Share

Bab 17

Aku kembali menuju kamar. Terlihat Mama mertua masih terbaring lemah di atas pembaringan, aku duduk di tepi ranjang dengan Daffa yang ada di gendonganku.

"Sudah baikan, Ma?" tanyaku sesaat setelah melihat Mama Mertua, wajah tua itu masih terlihat pucat.

"Iya, tapi perut masih ngerasa nggak nyaman," ucap Mama dengan lirih. Nada suaranya masih terdengar lemah. 

Entahlah, aku masih bingung dengan perasaanku saat ini. Dengan teganya kuberikan obat pencahar itu ke dalam minuman Mama, namun ada rasa kasihan yang menyelinap di dalam dada saat melihat Mama sampai pingsan, namun saat melihat dirinya sudah membaik ada rasa kecewa.

Jahatkah aku?

Kurasa tidak, bukankah apa yang dilakukan Mama jauh lebih kejam?

"Mama tadi habis dari rumah Lidya?" tanyaku. Aku bangkit dari tempat dudukku, menimang-nimang Daffa.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status