Share

BAB 2. Terjebak Sebuah Tantangan

Keesokan harinya semua orang utama keluarga Qiang berkumpul. Mereka nampak senang mendengar kesembuhan Qiang Fan dari penyakitnya. Bahkan sang pemimpin keluarga, Qiang Chao yang juga kakeknya Qiang Fan turut muncul di tempat itu.

“Cucuku, rezekimu memang besar. Racun Bulu Angsa Es yang bersarang di tubuhmu tiba-tiba menghilang. Padahal tidak sembarang orang bisa mengobati racun ganas itu. Tapi di tubuhmu ia hilang dengan sendirinya, apakah itu bukan rezeki dari langit!”

Qiang Chao nampak sangat senang setelah melihat keadaan cucunya. Salah satu master beladiri di kota Hong Sha itu sangat lega perpecahan akan terjadi di keluarganya. Sempat ia mendengar desas desus Qiang Lau anaknya itu melakukan perjanjian dengan Tabib Yin yang terkenal memiliki sifat licik dan jahat itu  untuk kesembuhan sang putera. Dan semua itu mendapat pertentangan dari putra-putranya yang lain sehingga  sempat membuat keadaan memanas.

"Semua berkat rezeki besar yang dimiliki oleh kakek dan paman-paman sehingga aku bisa sembuh. Seandainya bukan karena kalian tentu aku sudah menjadi jasad yang tak bernyawa," ucap Qiang Fan menjawab ucapan kakeknya.

Qiang Fan sebenarnya merupakan anak berbakat dan sangat disayangi di keluarganya. Namun sayang bakat hebatnya itu tiba-tiba hilang sewaktu ia masih berusia sepuluh tahun mendapat serangan musuh dan tulang raja spiritual di tubuhnya dicuri. Sehingga ia hanya menjadi orang yang sangat lemah kemampuannya. Namun semua itu sudah ia atasi di masa depan yang pernah ia lalui.

“Hahaha… kau anak yang baik. Aku yakin kelak kau akan dapat menggantikan tulang spiritual yang telah dicuri orang itu sehingga kau akan menjadi seorang ahli beladiri tingkat tinggi Dan tak terkalahkan,” ucap Qiang Chao mencoba menghibur Qiang Fan walau dalam hatinya merasa hal itu tidak mungkin terjadi. 

“Kakek… Keluarga Wang membikin ulah lagi!”

Seorang pemuda berusia dua puluh tahunan tiba-tiba masuk dan nimbrung dalam pembicaraan. Pemuda itu merupakan putra dari Qiang Fu putra tertua dari Qiang Chao. Ia bernama Qiang Yun.

“Sangat tidak sopan!” bentak Qiang Fu melihat anaknya masuk tanpa memberi hormat.

“Ma-maaf ayah! Salam Hormat kakek, dan paman-paman semua!” 

Qiang Yun yang menyadari kekeliruannya langsung menjura memberi penghormatan kepada kakek dan paman paman nya. Kemudian ia pun menceritakan apa yang membuat pemuda itu tergesa-gesa masuk ke aula pertemuan.

Brakkkk!

“Bedebah orang-orang Wang ini!” bentak Qiang Chao.

Patriark keluarga Qiang itu menggebrak meja di depannya dengan keras. Ia begitu marah setelah membaca selebaran yang bertuliskan akan adanya pertandingan persahabatan antara pemuda dari keluarga Wang dan lima pemuda keluarga Qiang. Siapa pun yang akan menjadi pemenangnya maka akan menjadi majikan dari lima pemuda yang lain selama satu tahun.

“Bodoh sekali kau Qiang Yun! mengapa kau tandatangani surat tantangan ini? apa kau tidak sadar kemampuanmu!” bentak Qiang Fu setelah membaca surat edaran berita tentang pertarungan yang akan berlangsung.

Anak-anak Qiang Chao yang lain hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Mereka tahu ini pasti  ulah anak mereka sendiri yang tidak bisa menahan emosi. Sehingga mereka dengan mudah dijebak oleh para pemuda dari keluarga Wang. Tentu akan sangat memalukan apabila pemuda dari keluarga mereka menjadi budak keluarga Wang walaupun hanya setahun. 

“Hmmm… nasi sudah menjadi bubur, mau tidak mau kita akan membiarkan mereka bertarung. Sayang Qiang Fan tidak seperti dulu yang memiliki bakat bagus. Kalau tidak tentu aku tidak akan khawatir. Namun dengan keadaan kita seperti sekarang, sudah dapat dipastikan pihak kita lah yang akan kalah nantinya," desah Patriark keluarga Qiang.

“Aku akan ikut, kek! Aku tidak ingin nama keluarga kita direndahkan dengan menjadi pembantu orang selama setahun,” ucap Qiang Fan.

"Jangan asal bicara kau Qiang Fan.  Diantara kita generasi muda kau lah yang paling lemah. Sampai sekarang kau masih di ranah dasar membangun tenaga. Bagaimana bisa kau melawan mereka yang rata-rata sudah berada di ranah penguatan delapan belas titik meredian. Apakah kau ingin mati konyol,” ucap Qiang Yun yang nampak kesal.

“Semua ini salahmu A-Yun. Kalau saja kau tidak gegabah tentu keluarga kita tidak akan dipermalukan. Dan kau juga A-Fan, meski A-Yun itu sudah salah tapi apa yang dikatakannya itu adalah benar. Kau tidak mungkin ikut dalam pertandingan itu,” ucap Qiang Fu menasehati keponakannya.

“Tapi aku yakin bisa menang melawan mereka paman tertua!” sahut Qiang Fan.

Qiang Chao merasakan sesuatu yang luar biasa dari diri Qiang Fan. Entah mengapa ia mempercayai ucapan cucunya itu. Namun tidak mungkin ia mengijinkan yang ikut bertarung tanpa alasan. Namun inilah satu-satunya harapan yang dimiliki oleh keluarganya.

“Baiklah, aku akan mengizinkanmu apabila kau mampu mengalahkan kakak sepupumu itu!” 

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nayla TK B3
berbayarkah?
goodnovel comment avatar
Mokh Saefudin
... makin asik saja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status