The Shadow: Rahasia Abadi

The Shadow: Rahasia Abadi

last updateHuling Na-update : 2025-06-01
By:  Shofi Nur HidayahIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Rating. 1 Rebyu
72Mga Kabanata
699views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

"Zhao Yuan Shao si siluman besar yang menginginkan kematian, tapi enggan mengalami reinkarnasi demi menunggu sang kekasih. Penantiannya berakhir ketika sang kekasih terlahir kembali sebagai manusia fana yang punya takdir menjadi Dewi Gunung. Apapun rela dilakukan Zhao Yuan Shao agar sang kekasih bisa menjadi Dewi Gunung sepenuhnya. Hanya saja takdir keduanya menjadi bertentangan, sebab seorang Dewi Gunung tidak mungkin bersatu dengan siluman besar. Akankah Zhao Yuan Shao merelakan cinta dan pengorbanannya bertahun-tahun, atau dia akan mengorbankan dunia demi cintanya?"

view more

Kabanata 1

BAB 1 PERTEMPURAN GUNUNG LI

“Lebih baik kau menyerah Hou Qi! Biarkan aku berhadapan langsung dengan Li Shan Niangniang!”

Pria bertubuh tinggi dengan otot kekar dibeberapa bagian tubuhnya menatap garang pada Hou Qi. Siluman harimau merah itu sudah terluka parah. Ini adalah hari ke-sebelas pertempuran di Gunung Li.

Sejak hari pertama penyerangan, Hou Qi sudah menjadi garda terdepan menjaga keamanan Gunung Li beserta hutan disekitarnya. Hou Qi rela mengorbankan banyak hal bukan semata-mata untuk gunung dan hutan saja, melainkan seseorang yang sangat dia cintai.

“Kau tidak akan bisa menyentuh Li Shan Niangniang, walaupun seujung kuku! Gong gong, ini adalah pertarungan mu denganku,” balas Hou Qi yang bersusah-payah agar tetap berdiri tegap.

Monster air itu justru tertawa mengejek Hou Qi. Dia tahu siluman harimau merah dihadapannya ini bisa melakukan apa saja demi Dewi Gunung Li, Li Shan Niangniang.

“Ini bukan pertarungan ku denganmu Hou Qi, kau hanya pion kecil bagi Li Shan Niangniang dalam menjaga gunung. Jadi jangan menganggap dirimu penting,” ucap Gong gong secara sengaja mengacaukan pikiran Hou Qi.

Hou Qi tersenyum getir, dia menyeka ujung bibirnya yang terluka dengan punggung tangan. “Meskipun hanya pion kecil baginya, aku tetap tidak akan membiarkanmu menghancurkan gunung dan melukai Li Shan Niangniang!”

Setelah mengatakan itu pedang api Huo Jian miliknya mulai memancarkan cahaya merah darah. Hou Qi menyerang untuk kesekian kalinya, dia mengeluarkan jurus pamungkasnya ‘Harimau api’ untuk menyerang si monster air.

Gong gong menyilangkan kedua tangan didepan dada, membentuk perisai dengan cahaya yang menyilaukan mata. Disaat yang sama, monster air itu mengeluarkan pedang untuk membalas Hou Qi.

Pedang milik dua musuh bebuyutan saling berhadapan, menimbulkan bunyi berdentang yang keras. Hari ini cahaya matahari masih terik diatas kepala, tapi tidak membuat keduanya berhenti meski sejenak.

Gong gong menyerang balik, dan Hou Qi menahan serangan. Pedang mereka berkilauan diterpa terik matahari. Gong gong dan Hou Qi berputar-putar, saling menyerang dan membalas. Keduanya saling memiliki luka, darah yang entah milik siapa sudah berceceran di tanah.

Gong gong terkena serangan dari pedang api milik Hou Qi dan terjatuh, dia tersungkur. Pedang ditangan monster air itu terlempar, Hou Qi pun mendekat, siap memberikan serangan terakhir.

“Hari ini tamatlah riwayat mu Gong gong!” teriak Hou Qi dengan keras.

Gong gong justru memanfaatkan keadaan dengan menendang kaki Hou Qi. Keadaan berbalik hingga akhirnya Hou Qi yang kini berada di tanah meski pedang api masih ditangannya. Gong gong yang sudah berdiri mengambil alih pedang api Huo Jian untuk menyerang si siluman.

“Justru ini adalah hari terakhir mu Hou Qi!”

Dengan begitu Gong gong menyerang Hou Qi hingga terluka parah. Siluman harimau merah itu terluka dan tak berdaya, hanya karena darah siluman ditubuhnya dia masih memiliki kesadaran.

“Biadab kau Gong gong!”

Satu teriakan dari perempuan yang mati-matian Hou Qi jaga membuat sang musuh menolehkan kepala. Setelah berhasil membuat Hou Qi tak berdaya, dia melempar pedang api itu sembarang arah. Kini fokusnya tertuju pada Li Shan Niangniang yang menatapnya penuh amarah.

“Kau benar-benar seorang monster! Tidak cukup menghancurkan Gunung Li dan hutan. Kau malah membuat Hou Qi sekarat,” ucap Li Shan Niangniang dengan rahang yang mengeras.

“Ini adalah harga yang pantas dia terima sebagai rekan seorang Dewi Gunung. Siluman harimau merah memang sepantasnya berkorban apa saja demi sang Dewi, benarkan?” Gong gong justru mengejek. Dia tersenyum bangga atas kemenangannya mengalahkan siluman harimau merah.

“Siapapun yang melukainya akan merasakan hal yang sama. Termasuk kau Gong gong!” Li Shan Niangniang mengarahkan tombak ‘Lanhua Qiang’ miliknya.

Tombak itu secara langsung mengacung lurus dengan ujung tajam yang mengarah ke jantung Gong gong. Kilat kemarahan terlihat jelas di mata Li Shan Niangniang. Sang Dewi Gunung berlari ke arah musuh. Akan tetapi diatas tanah orang yang paling Li Shan Niangniang cintai sedang sekarat dan membutuhkan pertolongan.

Sang Dewi Gunung gamang, tapi dendam dihatinya begitu membara. Dia tetap bertekad menusuk mati Gong gong secepatnya.

“Li Shan Niangniang, hentikan! Kau bisa terluka,” lirih Hou Qi disisa kesadarannya.

Li Shan Niangniang mengabaikan peringatan Hou Qi. Sementara itu Gong gong malah tersenyum sinis melihatnya.

“Cinta siluman dan Dewi memang selalu menarik,” sindir monster air itu.

Pedang ditangan Gong gong berkilat hendak menusuk Li Shan Niangniang. Menggunakan kekuatan spiritual, pedang itu melesat jauh ke tubuh sang Dewi. Untung saja, gerakan Li Shan Niangniang sangat tangkas. Dia mengepalkan tangan kiri untuk menahan serangan dan membuat perisai dengan cepat.

Brak!

Pedang itu kembali ke arah Gong gong untuk menyerang, layaknya sebuah boomerang. Akan tetapi Gong gong sebagai pemilik lekas menguasainya. Disaat Gong gong lengah dan sibuk dengan senjatanya, Li Shan Niangniang membuat angin besar dengan guntur.

“Segeralah ke alam baka kau Gong gong!” teriak Li Shan Niangniang.

Seketika tubuh Gong gong terhempas ke belakang hingga tujuh meter jauhnya. Monster air itu terjerembab ke tanah, kemudian dari atas langit guntur dan petir meluncur begitu saja menghujani tubuhnya.

“Argh!” Gong gong mengerang keras, rasa sakit tak tertahankan dia rasakan.

Sekujur tubuhnya terasa panas terbakar, otot-otot tubuhnya juga melemah dan tak bisa bergerak. Gong gong benar-benar sekarat, seperti apa yang ingin Li Shan Niangniang lakukan padanya demi membalas rasa sakit Hou Qi.

“Seharusnya kau ingat Gong gong! Gunung Li adalah wilayah kekuasaan ku berserta apapun didalamnya, aku tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan atau menyentuh makhluk hidup Gunung Li!” Li Shan Niangniang menatap lurus ke arah Gong gong.

Monster air itu tak dapat bersuara, dia hanya bisa merintih kesakitan. Gong gong merasakan denyut jantung yang cepat dan napas yang terengah-engah. Di detik berikutnya, monster air itu menutup mata.

Sadar kalau musuhnya sudah teratasi, Li Shan Niangniang berlari ke arah Hou Qi yang tergeletak diatas tanah dengan luka parah di sekujur tubuhnya.

“Hou Qi, kau masih bisa bertahan? Ayo kita temui ayahku, dia pasti bisa menyelamatkan mu.” Li Shan Niangniang meraih tangan Hou Qi yang penuh dengan darah.

Hou Qi tersenyum getir, dia malah mengusap air mata yang jatuh di pipi mulus milik sang Dewi. “Tidak perlu, hari ini ku rasa adalah hari terakhir ku di dunia. Dewi, kau tak perlu repot-repot melakukan apapun untuk ku.”

“Dasar bodoh! Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak mudah mati? Apa kau lupa dengan janji mu yang akan melindungi ku juga Gunung Li?” Li Shan Niangniang menangis, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang mendalam.

“Kau tahu kalau usahamu pasti tidak ada gunanya. Meski kita bisa sampai ke tempat Dewa Langit Yu Huang dengan cepat, belum tentu dia sudi menolong ku.” Hou Qi berbicara tentang fakta.

Dewa Langit Yu Huang memang sangat bijak dan murah hati, tapi tidak dengan Hou Qi. Terutama setelah dia tahu kalau sang putri, Li Shan Niangniang saling mencintai dengan sang siluman harimau merah.

“Kita tidak akan tahu hasilnya jika tidak mencobanya. Kali ini kau harus diam dan patuh Hou Qi!” Li Shan Niangniang terisak-isak.

Dengan susah payah dia berusaha merengkuh tubuh Hou Qi yang sudah sangat lemah. Tangannya dengan cepat membuat gerakan untuk membuka segel, dia perlu portal untuk tiba ke Gunung Kunlun tempat Dewa Langit Yu Huang berada.

“Bertahanlah Hou Qi, aku berjanji akan menyelamatkan mu.” Li Shan Niangniang menatap sendu wajah Hou Qi.

Pria siluman itu hanya diam, ini adalah sisa kesadaran terakhirnya. Tubuhnya sudah mati rasa sejak tadi, darah dari luka yang menganga mengalir tanpa henti.

“Kau harus bisa menjaga Gunung Li dengan baik tanpa ku, Li Shan Niangniang.” Hou Qi bergumam lirih, disaat portal yang Li Shan Niangniang buat hendak terbuka.

“Tidak, Hou Qi!”

Teriakan penuh keputusasaan itu menggema di langit Gunung Li, disaat yang sama cahaya terang muncul begitu saja tanda portal telah terbuka.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Shofi Nur Hidayah
Hai reader's! kali ini aku bikin lagi novel kolosal dengan banyak intrik menarik. Buat yang suka genre kolosal yuk bisa masukin 'The Shadow: Rahasia Abadi' di reading list kalian!
2025-02-07 12:31:09
2
72 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status