Share

Bab 9

Wajah itu terlihat bingung menatapku. Keningnya berkerut dengan alis yang saling bertautan.

Kututup mulutku dengan telapak tanganku agar tawa ini bisa terhenti. 

Bagaimana aku tak menertawakan dirinya, saat ini ia menggunakan dalih agama untuk mendukung niatnya memperistri perempuan lain, sedangkan sebelumnya Mas Pandu telah mencicipi tubuh perempuan yang belum halal untuk disentuhnya?

"Kenapa kamu tertawa? Bukankah yang kukatakan itu benar adanya? Bahkan Tuhan menjanjikan surga untuk perempuan yang rela dan ikhlas untuk di madu."

Aku mengangguk seraya menahan bibir agar tak lagi menyemburkan tawa. Mas Pandu mengangkat sebelah alisnya.

"Memang poligami itu diizinkan dalam agama," ucapku terjeda. Mas Pandu mengangguk.

"Aku pun juga mendukung seorang lelaki diperbolehkan untuk poligami. Bahkan aku jug

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status