"Zhao Yuan Shao si siluman besar yang menginginkan kematian, tapi enggan mengalami reinkarnasi demi menunggu sang kekasih. Penantiannya berakhir ketika sang kekasih terlahir kembali sebagai manusia fana yang punya takdir menjadi Dewi Gunung. Apapun rela dilakukan Zhao Yuan Shao agar sang kekasih bisa menjadi Dewi Gunung sepenuhnya. Hanya saja takdir keduanya menjadi bertentangan, sebab seorang Dewi Gunung tidak mungkin bersatu dengan siluman besar. Akankah Zhao Yuan Shao merelakan cinta dan pengorbanannya bertahun-tahun, atau dia akan mengorbankan dunia demi cintanya?"
View More“Lebih baik kau menyerah Hou Qi! Biarkan aku berhadapan langsung dengan Li Shan Niangniang!”
Pria bertubuh tinggi dengan otot kekar dibeberapa bagian tubuhnya menatap garang pada Hou Qi. Siluman harimau merah itu sudah terluka parah. Ini adalah hari ke-sebelas pertempuran di Gunung Li. Sejak hari pertama penyerangan, Hou Qi sudah menjadi garda terdepan menjaga keamanan Gunung Li beserta hutan disekitarnya. Hou Qi rela mengorbankan banyak hal bukan semata-mata untuk gunung dan hutan saja, melainkan seseorang yang sangat dia cintai. “Kau tidak akan bisa menyentuh Li Shan Niangniang, walaupun seujung kuku! Gong gong, ini adalah pertarungan mu denganku,” balas Hou Qi yang bersusah-payah agar tetap berdiri tegap. Monster air itu justru tertawa mengejek Hou Qi. Dia tahu siluman harimau merah dihadapannya ini bisa melakukan apa saja demi Dewi Gunung Li, Li Shan Niangniang. “Ini bukan pertarungan ku denganmu Hou Qi, kau hanya pion kecil bagi Li Shan Niangniang dalam menjaga gunung. Jadi jangan menganggap dirimu penting,” ucap Gong gong secara sengaja mengacaukan pikiran Hou Qi. Hou Qi tersenyum getir, dia menyeka ujung bibirnya yang terluka dengan punggung tangan. “Meskipun hanya pion kecil baginya, aku tetap tidak akan membiarkanmu menghancurkan gunung dan melukai Li Shan Niangniang!” Setelah mengatakan itu pedang api Huo Jian miliknya mulai memancarkan cahaya merah darah. Hou Qi menyerang untuk kesekian kalinya, dia mengeluarkan jurus pamungkasnya ‘Harimau api’ untuk menyerang si monster air. Gong gong menyilangkan kedua tangan didepan dada, membentuk perisai dengan cahaya yang menyilaukan mata. Disaat yang sama, monster air itu mengeluarkan pedang untuk membalas Hou Qi. Pedang milik dua musuh bebuyutan saling berhadapan, menimbulkan bunyi berdentang yang keras. Hari ini cahaya matahari masih terik diatas kepala, tapi tidak membuat keduanya berhenti meski sejenak. Gong gong menyerang balik, dan Hou Qi menahan serangan. Pedang mereka berkilauan diterpa terik matahari. Gong gong dan Hou Qi berputar-putar, saling menyerang dan membalas. Keduanya saling memiliki luka, darah yang entah milik siapa sudah berceceran di tanah. Gong gong terkena serangan dari pedang api milik Hou Qi dan terjatuh, dia tersungkur. Pedang ditangan monster air itu terlempar, Hou Qi pun mendekat, siap memberikan serangan terakhir. “Hari ini tamatlah riwayat mu Gong gong!” teriak Hou Qi dengan keras. Gong gong justru memanfaatkan keadaan dengan menendang kaki Hou Qi. Keadaan berbalik hingga akhirnya Hou Qi yang kini berada di tanah meski pedang api masih ditangannya. Gong gong yang sudah berdiri mengambil alih pedang api Huo Jian untuk menyerang si siluman. “Justru ini adalah hari terakhir mu Hou Qi!” Dengan begitu Gong gong menyerang Hou Qi hingga terluka parah. Siluman harimau merah itu terluka dan tak berdaya, hanya karena darah siluman ditubuhnya dia masih memiliki kesadaran. “Biadab kau Gong gong!” Satu teriakan dari perempuan yang mati-matian Hou Qi jaga membuat sang musuh menolehkan kepala. Setelah berhasil membuat Hou Qi tak berdaya, dia melempar pedang api itu sembarang arah. Kini fokusnya tertuju pada Li Shan Niangniang yang menatapnya penuh amarah. “Kau benar-benar seorang monster! Tidak cukup menghancurkan Gunung Li dan hutan. Kau malah membuat Hou Qi sekarat,” ucap Li Shan Niangniang dengan rahang yang mengeras. “Ini adalah harga yang pantas dia terima sebagai rekan seorang Dewi Gunung. Siluman harimau merah memang sepantasnya berkorban apa saja demi sang Dewi, benarkan?” Gong gong justru mengejek. Dia tersenyum bangga atas kemenangannya mengalahkan siluman harimau merah. “Siapapun yang melukainya akan merasakan hal yang sama. Termasuk kau Gong gong!” Li Shan Niangniang mengarahkan tombak ‘Lanhua Qiang’ miliknya. Tombak itu secara langsung mengacung lurus dengan ujung tajam yang mengarah ke jantung Gong gong. Kilat kemarahan terlihat jelas di mata Li Shan Niangniang. Sang Dewi Gunung berlari ke arah musuh. Akan tetapi diatas tanah orang yang paling Li Shan Niangniang cintai sedang sekarat dan membutuhkan pertolongan. Sang Dewi Gunung gamang, tapi dendam dihatinya begitu membara. Dia tetap bertekad menusuk mati Gong gong secepatnya. “Li Shan Niangniang, hentikan! Kau bisa terluka,” lirih Hou Qi disisa kesadarannya. Li Shan Niangniang mengabaikan peringatan Hou Qi. Sementara itu Gong gong malah tersenyum sinis melihatnya. “Cinta siluman dan Dewi memang selalu menarik,” sindir monster air itu. Pedang ditangan Gong gong berkilat hendak menusuk Li Shan Niangniang. Menggunakan kekuatan spiritual, pedang itu melesat jauh ke tubuh sang Dewi. Untung saja, gerakan Li Shan Niangniang sangat tangkas. Dia mengepalkan tangan kiri untuk menahan serangan dan membuat perisai dengan cepat. Brak! Pedang itu kembali ke arah Gong gong untuk menyerang, layaknya sebuah boomerang. Akan tetapi Gong gong sebagai pemilik lekas menguasainya. Disaat Gong gong lengah dan sibuk dengan senjatanya, Li Shan Niangniang membuat angin besar dengan guntur. “Segeralah ke alam baka kau Gong gong!” teriak Li Shan Niangniang. Seketika tubuh Gong gong terhempas ke belakang hingga tujuh meter jauhnya. Monster air itu terjerembab ke tanah, kemudian dari atas langit guntur dan petir meluncur begitu saja menghujani tubuhnya. “Argh!” Gong gong mengerang keras, rasa sakit tak tertahankan dia rasakan. Sekujur tubuhnya terasa panas terbakar, otot-otot tubuhnya juga melemah dan tak bisa bergerak. Gong gong benar-benar sekarat, seperti apa yang ingin Li Shan Niangniang lakukan padanya demi membalas rasa sakit Hou Qi. “Seharusnya kau ingat Gong gong! Gunung Li adalah wilayah kekuasaan ku berserta apapun didalamnya, aku tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan atau menyentuh makhluk hidup Gunung Li!” Li Shan Niangniang menatap lurus ke arah Gong gong. Monster air itu tak dapat bersuara, dia hanya bisa merintih kesakitan. Gong gong merasakan denyut jantung yang cepat dan napas yang terengah-engah. Di detik berikutnya, monster air itu menutup mata. Sadar kalau musuhnya sudah teratasi, Li Shan Niangniang berlari ke arah Hou Qi yang tergeletak diatas tanah dengan luka parah di sekujur tubuhnya. “Hou Qi, kau masih bisa bertahan? Ayo kita temui ayahku, dia pasti bisa menyelamatkan mu.” Li Shan Niangniang meraih tangan Hou Qi yang penuh dengan darah. Hou Qi tersenyum getir, dia malah mengusap air mata yang jatuh di pipi mulus milik sang Dewi. “Tidak perlu, hari ini ku rasa adalah hari terakhir ku di dunia. Dewi, kau tak perlu repot-repot melakukan apapun untuk ku.” “Dasar bodoh! Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak mudah mati? Apa kau lupa dengan janji mu yang akan melindungi ku juga Gunung Li?” Li Shan Niangniang menangis, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang mendalam. “Kau tahu kalau usahamu pasti tidak ada gunanya. Meski kita bisa sampai ke tempat Dewa Langit Yu Huang dengan cepat, belum tentu dia sudi menolong ku.” Hou Qi berbicara tentang fakta. Dewa Langit Yu Huang memang sangat bijak dan murah hati, tapi tidak dengan Hou Qi. Terutama setelah dia tahu kalau sang putri, Li Shan Niangniang saling mencintai dengan sang siluman harimau merah. “Kita tidak akan tahu hasilnya jika tidak mencobanya. Kali ini kau harus diam dan patuh Hou Qi!” Li Shan Niangniang terisak-isak. Dengan susah payah dia berusaha merengkuh tubuh Hou Qi yang sudah sangat lemah. Tangannya dengan cepat membuat gerakan untuk membuka segel, dia perlu portal untuk tiba ke Gunung Kunlun tempat Dewa Langit Yu Huang berada. “Bertahanlah Hou Qi, aku berjanji akan menyelamatkan mu.” Li Shan Niangniang menatap sendu wajah Hou Qi. Pria siluman itu hanya diam, ini adalah sisa kesadaran terakhirnya. Tubuhnya sudah mati rasa sejak tadi, darah dari luka yang menganga mengalir tanpa henti. “Kau harus bisa menjaga Gunung Li dengan baik tanpa ku, Li Shan Niangniang.” Hou Qi bergumam lirih, disaat portal yang Li Shan Niangniang buat hendak terbuka. “Tidak, Hou Qi!” Teriakan penuh keputusasaan itu menggema di langit Gunung Li, disaat yang sama cahaya terang muncul begitu saja tanda portal telah terbuka.Keheningan yang membekas dari janji Zhao Yuan Shao seolah membuat udara di kedai itu menjadi berat dan kental. Bahkan suara angin yang meniup gorden bambu terasa lebih lambat dari biasanya.Zhu Shen Mei menarik napas pelan, lalu mengalihkan pandangan, berusaha menyembunyikan matanya yang memerah. Tapi suara pelan Ao Jun segera menyentakkannya kembali.“Kalau begitu, dengarkan baik-baik. Pusaka pertama, Xingluo Zhenyu — Giok Penjaga Bintang. Disimpan di Kuil Bintang Sembilan di daerah utara Pegunungan Jiuyan.”Zhao Yunshi mengangkat alis. “Kuil itu sudah lama ditinggalkan manusia. Tak ada siapa pun yang bisa menembus kabut hitamnya, apalagi menyentuh pusaka di dalamnya.”“Tepat,” Ao Jun menyahut. “Karena yang menjaganya bukan sembarang siluman. Tapi Mo Ling, siluman kabut purba, yang sudah gila karena menjaga giok itu terlalu lama.”Zhao Yuan Shao menoleh pelan. “Berarti kita harus bertarung.”“Tidak selalu,” ujar Ao Jun sambil menatap Zhu Shen Mei. “Kadang, siluman tidak mencari perta
Siang itu, tepat seperti yang diperkirakan oleh Zhao Yuan Shao, Ao Jun benar-benar datang. Tepat ke kedai, dia sudah bersama dengan Bai Hu, adiknya. Mata pria siluman naga itu langsung tertuju pada Zhu Shen Mei yang mengekor dibelakang Zhao Yuan Shao. "Akhirnya kau datang juga, Ao Jun." Zhao Yuan Shao tersenyum miring, jenaka seperti biasa. Namun fokus Ao Jun bukan pada pria siluman itu, melainkan pada aura Zhu Shen Mei. Gadis itu tampak berbeda, pandangannya jauh lebih tajam dan tenang. "Tentu saja aku datang, untuk melihat sendiri kebangkitan sang dewi." Ao Jun berujar pelan, matanya tanpa kedip memperhatikan gadis itu. Zhao Yuan Shao mengikuti arah pandangan Ao Jun, pria siluman naga itu masih memperhatikan Zhu Shen Mei. "Jangan menatapnya terlalu lama, dia takut pada mu!" ketusnya kasar. Siluman harimau merah itu memang tidak suka, jika ada yang membuat Zhu Shen Mei tidak nyaman. Tapi yang paling jelas, Zhao Yuan Shao tidak ingin ada yang mendekati gadis itu. Ao Jun memutar b
Zhu shen mei berkedip beberapa kali, kemudian menunjuk dirinya sendiri. “Maksud mu energi spiritual dalam diri ku?”“Benar, aku sudah mulai merasakan energi yang sangat familiar dari dalam tubuh mu. Kekuatan yang cukup besar juga meledak dari dalam diri mu sejak penyerangan siluman serigala Selatan,” jelas zhao yuan shao dengan tenang.Dan seperti biasanya, tanpa permisi tangan kanan pria siluman itu sudah menyelipkan beberapa helai rambut panjang zhu shen mei ke belakang telinga. Membuat darah zhu shen mei berdesir, lagi-lagi dia terhipnotis oleh sikap siluman besar itu.“Jadi… sudah tidak ada yang perlu diragukan lagi. Kau adalah reinkernasi dewi gunung li,” imbuh zhao yuan shao sembari tersenyum manis.Zhu shen mei menundukkan kepalanya, lalu menghela nafas panjang. Pandangannya menjauh dari zhao yuan shao, dia memilih menatap langit malam kota changsa yang tenang.“Ku kira tanda reinkernasi yang dikatakan ao jun waktu itu hanyalah omong kosong. Rupanya itu justru menjadi bagian da
Napas Zhu Shen Mei masih belum teratur ketika ia menarik diri perlahan, menyadari betapa dekatnya wajah mereka barusan. Ujung jarinya gemetar saat menyentuh bibirnya sendiri—hangat, masih terasa jejak Zhao Yuan Shao di sana.“Yu-yuan Shao… aku—” Zhu Shen mei tidak bisa melanjutkan kalimatnya, dia hanya menjauhkan diri. Melepas tangan zhao yuan shao yang masih melingkari pinggangnya.Wajah Zhu Shen Mei memanas dia memalingkan muka buru-buru, mencoba menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar sampai ke telinganya. Tapi tak bisa ia sembunyikan gelisah di matanya. Bukan hanya karena ciuman itu… tapi karena sesuatu di dalam dirinya sendiri yang ikut goyah.‘Apakah semua ini benar? Dan apakah boleh, hatinya bergetar saat dunia disekitar mereka dipenuhi bahaya’Batin Zhu Shen mmei bergejolak, ada banyak hal yang menghantam pikirannya sendiri.Zhao Yuan Shao tidak bicara. Tapi tatapannya masih tajam, menyelami wajah Zhu Shen Mei seperti ingin mengingatnya dalam setiap detail. Itu justru
“Jika kau merindukannya itu wajar, Yuan Shao. Kau menunggu Li Shan Niangniang terlahir kembali dua belas ribu tahun lamanya, dan itu bukan waktu yang sebentar.” Zhu Shen Mei menambahi dengan tenang. Arsiparis biro itu merasa sakit hati, meski dia memiliki perasaan khusus pada Zhao Yuan Shao. Tapi Zhu Shen Mei cukup sadar diri, dia tidak bisa memaksakan kehendaknya. Jika pria itu mencintai dirinya karena mirip dengan mendiang kekasihnya, Zhu Shen Mei bisa apa?“Dari mana kau tahu kalau aku merindukannya? Maksud ku, apa yang kau tahu bagaimana hubungan siluman seperti ku denan Dewi Gunung Li?” tanya Zhao Yuan Shao, sedikit heran. Dia tidak pernah menyinggung Li Shan Niangniang dihadapan Zhu Shen Mei. Lagi pula, bukankah hanya hubungan rekan saja yang tertulis di literatur manusia mengenai hubungan Dewi Gunung Li dengan siluman harimau merah? Setidaknya begitu pikiran Zhao Yuan Shao. Zhu Shen Mei tersenyum samar mendengarnya. “Semua orang di biro ini juga tahu bagaimana hubungan mu d
Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao duduk berdampingan dibwah pohon begonia. Kelopak bunga mulai berguguran, satu-dua ada yang tersangkut di rambut mereka berdua, atau tertinggal di lipatan hanfu keduanya.“Sebentar lagi festival lentera, dan disaat itu biasanya ada banyak siluman yang ikut berhambur bersama kerumunan manusia. Saat itu pasti ada banyak sekali keributan dan kasus-kasus seperti tahun-tahun sebelumnya.” Zhu Shen Mei mulai berbicara lagi, setelah sebelumnya hanya ada keheningan yang menyiksa.Zhao Yuan Shao menoleh sekilas, sebelum akhirnya memilih menatap jauh bintang-bintang yang terhampar di atas langit Kota Changsa.“Meskipun begitu, kau harusnya tenang. untuk tahun ini ada seorang siluman besar yang ikut dalam biro dan bisa mengendalikan siluman-siluman yang menyamar diantara kerumunan itu.” Ujarnya dengan santai, bahkan terdengar seperti sedang main-main.“Masalahnya justru tahun ini ada banyak hal yang terjadi Yuan Shao, dan banyak peristiwa yang belum terpecahkan sepe
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments