Selama proses pengobatan, kesembuhan Zack ternyata bisa lebih cepat, hingga membuat petapa itu merasa kagum dengan kemampuan yang Zack miliki."Proses penyembuhan ternyata lebih cepat daripada yang aku duga," kata petapa memberitahu Zack.Hal itu membuat Zack merasa senang saat ia bisa bangun dari tempat tidurnya dan bisa berlatih berjalan.Tidak butuh waktu sampai satu bulan Zack sudah sembuh dan sudah bisa berjalan normal. "Kau sekarang sudah membaik, tetapi kau harus membangun kekuatan fisikmu, karena banyak bagian tubuh yang kemarin terluka. Kau harus berlatih lagi dari awal dengan pelan-pelan," kata petapa yang tahu jika Zack merupakan seorang petarung yang memiliki kemampuan.Sayangnya, ia tidak tahu jika Zack merupakan seorang pangeran. Pangeran yang kini pekerjaannya telah direbut."Baik, aku akan berlatih agar lebih hebat lagi untuk bisa mempelajari ilmu bela diri kembali, aku ingin menguasai jurus pedang kematian," kata Zack yang mendengar wasiat ayahnya untuk menggunakan
Pedang kematian sudah menjadi rahasia. Seakan petapa tahu semua tentang kehebatan pedang kematian tersebut. Petapa itu jadi tahu, jika pedang kematian hanya bisa diambil oleh keturunan kerajaan itu benar, maka dari itu tidak heran jika petapa itu mengetahuinya."Iya, kau harus berusaha bersabar agar bisa mendapatkan pedang kematian tersebut," kata petapa yang saat itu tidak begitu yakin dengan Zack."Bagaimana kau bisa tahu banyak tentang pedang kematian?" tanya Zack penasaran."Aku mengetahui hal tersebut karena ada yang menceritakannya dan kitab sebelas jurus pedang," kata petapa itu memberitahu Zack."Jika memang pedang kematian tersebut ditulis dalam sebuah kitab. Bolehkah aku meminjam kitab tersebut untuk bisa aku pelajari karena aku sedang mencarinya?" tany Zack."Aku hanya memiliki satu kitab terjemah dari kesebelas kitab keahlian pedang kematian, yang harus kamu kuasai untuk bisa mengendalikan pedang kematian tersebut," kata pertapa itu.Mengetahui hal itu pun Zack terkejut, d
Zack duduk mendengarkan perkataan pertapa yang curiga, dia bukan penghianat."Aku Pangeran Zeck, mereka sengaja membenciku agar aku mati dimakan binatang buas," jawab Zack membuat sang Pertapa kaget.Selama tiga bulan Zack di sana pertapa tidak menyangka dan tidak tahu siapa dia sebenarnya.Meski semua itu tidak mudah baginya, tetapi Zack masih terus berusaha mendapatkan yang terbaik dan juga hal-hal yang ingin diketahuinya. Yang mana dia bisa benar-benar mendapatkan kesempatan untuk bisa membalaskan dendam ayahnya. Yang membuatnya juga tidak ingin terlihat tidak peduli. Maka dari itu, dengan semangat dan kemampuannya tersebut ia berusaha untuk memulihkan dirinya terlebih dahulu, sebelum berlatih ilmu tenaga dalam yang sangat menguras tenaga tersebut."Kau ternyata Pangeran Zack, pantas saja kau begitu bersemangat ingin mendapatkan pedang kematian," kata pertapa yang kaget setelah diberitahu siapa sebenarnya Zack.Awalannya pertapa tidak percaya, tetapi setelah mendengar penjelasan la
Mendapat penjelasan dari Sang Pertapa membuat Zack memulai perjalanan ke Perguruan Pedang Selatan. Dengan tujuan untuk bisa mempelajari keseluruhan ilmu pedang kematian. Di mana ia ingin cepat menguasainya dan membalas dendam.Zack berjalan sesuai petunjuk jalan yang diberikan oleh Sang Pertapa untuk pergi ke Perguruan Pedang Selatan.Setelah melakukan perjalanan jauh, akhirnya sampai ke Perguruan Pedang Selatan. Di depan pintu gerbang dia dihentikan oleh penjaga."Ada keperluan apa?" tanya penjaga tersebut kepada Zack yang membuat Ia pun berhenti dan menyampaikan apa yang ia sedang cari."Aku ingin mencari Guru Arya," jawab Zeck membuat penjaga itu tersenyum karena tahu jika sudah banyak sekali orang yang ingin menjadi murid dari guru Arya dan ditolak. Tidak ada satupun dari mereka yang menjadi murid dari seorang guru tersebut. Sudah berpuluh-puluh tahun lamanya guru Arya tidak mengangkat murid setelah murid terakhirnya menghianatinya, hal itulah yang membuatnya tidak pernah memili
Latihan sulit membuat Zoe lelah, tapi ia tak boleh menyerah. Turun dari bukit yang benar-benar membuat kakeknya sakit. Ia sampai di danau bersama Azil.Udara yang tadinya dingin sudah tak terasa dingin, Zoe duduk sebentar di dekat danau. Ia rasa nafasnya belum stabil setelah berlari turun dari bukit.“Aku istirahat sebentar,” ucap Zoe sambil duduk di bawah pohon rindang, untuk sekedar bersandar dan meluruskan kaki.Azil menatap Zoe yang kelelahan, begitu juga dirinya. Ia langsung berbaring tidur menghadap langit yang luas.“Kau benar, aku juga lelah,” ucap Azil yang juga beristirahat. Udara masih terasa sejuk. Waktu masih begitu pagi. Azil tak mengira jika turun lebih cepat daripada naik. Ia yang menghilangkan lelah sejenak, merasa nyaman melihat langit yang sudah mulai terang “Aku tak mengira jika jaraknya dekat,” kata Zoe yang merasa sekarang jaraknya lebih dekat daripada sebelumnya. Padahal sebelumnya dia juga pernah menaiki Bukit tersebut, tapi dia sampai menghabiskan waktu set
“Hanya dari kitab pedang pertama,”jawab Zoe yang saat itu memberitahukan kepada rekannya jika dia hanya mempelajari buku jurus pedang pertama dan tidak memiliki seorang guru. Awal mula Ia memang sangat kesulitan, tapi dengan kebiasaan tersebut membuat dia berusaha sebesar mungkin dan akhirnya bisa menguasai jurus pedang. Meski pengalamannya belum banyak tapi setidaknya Dia pernah ikut kompetensi yang diadakan di gudang senjata. Hal itu menambah kecepatannya dalam bertarung dan mengetahui ternyata lebih banyak pendekar yang lebih hebat dari dirinya.“Pantas saja kau tak berpengalaman berperang,” kata Azil mengamati dan mengetahui apa yang dilakukan oleh Zoe yang benar-benar berbeda dari pendekar pada umumnya. Ternyata dia baru sadar jika Zoe selama ini membelah diri jurus pedangnya hanya dengan buku saja, yang mana seharusnya dia harus memiliki seorang guru agar lebih matang.“Kau tahu itu?” tanya Zoe ingin tahu bagaimana alasan Azil bisa mengetahui jika kemampuan menyusui tidak s
"Maaf Kek, tapi ini juga sulit," ucap Zoe membela diri karena sudah lelah."Turun lagi kalian dan lanjutkan dengan berenang!" perintah latihan selanjutnya dari kakek Ling.Zoe dan Azil berada di tengah-tengah latihan sulit untuk persiapan latihan selanjutnya yang mana ia harus berenang. Meskipun mereka sudah berlatih keras, mereka menghadapi rintangan yang tak terduga ketika cuaca tiba-tiba berubah menjadi buruk, menyebabkan air Danau menjadi dingin dan gelap. Mereka harus mengandalkan kekuatan dan kepercayaan satu sama lain untuk tetap fokus dan menyelesaikan latihan dengan baik. Dengan saling memberi dukungan, mereka berhasil melewati tantangan itu dan keluar sebagai pemenang, memperkuat ikatan persahabatan mereka dalam proses tersebut.Setelah latihan sulit itu, Zoe mendapat teguran dari Kakek Ling, gurunya yang bijaksana, karena kurangnya fokus dan ketidak disiplinannya di Danau . Meskipun sulit untuk menerima kritik, Zoe menyadari bahwa teguran itu datang dari tempat yang baik d
Zoe dan Azil setelah selesai latihan renang dan makan. Mereka berdua beristirahat. Setelah semua yang sudah dilewati. “Wah, latihan hari ini benar-benar melelahkan. Tapi aku merasa teknik renangku semakin baik,” ucap Zoe yang saat itu merasa ia makin berkembang. “Aku juga merasakannya. Pelatih benar-benar mendorong kita hari ini. Tapi itu bagus, aku butuh latihan ekstra untuk besok,” kata Azil yang juga tidak mau kalah. “Oh iya, kompetisi itu! Kamu pasti bisa, Azil. Aku akan datang untuk mendukungmu,” kata Zoe yang tahu akan ada kompetisi ranang yang di adakan Kakek Ling. “Terima kasih, Zoe. Dukunganmu berarti banyak. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan gaya punggungmu tadi? Aku lihat kamu semakin cepat.” puji Azil yang tahu jika Zoe semakin sua saja. “Iya, aku mencoba tips yang kamu berikan minggu lalu. Ternyata memang membantu!” Ucap Zoe sangat berterima kasih pada.Azil “Baguslah. Kalau kita te