Home / Romansa / Pembalasan untuk Mantan / 9. Dianara melakukannya lagi

Share

9. Dianara melakukannya lagi

Author: KimJie
last update Huling Na-update: 2024-08-23 21:00:21

Malam harinya.

Dianara benar-benar berencana untuk kembali kabur dari rumah. Mumpung pengawasan sedang longgar, dan paman juga tidak ada di rumah. Di akan nekat untuk datang langsung ke apartemen Natan, kekasihnya. Sudah beberapa hari dia tak dapat kabar. Terlebih lagi sekarang mereka dipaksa untuk berpisah. Dianara tak dapat menahan lagi keinginannya untuk segera pergi. Dia harus meminta Natan untuk mengasi masalah ini.

Diam-diam Dianara menyelinap dari pintu belakang. Bibinya sendang lengah, dan para penjaga hanya berjaga di pintu depan. Dia pun punya kesempatan untuk kabur.

Dianara pun baru tau, ternyata Gunawan telah pulang dari Jakarta. Melihat mobil pria yang dia panggil paman Igun itu ada di garasi. Dianara tak peduli, dia langsung meraih kunci, membuka pintu mobilnya dan masuk. Beruntung, pintu garasi masih terbuka, jadi dia tak perlu membuat orang dalam rumah menyadari kep

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan untuk Mantan   17. Asal usul Aditya

    Aditya Pradana, Pria 29 tahun, berdarah campuran. Ayahnya asli Surabaya, Indonesia. Sedangkan Ibunya berasal dari Pulau Jeju, Korea Selatan. Pencampuran ras itu terlihat dari wajahnya yang putih, matanya kecil tanpa kelopak, bibir mungil dan hidung mancung khas Korea. Tapi ciri khas orang Indonesia-nya masih terlihat di struktur wajahnya. Sungguh perpaduan yang sempurna, tinggi dan tampan. Dia lahir di Surabaya, dan besar di Korea. Di usia lima belas tahun, Aditya dibawa ibunya pulang ke negara asal, negara empat musim itu. Aditya memiliki nama Korea– Jung Yeon.Kehidupannya sewaktu kecilnya sangatlah keras dan menderita banyak menderita. Ayahnya meninggal karena bunuh diri setelah mengalami depresiasi akibat bangkrut. Ibunya membesarkannya dengan usaha yang sangat keras. Berganti-ganti pekerjaan, menjadi pembantu dapur, tukang cuci piring, bahkan pernah jadi pengantar susu. Demi menghidupi putra satu-satunya, sang ibu rela bekerja lembur dan hanya tidur empat jam setiap hari.Semua i

  • Pembalasan untuk Mantan   16. Tujuan baru

    Widya tampak tersenyum puas seraya meletakkan ponselnya di meja. “Benar, dia sama sekali tidak penting.”Pria itu mendekat dan membungkuk di hadapan Widya. "Lalu, siapa yang penting sekarang?"Widya mengalungkan lengannya pada pundak Natan. "Ya kamu dong, Sayang. Aku udah bantuin kamu nyingkirin Dianara sombong itu. Jadi kamu yang terpenting buat aku." Dengan nada bicaranya yang manja."Kamu memang pintar. Polisi berpikir Dianara mati karena kecelakaan biasa. Mereka bodoh!" Satu kecupan kecil Natan mengenai bibir Widya. Kemudian di berdiri dan duduk di samping wanita itu."Salah dia sendiri kabur dari rumah. Dan kamu berhasil membuat alibi yang kuat, polisi gak curiga sama sekali." Sekarang Widya bergelayut manja di lengan pria itu."Benar, merepotkan jika mereka menyelidiki lebih lanjut. Untung keluarga Dianara juga bodoh!"Natan tertawa renyah dengan rasa kemenangan, menandakan dia puas akan hasil yang didapatkan. Harta, jabatan, kekuasaan. Tak ada lagi yang kurang sekarang. Menjadi

  • Pembalasan untuk Mantan   15. Pengkhianatan terbesar

    Hanya kesabaran yang wanita itu miliki kini. Meski semua keadaan semakin memburuk, dia bersyukur masih ada orang yang mau menemaninya. Kesedihan ini sama-sama mereka rasakan. Ketiganya kini pun larut dalam pikiran masing-masing. Rasa sedih, lelah, serta semua hal yang masih harus mereka hadapi.Bayu terus memperhatikan ibu sahabatnya itu. Meski baru beberapa kali bertemu, Bayu merasa tidak bisa mengabaikan begitu saja. Dia peduli pada Dianara, begitu pun juga keluarganya.Asmarini tampak sangat kelelahan. Keningnya dipijat berulang ulang."Kakak baik-baik saja? Sebaiknya kakak istirahat di kamar."Clarissa mendekat dan merangkul kakak iparnya itu. Dia pun memberitahu bayu untuk pulang terlebih dulu. Dia akan membawa Asmarini untuk beristirahat."Baiklah." Namun, ada sesuatu yang mengganjal di dirinya. "Jika Tante tidak keberatan, saya mau tau tentang perkembangan Dianara." Ya, tentu saja mengenai Dianara. Bayu sangat berharap bisa bertemu lagi dengan sahabatnya itu."Iya, saya akan kaba

  • Pembalasan untuk Mantan   14. Pemakaman Dianara

    Jelas sekali, Aditya memastikan dia berada di pihak yang dia inginkan."Tuan, saya masih dalam perjalanan ke rumah sakit sekarang. Dianara masih bisa diselamatkan. Saya juga seorang dokter."Gunawan melirik Bayu sesaat, dan melihat pria muda itu mengangguk. "Baik, segera bawa Dianara ke rumah sakit.""Bagaimana dengan rencana yang saya …?""Anak buah saya akan segera mengurusnya."Panggilan itu pun diakhiri. Gunawan dengan segera menyuruh anak buahnya bekerja. Dia memerintahkan untuk segera mencari pengganti Dianara di lokasi kejadian. Semua harus dilakukan secara cepat, sebelum polisi datang. Kemudian dia dan Bayu menyusul ke rumah sakit tujuan Aditya.Tak sampai satu jam. Anak buah Gunawan mendapat mayat pengganti yang kemudian diletakkan di dekat mobil Dianara yang terbakar. Mereka menyulut api, hingga mayat itu ikut terbakar bersama dengan mobil. Dengan begini, polisi akan sulit untuk mengidentifikasi.Seperti mendapat celah karena kerja polisi terbilang lambat dalam bekerja. Prose

  • Pembalasan untuk Mantan   13. Mengelabui Natan

    Clarissa menatap wajah wanita di sampingnya. Terlihat begitu jelas, kecemasan dan ketakutan darinya. Sang supir yang masih fokus menyetir mobil itu, tampak sesekali melirik ke kaca spion. Memastikan kondisi di belakangnya baik-baik saja."Kakak berpikir soal berita tadi, apa ada hubungannya dengan Dianara?"Dengan usapan kecil di bahu Asmarini, Clarissa mencoba menenangkan. "Kita belum tau kebenarannya, Kak. Mungkin berita itu dikirim karena iseng saja. Sebaiknya jangan menebak sesuatu yang belum pasti.""Kakak merasa sangat khawatir.""Saya juga khawatir, Kak. Tenangkan dulu diri kakak. Jangan berpikir yang bukan-bukan.""Baiklah."Mereka saling merangkul, saling memberi kekuatan. Apalagi yang bisa dilakukan di saat seperti ini.Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Hampir satu jam perjalanan mereka ke rumah sakit tujuan. Lokasi yang diberikan Gunawan lumayan jauh dari kediaman mereka. Mereka kini berada di luar kota.Dengan terburu-buru Asmarini dan Clarissa berjalan menuju

  • Pembalasan untuk Mantan   12. Sebuah berita

    Body depan mobil sport merah itu membentur dinding jurang. Kaca bagian depan retak tak berbentuk. Tanpa ada jeda, mobil itu kembali meluncur melewati semak-semak dan bebatuan jurang. Goncangan yang hebat membuat tubuh Dianara terombang ambing membentur bagian atap dan bawah secara bergantian. Entah berapa banyak serpihan kaca yang menggores kulit halusnya. Mobil itu semakin meluncur ke bawah. Suara benturan terus menerus terdengar.BRAKK!! BRAKK!! BRAKK!!Dianara masih bertahan dengan sisa kesadarannya. Hingga akhirnya tubuhnya terasa melayang karena goncangan hebat dan perutnya terbentur setir mobil sangat keras. Tidak terbayangkan bagaimana kesakitan yang ia rasakan saat itu. Ditambah lagi tubuhnya yang remuk seakan kematian telah menanti di depan mata.BRAKKKKK!!!!Mobil itu pun berakhir terbalik di dasar jurang. Dengan kondisi yang sudah tak berbentuk.Namun Dianara masih mempertahankan sisa kesadarannya. Wajah, pelipis, kepala serta seluruh tubuh entah berapa kali sudah terbentur.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status