共有

Bab 423

作者: Emilia Sebastian
“Prang!”

Baru saja Abista menginjakkan kakinya ke ruang baca, dia langsung mendengar suara cangkir teh yang dibanting ke lantai dan hancur berkeping-keping. Dia buru-buru berjalan masuk, lalu melihat adiknya yang setuju untuk menunggu di dalam kamarnya dengan patuh pagi ini sedang berlutut di hadapan ayah mereka.

Di samping lutut Kama, terlihat cipratan teh. Dinilai dari serpihan cangkir yang ada di sana, sepertinya sudah ada beberapa cangkir teh yang dihancurkan ayah mereka.

Damar duduk di kursinya dan menatap Kama dengan mata memicing. Nadanya terdengar penuh amarah. “Kama, kutanya kamu untuk yang terakhir kalinya. Apa sebenarnya yang mau kamu cari di ruang bacaku?”

Kama hanya menunduk tanpa menjawab. Dari awal dia tertangkap sampai sekarang, masih belum ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Tidak peduli bagaimana Damar bertanya, dia tetap hanya menunjukkan ekspresi datar dan bungkam.

Damar pun makin marah dan berseru, “Baik. Berhubung kamu bisa melakukan hal keji seperti i
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 591

    "Ayo jalan. Bukannya kamu bilang mau lihat bintang? Di mana kita bisa lihat bintang? Kak Kama nggak tahu jalan.""Aku tahu, aku tahu! Aku akan tunjukkan jalannya ke Kak Kama!"Saat mendengar mereka akan pergi melihat bintang, Syakia langsung gembira."Baiklah. Kalau begitu, kamu tunjukkan jalannya. Kakak akan menggendongmu.""Tapi aku berat sekali. Kak Kama bisa capek kalau menggendongku.""Siapa bilang kamu berat?""Kata Kak Kahar.""Dia lemah sekali, bahkan lebih parah dari Ranjana. Jangan pedulikan dia. Dengarkan ucapan Kakak, Syakia nggak berat. Meski kamu sudah besar, Kak Kama juga masih bisa menggendongmu!""Kak Kama baik sekali!""Kalau begitu, siapa yang paling baik? Coba jawab, Kak Abista atau Kak Kama yang paling baik?""Hmm .... Kalian berdua sama baiknya!""Cih, jelas-jelas aku paling baik!""Hehe ...."Hari itu, kakak beradik itu pergi ke pinggiran kota dan memandangi bintang sepanjang malam. Ketika kembali, mereka pasti akan dimarahi. Namun, ketika melihat benjolan di kep

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 590

    "Kak Kama, Kak Kama! Ayah bilang, malam ini akan ada banyak bintang. Ayo kita keluar dan lihat bintang bersama!"Saat itu, Kama yang berusia 10 tahun dihukum ayahnya untuk berlutut di kamar karena memukul anak-anak lain di sekolah. Sementara itu, Syakia yang saat itu baru berusia 6 tahun berlari masuk dan langsung menyaksikan hal ini."Kak Kama, kamu kenapa? Kenapa berlutut di lantai? Kak Kama, cepat bangun! Lantainya dingin. Kata kepala pelayan, kamu bisa sakit kalau berlutut kelamaan."Syakia kecil berlari ke sisi Kak Kama, lalu memeluk lengannya, dan berusaha menariknya untuk berdiri."Jangan ganggu aku, aku mau berlutut di sini!"Kama tidak peduli meski ayahnya menghukumnya. Intinya, dia pasti akan pergi menghajar kedua bajingan bermulut buruk itu setelah hukuman ini! Berani-beraninya mereka memanggilnya anak yatim! Dia pasti akan menghancurkan mulut mereka!Kama yang berusia 10 tahun tidak terima dihukum ayahnya. Dia merasa kesal dan mengangkat tangannya untuk mendorong Syakia men

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 589

    Ayu menarik keluar kotak kayu itu dari bawah tempat tidur Kama. Saat ditarik keluar, terdengar suara gemerincing di dalam kotak kayu itu. Begitu membukanya dan melihat setumpuk uang logam di dalamnya, mata Ayu langsung berbinar."Ternyata ada begitu banyak uang yang disembunyikannya."Ayu melihat kotak besar itu dan langsung gembira. Dia sedang mengkhawatirkan masalah uang. Berhubung Kama memiliki uang, uang itu akan jadi miliknya. Lagi pula, dia akan membuat Kama kembali cepat atau lambat."Coba kuhitung, berapa banyak uang yang diperoleh Kak Kama?"Ayu menuang keluar semua uang logam di dalam kotak kayu itu. Dia tidak peduli dengan untaian uang logam dan hanya mengacak-acak tumpukan uang itu. Setelah mengacaknya beberapa kali dan menemukan bahwa hanya ada untaian uang logam di dalamnya, ekspresi gembira di wajahnya langsung menghilang.Apa-apaan ini? Ternyata kotak sebesar ini hanya berisi uang logam? Ayu mengira pasti ada beberapa batangan perak atau semacamnya di dalam. Akan tetap

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 588

    Namun, Kahar tiba-tiba teringat penolakan Kama terhadap Ayu tadi. Pada akhirnya, sampai sosok Kama menghilang di balik pintu, dia masih tidak mengatakan apa pun.Melihat Kama yang sadar diri dan pergi sendiri, Ayu merasa jauh lebih baik. Jangan mimpi Kama bisa mengusirnya. Berhubung sudah datang, dia tidak akan pulang dengan tangan kosong lagi kali ini.'Jangan khawatir, Kak Kama. Kamu nggak akan bisa lari,' gumam Ayu dalam hati. Ada secercah cahaya yang melintasi mata Ayu. Namun, dia segera memasang lagi raut wajah khawatir, bagaikan seorang adik yang sangat peduli pada kakaknya ...."Kak Kahar, Kak Kama mau pergi ke mana? Di luar sangat gelap, gimana kalau kita panggil dia kembali?""Nggak." Kahar menggeleng untuk menolak, lalu berkata dengan nada tidak senang, "Kak Kama masih saja membela Syakia. Jelas-jelas, Syakia yang jadi biksuni nggak ada hubungannya dengan kamu. Tapi, Kak Kama masih saja berani menyalahkanmu. Hal seperti ini adalah pilihan Syakia sendiri. Kalau nggak, itu ya

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 587

    Ayu menangis dengan sangat menyedihkan. Wajah kecilnya dibasahi air mata dan matanya memerah. Dia mengulurkan tangan kecilnya untuk menarik ujung pakaian Kama dengan pelan. Dia mengangkat sedikit kepalanya dan menatap Kama dengan berlinang air mata.Ayu bersikap seperti dirinya benar-benar sudah menyadari kesalahannya, benar-benar takut, dan benar-benar sedang meminta Kama memaafkannya.Namun, apa sebenarnya yang dipikirkannya adalah, 'Aku sudah berusaha keras bersandiwara. Kama pasti akan tertipu olehku!'Ayu sangat yakin akan hal ini. Dia tidak percaya bahwa hati Kama bisa sekeras batu. Melihatnya seperti ini, bagaimana mungkin Kama sama sekali tidak tergoyahkan?Namun, pada detik berikutnya ...."Plak!"Tiba-tiba terdengar suara pukulan di rumah gubuk itu. Kama tentu saja tidak menampar Ayu. Sebaliknya, dia menepis tangan Ayu yang sedang mencengkeram pakaiannya itu tanpa menunjukkan belas kasihan.Ekspresi Kama terlihat sangat dingin. Dia menatap tampang sok kasihan Ayu, lalu berkat

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 586

    Hanya saja, saat itu Ayu tidak berada di Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan, melainkan di pengadilan kekaisaran. Oleh karena itu, Ayu baru berhasil melarikan diri. Sebaliknya, semua kemarahan itu justru dilampiaskan kepada Kahar?Namun, sejak awal, Cempaka sebenarnya tidak berpikir untuk meminta Kahar memilih di antara keduanya. Siapa suruh Kahar berulang kali melindungi Ayu di hadapan Cempaka? Masih mending apabila Kahar hanya melindungi Ayu, tetapi dia juga berani menghina Syakia di hadapannya. Bagaimana mungkin Cempaka menoleransi hal ini?Jadi, Cempaka baru memberikan pilihan ini. Jawaban dari soal pilihan ganda ini membuat Kahar menderita, juga membuat Cempaka kecewa.Kama bertanya, "Jadi, kamu akhiri pertunangan dengannya? Hanya karena dia mau kamu pilih antara dirinya dan Ayu, lalu kamu pilih Ayu?"Jika memang benar demikian, Kama merasa itu sangat konyol. Untungnya, adiknya itu masih belum sepenuhnya tidak tertolong.Kahar menggeleng. "Nggak, aku nggak setuju. Awalnya, aku sam

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status