Share

Penguasa Kultivasi Beladiri Tertinggi
Penguasa Kultivasi Beladiri Tertinggi
Penulis: Junaidi Al Banjari

BAB 1. Menulis Ulang Takdir

“Mengapa seperti ini?”

Seorang lelaki berusia sekitar tiga puluh tahunan melayang di udara. Ia melihat ke bawah seluas mata memandang hampir seluruh permukaan bumi yang dilihatnya terbakar api. Mayat-mayat bergelimpangan jumlahnya tak terhitung.

Lelaki berpakaian kemerahan itu meneteskan air mata. Nampak jelas ada perasaan menyesal dari dalam dirinya. Beberapa saat kemudian langit yang tadinya merah api kini perlahan berubah menjadi gelap.

Seluruh bumi kini dilanda kegelapan. Langit yang gelap tanpa cahaya membuat api yang tadinya berkobar padam. Lalu di langit muncul bayangan wajah berwarna kemerahan dan mulai berbicara.

“Bagus Qiang Fan! kau telah melakukan semuanya dengan baik. Kini dunia manusia akan menjadi milikku sang Raja Kegelapan. Hahaha…!”

Lelaki berpakaian kemerahan yang bernama Qiang Fan begitu terpukul oleh bayangan wajah yang mengakui dirinya sebagai Raja Kegelapan. Bayangan wajah itu secara tidak langsung mengatakan apa yang terjadi saat ini adalah perbuatan lelaki berusia tiga puluh tahunan itu.

***

“Tidaaaaak!”

Seorang pemuda berusia delapan belas tahunan terlonjak dari pembaringannya. Ia langsung duduk dengan nafas tersengal-sengal. Tubuhnya penuh dengan keringat sementara wajahnya sangat pucat.

“Anakku! syukurlah kau telah sadar nak. Sudah satu pekan ini kau tidak sadarkan diri?” ucap lelaki separuh baya berusia 45 tahunan yang bergegas memasuki kamar ketika pemuda berusia delapan belas tahunan yang dipanggil Qiang Fan itu berteriak.

“A-ayah… Ba-bagaimana mungkin?”

Qiang Fan nampak sangat bingung. Ia seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sesaat ia coba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.

“Apa mungkin aku kembali ke masa lalu?” Qiang Fan membatin.

Qiang Fan kemudian bangkit. Ia langsung menuju bak air yang tersedia. Kali ini Qiang Fan benar-benar terkejut setengah tidak percaya. Ia memang benar-benar kembali ke masa lalu. Saat di mana ia masih berusia delapan belas tahun.

“Sekarang tahun berapa ayah?” tanya Qiang Fan mencoba meyakinkan diri.

“Sekarang tahun 810 bulan kelima di hari keempat belas. Satu pekan lamanya kau tidak sadarkan diri setelah mendapatkan pukulan Tuan Muda Wang. Beruntunglah kau sudah sadarkan diri, aku kira kau akan pergi selamanya anakku!” ucap ayah Qiang Fan yang bernama Qiang Lau itu.

Qiang Fan mencoba mengingat kembali apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang ia tahu di keadaan sebelumnya ia akan hilang kesadaran selama empat puluh hari lamanya. Saat itulah ayahnya yang merupakan keluarga terkaya di kota Hong Sha, tempat tinggalnya itu akan menjual semua harta bendanya.

Di masa depan akhirnya Qiang Fan mengetahui semua adalah akal bulus keluarga Wang. Ia ternyata bukan hanya di hajar oleh putra tunggal keluarga Wang itu, namun juga diracuni. Racun itulah yang membuat ia lumpuh hingga tak sadarkan diri dalam waktu yang lama.

Yang ia tak mengerti mengapa racun dingin itu benar-benar sudah menghilang dari dalam tubuhnya. Padahal ia belum diberi pengobatan sama sekali. Qiang Fan yang penasaran mencoba memeriksa keadaan tubuhnya.

“Praktisi Pemula, Ranah Membangkitkan Energi Sejati…” gumam Qiang Fan mengawang dalam tanda tanya.

Ranah kultivasi yang dirasakan Qiang Fan saat ini ia berada di tingkatan terbawah. Sementara di masa depan ia sudah berada di tingkatan Kaisar Beladiri Ranah Jiwa Sejati. Pemuda itu berhasil membangkitkan Jiwa Phoenix Merah di dalam tubuhnya.

“Aneh sekali, kultivasi ku masih berada di tingkat praktisi pemula, namun dalam tubuhku sudah memiliki kekuatan jiwa sejati. Sepertinya kekuatan jiwa sejati inilah yang telah menyembuhkan semua racun di dalam tubuhku. Apakah kekuatan Jiwa Phoenix Merah ikut terbawa ke masa lalu ini?”

“Apakah kau baik-baik saja?” tanya Qiang Lau yang melihat anaknya seperti orang linglung kebingungan.

“Tenang saja ayah, aku sudah sembuh. Kau tidak perlu menukarkan peta rahasia keluarga kita untuk mendapatkan penawar dari Tabib Yin. Tabib itu merupakan orang suruhan keluarga Wang. Mereka sengaja meracuniku agar memberikan peta itu,” ucap Qiang Fan.

Qiang Lau dibuat terkejut oleh ucapan anaknya, satu-satunya di dunia ini yang ia miliki dan alasannya masih hidup sampai sekarang. Pasalnya tidak ada yang mengetahui rencananya itu kecuali ia sendiri dengan Tabib Yin yang mengetahui rencana itu. Bagaimana mungkin Qiang Fan yang sedang tak sadarkan diri mengetahui itu semua.

Qiang Lau tersenyum seraya mengangguk. Ia juga tidak ingin menanyakan kepada anaknya mengapa Qiang Lau mengetahui apa yang sudah direncanakan.

“Kau istirahatlah dulu, malam sudah mulai larut. Biarlah kita bicarakan semua besok. Kakek dan semua pamanmu pasti senang mendengar kau sudah sadarkan diri.”

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Babang Petir
Awal yang menarik
goodnovel comment avatar
Meri Sajja
baru sekarang ketemu penulis urang Banjar. Bagus babar novelnya. salut. semangat lah jgn kendor. salam hangat
goodnovel comment avatar
Susanlyne Akse Kosapilawan
suka.... permulaan yg menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status