sebuah gambar cuncin dan berlian di sana.Banyak komentar dari nitizen yang merasa kecewa, patah hati dan karyawan yang turut mendoakan Reyndad agar tetap langgeng bersama Adnan.Reyndad jarang sekali mengumbar kemesraan mereka. Memajang foto mereka berdua di sosial median, entah itu di poto profil maupun poto sampul. Hanya memamerkan bagaimana bahagianya mereka melalu kata-kata lugas Reyndad saja.Walaupun Reyndad memposting hanya dua postingan tanpa mengumbar wajah Adnan.Tin!Reyndad menoleh ke arah mobil BMW silver lalu keluarlah Jong Ru. Reyndad segera menenteng kopernya seraya berlari kecil ke arah mobil Jon

  • My Girl is mine   Kau Masih Beruntung

    PoV AuthorPukul 20.00 PT, Jong Ru telah selesai membersihkan diri. Ia mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil seraya duduk di ranjang memegang ponselnya.[Gue akan pergi ke California. Untuk liburan saja, kita satu kamar ya.]"Kenapa harus berkunjung, sih?" gumam Jong Ru mencebikkan bibirnya karena kesal.[Terserah padamu,] balas Jong Ru lalu menonaktifkan ponselnya. Ia berpikir bahwa Reyndad tak boleh tahu perihal Adnan berada di California.Tapi, bagaimana ia harus menyembunyikan Adnan dari Reyndad. Apa dia perlu memberitahukan pada Adnan?Jong Ru menggelengkan kepalanya. Ia tak boleh mengatakan ini pada Adnan. Melainkan pada Yayuk."Astaga, bahkan nomor temannya pun gue gak punya," cicitnya.Jong Ru bergegas menuju ke rumah Yayuk karena ia akan mengajak Adnan ke acara festival sebelum pergantian tahun.***Reyndad telah menyiapkan perlengkapannya. Besok pagi, ia

  • My Girl is mine   Pasti Akan Kembali

    Tumben Jong Ru pergi liburan ke luar negeri. Tak biasanya dia seperti ini, pikirku.Tak lama, Jong Ru mematikan ponselnya ketika seorang wanita memanggil namanya. Seperti suara yang tak asing bagiku."Mungkin Jong Ru mencari gadis di California untuk ia jadikan istri," gumamku seraya meletakkan ponsel di nakas lalu keluar dari kamar.Terlihat mama sedang duduk sendirian di meja makan sambil meneguk teh hijau di cangkirnya."Bissan mulgeon-eul saji ma, wae susib-eog dalleoga deuneun chaleul sa gess-eo?!" bentak mama padaku.*Jangan beli barang yang mahal, untuk apa kamu beli mobil yang harganya miliaran itu?!*Aku cukup terkejut dengan ucapan Mama."Eomma, beolsseo ilhago iss-eoyo. Beolsseo seuseulo don-eul beol su issseubnida," ucapku berjalan menuju kulkas.*Ma, aku udah kerja. Udah bisa menghasilkan uang sendiri, itu hakku, Ma.*"Adnan-eul dasi gajyeool su e

  • My Girl is mine   Aku di Korea Sekarang

    Jong Ru menceritakan keadaan Reyndad yang sangat tragis karena ditinggal oleh Adnan. Dari lubuk hati Adnan, ada rasa iba dan khawatir. Tapi, egoisnya melebihi rasa belas kasihan untuk Reyndad."Jangan ceritakan tentang dia," ucap Adnan menatap Jong Ru.****Pagi ini, Reyndad berangkat ke Korea sekedar liburan karena 1 bulan ini kantornya cuti menjelang pergantian tahun.Reyndad memesan tiket pesawat bagian bussines lalu menjadwalkan keberangkatannya jam 20.00 WIB.Setelah mengemasi pakaian dan baju tebal di dalam dua buah koper miliknya, pukul 19.23 WIB ia berangkat menggunakan taksi online yang sudah Reyndad pesan tiga puluh menit lalu.'Aku akan ke Seoul tanpamu,' batin Reyndad menatap tiket pesawat dengan nomor 2 milik Adnan dulu.Reyndad naik ke pesawat dan mencari tempat duduknya sesuai dengan nomor tempat duduk dan ternyata ia berada di samping jendela. Reyndad duduk seraya menggunakan sabuknya lalu mengeluarkan po

  • My Girl is mine   Aku Merindukanmu

    Pukul 16.00 PT, Adnan telah selesai menyiapkan makan malam beserta sereal yang ia buat dengan susu hangat. Yayuk pulang ke rumah dengan wajahnya yang lelah.Ia tersenyum pada Adnan sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi. Setelah Yayuk menggunakan kamar mandi, Adnan memakainya untuk membersihkan tubuhnya.Malam ini, Yayuk memberikan informasi bahwa ia akan memasukkan Adnan ke kursus bahasa Inggris khusus orang dari Indonesia agar ia cepat memahami bahasa Inggris."Apa biayanya murah?" tanya Adnan."Gak ada yang murah, Nan. Di sini kehidupannya mahal, gak ada yang gratis.""Baiklah."Adnan menyetujui permintaan Yayuk walau ini terlalu cepat baginya. Tapi, lebih cepat lebih baik, bukan?****Keesokan harinya, Adnan dan Yayuk sampai di sebuah gedung kursus bahasa. Di sini semuanya lengkap, mulai bahasa Jepang hingga Mandarin."Bisa kita mulai?" tanya wanita itu pada Adnan."Bisa."

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status