ホーム / Pendekar / Pendekar Pedang Api / Ch. 02 - Zirah Hitam

共有

Ch. 02 - Zirah Hitam

作者: Fii
last update 最終更新日: 2021-09-18 18:42:25

Xiao Long berdiri memaku, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi di depannya. Genangan darah telah membanjiri kaki anak muda itu, tak beda dengan matanya yang mulai basah. Gemuruh di dada Xiao Long meledak-ledak saat melihat tubuh kakeknya mengejang sekarat.

"Kakek ...."

Xiao Long hendak menangis tapi sebilah pedang yang bertengger di bawah dagunya membuat anak itu mematung beribu bahasa.

"Katakan ke arah mana rombongan bangsawan itu pergi. Kami akan membebaskanmu." 

Xiao Long masih begitu yerkejut, tatapan matanya hampa menatap kepala sang kakek yang masih mengeluarkan darah. Pimpinan Zirah Hitam mencekik lehernya dan membenturkan kepala Xiao Long ke tiang hingga berdarah.

"Katakan!" geramnya memperkuat cekikan itu. Namun, tubuh Xiao Long tak bergeming. Dia tak peduli tenggorokannya sakit atau tak dapat menarik napas akibat cengkraman tersebut. Kesadaran Xiao Long kembali saat dilihat adiknya dibawa menuju ruang depan oleh pria lain yang tersenyum mengejek.

"Tetap ingin keras kepala?"

"Jangan! Jangan libatkan dia, kumohon!" jerit Xiao Long sekuat tenaga, dia buru-buru memberontak agar bisa berlutut pada pria tersebut.

"Tolong!" pintanya dengan suara serak, ketakutan menggerogoti Xiao Long. Tubuhnya menggigil setelah melihat bagaimana Xiao Qizuan mengakhiri hidupnya dengan sadis. Dia sama sekali tidak berdaya di hadapan empat puluh pendekar tak memiliki hati ini.

"Maka katakan ke mana perginya keluarga bangsawan Ming?"

Xiao Long mematung, dia melihat sekilas ke arah mayat kakeknya yang rela mempertaruhkan nyawa demi sebuah janji. Xiao Long tak berani lagi mempertaruhkan nyawa adiknya. Sebelum sempat berbicara, Pimpinan Zirah Hitam kembali menghardik.

"Sebenarnya kau dibayar berapa untuk tutup mulut oleh mereka, hah?!" 

"Ka-kami tidak dibayar apa-apa, saya akan katakan! Tolong lepaskan adik saya!" Xiao Long tak lagi peduli dengan janji itu, dia berbicara keras-keras.

"Mereka menuju ke arah timur dekat Kuil Relung Awan, selebihnya aku tidak tahu, Tuan!"

Laki-laki itu memain-mainkan pedang di leher Xiao Long, membuat anak itu ketakutan di tempat.

 "Benarkah?"

"Saya sama sekali tidak berbohong!"

Laki-laki itu mengulas senyum lebar hingga gusi-gusinya terlihat, dia menoleh ke belakang lalu berbicara pada anak buahnya.

"BAWA DIA!"

Xiao Long sontak terkejut dengan suara menggelegar itu.

"Bukankah Tuan akan melepaskan saya? Saya sudah mengatakan apa yang Tuan minta ...."

Pimpinan itu tergelak bukan main lalu menggeleng-gelengkan kepala. "Kau masih sangat polos, bocah. Kau tidak tahu dunia di luar sana sangatlah kejam."

Xiao Long mundur beberapa langkah, ketakutan kembali menguasai dirinya saat tak sengaja dia melihat kepala Xiao Qizuan yang terpenggal.

"Ini tidak adil ... Kau sudah berjanji untuk membebaskanku dan adikku, kau pengecut tidak tahu malu!"

"Ha-ha-ha! Lihatlah anjing kecil ini menggonggong. Tidak perlu takut, kau hanya akan menjadi budak. Tidak sampai dipenggal seperti laki-laki tua busuk ini." Pria itu melirik perempuan kecil dalam gendongan bawahannya.

"Tapi sayangnya adikmu itu tidak berguna, mungkin lebih baik untuk dibunuh?"

Xiao Long terkesiap, mata pedang bergerak mengincar leher adiknya. Dalam sekali lompatan Xiao Long menyerbu pria yang menggendong adiknya dan merebut Xiao Yin begitu cepat. 

Tak peduli seberapa banyaknya musuh, Xiao Long melesat di antara tubuh para anggota Zirah Hitam, menerabas semak belukar dengan langkah kaki cepat bersama ketakutannya yang kian menjadi.

Satu hal yang saat itu ada di pikirannya adalah menjaga Xiao Yin agar tak ikut terbunuh oleh sekelompok pendekar tersebut.

Akan tetapi ketika kakinya baru saja memasuki hutan sebuah anak panah melesat menancap di sebuah batang pohon, mata Xiao Long terbuka lebar-lebar tatkala puluhan anak panah mengejarnya dari belakang.

Salah satu dari anak panah itu menancap tepat di belakang pundak Xiao Long, membuat dia meringis kesakitan. Tangannya yang mengendong Xiao Yin agar tak jatuh kembali bergetar sementara tangisan adik kecilnya itu tak kunjung berhenti. Membuat keberadaan mereka sangat mudah dilacak oleh musuh.

"Yin'er, kumohon ... Berhentilah menangis."

Taangisan Xiao Yin kembali mengeras, derap tapak kaki kuda beriringan menuju ke arahnya, Xiao Long dikejar-kejar oleh empat puluh pria sekaigus. Dia tetap nekat berlari walaupun tak akan mungkin bisa selamat di malam penuh marabahaya itu.

Napas Xiao Long tersengal bukan main, sementara tangis Xiao Yin mereda. Merasa keadaan sudah aman dia segera berjalan kembali. Namun sayang, di hadapannya telah berdiri lima belas orang berkuda. Menangkap kehadirannya secepat kilat, tanpa pikir panjang kuda-kuda itu menerjang ke arah Xiao Long, nyaris menginjaknya.

Xiao Yin terlepas dari gendongannya, Xiao Long menjerit berteriak, akan tetapi kerah bajunya ditarik ke belakang oleh seseorang dan membuatnya terbawa oleh segerombolan orang Zirah Hitam.

"Yin'er!!!" teriak Xiao Long memberontak di atas kuda yang tetap berlari kencang, dia berusaha melepaskan diri tapi cengkaman lelaki di kuda itu jauh lebih besar dari tenaganya sediri. 

*

Tiga hari sudah Xiao Long dikunci dalam sebuah kurungan, layaknya seekor binatang buas. Dia memekik beberapa kali meminta untuk dikeluarkan agar bisa menemui adiknya. Namun laki-laki di samping kurungan tidak peduli dan memilih meminum arak ketimbang mendengar teriakannya. 

Xiao Long marah, dalam hati dia mengumpati para lelaki tersebut.

Kematian Xiao Qizuan masih begitu membekas di kepalanya, bagaimana jika adik perempuannya juga mengalami nasib yang sama? Xiao Long tak mau memikirkannya lebih jauh, dia menunggu malam tiba. Mencari kesempatan untuk melarikan diri.

Malam itu sebenarnya adalah malam terakhir kelompok Zirah Hitam berada di Desa Huangjin setelah menggeledah rumah dan harta-harta yang tersisa. Tidak banyak harta yang mereka dapatkan dan itu semua membuat pemimpin mereka naik pitam.

 Malam itu, anggota Zirah Hitam berkumpul di alun-alun desa. Tak ada yang berjaga di sekitar Xiao Long, anak itu mulai mencari cara untuk melarikan diri sebelum mereka kembali.

Xiao Long mengambil dua buah besi dan menggunakannya untuk melebarkan jeruji besi yang mengungkungnya. Tenaganya begitu lemah sampai-sampai tak ada pergerakan di besi itu setelah hampir setengah jam berusaha.

Xiao Long membuang napas gusar, dari ujung jalan dilihatnya gerombolan pendekar berjalan serempak ke arahnya.

'Gawat!' batin Xiao Long, dia berpikir untuk kembali ke posisi semula agar tak dibunuh tetapi keselamatan Xiao Yin kini membuat pikirannya kacau balau. Dia harus segera menyelamatkan adiknya itu, entah hidup atau tidak.

Dengan segala upaya terakhir, kedua tangan Xiao Long memerah terbakar saat mendorong besi keras itu.

"Ayolah ...!"

Beberapa dari musuh menyadari gerak-gerik Xiao Long dan memberitahukannya pada sang pemimpin yang seketika mempercepat langkah kaki. Mengejar sebelum tawanan mereka melarikan diri. 

Xiao Long panik bukan main, jauh di depan sana dilihatnya para pendekar tengah mengacung-acungkan pedang dan berteriak memaki. Kaki Xiao Long gemetar dan napasnya tersengal-sengal.

Tak lama sesudahnya salah satu anggota Zirah Hitam memekik lantang.

"Bajingan, dia melarikan diri!"

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (5)
goodnovel comment avatar
Mirles
ikut deg-degan aku..
goodnovel comment avatar
man eny
kok gua mlh kesel ama tu anak ya? soalnya umurnya udah bisa berfikir nalar tpi seolah olah dia masih anak umur 7 tahunan yg masih gk bisa berfikir logis
goodnovel comment avatar
irwin rogate
Brengsek para penjahat disamakan anak kecil sama binatang.
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Pendekar Pedang Api   Ch. 167 - Gulungan Kuno Iblis Pembunuh

    Dou Jin pernah mendengar salah satu gulungan kitab tertua bernama 'Iblis Pembunuh' yang hilang dari sebuah klan yang dibantai secara misterius beberapa tahun lalu. Gulungan itu sengaja disembunyikan di sebuah tempat yang dilindungi oleh kepala klan terkuat dari sebuah wilayah terpencil, gulungan tua tersebut memiliki nilai tinggi dan dikatakan amat berbahaya. Hanya orang dengan kekuatan besar yang mampu menggunakan jurus tersebut. Di dalam gulungan itu terdapat sebuah teknik dari pendekar aliran hitam kuno yang seharusnya telah musnah dari muka bumi. Satu-satunya jurus terakhir dari pendekar aliran hitam yang dimiliki kitab itu telah menjadi incaran selama ratusan tahun sehingga Kaisar terdahulu menyebarkan berita palsu bahwa benda itu telah dilenyapkan.Namun Dou Jin tidak salah lagi, ini sama seperti yang diketahuinya tentang jurus itu. Jika dia tidak segera pergi dari sana sesuatu yang buruk akan terjadi.Dengan pedang hitam di tangannya, aliran kekuatan hitam mengalir tajam sepert

  • Pendekar Pedang Api   Ch. 166 - Di Ambang Kematian

    Langkah kaki Xiao Long mendadak terhenti, dia merasakan aura yang begitu aneh di sekitar, tubuhnya membeku dan tidak dapat digerakkan sama sekali. Ketika Xiao Long menyadari apa yang telah terjadi Dou Jin segera mendekatinya. Seperti yang Xiao Long khawatirkan, dia terjebak di jurus mematikan dari mata terkutuk milik Dou Jin, Lari dari Kematian.Jurus ini sendiri harus menggunakan jurus Mata Pikiran untuk mempengaruhi pikiran musuh, lalu masuk ke dalam kesadaran orang tersebut, bahkan bisa membunuhnya di sana."Kau masih mengingat latihan kita?"Xiao Long melebarkan matanya.Dou Jin yang hanya pulang beberapa bulan sekali, Teknik Enam Pembunuh dan dua belas pedang latihannya yang selalu hancur. Masa-masa itu membuat keduanya kembali lima tahun lalu. Sedikit Xiao Long mengingat soal latihan jurus yang digunakan Dou Jin saat ini dan dia mulai kembali merasakan sakit yang pernah dirasakannya hari itu.Tangan lelaki itu dengan cepat menembus dada Xiao Long yang seketika memuntahkan darah

  • Pendekar Pedang Api   Ch. 165 - Putaran Naga Angin

    Begitu pun dengan Dou Jin yang mengeluarkan jurus yang sama, dia terkejut bukan kepalang.Dou Jin dan Xiao Long terhempas ke dua arah yang saling berlawanan. Darah mengucur dari bekas luka Xiao Long sebelumnya.Dou Jin menapak mundur satu langkah setelah berdiri dari jatuhnya, kemudian terbatuk mengeluarkan darah segar.Energi pemuda itu begitu besar, ditambah lagi pedang hitam itu menambah serangannya menjadi berkali lipat.Xiao Long menarik napas berat sambil tertawa. "Seperti yang kau bilang. Aku sudah membunuh ratusan jenderal dan prajurit. Aku telah melewati puluhan kali sekarat namun kematian tak kunjung menjemputku.""Kau tahu kenapa?"Mata Dou Jin turun ke pedang hitam yang berada di tangan Xiao Long. Aura mengerikan menguar dari sana selayaknya es yang menusuk hingga ke tulang. Perlahan Dou Jin menyentuh pipinya yang tergores oleh satu dari 12 tebasan Xiao Long. Darah miliknya tertinggal di pedang itu. "Pedang terkutuk ini bisa menyerap energi melalui darah musuh yang dia d

  • Pendekar Pedang Api   Ch. 164 - Aku adalah Bencana

    Garis sinar matahari menembus matanya bersama jatuhnya debu-debu dari atas langit yang tertutupi oleh bayangan seorang pendekar terkuat dari Kekaisaran Qing, sosoknya yang memiliki aura dingin ikut membuat tempat itu sama mencekam seperti dirinya. Bebatuan kerikil berjatuhan di atas tubuhnya yang rebah tak berdaya, rasa sakit menjalar dari dadanya yang mengeluarkan darah kental. Seperti dalam tiba-tiba sayatan silang telah berada di sana sebelum Xiao Long dapat menyadarinya. Goresan dalam tersebut semakin banyak mengeluarkan darah hingga Xiao Long tidak mampu untuk sekedar bangun dari sana. Dia mencoba menopang berat badannya dengan kedua tangan menahan di sisi badan namun pada akhirnya pemuda itu kembali terjatuh telentang.Sosok di atas sana melayang di atas udara persis seperti hantu. Mata hitam yang amat kelam itu membangunkan bulu kuduknya sesaat. Dou Jin tampaknya masih menahan diri sebelum kembali menyerangnya lagi."Aku mengakui kau memiliki bakat. Namun bakatmu digunakan un

  • Pendekar Pedang Api   Ch. 163 - Ingin Menyerah?

    "Kau kira aku diam saja saat tahu nyawaku sedang diincar?"Senyum getir muncul perlahan di wajah Dou Jin, hanya sesaat sebelum akhirnya wajahnya kembali dingin. "Tunjukkan padaku jika kau begitu percaya di-"Xiao Long berlari sangat cepat sebelum Dou Jin menyelesaikan kalimatnya, lelaki itu membuka mata lebar.Tidak ada pergerakan semenjak Xiao Long hilang dua detik lalu. Dia benar-benar raib seperti hantu. Insting Dou Jin mengatakan Xiao Long masih ada di sana.Ketika mengingat kembali Dou Jin tahu seseorang pernah mengatakan satu teknik yang membuat diri Xiao Long dijuluki sebagai Sang Bayangan.Kekuatan hitam mengudara di sekitarnya, Dou Jin menangkis satu serangan yang masuk dengan bilah pedang. Ketika dia menyadari, Sembilan Bayangan mengelilinginya membentuk lingkaran. Mereka bergerak bersamaan, dalam sekali waktu mengincar tubuhnya. Membuat Dou Jin terpental menghantam tanah.Dou Jin memuntahkan darah, matanya berkilat tajam. Meskipun dalam keadaan terjatuh, Xiao Long dapat mel

  • Pendekar Pedang Api   Ch. 162 - Sang Bayangan

    Dou Jin bersiap dengan menyentuh ujung gagang pedang di pinggangnya, dengan sebelah kaki setengah ditekuk. Serangan awal itu bisa saja mengecohkan keseimbangan Xiao Long, karena memang pada dasarnya Dou Jin paling ahli dan menguasai semua jurus yang diturunkan dalam garis klannya. Teknik ini juga memungkinkannya untuk mendengarkan pergerakan lawan, sekecil apa pun. Xiao Long masih bergeming di tempat, membaca teliti setiap inci gerakan yang mungkin dikeluarkan musuhnya.Matanya terlalu lamban untuk mengikuti pergerakan Dou Jin, laki-laki itu semakin cepat dari yang terakhir kali Xiao Long tahu. Tebasan melingkar di area kepala datang, Xiao Long menunduk namun angin dari tebasan itu masih sempat mengenai ujung telinga. Xiao Long mundur, jarak sedekat itu amat berbahaya untuk langsung berhadapan dengan Dou Jin.Tetesan darah kental mulai berjatuhan dari goresan di telinganya. Xiao Long harus segera mengambil sikap atau Dou Jin bisa menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya. Namun seakan

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status