“Kalau ingin dihargai oleh orang, hal pertama yang dilakukan adalah menghargai diri sendiri dengan cara merawat diri untuk kesehatan bukan untuk menarik perhatian. Jika seseorang tertarik kepadamu karena kebersihan dirimu maka itulah bonus,” tutur Frank lembut.Frank memberikan ultimatum kepada Alexa terkait perawatan diri dengan tujuan kesehatan. Alexa memerhatikan kulit tangan yang kusam, pori-pori kulit terbuka lalu memerhatikan wajah yang kusam di kamera handphone dengan mengernyitkan dahi.“Astaga, kulitku begini banget,” gerutu Alexa sambil memiringkan kepala ke kanan dan kiri.Sejak mendapat masukan dari Ayah, hinaan dari dua rekan perusahaan Barnett dan saran dari Frank menjadi mementingkan kulit di tubuhnya. Selama ini, ia tidak pernah memerhatikan kulit sama sekali mulai duduk di bangku SMA hingga kerja.“Sekarang waktunya perawatan dan mumpung belum malam banget, salon masih buka. Jadi, aku mengantarkanmu ke salon yang bagus,” kata Frank antusias sembari menggandeng tangann
Frank menoleh ke sumber suara. Bola mata membulat lebar, reflek berdiri ketika melihat perubahan Alexa seratus delapan puluh derajat. Seorang atlet karate mengenakan pakaian feminin dan memoles wajahnya menggunakan make up membuat sahabatnya terkesima dengan kecantikan yang tersembunyi.Frank menatapnya tanpa berkedip sembari melangkah perlahan. Alexa didorong pelan oleh pria genit itu ketika melihat temannya yang tertarik dengan seorang wanita di depannya hingga terjatuh di pelukannya. Dia reflek menangkap tubuhnya dengan memeluk pinggang kecilnya dan wajah yang sangat berdekatan.“Kamu sangat cantik, Alexa.”“Terima kasih. Semua ini karena kamu, Frank.”Alexa tersenyum sembari menatap lamat ketika wajah berdekatan. Ia bisa merasakan napas hangat di pipi. Bahkan, tatapannya sesekali beralih ke bibir Alexa.“Kalau mau lanjut bermesraan di tempat lain, ya,” kata pria genit itu.Pelukan terlepas ketika dia mengatakan hal itu. Alexa dan Frank berdehem sambil mengalihkan tubuhnya. Alexa m
“Apa?”“Sentuh aku!” seru Alexa meninggi dan bola mata membulat.Frank mengalihkan pandangan dan menyingkirkan tangannya ketika mendengar permintaan Alexa yang ingin disentuh. Dia menggeleng beberapa kali sambil memberi jarak posisi duduknya, tetapi tangan Alexa memegang tangan kekarnya dengan erat.Pandangan Frank teralihkan dan memandangi pandangan sendu milik wanita yang dicintai olehnya. Dia terkejut ketika Alexa meminta untuk disentuh olehnya. Dia ingin sekali menyentuhnya, tetapi tidak dalam tanpa pernikahan dengannya sehingga berat untuk menerimanya.“Sentuh aku, Frank!”“Tidak, aku tidak berani menyentuhmu kalau tidak ada pernikahan denganku!” Frank menolak keras permintaan sahabatnya itu.“Aku masih gadis, Frank.”Frank terdiam saat mendengar pengakuan Alexa masih gadis. Entah apa yang terjadi di antara mereka sampai tidak ada sentuhan. Namun, satu sisi, dia teringat dengan perkataannya di malam pertamanya yang sibuk dengan suaminya.“Sentuh aku!” seru Alexa kesekian kali.Ha
“Ikut aku ke ruangan.”Barnett meminta Alexa untuk ikut ke ruangannya bersama Deana. Alexa sudah bisa menebak atas hal yang hendak dibicarakan olehnya. Ia hendak memasuki ruangannya, Deana diminta untuk tidak ikut masuk dan ikut campur urusannya.“Kamu ngapain ikut ke sini?”“Aku ada urusan dengan Pak Barnett.”“Aku? Kamu bisa menggunakan kata saya saat bicara dengan saya atau yang lainnya?” Alexa menegur Deana tegas.“Masuk Alexa.”Deana terdiam ketika ditegur oleh Alexa. Alexa masuk ruangan Barnett dengan menutup pintu rapat dan menguncinya lalu merapatkan kordennya agar tidak dilihat oleh orang lain. Ia duduk di depannya dengan pura-pura tidak tahu hal apa pun.“Semalam di mana kamu?”“Aku? Kenapa kamu tanya keberadaanku? Penting buatmu? Tidak, kan?” tanya Alexa sambil menunjuknya dan tersenyum miring.“Aku tanya keberadaanmu karena tidak mau ketahuan Papa yang di mana, hubungan rumah tangga terjadi sesuatu.”“Hubungan rumah tangga kita memang sudah terjadi sesuatu dan semuanya dar
Pengganti Frank untuk Alexa saat tidak bersamanya adalah boneka beruang dengan hiasan pita di sebelah kanan, mengenakan pakaian terusan berwarna putih dan terdapat love di bagian tengah pakaiannya.Melihat boneka beruang lucu masih bisa dipegang dan diusap dengan tangannya membuat garisan panjang di bibir tak mereda sembari memandanginya. Hadiah pertama yang didapatkan olehnya dari seorang pria. Selama menjadi sahabatnya, dia tidak pernah memberi apa pun kepadanya.“Terima kasih untuk boneka lucu ini.”“Sama-sama. Kamu suka sama bonekanya?”“Aku suka karena dia manis dan menggemaskan,” jawabnya yang tiada henti menorehkan senyuman kepadanya.“Saat kamu marah dan tidak ada aku di sampingmu, kamu bisa peluk, cubit dan yang membuatmu puas.”Alexa hanya tersenyum saat mendengar ucapannya yang tiada henti untuk mengingatkannya. Saat ini, suasana hatinya sedang tak karuan dengan berbagai macam masalah yang ditimbulkan oleh suaminya.‘Andai kamu adalah suamiku, aku pasti bahagia bersamamu, t
“Apa?”“Kamu tidak dengar kata-kataku?” Barnett bertanya dengan intonasi penekanan.“Aku mendengarnya, tapi berikan alasan yang kuat saat Kakak mengusirnya!” tekan Helena sampai keluar urat lehernya.“Bawa dia keluar atau aku yang menyeret dia keluar dari rumah ini!” ancam Barnett menekan.Helena menggeleng pelan sembari meneteskan butiran bening ketika Barnett memintanya untuk mengusir Jayde, teman spesialnya. Entah apa yang terjadi padanya sampai berbicara keras kepada adiknya.Alexa hanya terdiam saat melihat ketegasan Barnett yang mengusir seorang pria yang dibawa oleh Helena. Dia tidak bisa membantu adik iparnya ketika suaminya sudah melakukan ekspresi seperti itu. Pasti ada sesuatu yang diketahui oleh Barnett tentang sosok Jayde.“Kakak jahat!” bentak Helena seraya menghentakkan kaki ke lantai dan membanting kursi di lantai.“Tidak apa, Sayang. Kamu tidak boleh bersikap seperti itu kepada kakakmu,” kata Jayde menenangkan Helena.“Lihat Kak, dia membelamu tanpa menyalahkanmu!” ge
Helena hanya mengangkat kedua pundaknya bersamaan. Dia tidak menanyakan tujuan ke mana Barnett pergi. Alexa memegang pundaknya sekilas dengan senyuman tipis.Pria beristri tidak mengatakan tujuan ke mana dia pergi membuat Alexa menaruh kecurigaan kepadanya bahwa dia pergi dengan wanita lain sehingga tidak ingin diketahui keberadaannya.Wajar dia menaruh perasaan seperti itu karena hari libur, pergi membawa koper di pagi hari sangatlah tidak wajar. Tidak ada pekerjaan penting minggu ini, apalagi hari libur.Alexa terduduk di kursi meja makan dengan memandangi meja polos berwarna cokelat muda dan dahi mengernyit. Jantung berdegup kencang ketika Barnett tidak ada di sampingnya.Apakah harus menanyakan kepada Papa tentang pekerjaannya di hari libur? Namun, semua itu tidaklah benar. Jika bertanya pada mertua malah menjadi masalah besar, apalagi ancamannya terhadap Barnett dan teringat dengan ucapan ibunya.Helaan napas panjang keluar dari hidungnya. Ia berharap mertua dan orang tuanya tida
Sikap Helena yang sudah membaik kepada Barnett membuatnya tersenyum karena mereka bisa dekat dan bertanya banyak hal sehingga Alexa berada di dekatnya dan cukup mendengar.Alexa juga ingin tahu yang dikatakan oleh Barnett terkait keberadaannya. Apakah dia berbohong atau tidak. Semua bisa diselidiki dengan cara yang mudah dan ketahuan saat dia berbohong.“Kakak ada di … Bandung.”“Wah, ada acara di Bandung sampai membawa koper segala?”“Acara kantor dan sampai hari minggu. Jadi, kamu temani Alexa dulu.”“Kalau ada acara apa pun itu berkabar sama istri atau orang rumah kalau ada orang di rumah. Kakak jangan melakukan kebiasaan yang dulu masih sendiri agar Mbak Alexa gak khawatir dan memiliki pemikiran yang buruk.”“Ssst diam.”“Aku gak akan diam sampai Kakak bilang iya. Kakak sudah menikah dan istri berhak tahu di mana pun suaminya pergi dan sama siapa. Jangan dingin dan kaku jadi pria, Kak!” cerocos Helena sembari melirik Alexa.“Berisik. Kakak masih hmm … sibuk.”“Kak—”Panggilan terp